Monday, September 22, 2014

hakikat dakwah



Hakikat Dakwah Islam
Istilah  “dakwah” diungkapkan secara lan gsung oleh Allah SWT dalam ayat-ayat al-Qur’an. Kata “dakwah” di dalam al-Qur’an diungkapkan kira-kira 198 kali yang tersebar dalam 55 surat ( 176 ayat). Kata “dakwah” oleh al-Qur’an digunakan secara umum. Artinya, Allah masih menggunakan istilah da’wah ila Allah (dakwah Islam) dan da’wah ila al-nar (dakwah setan). Oleh karena itu, dalam tulisan ini dakwah yang dimaksud adalah da’wah ila Allah (dakwah Islam).[1]
Isi buku tersebut adalah deskripsi tentang dakwah atau ajakan. Dakwah atau ajakan yang dimkasud dalam buku tersebut adalah Islam. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Islam (تعريف الإسلا)
في حديث جبريل -عليه السلام؛ حيث جاء بهيئة أعرابي، يسأل رسول الله -صلى الله عليه وسلم؛ ليسمع الحاضرون ويتعلَّموا أمور دينهم، جاء في هذا الحديث: "فأخبرني عن الإسلام" فقال -صلى الله عليه وسلم: "الإسلام أن تشهد أن لا إله إلّا الله وأنَّ محمدًا رسول الله، وتقيم الصلاة، وتؤتي الزكاة، وتصوم رمضان، وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلًا".
Berdasarkan hadits tersebut, diketahui bahwa Islam adalah ajaran yang terdiri dari bagian-bagian pokok sebagai berikut:
1.      Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan meyakini jika Muhammad adalah Rasul Allah (Syahadatain/شهادتين).
2.      Mendirikan solat lima waktu (الصلوات المكتوبة)
3.      Mengeluarkan zakat bagi yang berhak (8 asnaf/berhak menerima zakat)
4.      Berpuasa pada bulan Ramadhan (صوم رمضان)
5.      Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu (من استطاع إليه سبيلا)

. Islam adalah Ketundukan
Allah menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai hambaNya yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang menduga-duga sehingga banyak di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang benar adalah ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya alam tunduk patuh berserah diri. (QS. 4:125) Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).

2. Islam adalah Wahyu Allah
Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup) kepada manusia. Tujuanya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan yang benar menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi seluruh bidang kehidupan: politik, hukum, sosial, budaya, dan sebagainya. Dengan demikian, manusia akan tenteram dan damai, hidup rukun dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan ridha Tuhannya. (QS. Al-Baqarah: 38) Karena kebijaksanaanNya, Allah tidak menurunkan banyak agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan akan merugikan penganutnya di akhirat nanti. Sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya Ad-Dien yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. 3:19) Sebab, Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah turunkan kepada para RasulNya terdahulu. Dengan kata lain, setiap Nabi adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam. Ada pun agama-agama yang lain seperti Yahudi dan Nasrani adalah penyimpangan dari ajaran wahyu yang dibawa oleh para nabi tersebut.

3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Perhatikan kesaksian Alquran bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi atau pun Nasrani. (QS. 2:132) Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru. (QS. 3: 84) Menurut pandangan Alquran, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa a.s. Nama agama ini sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil yang diajarkan Isa a.s.. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Musa a.s.. Diberi nama dengan nama salah satu Suku Bani Israil, Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan pemikiran para pendeta dan ajarannya ditinggalkan.
4. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah Orang yang ingin melihat Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma'shum (terpelihara dari kesalahan) dalam mengamalkan Islam. Beliau membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad saw yang langsung terkontrol perilakunya oleh Allah dan RasulNya. Jadi, para sahabat Nabi tidaklah ma'shum bagaimana Nabi, tapi mereka istimewa karena merupakan pribadi-pribadi didikan langsung Nabi Muhammad saw.
Islam adalah akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, ruhani dan amal, Alquran dan pedang sebagaimana telah dibuktikan dalam hidup Nabi, para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.

5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh
Allah. (QS. 6:153; 45:18)

6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam. Allah menyeru (manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). (QS. 10:25) Dengan enam prinsip di atas kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya." Sebagai ajaran, Islam tidak terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan. (QS.5:3)[2]






2. Rukun Islam (أركان الإسلام)
ذكرنا حديث جبريل وفيه جواب النبي -صلى الله عليه وسلم- بأنه: "الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأنَّ محمدًا رسول الله، وتقيم الصلاة، وتؤتي الزكاة، وتصوم رمضان، وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلًا". وعلى هذا فأركان الإسلام في ضوء هذا الحديث الشريف ثلاثة: الأول: شهادة أن لا إله إلا الله، الثاني: شهادة أنَّ محمدًا رسول الله، الثالث: العمل الصالح وفي ذروته الصلاة والزكاة والصوم والحج، وإنما ذكرت هذه الأربعة لأهميتها، وللتنبيه إلى ضرورة العمل الصالح للمسلم، وأنه لا يكفي التلفظ بالشهادتين، بل لا بُدَّ من العمل بمضمونها. فلا بُدَّ من الكلام عن هذه الأركان الثلاثة، وعلى هذا نقسم هذا الفصل إلى ثلاثة مباحث، ونحصص لكل ركنٍ مبحثًا على حدة.
Hadist ini menjelaskan tentang rukun-rukun dalam Islam. Rukun Islam bisa diartikan dengan bagian-bagian pokok atau pondasi dasar terbangunnya Islam. Pondasi dasar tersebut terdiri dari: dua syahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji bagi yang telah memenuhi syarat.

3. Karakteristik atau ciri khas Islam (خصائص الإسلام)
للإسلام خصائصه الخاصة به التي تميزه عن غيره تمييزًا واضحًا بارزًا، فهو من حيث مصدره من عند الله، وهذه هي خصيصته الأولى.
وهو من حيث مدى ونوع العلاقات التي ينظمها والأفعال التي يحكمها شامل، وهذه هي خصيصته الثانية.
وهو من حيث الأشخاص الذين يحكمهم، عامّ لجميع البشر، باق لا يزول، وهذ هي خصيصته الثالثة.
وهو من حيث نوع الجزاء الذي يصيب مخالفه أو متبعه ذو جزاء أخروي، بالإضافة إلى جزائه الدنيوي، وهذه خصيصته الرابعة.
وهو من حيث نزوعه إلى المثالية دون إغفالٍ للواقع، مثالي وواقعي، وهذه هي خصيصته الخامسة.
وعلى هذا سنقسِّم هذا الفصل إلى خمسة مباحث، ونجعل لكل خصيصة مبحثًا على حدة.

Berdasarkan ungkapan tersebut, diketahui bahwa Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.      Dari segi sumbernya.
Islam adalah sebuah ajaran kehidupan yang bersumber langsung dari Allah swt yang diwahyukan kepada nabi Muhammad saw yang kemudian didakwahkan kepada seluruh umatnya.
2.      Dari segi ruang lingkupnya.
Islam adalah ajaran yang mengatur seluruh pola hidup manusia. Menyediakan hukum-hukum yang meliputi semua perilkau manusia.
3.      Dari segi yang berhukum padanya
Islam adalah ajaran agama yang berlaku bagi seluruh umat manusia tidak terkecuali. Hukum berlaku mulai Islam ada sampai hari kiamat tiba.
4.      Dari segi sanksi atau balasan bagi yang membangkangnya
Islam memberikan sanksi atau balasan bagi yang menentang perintah Allah. Sanksi berlaku untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5.      Dari segi kecondongannya
Islam mengajarkan kepada manusia untuk selalu memperhatikan apa yang nyata di depannya bukan melaliakaannya atau bahkan meninggalkannya.
4. Sistem Islam
قلنا في خصائص الإسلام: إنَّه شامل، ومن مظاهر شموله: أحكامه المتعلقة بالأخلاق وبعلاقات الناس فيما بينهم، وهذه الأحكام تكوّنُ كل مجموعة منها نظامًا خاصًّا في موضع خاصّ، مثل أحكام الأخلاق تكوّن نظام الأخلاق في الإسلام، ومثل أحكام الأسرة وهي المتعلقة بالأسرة وأفرادها، وهي تكوّن نظام الأسرة، وهكذا.
kami mengatakan dalam sifat Islam: Ini yang komprehensif, dan manifestasi dari cakupan: ketentuan yang berkaitan dengan etika dalam orang hubungan di antara mereka sendiri, dan ketentuan ini akan siap, termasuk sistem khusus dalam posisi khusus, seperti ketentuan etika menjadi sistem etika dalam Islam, seperti ketentuan dari keluarga yang berhubungan dengan keluarga dan anggotanya , yang merupakan sistem keluarga, dan sebagainya.

5.      Tujuan Islam
إنَّ مقاصد الإسلام التي دلَّ استقراء نصوص الشريعة عليها، هي تحقيق مصالح العباد وردء المفاسد والأضرار عنهم في العاجل والآجل، وبهذا كله تتحقق لهم السعادة الحقة في حياتهم هنا وحياتهم هناك، وبهذا صرَّح المحققون من علماء الإسلام، قال الإمام العز بن عبد السلام: "إن الشريعة كلها مصالح؛ إمَّا درء مفاسد، أو جلب مصالح"1، وقال شيخ الإسلام ابن تيمية: "إن الشريعة الإسلامية جاءت بتحصيل المصالح وتكميلها، وتعطيل المفاسد وتقليلها"2، وقال تلميذه الإمام ابن قيم الجوزية: "الشريعة مبناها وأساسها على الحكم ومصالح العباد في المعاش والمعاد، وهي عدل كلها ورحمة، ومصالح كلها وحكمة كلها"3، وقال الشاطبي في موافقاته: "إنها -أي: الشريعة- وضعت لمصالح العباد"4.

Tujuan Islam yang Del ekstrapolasi teks Syariah mereka, adalah untuk mencapai kepentingan orang dan kejahatan celaka dan menyakiti mereka di masa depan dan maju, dan semua ini dicapai mereka kebahagiaan sejati dalam hidup mereka di sini dan kehidupan mereka di sana, dan ini peneliti mengatakan kepada ulama Islam, Imam mengatakan Ezz Bin Abdulsalam: "The Syariah semua kepentingan, baik menangkal kejahatan, atau membawa kepentingan" 1, Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: "The Syariah Islam datang kepentingan pengumpulan dan ditambah, dan menonaktifkan jahat dan meminimalkan" 2, kata muridnya Imam Ibnu Jawziyah: "Syariah loa dan berdasarkan aturan dan kepentingan dari orang-orang di pensiun dan daur ulang, yang merupakan keadilan keseluruhan dan belas kasihan, dan kepentingan seluruh dan kebijaksanaan dari seluruh "3, kata Shatby di موافقاته:" ini - yaitu: hukum - dan menempatkan kepentingan rakyat "4.

            Objek Dakwah (Mad’u)

الفصل الأول: التعريف بالمدعو ومَا لَه ومَا عَلَيْه
من هو المدعو؟
587- الإنسان، أيّ إنسان كان، هو المدعو إلى الله تعالى؛ لأنَّ الإسلام رسالة الله الخالدة، بعث الله به محمدًا -صلى الله عليه وسلم- إلى الناس أجمعين، قال تعالى: {قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا}

Objek dakwah artinya orang yang diajak atau didakwahi. Lalu siapa orang yang harus didakwahi, menurut keterangan diatas setiap manusia , dan Allah mengutus Nabi Muhammad untuk menyampaikan hal tersebut keseluruh manusia dengan kata lain sasaran dakwah itu umum tidak hanya khusus laki-laki atau wanita atau suku bangsa tertentu. Yang menjadi objek dalam dakwah semua manusia dengan beragam kelas dan golongannya. Abdul Karim Zaidan membagi objek dakwah ke dalam 4 (empat) golongan;
a.          Kaum Bangsawan (al-Mala’)
- يَسْتَعمل القرآن الكريم كلمة "الملأ" في قصصه عن الرسل الكرام وما جرى لهم مع أقوامهم، "والملأ" كما يقول المفسرون: هم أشراف القوم وقادتهم ورؤساءهم وساداتهم1
Yang dimaksud dengan kaum bangsawan ialah orang-orang terkemuka yang berperan sebagai pemimpin atau penguasa dalam suatu komunitas masyarakat. Mereka adalah pembesar-pembesar dan orang-orang yang berpengaruh di tengah masyarakatnya, baik dia muslim maupun kafir.
Peran dakwah bagi kaum bangsawan banyak memberikan hal-hal positif diantaranya akan mempermudah proses penyebaran isi dakwah selanjutnya karena orang-orang ini dianggap berpengaruh terhadap masyarakat sekitarnya, melalui merekalah masyarakat dapat melihat contoh sebenarnya dari perbuatan baik yang seharusnya dilaksanakan.

b.         Masyarakat Umum (Publik)
نريد من قولنا: جمهور الناس معظمهم؛ لأن جمهور كل شيء معظمه وأكثره، والمقصود بمعظم الناس ما عدا "الملأ"، وقد تكلَّمنا عنهم وهم عادة قلة، أمَّا ما عداهم فهم أكثرية الناس في أيِّ مجتمع بشري، وهؤلاء الجمهور يكونون عادة مرءوسين للملأ وتابعين لهم، كما يكونون غالبًا فقراء وضعفاء ويباشرون مختلف الأعمال والحِرَف.
Mereka adalah rakyat atau masyarakat kebanyakan yang pada umumnya menjadi pengikut para tokoh atau penguasa setempat (al-Mala1}. Lazimnya mereka terdiri dari orang-orang lemah dan miskin.
Dakwah pada masyarakat umum inilah yang sering dituju oleh para dai sebab dalam masyarakat terdiri dari banyak golongan yang masing-masing memiliki pemikiran sendiri-sendiri oleh sebab itu dengan adanya dakwah di masyarakat umum inilah yang diharapkan dapat menyatukan pemikiran-pemikiran dari masing-masing golongan tersebut.
c.          Orang-orang Munafik
المنافق في الاصطلاح الشرعي: هو الذي يظهر غير ما يبطنه ويخفيه، فإن كان الذي يخفيه التكذيب بأصول الإيمان فهو المنافق الخالص، وحكمه في الآخرة حكم الكافر، وقد يزيد عليه في العذاب لخداعه المؤمنين بما يظهره لهم من الإسلام، قال تعالى: {إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ}
Orang munafik adalah orang yang menampakkan dukungan di depan, tetapi di belakang ia berlawanan. Orang-oran munafik merupakan objek dakwah yang paling berat karena keberadaan mereka tidak mudah diketahui.
Para dai hendaknya lebih menyiapkan lagi strategi-strategi dakwah khusus terhadap golongan ini, sebab dari golongan inilah biasanya isi dakwah akan tidak dipergunakan atau malah dibelokkan. Maka dari itu agaknya seorang dai harus berhati-hati jeli terhadap apa yang disampaikannya dan lebih waspada terhadap gangguan yang datang justru dari orang yang dianggapnya setuju namun mengatakan sebaliknya dibelakang.

d.        Orang-orang Yang Maksiat
نريد بالعصاة كصنفٍ من أصناف الناس مَنْ كان عندهم أصل الأيمان وهو الإقرار بشهادة أن لا إله إلّا الله وأن محمدًا رسول الله، ولكنَّهم لا يقومون بحقوق هذه الشهادة، فهم يخالفون بعض أوامر الشرع ويرتكبون بعض نواهيه، ومنهم المكثِر من المعاصي، ومنهم المقِلّ، ومنهم بين ذلك على درجات كثيرة جدًّا ومتنوعة جدًّا، لا يحصيها إلّا الله تعالى.
Golongan yang keempat ini lebih tertuju kepada umat Islam yang dalam kehidupan sehari-harinya sering malakukan hal-hal yang dilarang oleh dalam Islam. Pada dasarnya mereka adalah kaum beriman, akan tetapi keimanannya tidak kokoh sehingga tidak jarang melakukan kemaksiatan.

Sedangkan Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi 3 golongan  yaitu:
1.      golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir secara  kritis, cepat menangkap persoalan
2.      golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertiaan yang tinggi.
3.      Golongan yang berbeda dengan golongan diatas yaitu mereka-mereka yang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu tidak sanggup amendalami dengan benar.[3]

Pertama, Golongan Mukmin[4]
Mereka adalah orang-orang yang meyakini kebenaran dakwah kami, percaya kepada perkataan kami, mengkagumi prinsip-prinsip kami, dan menemukan padanya kebaikan yang kebaikan yang menenangkan jiwanya. Kepada orang seperti ini kami mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami agar jumlah para mujahid semakin banyak, dan agar dengan tambahan suara mereka, suara para da'i akan semakin meninggi.
Iman takkan punya arti bila tidak disertai dengan amal. Akidah tak akan memberi faedah bila tidak mendorong penganutnya untuk berbuat dan berkorban demi menjelmakannya menjadi kenyataan. Begitulah yang terjadi pada generasi terdahulu umat ini, dimana Allah melapangkan dada mereka untuk menerima hidayah-Nya. Mereka mengikuti jejak para Nabinya, beriman kepada risalahnya, dan berjihad dengan jihad yang benar dalam menegakkan misi suci itu. Kami berharap agar Allah swt. berkenan memberikan pahala yang banyak kepada para pendahulu ini, ditambah dengan pahala orang-orang yang mengikuti jejak mereka, tanpa mengurangi pahala orang yang mengikuti itu.
Kedua, Golongan orang yang ragu-ragu
Boleh jadi mereka orang-orang yang belum mengetahui secara jelas hakikat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat di balik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. akan halnya golongan ini, biarkanlah mereka bersama keraguannya, disarankan agar mereka tetap berhubungan dengan kami lebih dekat lagi, membaca tulisan-tulisan kami dan apa saja yang terkait dengan kami –baik dari jauh mauhpun dari dekat, mengunjungi persatuan dan institusi kami, dan berkenalan dengan saudara-saudara kami. Setelah itu, insyaAllah hati mereka akan tenteram dan dapat menerima kami. Begitulah juga tabiat golongan manusia peragu, yang menjadi pengikut para rasul zaman dahulu.
Ketiga, Golongan yang Mencari Keuntungan
Boleh jadi mereka adalah kelompok yang tidak ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan kebendaan yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Kepada mereka ini kami hanya ingin mengatakan, "Menjauhilah! Disini hanya ada pahala dari Allah jika kamu memang benar-benar ikhlas, dan syurga-Nya jika ia melihat ada kebaikan dalam hatimu. Adapun kami, kami adalah orang-orang yang miskin harta dan populariti. Semua yang kami lakukan adalah pengorbanan dengan apa yang ada di tangan kami dan dengan segenap kemampuan yang ada pada kami, dengan harapan bahawa Allah akan meridhai. Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong."
Bila kelak Allah menyingkap tabir kegelapan dari hati mereka dan menghilangkan kabut keserakahan dari jiwanya, niscaya meraka akan tahu bahawa sesungguhnya apa yang ada disisi Allah itu jauh lebih baik dan lebih kekal. Kami percaya, hal itu akan mendorongnya bergabung dengan barisan Allah. Saat itu, dengan segala kemurahan hati mereka akan mengorbankan seluruh hartanya demi memperoleh balasan Allah di akhirat kelak. Apa yang ada padamu (manusia) akan habis musnah, dan apa yang ada di sisi Allah akan abadi. Andaikan tidak demikian, sungguh Allah tidak memerlukan orang yang tidak melihat bahawa hak Allah-lah yang pertama harus ditunaikan, pada diri, harta, dunia, akhirat, hidup, dan matinya. Begitulah yang pernah terjadi, ketika sekelompok orang enggan berba'iat kepada Rasulullah saw. Kecuali jika nantinya beliau bersetuju memberikan posisi kekuasaan setelah Islam menang. Pada waktu itu Rasulullah saw. hanya menyatakan bahawa bumi ini adalah milik Allah, yang ia wariskan kepada siapa yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya kemenangan akhir selalu menjadi milik orang-orang yang bertaqwa.
Keempat, Golongan yang Berprasangka Buruk
Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami, mereka selalu melihat kami dengan kacamata hitam pekat, dan tidak berbicara tentang kami kecuali dengan pembicaraan yang sinis. Prasangka buruk telah mendorong mereka terus berada pada keraguan, kesinisan, dan gambaran negatif tentang kami.
Bagi kelompok seperti ini, kami bermohon kepada Allah swt., agar berkenan memperlihatkan kepada kami dan kepada mereka kebenaran sebagai kebenaran dan memberi kekuatan kepada kami untuk mengikutinya, serta memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberi kekuatan kepada kami untuk menjauhinya. Kami memohon kepada Allah swt. agar berkenan menunjuki kami dan mereka ke jalan yang lurus.
Kami akan selalu mendakwahi mereka jika mereka mahu menerima, dan kami juga berdoa kepada Allah swt. agar berkenan menunjuki mereka. Memang, hanya Allah-lah yang dapat menunjuki mereka. Kepada Nabi-Nya Allah berfirman tentang segolongan manusia,

y7¨RÎ) Ÿw ÏöksE ô`tB |Mö6t7ômr& £`Å3»s9ur ©!$# Ïöku `tB âä!$t±o 4 uqèdur ãNn=÷ær& šúïÏtFôgßJø9$$Î/ ÇÎÏÈ  
56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Al-Qashash: 56).



[1] Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer(Purwokerto: STAIN Purwoketo Press,2006), hlm 26
[2]
[3] Wahyu ilaihi. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Hal. 20
[4] Abu Ridhwan. 2008. Imam Syahid Syaikh Hasan Al-Banna

No comments:

Post a Comment