Tuesday, February 6, 2018

MENGENAL BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

MENGENAL BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN
A.      TEORI TERCIPTANYA BUMI
Theory Big Bang
Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

Teori Kabut Kant-Laplace
Teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796) dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

Teori Planetesimal
http://i854.photobucket.com/albums/ab104/fantoinic/images-7.jpgTeori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.

Teori Pasang Surut Gas
http://i854.photobucket.com/albums/ab104/fantoinic/TerbentuknyaBumi-1.jpg
Teori ini dikemukakan Leh Jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.



http://i854.photobucket.com/albums/ab104/fantoinic/TerbentuknyaBumi.jpg
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya




B.      GERAK ROTASI,REVOLUSI DAN PRESESI BUMI

Rotasi Bumi
Merujuk pada gerakan berputar planet Bumi pada sumbunya. Bumi berputar ke arah timur, atau jika dilihat dari utara, melawan arah jarum jam. Akibat pergerakan pada sumbunya, setiap daerah di bumi mengalami siang dan malam, walaupun dengan panjang siang dan malam yang bisa berbeda-beda. Masa rotasi Bumi pada sumbunya dalam dalam hubungannya dengan bintang ialah 23 jam, 56 menit dan 4.091 detik. Masa rotasi dalam kaitannya dengan Matahari ialah 24 jam.

Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Sepanjang Bumi berevolusi, rotasi bumi tidak selalu tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan berosilasi dengan kemiringan yang membentuk sudut hingga 23,50 derajat terhadap matahari. Sudut ini diukur dari garis imajiner yang membelah kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan garis khatulistiwa.

Presesi Bumi
presesi2Gerak presesi bumi disebut juga gerak gasing bumi. Gerak presesi bumi merupakan salah satu pergerakan bumi dalam ruang inersia dimana sumbu rotasi bumi dan bidang ekuator bumi tidaklah tetap, melainkan bergerak yang sifatnya rotasional. Pergerakan bumi dalam ruang ini merupakan respon dari ketidaksimentrisan dan non-rigiditas dari bumi terhadap gaya tarik bulan, matahari dan planet-planet lain. Periode gerak presesi bumi atau waktu yang dibutuhkan oleh sumbu bumi dalam satu kali putaran lengkap (360˚) kurang lebih 26.000 tahun.



C.      KARAKTERISTIK LAPISAN KULIT BUMI DAN PERGESERAN BENUA
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari,sinar ultra ungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer.Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu.Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70°C hingga 50°C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari.
http://2.bp.blogspot.com/-0jo45Q3xp_s/TrgpI4RpwxI/AAAAAAAAGWg/96NucvQQ-Js/s320/7-lapisan-bumi.gifBumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.
Komposisi Bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
§  Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
§  Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C. Fungsinya melindungi inti bumi.
§  Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a.       Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
b.       Inti bumi bagian dalam mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.


D.      KELAYAKAN PLANET BUMI UNTUK KEHIDUPAN

Bumi Punya Air dan Sistem Penjernihannya
Allah SWT menyebutkan bahwa Dia menciptakan kehidupan dari air, sebagaimana firman-nya berikut ini:  Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatumenjadi hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al-Anbiya': 30)
KAGAYA024Air dari seluruh daratan Bumi mengalir ke lautan. Berkumpullah air kotor dari seluruh aktifitas makhluk hidup daratan. Di lautan itu terjadi berbagai proses biokimiawi dari ekosistem laut untuk diberisihkan kembali. Dalam waktu yang bersamaan air samudera itu diuapkan oleh panas matahari menjadi awan. Maka terjadilah penyulingan air laut besar-besaran sepanjang tahun. Awan itu kemudian digiring ke wilayah-wilayah yang membutuhkan air bersih di seluruh permukaan Bumi, dan turun sebagai hujan.

Bumi Punya Udara
Ciri khas makhluk hidup adalah bernafas. Manusia dan hewan butuh Oksigen dan tumbuhan butuh Karbondiksida. Di Bumi, keduanya tersedia dalam jumlah yang seimbang. Atmosfer kita mengandung oksigen dalam kadar yang pas sekali. Tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit. Jumlahnya sekitar 21% dari udara yang tersedia. Jika kurang dari itu, akan menyebabkan problem pernafasan. Sebaliknya, kalau melebihi secara radikal bakal menyebabkan proses oksidasi di muka Bumi berjalan tidak terkendali. Di antaranya, tingkat kebakaran dan kekeroposan logam-logam bakal melonjak secara dramatis.

Punya Daratan
Ada beberapa planet besar dalam tata surya kita, seperti planet Yupiter,
Saturnus dan Uranus. Tapi sayangnya ketiga planet itu tidak memiliki daratan, semuanya gas. Tentu saja tidak mungkin dihuni oleh manusia.  Karena tidak ada tempat berpijak. Di dalam Al-Quran disebutkan
Bahwa manusia ditempatkan oleh Allah SWT di daratan dan juga lautan. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan dan di lautan. (QS. Yunus: 22)

Suhu Yang Cocok
Bumi punya sistem pemanasan dan pendingan otomatis yang sangat canggih, sehingga tidak membeku atau memanas secara ekstim, meski kerjanya keliling matahari.

Bumi Punya Atap Pelindung Buat Penghuninya
Angkasa luar itu ternyata ganas dan mematikan. Setidaknya yang kita tahu ada dua ancaman, pertama tabrakan benda angkasa (meteorit) dan kedua adalah ancaman dari sinar matahari. Sinar matahari apalagi badai matahari akan membuat semua makhluk hidup mati seketika.
Maka diperlukan sebuah atapyang melindungi makhluk hidup dari serbuan meteorit dandan jugacahaya yang mematikan itu. Dan atap itu dimiliki oleh bumi kita tercinta hasil pemberian Allah SWT.
Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara , sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda yang terdapat padanya. (QS. Al-Anbiya': 32)

Bumi Punya Gunung dan Lembah
Menurut para ahli, perputaran permukaan bumi itu telah menyebabkan timbulnya angin kencang di atmosfernya. Lantas kenapa itu tidak menyebabkan angin badai? Karena angin itu dihalangi dan diperlambat oleh permukaan Bumi yang tinggi rendah berbentuk gunung dan lembah.
Maka sekilas kalah kita baca ayat berikut ini, kita akan sadar bahwa bumi ini memang diciptakan untuk manusia dan makhluk hidup.
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An Naml: 88 )

Bumi Mempunyai Pabrik Makanan Buat Makhluk Hidup
Planet Bumi ini secara sistemik bisa memproduksi dan menyediakan berbagai kebutuhan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Berbagai macam tanaman dan pepohonan menghasilkan buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, biji-bijian, dan beraneka ragam kebutuhan manusia.
Di sisi lain Allah menyediakan berbagai macam hewan dan binatang ternak. Mulai dari berbagai jenis ikan yang hidup di perairan dan samudera, binatang-binatang yang hidup di daratan, sampai pada beragam unggas yang beterbangan. Semuanya memberikan ragam makanan hewani.
Dan anehnya, mereka memiliki mekanisme otomatis untuk bereproduksi secara berkelanjutan. Kecuali, manusia sudah merusak tatanan keseimbangan ekosistem yang ada. Maka rusaklah mekanisme alamiah itu. Dan rusak pula sumber-sumber makanan kita.

KLASIFIKASI HADITS DARI ASPEK KUANTITAS PERAWI



KLASIFIKASI HADITS DARI ASPEK KUANTITAS PERAWI


Abstrak: Hadits adalah adalah satu sumber pedoman hidup bagi muslim seluruh dunia setelah Al-Quran, dan hadits itu berjumlah tidaklah sedikit. Oleh sebab itu, perlu adanya pengklasifikasian serta riset tentang hadits mengenai kebenarannya, periwayatannya serta asbabul wurudnya. Salah satu bentuk pengklasifikasian hadits yang dilakukan oleh para ahli hadits adalah berdasarkan kuantitas perawinya. Dalam pengklasifikasian hadits tersebut terdapat dua jenis hadits, yang pertama adalah hadits mutawatir, yaitu , hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak yang menurut adat dan logika, mereka tidak mungkin berdusta, diriwayatkan dari orang banyak seperti mereka pula dan mereka menyandarkan hadits ini kepada sesuatu yang bisa dirasakan oleh indera. Yang kedua adalah hadits ahad, yaitu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits mutawatir atau tidak memenuhi sebagian dari syarat-syarat mutawatir. Dalam dua jenis hadits tersebut terdapat beberapa jenis didalamnya, syarat-syaratnya, serta dalam hadits-hadits tersebut terdapat konsekuensi-konsekuensi apabila kita mengingkarinya.
Kata kunci: Hadits, Mutawatir, ahad, perowi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telah kita ketahui dan maklumi bersama,bahwa Ada keadaan –keadaan yang di ketahui dengan perantaraan akal ,seperti mengetahui bahwa satu di tambah satu hasilnya adalah dua ,dan setiap yang terjadi sudah ada yang menjadikanya.Ada keadaan –keadaan yang di ketahui dengan perantaraan pancaindra,seperti mengetahui si Ahmad itu mengatakan begini dan Si Ahmad itu melakukan begini,perkataan si Ahmad ini didapati mengunakan indra pendengaran dan perbuatan si Ahmad dengan indra penglihatan.
Maka barang atau berita yang seharusnya di ketahui dengan perantaraan indra ,dengan di dengar atau di lihat sendiri ,dapat juga di ketahui dengan cara di kabarkan oleh orang yang mendengar atau yang melihatnya .dalam hal ini tidak semua khabar yang di sampaikan oleh seseorang itu benar .tetapi adakalanya benar dan juga dusta atau salah..oleh karena itu wajiblah kita untuk meneliti dan memeriksa secara seksama jalan jalan untuk membenarkan khabar yang telah sampai kepada kita ,baik jalan itu menghasilkan khabar atau hanya sekedar menghasilkan dhan saja .
Pada saat ini hadists dari Rosululloh bagi kita sudah jelas tidak ada yang bisa memperolehnya lagi dengan jalan mendengar atau melihatnya lagi secara langhsung dari rosulallah.kita hanya bisa menerimanya dengan jalan pemberitaan ,oleh karena itu bersikap kritis dan analitis untuk menyikapinya. 
Secara umum kita bisa membagi jenis-jenis hadits menjadi dua kelompok besar dengan berdasarkan jumlah perawinya. Yang pertama adalah hadits mutawatir, yang diriwayatkan oleh orang banyak. Yang kedua adalah hadits Ahad, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak, tapi tidak sampai sejumlah hadits mutawatir.
Jadi hadits ahad itu bukanlah hadits palsu atau hadits bohong, namun hadits yang shahih pun bisa termasuk hadits ahad juga. Meski tidak sampai derajat mutawatir. Hadits ahad tidak ditempatkan secara berlawanan dengan hadits shahih, melainkan ditempatkan berlawanan dengan hadits mutawatir.
Untuk pembahasan lebih lanjut akan penyusun paparkan selanjutnya.Kemudian penyusun berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagi semua ,baik di dunia maupun akherat.
Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan hadis Mutawatir dan hadis Ahad ?
2.    Apa saja syarat-syarat hadis Mutawatir dan Ahad  ?
3.    Apa kedudukan hadis Mutawatir dan hadis Ahad ?
Tujuan
1.    Mengetahui pengertian hadis Mutawatir dan hadis Ahad
2.    Mengetahui syarat-syarat hadis Mutawatir dan Ahad
3.    Mengetahuikedudukan hadis Mutawatir dan hadis Ahad

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Klasifikasi Hadits Secara Kuantitas
Ulama berbeda pendapat tentang pembagian hadits yang ditinjau dari segi kuantitas ini. Maksud dari segi kuantitas disini adalah dengan menelusuri jumlah para perawi yang menjadi sumber adanya suatu hadits. Para ahli ulama ada yang mengelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu hadits mutawatir, masyhur, dan ahad, ada juga yang membaginya hanya dua saja yaitu hadits mutawatir, dan ahad.
Pendapat pertama yang menjadikan hadits masyhur berdiri sendiri dan tidak termasuk bagian dari hadits ahad, dianut oleh sebagian ahli ushul, salah satunya Abu Bakar Al-Jassas (305-370 H). Pendapat kedua diikuti oleh kebanyakan ulama ushul dan ilmu kalam, menurut mereka hadits masyhur bukan merupakan hadits yang berdiri sendiri, akan tetapi hanya bagian dari hadits ahad, sehingga mereka membaginya menjadi dua macam saja yaitu mutawatir dan ahad.
Menurut Mahmud Thahhan, ditinjau dari segi kuantitas (jumlah) perawi / sanadnya, maka Hadits terbagi menjadi 2 macam:
1)      Jika memiliki jalur (sanad) yang jumlah perawinya tidak terbatas pada bilangan yang pasti, maka disebut dengan Hadits Mutawatir.
2)     Jika memiliki jalur (sanad) yang jumlah perawinya bisa dihitung dengan bilangan tertentu, disebut dengan Hadits Ahad.
Pengertian Hadis Mutawatir
Secara bahasa (etimologi) kata "mutawatir" berarti mutatabi,  yakni berturut-turut,  beruntun,  susul - menyusul . Maksutnya beriring-iringan atau berturut-turut antara satu dengan yang lain.  Secara istilah  hadis mutawatir adalah :
هو خير عن محسوس رواه عدد جم يجب في العادة احا لة اجتماعهم وتواط ئهم على الكذب.
"Suatu hadis hasil tanggapan dari panca  indera,  yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil  mereka berkumpul dan  bersepakat dusta".
Buku "tafsir fi mustalahi alhadis" Mahmud Tahlan mendefinisikan Mutawatir adalah :
ما رواه جمع كثير تحيل العادة تواطؤهم على الكذب عن مثله  الى منتهاه
"Hadis yang diriwayatkan  oleh sejumlah orang banyak yang menurut kebiasaan mustahil sepakat dalam kebohongan mulai dari awal sanad hingga akhir sanad".
Hadits yang dapatdijadikanpegangandasarhukumsuatuperbuatanharuslahdiyakinikebenarannya.KarenakitatidakmendengarhadisitulangsungdariNabi Muhammad SAW, makajalanpenyampaianhaditsituatau orang-orang yang menyampaikanhaditsituharusdapatmemberikankeyakinantentangkebenaranhaditstersebut.Dalamsejarahparaperawidiketahuibagaimanacaraperawimenerimadanmenyampaikanhadits. Ada yang melihatataumendengar, ada pula yang dengantidakmelaluiperantaraanpancaindera, misalnyadenganlafazdiberitakandansebagainya.Disampingitu, dapatdiketahui pula banyakatausedikitnya orang yang meriwayatkanhaditsitu.
Apabila jumlah yang meriwayatkan demikian banyak yang secara mudah dapat diketahui bahwa sekian banyak perawi itu tidak mungkin bersepakat untuk berdusta, maka penyampaian itu adalah secara mutawatir.
Syarat-syarat Hadis Mutawatir
Suatuhaditsdapatdikatakanmutawatirapabilatelahmemenuhipersyaratansebagaiberikut :
Ø Jumlah  periwayatnya harus mencapai suatu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka bersepakat bohong. Para ulama berbeda-beda pendapat  tentang batasan yang diperlukan untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta.
ü  Abu Tayyib menentukan sekurang-kurangnya empat orang, pendapat tersebut diqiyaskan dengan banyaknya saksi yang diperlukan hakim untuk tidak memberi vonis kepada terdakwa.
ü  Ashabu ash-Shafii menentukan minimal lima orang.  Pendapat tersebut mengqiyaskannya dengan jumlah para nabi yang mendapat gelar ulu alazmi.
ü  Menurut ibnu hajar al asqalani dan Imam nabawi dalam kitab tadribu rawi sekurang-kurangnya sepuluh orang rijal yang thiqah disetiap tingkatan sanad . Ini pendapat  yang paling rajih menurut ahli hadis.
ü  Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya dua puluh orang.
Ø Periwayat yang jumlahnya banyak ini menurut kebiasaan tidak mungkin sepakat bohong.
Ø Periwayat yang jumlahnya banyak dan tidak mungkin sepakat berbohong ini terjadinya disetiap tingkatan sanad mulai dari awal hingga akhir sanad.
Ø Sandaran beritanya adalah panca indera dan ditandai dengan kata-kata yang digunakan dalam meriwayatkan sebuah hadits, seperti: kata سمعنا (kami telah mendengar), رأينا (kami telah melihat), لمسنا (kami telah menyentuh), dan sebagainya. Jika sandaran beritanya adalah akal semata, seperti: pendapat tentang alam semesta yang bersifat huduuts (yang baru), maka hadits tersebut tidak disebut hadits mutawatir.
Klasifikasi Hadis Mutawatir
a.    Hadis Mutawatir Lafdzi
Adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi dengan redaksi (lafal) danmakna yang sama. Contoh :
قل رسول الله صلي الله عليه وسلم : من كذب علي متعمدا فليتبوا مقعده من النارز
“barang siapa sengaja berdusta kepadaku maka hendaklah bersiap-siap menempati tempatnya di neraka”
Menurut Abu Bakar Al Bazzar,hadis tersebut diriwayatkan oleh empat puluh sahabat dengan susunan redaksi dan makna yang sama dan termahir.
Diriwatkan oleh hampir semuaimam-imam al k-utubu as siitah, diantaranya
1)      Bukhori dari Abul Walid dari Shu’bah dari jami’tu bin Shidad dari Amir bin Abdullah dari Abdullah bin zubair dari zubair dari Nabi SAW.
2)      Abu Dawud dari Amru bin Aun dan Musaddad keduanya dapat hadisdari Khalid  al-Makna dari Bayan bin Bishrin dari Wabirah bin Abdurrahman dari Amir bin Abdullah bin Zubar dari Zubair dari Nabi SAW
3)      Darami dari Abdullah bin Shalih dari Al-Laithi dari Yazid bin Abdullah dari Amru bin Abdullah Abdullah bin Urwah dari Urwah bin Zubair dari Zubair dari Nabi SAW
4)      Ibnu Majah dari Abu Bakar bin Shaibah dan Muhammad bin Basyar keduanya dari Ghandur Muhammad bin Jakfar dari Jami’u bin Syidad dari Amir bin Abdullah dari Abdullah bin Zubair dari Nabi SAW
5)      Tirmidzi dari Abu Hisham dari Abu Bakar dari Ashim dari Zirrin dari Abdullah bin  Mas’ud dari Nabi SAW
6)      Tirmidzi dari Sufyan bin Waqi’ dari Waqi’ dari Sharik dari Manshur dari Rib’iy bin Harash dari Ali dari Nabi SAW
7)       Tirmidzi dari Sufyan bin Waqi’ dari Waqi’ dari Sharik dari Samak dari Abdurrahman dari Ibn Mas’ud dari Nabi SAW
8)      Ibnu Majah dari Muhammad bin Rimh dari Al-Laitsy dariIbnu shihab dari Anas bin Malik dari Nabi SAW
9)      Ahmad dari Muhammad bin Fudail dari A’mash dari Hubaib dari Tsa’labah dari Ali bin Abi Talib dari Nabi SAW
10)  Ibu Majah dari Ismai’il bin Musa dari Sharik dari Samak dari Abdurrahman dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW
b.    Hadis Mutawatir Maknawi
Adalah hadis mutawatir yang susunan redaksi atau lafalnya berbeda-beda antara periwayat yang satu dengan yang lainnya, tetapi makna masing-masing redaksi lafal tersebut sama.
Contoh : hadis mengangkat tangan di kala berdoa
قل مسلم حدثنا ابو بكر بن ابي شيبة حدثنا يحي بن ابي بكير عن شعبة عن ثا بت عن انس قل رايت رسول الله صلي الله عليه وسلم يرفع يديه في الدعاء حتي يري بيا ض ابطيه
Hadis riwayat imam Muslim dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Yahya bin abi Bakar dari Syu’bah dari Thabit dari anas R.A. berkata : “Aku telah melihat Rosulullah SAW mengangkat kedua tangannya dalam doa hingga putih-putih ketiak beliau tampak.”
http://1.bp.blogspot.com/-MG0ESkwMLUw/Tj55xPXnDEI/AAAAAAAAAEI/BJZCKXK9_Ls/s1600/untitled9.GIF
Artinya :
"Rasulullah SAW tidakmengangkatkeduatanganbeliaudalamdoa-doanyaselaindalamdoasalatistiqa' danbeliaumengangkattangannya, sehingganampakputih-putihkeduaketiaknya."
(HR. Bukhari Muslim)
Hadis yang semacam itu tidak kurang dari tiga puluh buah dengan redaksi yang berbeda-beda.
c.    Mutawatir ‘Amaly
Yaitu hadis yang diriwayatkan dengan jumlah sanad yang Mutawatir namun hanya berupa pengamalan saja tanpa lafal, seperti cara shalat Nabi, cara haji Nabi dan yang lain.
Kedudukan Hadis Mutawatir
Para ulama menegaskan bahwa hadis mutawatir membuahkan “ilmu qat’i” (pengetahuan yang pasti), yakni pengetahuan yang pasti bahwa perkataan, perbuatan, dan persetujuan berasal dari Rosulullah SAW.
Para Ulama juga menegaskan bahwa hadis mutawatir membuahkan “ilmu daruri” (pengetahuan yang sangat memaksa untuk diyakini kebenarannya), yakni pengetahuan yang tidak dapat dipungkiri bahwa perkataan, perbuatan, atau ketetapan yang disampaikan oleh hadis itu benar-benar berasal dari Rosulullah SAW.
Buku-buku yang ditulis tentang hadis Mutawatir
a.    Al-Azhar al-Mutanathiroh fi al-Akhbar al-Mutanathiroh oleh Jalaluddin as-suyuti
b.    Qatfu al-Azharyaitu ringkasan kitab tadi oleh Jalaluddin as-Suyuti
c.    Nazdmu al-Mutanathiroh min Alhadis al-Mutanithiroh oleh Muhammad bin Ja’far al-kinani
Pengertian Hadis Ahad
Menurut bahasa berasal dari kata Ahad adalah jamak dari waahid atau ahad yang artinya “satu”. Menurut istilah seperti yang ditulis oleh Mahmud Tahlan dalam bukunya “Taisiru fi Mustalahi Alhadis” adalah
هو ما لا يحتوى علي شروط التواتر
“hadis  yang tidak memenuhi syarat hadis mutawatir”
Klasifikasi Hadis Ahad
a.    Hadis Mashur
Mashur, menurut bahasa, berarti yang sudah tersebar atau yang sudah populer. Menurut Istilah, Hadis Mashur adalah :
ما رواه الثلاثة فأكثر ولم يصل درجة التواتر.
“Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, serta belum mencapai derajad mutawatir”.
Contoh : hadis mashur
قل رسول الله صلي الله عليه وسلم : المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده . (رواه البخاري وم مسلم)
Hadis diatas dinamakan hadis masyhur karena diriwayatkan oleh tiga orang rijalu alhadis atau lebih dan belum sampai derajad mutawatir, adapun sanadnya sebabagai berikut:
1)      Tabaqah pertama (sahabat) tiga orang (Jabir, abu Musa, dan abdullah bin Umar)
2)      Tabaqah kedua (tabiin kabir) empat orang (Abu Zubair, abu Burdah bin Abi Musa,  Abi al-Khair, dan as-Sha’bi)
3)      Tabaqah ketiga (tabiin shagir) lima orang (Ibnu Juraih, Abu Burdah bin Abdullah, Yazid, Ismail, dan Abi Safar)
4)      Tabaqag keempat (atba’tabiin kaabir) empat orang (abu Ashim, Yahya, Ibn al haris, dan shubah)
5)      Tabaqah kelima (atba’ tabiin shagir) empat orang (Hasan, Abdullah bin Humaid, Said, Ibn Wahab, dan adam bin Abbas)
Tabaqah selanjutnya abu Thahir, Bukhori, dan Muslim.Selain hadis Masyhur secara istilahi juga ada hadis Masyhur yang berarti terkenal, adapun macam-macamnya sebagai berikut :
v Masyhur di antara para ahli hadits secara khusus, misalnya hadits Anas : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah melakukan qunut selama satu bulan setelah berdiri dari ruku’ berdoa untuk (kebinasaan) Ra’l dan Dzakwan” (HR. Bukharidan Muslim.
v Masyhur di kalanganahlihaditsdanulamadan orang awam, misalnya :
المسلمون من سلم المسلمون من لسانه ويده
”Seorangmuslimadalah orang yang kaummusliminselamatdarilisandantangannya” (HR. Bukharidan Muslim).
v Masyhur di antaraparaahlifiqh, misalnya :
أبغض الحلال إلى الله الطلاق
”Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah talaq” (HR. Al-Hakim; namun hadits ini adalah dla’if).
v Masyhur di antaraulamaushulfiqh, misalnya :
إذا حكم الحاكم ثمٌ إجتهد فأصاب فله أجران وإذا حكم فإجتهد ثمٌ أخطأ فله أجر
”Apabila seorang hakim memutuskan suatu perkara, kemudian ia berijtihad dan ijtihadnya itu benar, maka dia memperoleh dua pahala, dan apabila ijtihadnya itu salah, maka dia memperoleh satu pahala”
v Masyhur di kalangan masyarakat umum, misalnya : ”tergesa-gesa adalah bagian dari perbuatan syaithan” (HR. Tirmidzidengansanadhasan. LihatNudhatun-Nadharhalaman 26 danTadribur-Rawihalaman 533).
Hadits masyhur dari segi diterima atau ditolak, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu shahih, hasan, dan dha’if.
v Contoh hadits masyhur yang shahih adalah
v  ﺇنما لأعمال باالنيات.
“Bahwasanya segala amal itu dengan niat”.
Hadits ini termasuk muttafaq ‘alaih (disetujui keshahihannya oleh Bukhari dan Muslim).
v Contoh hadits masyhur yang hasan:
v      لاضرر ولا ضرار.                                                               
“Tidak boleh membiarkan bahaya datang dan tidak boleh mendatangkan bahaya”.
Hadits ini diriwayatkan dari nabi SAW, melalui banyak sanad yang dapat menempatkannya dalam derajat hasan atau shahih. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Nawawi dalam kitab al-Arba’in.
v Contoh hadits masyhur yang dha’if:
v      أطلبوا العم ولو بالصين.
“Carilah ilmu walaupun ke negeri China”.
Hadits ini diriwayatkan melalui banyak sanad dari Anas dan Abu Hurairah, namun semua sanadnya tidak terbebas dari rawi yang cacat (majruh) dengan pencacatan (jarh) yang cukup serius. Oleh karena itu, hadits diatas merupakan bagian dari hadits masyhur yang dha’if.

Buku-buku yang berisitentangkumpulanhaditsmasyhur, antaralain :
1.    Al-Maqaashidul-Hasanah fiimaa Isytahara ‘alal-Alsinah, karya Al-Hafidh As-Sakhawi.
2.    Kasyful-Khafa’ wa Muzilul-Ilbas fiimaa Isytahara minal-Hadiits ‘alal Asinatin-Naas, karya Al-Ajluni.
3.    Tamyizuth-Thayyibi minal-Khabitsi fiimaa Yaduru ‘alaa Alsinatin-Naas minal-Hadiits, karya Ibnu Daiba’ Asy-Syaibani.
4.    Asna Al-MathalibolehSyekh Muhammad bin SayyidBarsiwi.

b.    Hadis Aziz
Hadis Aziz menurut bahasa berarti hadis yang mulia atau hadis yang kuat atau hadis yang jarang karena memang hadis aziz itu jarang ada.
Para ulama memberikan definisi sebagai berikut :
Hadis Aziz adalah :
ما رواه اثنان ولو كا نا في طبقة وا حدة. ثم رواه بعد ذلك جماعة.
“Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu Tabaqah saja, setelah itu orang-orang meriwayatkannya”.
Definisi menurut Mahmud Tahlan adalah :
ما رواه اثنان في جميع طبقا ت السند.
Hadis aziz adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh dua orang rijalu alhadis salah satu dari semua tingkatan sanad.Contoh :
قا ل رسول الله صلي الله عليه وسلم : نحن الاخرون السابقون يوم القيامة.
“Rosulullah SAW bersabda : “kita adalah orang yang paling akhir (di dunia) dan yang paling dulu di hari kiamat”.
Hadis ini dinamakan hadis aziz karena di tingkat sahabat hanya dua orang yaitu Hudzaifah bin al-Yaman dan Abu Hurairah, walaupun thabaqah setelah diriwayatkan oleh rijalu alhadis yang jumlahnya banyak.
c.    Hadis Gharib
Hadis Gharib (menurut bahasa) berarti hadis yang terpisah atu menyendiri dari yang lain. Menurut istilah :
مانفرد بروايته شخص في أي مو ضع وقع التفرد به من السند.
Hadis yang dalam sanad nya, terdapat seseorang yang sendirian dalam meriwayatkannya, pada salah satu dari semua tingkatan sanad.
Ditinjau dari segi bentuk penyendirian rawi tersebut, hadis gharib terbagi menjdai dua macam, yaitu gharib mutlak dan gharib nisbi.
1)   Hadis gharib mutlak
Apabila periwayat yang sendirian tersebut ada pada tingkatan sanad yang pertama. Jika haidsnya marfuk, periwayat pertama yang sendirian tersebut adalah sahabat. Jika hadisnya mawquf, periwayat pertama yang sendirian tersebut adalah tabiin. Jika hadisnya maqtuq, periwayat yang pertama yang snedirian tersebut adalah atbak tabiin. Gharib mutlak juga disebut Al-Fardu al-Mutlaq atau al-Fardu saja.
Contoh :
قل النبي صي الله عليه وسلم : الايمان بضع وسبعون شعبة والحياء شعبة من الايمان
“Nabi Muhammad bersabda, “Iman itu bercabang-cabang 73 cabang. Malu itu salah satu cabang dari iman”.
Hadis ini dinamakan hadis gharib mutlak karena thabaqah pertamanya yaitu Abu Hurairah sendirian meriwayatkan hadis.
2)   Hadis gharib nisbi
Gharib nisbi adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu orang rijalu al hadis pada salah satu tingkatan sanad selain tingkatan sanad yang pertama.
Hadis gharib nisbi ada tiga bentuk, yaitu :
a)    Sendiriannya seorang thiqah
Yaitu hadis yang sanadnya satu atau lebih dari satu. Namun pada salah satu tingkatan sanad selain tingkatan sanad yang pertama, hanya ada satu rijal yang thiqah.
Definisi lain yaitu hadis yang sanadnya banyak, tetapi yang thiqah hanya satu. Namun definisi ini lemah.
Seperti ada ucapan “tidak ada orang yang thiqah yang meriwayatkan kecuali fulan”.
ما كان يقرأ به رسول الله صلي الله عليه وسلم في الاضحي والفطر فقال كان يقرأ فيهما بق والقران المجيد واقتربت الساعة وانشق القمر.
Hadis ini dinamakan gharib nisbi (sendiriannya seorang thiqah) karena hadis ini sanadnya lebih dari satu. Namun, pada thabaqah IV (yang segenerasi sama imam malik saja, sedangkan yang lain seperti ibnu lahi’ah tidak thiqah.
b)      Sendiriannya periwayat ertentu dari sekh tertentu
c)      Sendiriannya priwayat suatu kota tertentu
Contoh :
امرنا رسول الله صى الله عليه وسلم أن نقرأ بفا تحاة الكتاب وما تيسرمنه
Hadis ini tidak ada yang meriwayatkannya kecuali penduduk kota Basrah.

Kedudukan Hadis Ahad
Hadis Ahad tidak pasti berasal dari Rosulullah SAW, tetapi hanya dugaan berasal dari beliau. Dengan ungkapan lain, bahwa hadis Ahad mungkin benar berasal dari Rosulullah SAW dan mungkin pula tidak benar basal dari beliau
Karena hadis Ahad itu tidak pasti, tetapi diduga berasal dari Rosululah SAW kedudukan hadis Ahad sebagai sumber ajaran Islam berada di bawah kedudukan hadis mutawatir.

KESIMPULAN
Menurut Mahmud Thahhan, ditinjau dari segi kuantitas (jumlah) perawi / sanadnya, maka Hadits terbagi menjadi 2 macam: Hadis Mutawatir dan Hadis Ahad.
Hadis Mutawatir ialah hadis yang diriwayatkan  oleh sejumlah orang banyak yang menurut kebiasaan mustahil sepakat dalam kebohongan mulai dari awal sanad hingga akhir sanad
. Hadis Mutawatir diklasifikasikan menjadi mutawatir lafdi, mutawair maknawi, dan mutawatir ‘amaly.
Kedudukan Hadis mutawatir ialah para ulama menegaskan bahwa hadis mutawatir membuahkan “ilmu qat’i” (pengetahuan yang pasti).   
Hadis Ahad ialah hadis  yang tidak memenuhi syarat hadis mutawatir. Hadis Ahad diklasifikasikan menjadi tiga yaitu hadis Masyhur, hadis Aziz dan hadis Gharib.
Kedudukan hadis Ahad sebagai sumber ajaran Islam berada di bawah kedudukan hadis mutawatir.
DAFTAR PUSTAKA
A.Qadir Hasan, Ilmu MUsthalah Hadits, cet.VII,  Bandung: CV. Diponegoro, 1996.
Mahmud Thahhan, Intisari Ilmu Hadits, cet. 1, Malang: UIN-Malang Press, 2007.
Munzier Suparta, Ilmu Hadits, ed. Revisi, Jakarta: Raja Grafindo, 2002.
Nuruddin ‘Itr, ‘Ulum Al-Hadits 2 (Manhaj An-Naqd Fii ‘Ulum Al-Hadits), cet. 1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994
Tim Guru MGMP, Hadis, CV Mutiara Ilmu Mojosari Mojokerto, 2008