Saturday, July 20, 2019

KONSEP MANAJEMEN DALAM ISLAM ( AL –QUR’AN DAN HADITS )


KONSEP MANAJEMEN DALAM ISLAM
( AL –QUR’AN DAN HADITS )

A.    PENDAHULUAN
Al Quran sebagai sumber utama Islam mengandung segudang hikmah yang berfungsi memberi bimbingan jalan kehidupan manusia. Pada masa Nabi Muhammad SAW  hidup, subtansi dari Al Quran beliau amalkan sendiri dan beliau ajarkan kepada para sahabatnya. Selain Al Quran, perbuatan, ucapan dan sikap dari Nabi Muhammad SAW juga menjadi rujukan dalam kehidupan muslim baik menyangkut hubungan dengan Tuhan, sesama manusia maupun alam. Inilah yang dinamakan dengan hadits.
Al Quran dan hadits diyakini mengandung prinsip dasar menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Penafsiran atas Al Quran dan Hadits perlu senantiasa  dilakukan. Hal ini penting dilakukan, sebab pada satu sisi wahyu dan kenabian telah berakhir sedangkan pada sisi yang lain kondisi zaman selalu berubah seiring dengan perkembangan pemikiran manusia dan tetap mutlak diperlukannya petunjuk yang benar bagi manusia.
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, sehingga eksistensinya dipengaruhi oleh interaksi dengan manusia lain. Di dalam berinteraksi antar individu hingga yang lebih luas mustahil tanpa adanya kiat-kiat atau manajemen. Sudah menjadi kepastian, bahwa Al Quran dan Hadits menjadi referensi dan pandangan hidup dalam aspek kehidupan umat Islam seperti manajemen. Bagaimana Al Quran dan Hadits memandang konsep manajemen? Semua akan dipaparkan pada sub bahasan selanjutnya.





B.     PEMBAHASAN
1.        Pengertian konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri–ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainya. Woodraf dalam Amin (1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) Suatu gagasan atau ide relatif sempurna dan bermakna (2) Suatu pengertian tentang suatu obyek (3) Produk subyektif yang bersal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda–benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek atu benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupkan gambaran menata dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertntu.
2.        Pengertian Manajemen
Istilah manajemen sebenarnya mengacu kepada proses pelaksanaan aktifiitas yang diselesaikan secara efisien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain.[1] Menurut J. Echols, kata management berasal dari manage, yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.[2]Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manjemen berarti pengunaan sumber secara efektif untuk mencapai sasaran.[3] Manajemen menurut Stooner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Beberapa pengertian manajemen di atas pada dasarnya memilki titik tolak yang sama, sehinggga dapat disimpulkan ke dalam beberapa hal, yaitu :
1.    Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapain tujuan melalui suatu  proses.
2.    Manajemen merupakan suatu sistem kerja sama dengan pembagian peran yang jelas
3.    Manajemen melibatkan secara optimal kontribusi orang-orang, dana, fisik, dan sumber–sumber lainnya secara efektif dan efisien.
3.        Fungsi Manajemen
Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manjemen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan suatu proses tertentu dalam fungsi yang terkait.  Fungsi dari manajemen, dapat dijelaskan sebagai berikut:
A.    Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Menurut F. E. Kast dan Jim Rosenzweig, perencanaan adalah suatu kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimalkan efektifitas keseluruhan usaha-usaha, sebagai suatu sistem sesuai dengan tujuan organisasi yang bersangkutan. Fungsi perencanaan antara lain untuk menetapkan arah dan setrategi serta titik awal kegiatan agar dapat membimbing serta memperoleh ukuran yang dipergunakan dalam pengawasan untuk mencegah pemborosan waktu dan faktor produksi lainnya[4].
Hiks dan Guelt menyatakan bahwa perencanaan berhubungan dengan :
1) Penentuan dan maksud – maksud organisasi
2) Perkiraan- perkiraan ligkungan di mana tujuan hendak dicapai
3) Penentuan pendekatan dimana tujuan dan maksud organisasi hendak dicapai.[5]
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah:
a)    Perumusan tujuan yang ingin dicapai
b)   Pemiihan program untuk mencapai tujuan itu
c)    Identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.[6]
Mengenai pentingnya suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang tertuang dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Di antara ayat  Al Quran yang terkait dengan fungsi perencanaan adalah:
Surat Al Hasyr  ayat 18 :

$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr ayat 18).

Perencanaan  yang baik akan dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang akan di putuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana di buat. Perencanaan merupakan aspek penting dari pada manajemen. Keperluan merencankan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat dari keadaan masa lampau. Keadaan sekarang dan disertai dengan usaha–usaha yang akan dilaksanakan. Dengan demikian landasan dasar perencnaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang akan dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya, dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa, sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana akan terealisasikan dengan baik.[7]
Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai berikut :
1.    Karena perencanaan meliputi usaha untuk memetakan tujuan atau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka perencnaan haruslah bisa membedakan poin pertama yang akan dilaksanakan terlebih dahulu.
2.    Dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui tujuan-tujuan yang akan di capai.
3.    Dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan–hambatan yang akan mngkin timbul dalam usaha mencapai tujuan.[8]
Suatu contoh perencanaan yang gemilang dan terasa sampai sekarang adalah peristiwa khalwat dari Rasulullah di gua hira. Tujuan Rasulullah Saw berkhalwat dan bertafakkur dalam gua Hira’ tersebut adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada masyarakat Mekkah. Selain itu, beliau juga mendapatkan ketenangan dalam dirinya serta obat penawar hasrat hati yang ingin menyendiri, mencari jalan memenuhi kerinduannya yang selalu makin besar, dan mencapai ma’rifat serta mengetahui rahasia alam semesta.
Pada usia 40 tahun, dalam keadaan khalwat Rasulullah Saw menerima wahyu pertama. Jibril memeluk tubuh Rasulullah Saw ketika beliau ketakutan. Tindakan Jibril tersebut merupakan terapi menghilangkan segala perasaan takut yang terpendam di lubuk hati beliau. Pelukan erat itu mampu membuat Rasulullah Saw tersentak walau kemudian membalasnya. Sebuah tindakan refleks yang melambangkan sikap berani. Setelah kejadian itu, Rasulullah Saw tidak pernah dihinggapi rasa takut, apalagi bimbang dalam menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia.
Pendidikan Islam mempunyai kedudukan yang tinggi, ini dibuktikan dengan wahyu pertama di atas yang disampaikan Rasulullah Saw bagi pendidikan. Beliau menyatakan bahwa pendidikan atau menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang, laki-laki dan perempuan. Rasulullah Saw diutus dengan tujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia. Itulah yang menjadi visi pendidikan pada masa Rasulullah Saw.
Contoh lain dari perencanaan yang dilakukan Rasulullah Saw dapat ditemukan ketika terjadi perjanjian Hudaibiyyah (shulhul Hudaibiyyah). Dari perjanjian tersebut terkesan Rasulullah Saw kalah dalam berdiplomasi dan terpaksa menyetujui beberapa hal yang berpihak kepada kafir Quraisy. Kesan tersebut ternyata terbukti sebaliknya setelah perjanjian tersebut disepakati. Disinilah terlihat kelihaian Rasulullah Saw dan pandangan beliau yang jauh ke depan. Rasulullah Saw adalah insan yang selalu mengutamakan kebaikan yang kekal dibandingkan kebaikan yang hanya bersifat sementara. Walaupun perjanjian itu amat berat sebelah, Rasulullah Saw menerimanya karena memberikan manfaat di masa depan saat umat Islam berhasil membuka kota Mekkah (fath al Makkah) pada tahun ke-8 Hijriyah (dua tahun setelah perjanjian Hudaibiyah).
B.     Pengorganisasian (organizing)
Kegiatan administartif manajen tidak berakhir setelah perencanaan tersusun. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan itu secara opersional. Salah satu kegitan administratif manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut  orgnisaasi atau pengorganisasian.
Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama ini diadakan pembagian untuk menetapkan bidang-bidang atau fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan. Sistem ini harus senantiasa mempunyai karakteristik antara lain:
1.    Ada kominikasi antara orang yang bekerja sama
2.    Individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja sama
3.    Kerja sama itu ditunjukan untuk mencapai tujuan.[9]
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh kebatilan yang tersusun rapi.
Ali Bin Talib berkata :                                                                                                         
Artinya :
Kebenaran yang tidak terorganisasi dapat dikalah kan oleh kebatilan yang terorganisasi”.

Proses organizing yang menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan sehingga tercapai tujuan, sebenarnya telah dicontohkan di dalam Al Quran.  Firman Allah dalam surat Ali imran ayat 103 menyatakan:
(#qßJÅÁtGôã$#ur È@ö7pt¿2 «!$# $YèÏJy_ Ÿwur (#qè%§xÿs? 4 (#rãä.øŒ$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ øŒÎ) ÷LäêZä. [ä!#yôãr& y#©9r'sù tû÷üt/ öNä3Î/qè=è% Läêóst7ô¹r'sù ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ $ZRºuq÷zÎ) ÷LäêZä.ur 4n?tã $xÿx© ;otøÿãm z`ÏiB Í$¨Z9$# Nä.xs)Rr'sù $pk÷]ÏiB 3 y7Ï9ºxx. ßûÎiüt6ムª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrßtGöksE ÇÊÉÌÈ
Artinya :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (Q.S.Ali Imran ayat 103).

Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan. Sementara itu pengorganisasian dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, Ramayulis menyatakan bahwa “Pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Islam, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan. Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam”.
Dalam kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah SAW telah mencontohkan ketika memimpin perang uhud. Ketika pasukan Islam pimpinan Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan angkatan perang kafir Quraish di dekat gunung Uhud. Nabi SAW mengatur strategi peperangan dengan sempurna dalam hal penempatan pasukan. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang majunya musuh. Pada saat perang berkecamuk, awalnya musuh menderita kekalahan. Mengetahui musuh kocar-kacir, para pemanah muslim meninggalkan pos-pos mereka di bukit untuk mengumpulkan barang rampasan. Pada sisi lain, musuh mengambil kesempatan ini dan menyerang angkatan perang muslim dari arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW mengalami luka yang sangat parah. Orang kafir merusak mayat-mayat kaum Muslim dan menuju Makkah dengan merasa suatu kesuksesan[10].
Dari cerita sejarah Nabi Muhammad SAW yang tertulis di atas, dapat diketahui suatu tindakan pengorganisasian. Nabi Muhammad memerintahkan kepada pasukan pemanah untuk tetap berada di atas bukit dalam keadaan apapun. Ternyata pasukan pemanah lalai dari perintah atasan, kemudian mereka meninggalkan tempat tugasnya dari atas bukit untuk mengambil harta rampasan ketika musuh lari kocar-kacir. Tanpa disadari musuh menyerang balasan dari sebelah bukit yang berakibat pada kekalahan pasukan muslim. Kalau pasukan pemanah memperhatikan dan melaksanakan perintah pimpinan (Nabi Muhammad SAW) tentu  ceritanya akan lain.
C.    Pelaksanaan ( actuating )
Pelaksanaan kerja merupakan aspek terpenting dalam fungsi manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai dengan rencana yang ditetapkan semula, dengan cara yang baik dan benar. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi pelaksanaan ini adalah directing commanding, leading dan coornairing.[11]
Pelaksanaan kerja sudah barang tentu yang paling penting dalam fungsi manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat tingkat teratas sampai terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.
Karena tindakan pelaksanaan sebagaimana tersebut di atas, maka proses ini juga memberikan motivating untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar  dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang ingin dicapai, disertai memberikan motivasi–motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik.
Menurut Hadari Nawawi bimbingan berarti memelihara, menjaga dan menunjukkan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatan tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan. Dalam realitasnya, kegiatan bimbingan dapat berbentuk sebagi berikut:
1.   Memberikan dan menjelaskan perintah
2.   Memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan
3.   Memberikan kesempatan meningkatkn pengetahuan, ketrampilan/kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melksnakan berbagai kegiatan orgnisasi.
4.   Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativits masing – masing.
5.   Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien[12].
Al-Qur’an dalam hal ini sebenarnya telah memberikan pedoman dasar terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfiman dalam surat al–kahfi ayat 2 sebagai berikut :
$VJÍhŠs% uÉZãŠÏj9 $Uù't/ #YƒÏx© `ÏiB çm÷Rà$©! tÏe±u;ãƒur tûüÏZÏB÷sßJø9$# z`ƒÏ%©!$# šcqè=yJ÷ètƒ ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNßgs9 #·ô_r& $YZ|¡ym ÇËÈ  
Artinya :
Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik (Q.S al Kahfi ayat 2).
        Suatu contoh  pelaksanaan dari fungsi manajemen dapat ditemukan pada pribadi agung, Nabi Muhammad Saw.ketika ia memerintahkan sesuatu pekerjaan, beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Rasulullah Saw adalah al Qur’an yang hidup (the living Qur’an). Artinya, pada diri Rasulullah Saw tercermin semua ajaran Al-Qur’an dalam bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah Saw.
D.    Pengawasan
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian. Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula.
Pengawasan adalah salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Dalam al Quran pengawasan bersifat transendental, jadi dengan begitu akan muncul inner discipline (tertib diri dari dalam). Itulah sebabnya di zaman generasi Islam pertama, motivasi kerja mereka hanyalah Allah kendatipun dalam hal-hal keduniawian yang saat ini dinilai cenderung sekuler sekalipun.[13]
Mengenai fungsi pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam al Quran sebagai berikut:
tûïÏ%©!$#ur (#räsƒªB$# `ÏB ÿ¾ÏmÏRrߊ uä!$uÏ9÷rr& ª!$# îáŠÏÿym öNÍköŽn=tã !$tBur |MRr& NÍköŽn=tã 9@ŠÏ.uqÎ/ ÇÏÈ

Artinya :
Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka (Q.S As Syuura ayat 6).

÷bÎ*sù (#qàÊtôãr& !$yJsù y7»oYù=yör& öNÍköŽn=tã $¸àŠÏÿym ( ÷bÎ) y7øn=tã žwÎ) à÷»n=t7ø9$# 3 !$¯RÎ)ur !#sŒÎ) $oYø%sŒr& z`»|¡SM}$# $¨ZÏB ZpyJômu yy̍sù $pkÍ5 ( bÎ)ur öNåkö:ÅÁè? 8pt¤ÍhŠy $yJÎ/ ôMtB£s% öNÍgƒÏ÷ƒr& ¨bÎ*sù z`»|¡SM}$# Öqàÿx. ÇÍÑÈ



Artinya :
Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat) (Q.S As Syuura ayat 48).

     Contoh pengawasan dari fungsi manajemen dapat dijumpai dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut:
Al Bukhari Muslim meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Setelah beberap saat malam lewat, Nabi bangun untuk menunaikan shalat. Beliau melakukan wudhu` ringan sekali (dengan air yang sedikit) dan kemudian shalat. Maka, aku bangun dan berwudhu` seperti wudhu` Beliau. Aku menghampiri Beliau dan berdiri di sebelah kirinya. Beliau memutarku ke arah sebelah kanannya dan meneruskannshalatnya sesuai yang dikehendaki Allah …”.[14]
Dari peristiwa di atas dapat ditemukan upaya pengawasan Nabi Muhammad Saw terhadap Ibnu ‘Abbas yang melakukan kesalahan karena berdiri di sisi kiri Beliau saat menjadi makmum dalam shalat bersama Beliau. Karena seorang makmum harus berada di sebelah kanan imam, jika ia sendirian bersama imam. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membiarkan kekeliruan Ibnu ‘Abbas dengan dalih umurnya yang masih dini, namun Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap mengoreksinya dengan mengalihkan posisinya ke kanan Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam melakukan pengawasan, beliau langsung memberi arahan dan bimbingan yang benar.
4.        Prinsip manajemen
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/ pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini agar tidak kaku dan dapat pula diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas :
A.  Pembagian kerja yang berimbang. Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.
B.  Pemberian kewenangan dan rasa taggung jawab yang tegas dan jelas. Setiap kerabat kerja atau karyawaan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkan kepada atasan secara langsung.
C.  Disiplin. Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjdi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana. Peraturan dan waktu (waktu bekerja) yang telah ditetapkan.
D.  Kesatuan perintah. Setiap kerabat kerja atau karyawaan hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepal seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan kerabat kerja tersebut.
E.   Kesatuan arah. Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada penerima kerja yang sama satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan.[15]
5.        Pemimpin dan Tanggung Jawab
 Menurut C. N Cooley, pemimpin merupakan titik pusat dari suatu kecendrungan dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecendrungan yang memiliki titik pusat [16].
Pemimpin merupakan pengendali dari organisasi sehingga keberadaannya mutlak dibutuhkan. Untuk itu seorang pemimpin harus mempunyai kredibilitas dalam memimpin. Dalam kelompok manusaia manapun, seseorang pemimpin harus memiliki pengaruh di antaranya adalah:
A.  Power eksekutif (pelaksanaan), yaitu pengaruh yang dapat menimbulkan kharisma dan wibawa untuk mengatur anggota kelompok atau untuk mengatur orang lain.
B.  Power legislatif (pembuat hukum) yaitu pengaruh untuk mengatur hubungan antar kelompok .
C.  Power pembuat keputusan, yaitu pengaruh untuk melerai perselisihan yang terjadi dalam penerapan hukum[17].
Setiap kepemimpinan melahirkan tanggung jawab. Kadar kemampuan untuk memimpin juga berbeda pada setiap orang. Kadar kemampuan ini merupakan sunatullah yang mungkin berhubungan dengan lingkungan dan genetik. Mengenai perpedaan potensi pada manusia, Allah berfirman dalam surat Az Zuhruf ayat 32 sebagai berikut:
óOèdr& tbqßJÅ¡ø)tƒ |MuH÷qu y7În/u 4 ß`øtwU $oYôJ|¡s% NæhuZ÷t/ öNåktJt±ŠÏè¨B Îû Ío4quŠysø9$# $u÷R9$# 4 $uZ÷èsùuur öNåk|Õ÷èt/ s-öqsù <Ù÷èt/ ;M»y_uyŠ xÏ­GuÏj9 NåkÝÕ÷èt/ $VÒ÷èt/ $wƒÌ÷ß 3 àMuH÷quur y7În/u ׎öyz $£JÏiB tbqãèyJøgs ÇÌËÈ
Artinya :
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (Q.S Az Zuhruf ayat 32).

Kepemimpianan dalam Islam menghendaki orang yang tepat untuk posisi yang tepat. Orang yang tepat adalah yag terbaik atau ashlah. Untuk mengetahui orang yang tepat biasanya dilakukan dengan cara memahami dengan baik profil suatu jabatan. Jabatan selalu membutuhkan orang–orang yang memenuhi sayarat yang diinginkan oleh jabatan itu. Di samping memamahami suatu profil jabatan orang yang terbaik untuk suatu jabatan dapat pula diperoleh melalui sebuah mekanisme yang mengantarkan pada suatu pilihan yang tepat, yaitu dengan melakukan seleksi tehadap semua yang berkompetensi.[18]
Di antara ayat al–Quran yang menyinggung masalah kepemimpinan ini adalah :
ßôJysø9$# ¬! Ï%©!$# |=ydur Í< n?tã ÎŽy9Å3ø9$# Ÿ@Ïè»yJóÎ) t,»ysóÎ)ur 4 ¨bÎ) În1u ßìÏJ|¡s9 Ïä!$tã$!$# ÇÌÒÈ   Éb>u ÓÍ_ù=yèô_$# zOŠÉ)ãB Ío4qn=¢Á9$# `ÏBur ÓÉL­ƒÍhèŒ 4 $oY­u ö@¬6s)s?ur Ïä!$tãߊ ÇÍÉÈ  
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa.Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku (Q.S Ibrahim ayat 39 dan 40).

Sedangkan Hadits Nabi yng menjelaskan tentang masalah kepemimpinan ini antara lain :
1)      Terhadapnya  orang-orang muslim hendaklah ia mau mendengarkan dan taat kepada pemimpin, baik ia suka mupun ia tidak suka, kecuali jika pemimpin itu  memerintahkan suatu maksiat (keburukan) maka jika maksiat itu diperintahkan olehnya, janganlah didengarkan dan tidak perlu ditaati (al - Hadits).
2)      اذا وسد الامر الي غير اهله فانتطر السا عة (الحديث )
Artinya : Apabila suatu jabatan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuranya.(Al - Hadits)
C.    KESIMPULAN
Allah  SWT telah memberi akal pada manusia untuk berpikir. Segala sesuatu yang ada di dunia merupakan “ayat kauniyah” yang menimbulkan penyadaran bagi manusia yang mau berpikir. Segala sesuatu di alam yang tercipta seimbang mengilhami manusia untuk mencontohnya demi kemaslahatan hidupnya seperti memanaj sesuatu.
Allah yang Maha Rahman tidak melepaskan manusia begitu saja dengan pikirannya tanpa petunjuk pasti, tetapi Allah selalu memberi bimbingan melalui para rasulNya untuk suatu kaum agar mendapat kemaslahatan dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Proses manajemen sebenarnya telah dicontohkan di dalam al Quran dan diaplikasikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Memang, al Quran dan Hadits Nabi tidak menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan manajemen secara rinci. Tetapi manajemen yang baru-baru ini menjadi disiplin ilmu, pokok-pokoknya telah tercantum dalam al Quran dan Hadits Nabi seperti perencanaan, pola kepemimpinan yang berkaitan dengan kehidupan organisasi, pelaksanaan dan evaluasi.


DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, Imtiaz. Peperangan Uhud. London.____ www. Rasulullah Saw. atwiki.com. Diakses 3 November 2010

Bukhari, dkk, 2005 Azaz – Azaz Manajemen. Yogyakarta : Aditya Media.

Bukhari. Shahih Bukhari: Kitab Adzan, Bab Wudhu` Anak-Anak … no. hadits 859

Cn. Cooley. 1902.  Human Nature and The Social Order. New York  dalam Inu Kencana
Echols, John dan Shadily ,Hasan. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Jalaluddin,Ahmad, 2007. Menejemen Qur’ani Menerjemahkan Idarah Ilahiyah Dalam Jurnal. Teori Pengantar Manajemen. Diakses pada pebruari 23, 2009 http: blogspot.com di akses pada tanggal 15 oktober 2010

Jalaluddin,Ahmad, .2007. Menejemen Qur’ani Menerjemahkan Idarah Ilahiyah Dalam Kehiupan Insaniyah. Malang : UIN Press

Mariono, dkk. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT Refika Aditama.

Nawawi ,Hadari, 1983. Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT Gunung Agung Syafiie. 2002.Al Quran dan Ilmu Administrasi,Jakarta: Rineka Cipta.

Syafi, 2000. Al Quran  dan Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Tantowi ,Jawahir. 1983.Unsur – Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an . Jakarta : Pustaka Al-Husna.

Taufik,Muhammad,Ali, 2004. Praktik Manajemen Berbasis Al Quran. Jakarta: Gema Insani..




[1] Mariono, dkk. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT Refika Aditama. 2008. Hlm 1
[2] John Echols dan Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. 1996. Hlm 372
[4] Syafiie. Al Quran dan Ilmu Administrasi,(Jakarta: Rineka Cipta,2002) Hlm 36
[5] Mariono dkk. Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. (Bandung : PT Refika Ditama. 2008).Hlm 1
[6] Nanang Fatah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya. 2008) Hlm 24
[7] M. bukhari, dkk, Azaz – Azaz Manajemen. Yogyakarta : Aditya Media. 2005. Hlm 35 - 36
[8] Ibid. hlm 37
[9] Nanang fatah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Remja Rosdakarya. 2008. Hlm  36
[10] Imtiaz Ahmad. Peperangan Uhud. London._____www.  Rasulullah SAW. atwiki.com. Diakses 3 November 2010
[11] Jawahir tantowi.Unsur – Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an . Jakarta : Pustaka Al-Husna. 1983. Hlm 74
[12] Hadari nawawi, Administrasi Pendidikan. Jakrta : PT Gunung Agung. 1983. Hlm 36
[13] Syafiie, Al-Qur’an Dan Ilmu Administrasi,( Jakrta : Rineka Cipta, 2000),hlm 66
[14] Shahih Bukhari, Kitab Adzan, Bab Wudhu` Anak-Anak … no. hadits 859
[15] Jurnal. Teori Pengantar Manajemen. Diakses pada pebruari 23, 2009 http: blogspot.com di akses pada tanggal 15 oktober 2010
[16] Cn. Cooley. 1902.  Human Nature and The Social Order. New York  dalam Inu Kencana Syafi. Al Quran  dan Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.2000.
[17] Ali Muhammad Taufik. Praktik Manajemen Berbasis Al Quran. Jakarta: Gema Insani. 2004.  hal 35-36.
[18] Ahmad  jalaluddin. Menejemen Qur’ani Menerjemahkan Idarah Ilahiyah Dalam Kehiupan Insaniyah. Malang: UIN Press.2007.
<!-- Start of KOMISI GRATIS Script -->
<script type="text/javascript" src="https://komisigratis.com/ads.php?pub=68030"></script>
<!-- End of KOMISI GRATIS Script -->

No comments:

Post a Comment