KONSEP MANAJEMEN DALAM ISLAM
( AL –QUR’AN DAN HADITS )
A.
PENDAHULUAN
Al Quran sebagai sumber utama Islam mengandung segudang
hikmah yang berfungsi memberi bimbingan jalan kehidupan manusia. Pada masa Nabi
Muhammad SAW hidup, subtansi dari Al
Quran beliau amalkan sendiri dan beliau ajarkan kepada para sahabatnya. Selain
Al Quran, perbuatan, ucapan dan sikap dari Nabi Muhammad SAW juga menjadi
rujukan dalam kehidupan muslim baik menyangkut hubungan dengan Tuhan, sesama
manusia maupun alam. Inilah yang dinamakan dengan hadits.
Al Quran dan hadits diyakini mengandung prinsip dasar
menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Penafsiran atas Al Quran dan Hadits
perlu senantiasa dilakukan. Hal ini penting
dilakukan, sebab pada satu sisi wahyu dan kenabian telah berakhir sedangkan
pada sisi yang lain kondisi zaman selalu berubah seiring dengan perkembangan
pemikiran manusia dan tetap mutlak diperlukannya petunjuk yang benar bagi
manusia.
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, sehingga
eksistensinya dipengaruhi oleh interaksi dengan manusia lain. Di dalam
berinteraksi antar individu hingga yang lebih luas mustahil tanpa adanya
kiat-kiat atau manajemen. Sudah menjadi kepastian, bahwa Al Quran dan Hadits
menjadi referensi dan pandangan hidup dalam aspek kehidupan umat Islam seperti
manajemen. Bagaimana Al Quran dan Hadits memandang konsep manajemen? Semua akan
dipaparkan pada sub bahasan selanjutnya.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang
menggambarkan ciri–ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainya.
Woodraf dalam Amin (1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) Suatu
gagasan atau ide relatif sempurna dan bermakna (2) Suatu pengertian tentang
suatu obyek (3) Produk subyektif yang bersal dari cara seseorang membuat
pengertian terhadap objek-objek atau benda–benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi
terhadap objek atu benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupkan gambaran
menata dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat
abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah
ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertntu.
2.
Pengertian
Manajemen
Istilah
manajemen sebenarnya mengacu
kepada proses pelaksanaan aktifiitas yang diselesaikan secara efisien dengan
dan melalui pendayagunaan orang lain.[1]
Menurut J. Echols, kata management berasal
dari manage, yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan
mengelola.[2]Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia manjemen berarti pengunaan sumber secara efektif
untuk mencapai sasaran.[3]
Manajemen menurut Stooner adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan.
Beberapa
pengertian manajemen di atas pada dasarnya memilki titik tolak yang sama,
sehinggga dapat disimpulkan ke dalam beberapa hal, yaitu :
1. Manajemen merupakan suatu usaha atau
tindakan ke arah pencapain tujuan melalui suatu proses.
2. Manajemen merupakan suatu sistem kerja
sama dengan pembagian peran yang jelas
3. Manajemen melibatkan secara optimal
kontribusi orang-orang, dana, fisik, dan sumber–sumber lainnya secara efektif
dan efisien.
3.
Fungsi
Manajemen
Keberhasilan
suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu akan
berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manjemen itu sendiri
merupakan suatu perangkat dengan melakukan suatu proses tertentu dalam fungsi
yang terkait. Fungsi dari manajemen,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
A.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan
adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam
bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal.
Menurut
F. E. Kast dan Jim Rosenzweig, perencanaan adalah suatu kegiatan yang
terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimalkan efektifitas keseluruhan
usaha-usaha, sebagai suatu sistem
sesuai dengan tujuan organisasi yang bersangkutan. Fungsi perencanaan antara
lain untuk menetapkan arah dan setrategi
serta titik awal kegiatan agar dapat membimbing serta memperoleh ukuran yang
dipergunakan dalam pengawasan untuk mencegah pemborosan waktu dan faktor produksi lainnya[4].
Hiks
dan Guelt menyatakan bahwa
perencanaan berhubungan
dengan :
1)
Penentuan
dan maksud – maksud organisasi
2)
Perkiraan- perkiraan ligkungan di mana tujuan hendak
dicapai
3)
Penentuan
pendekatan dimana tujuan dan maksud organisasi hendak dicapai.[5]
Dalam
setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan,
tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses
perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah:
a) Perumusan tujuan yang ingin dicapai
b) Pemiihan program untuk mencapai tujuan
itu
c) Identifikasi dan pengarahan sumber yang
jumlahnya selalu terbatas.[6]
Mengenai
pentingnya suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang tertuang dalam Al Qur’an
dan Al Hadits.
Di antara ayat Al Quran yang terkait dengan fungsi
perencanaan adalah:
Surat Al Hasyr ayat 18 :
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 (
(#qà)¨?$#ur ©!$# 4
¨bÎ) ©!$# 7Î7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
Artinya :
Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al
Hasyr ayat 18).
Perencanaan
yang baik akan dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang
akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan
yang akan di putuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat
rencana di buat. Perencanaan merupakan aspek penting dari pada manajemen.
Keperluan merencankan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah
masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan
masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah
akibat dari keadaan masa lampau. Keadaan sekarang dan disertai dengan usaha–usaha
yang akan dilaksanakan.
Dengan demikian landasan dasar perencnaan adalah kemampuan manusia untuk secara
sadar memilih alternatif
masa depan yang akan dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya
untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya, dalam hal ini manajemen yang akan
diterapkan seperti apa, sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana akan
terealisasikan dengan baik.[7]
Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai
berikut :
1.
Karena perencanaan meliputi usaha untuk
memetakan tujuan atau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka
perencnaan haruslah bisa membedakan poin pertama yang akan dilaksanakan
terlebih dahulu.
2.
Dengan adanya perencanaan maka memungkinkan
kita mengetahui tujuan-tujuan yang akan di capai.
3.
Dapat memudahkan kegiatan untuk
mengidentifikasikan hambatan–hambatan yang akan mngkin timbul dalam usaha
mencapai tujuan.[8]
Suatu contoh
perencanaan yang gemilang dan terasa sampai sekarang adalah peristiwa khalwat
dari Rasulullah di gua hira. Tujuan Rasulullah Saw berkhalwat dan bertafakkur dalam gua
Hira’ tersebut adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada
masyarakat Mekkah. Selain itu, beliau juga mendapatkan ketenangan dalam dirinya
serta obat penawar hasrat hati yang ingin menyendiri, mencari jalan memenuhi
kerinduannya yang selalu makin besar, dan mencapai ma’rifat serta mengetahui
rahasia alam semesta.
Pada usia 40 tahun, dalam keadaan
khalwat
Rasulullah Saw menerima wahyu pertama. Jibril memeluk tubuh Rasulullah Saw
ketika beliau ketakutan. Tindakan Jibril tersebut merupakan terapi
menghilangkan segala perasaan takut yang terpendam di lubuk hati beliau.
Pelukan erat itu mampu membuat Rasulullah Saw tersentak walau kemudian
membalasnya. Sebuah tindakan refleks yang melambangkan sikap berani. Setelah
kejadian itu, Rasulullah Saw tidak pernah dihinggapi rasa takut, apalagi
bimbang dalam menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia.
Pendidikan Islam mempunyai kedudukan
yang tinggi, ini dibuktikan dengan wahyu pertama di atas yang disampaikan
Rasulullah Saw bagi pendidikan. Beliau menyatakan bahwa pendidikan atau
menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang, laki-laki dan perempuan. Rasulullah
Saw diutus dengan tujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia. Itulah yang
menjadi visi pendidikan pada masa Rasulullah Saw.
Contoh lain
dari perencanaan yang dilakukan Rasulullah Saw dapat ditemukan ketika terjadi perjanjian Hudaibiyyah (shulhul
Hudaibiyyah). Dari perjanjian tersebut terkesan Rasulullah Saw kalah dalam
berdiplomasi dan terpaksa menyetujui beberapa hal yang berpihak kepada kafir
Quraisy. Kesan tersebut ternyata terbukti sebaliknya setelah perjanjian
tersebut disepakati. Disinilah terlihat kelihaian Rasulullah Saw dan pandangan
beliau yang jauh ke depan. Rasulullah Saw adalah insan yang
selalu mengutamakan kebaikan yang kekal dibandingkan kebaikan yang hanya
bersifat sementara. Walaupun perjanjian itu amat berat sebelah, Rasulullah Saw
menerimanya karena memberikan manfaat di masa depan saat umat Islam berhasil
membuka kota Mekkah (fath al Makkah) pada tahun ke-8 Hijriyah (dua tahun
setelah perjanjian Hudaibiyah).
B.
Pengorganisasian (organizing)
Kegiatan
administartif manajen tidak berakhir setelah perencanaan tersusun. Kegiatan
selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan itu secara opersional. Salah satu
kegitan administratif manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut orgnisaasi atau pengorganisasian.
Organisasi
adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
sistem kerjasama ini diadakan pembagian untuk menetapkan bidang-bidang atau
fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan.
Sistem ini harus senantiasa mempunyai karakteristik antara lain:
1.
Ada
kominikasi antara orang yang bekerja sama
2.
Individu
dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja sama
3.
Kerja
sama itu ditunjukan untuk mencapai tujuan.[9]
Ajaran
Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu
secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir
dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh kebatilan yang
tersusun rapi.
Ali
Bin Talib berkata :
Artinya :
Kebenaran yang tidak terorganisasi dapat
dikalah kan oleh kebatilan yang terorganisasi”.
Proses
organizing yang menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan
sehingga tercapai tujuan, sebenarnya telah dicontohkan di dalam Al Qur’an. Firman Allah dalam surat Ali imran ayat 103
menyatakan:
(#qßJÅÁtGôã$#ur È@ö7pt¿2 «!$# $YèÏJy_ wur (#qè%§xÿs? 4 (#rãä.ø$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ øÎ) ÷LäêZä. [ä!#yôãr& y#©9r'sù tû÷üt/ öNä3Î/qè=è% Läêóst7ô¹r'sù ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ $ZRºuq÷zÎ) ÷LäêZä.ur 4n?tã $xÿx© ;otøÿãm z`ÏiB Í$¨Z9$# Nä.xs)Rr'sù $pk÷]ÏiB 3 y7Ï9ºxx. ßûÎiüt6ã ª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»t#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrßtGöksE ÇÊÉÌÈ
Artinya :
Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk (Q.S.Ali Imran ayat 103).
Dalam
sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan. Sementara itu
pengorganisasian dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, Ramayulis menyatakan
bahwa “Pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan
struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas
secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Islam, baik yang
bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan. Sebuah organisasi dalam
manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan
organisasi yaitu kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini
dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga
pendidikan Islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam”.
Dalam kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah SAW telah
mencontohkan ketika memimpin perang uhud. Ketika pasukan
Islam pimpinan Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan angkatan perang kafir Quraish di dekat gunung Uhud. Nabi SAW
mengatur strategi peperangan dengan sempurna dalam hal penempatan pasukan.
Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang
majunya musuh. Pada saat perang berkecamuk, awalnya musuh menderita kekalahan.
Mengetahui musuh kocar-kacir, para pemanah muslim
meninggalkan pos-pos mereka di bukit untuk mengumpulkan barang rampasan. Pada
sisi lain, musuh mengambil kesempatan ini dan menyerang angkatan perang muslim dari
arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW
mengalami luka yang sangat parah. Orang kafir merusak mayat-mayat kaum Muslim
dan menuju Makkah dengan merasa suatu kesuksesan[10].
Dari
cerita sejarah Nabi Muhammad SAW yang tertulis di atas, dapat diketahui suatu
tindakan pengorganisasian. Nabi Muhammad memerintahkan kepada pasukan pemanah
untuk tetap berada di atas bukit dalam keadaan apapun. Ternyata pasukan pemanah
lalai dari perintah atasan, kemudian mereka meninggalkan tempat tugasnya dari
atas bukit untuk mengambil harta rampasan ketika musuh lari kocar-kacir. Tanpa
disadari musuh menyerang balasan dari sebelah bukit yang berakibat pada
kekalahan pasukan muslim. Kalau pasukan pemanah memperhatikan dan melaksanakan
perintah pimpinan (Nabi Muhammad SAW) tentu ceritanya akan lain.
C.
Pelaksanaan ( actuating )
Pelaksanaan
kerja merupakan aspek terpenting dalam fungsi manajemen karena merupakan pengupayaan
berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari
tingkat teratas sampai terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan semula, dengan cara yang baik dan benar. Adapun
istilah yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi
pelaksanaan ini adalah directing
commanding, leading dan coornairing.[11]
Pelaksanaan kerja sudah barang tentu yang paling
penting dalam fungsi manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis
tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat tingkat
teratas sampai terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana
yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.
Karena tindakan pelaksanaan sebagaimana tersebut di
atas, maka proses ini juga memberikan motivating untuk memberikan penggerakan
dan kesadaran terhadap dasar dari pada
pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang ingin dicapai, disertai
memberikan motivasi–motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka
bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik.
Menurut Hadari Nawawi bimbingan berarti memelihara,
menjaga dan menunjukkan organisasi melalui setiap personal, baik secara
struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatan tidak terlepas dari usaha mencapai
tujuan. Dalam realitasnya, kegiatan bimbingan dapat berbentuk sebagi berikut:
1. Memberikan dan menjelaskan perintah
2. Memberikan petunjuk melaksanakan
kegiatan
3. Memberikan kesempatan meningkatkn
pengetahuan, ketrampilan/kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam
melksnakan berbagai kegiatan orgnisasi.
4. Memberikan kesempatan ikut serta
menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan
inisiatif dan kreativits masing – masing.
5. Memberikan koreksi agar setiap personal
melakukan tugas-tugasnya secara efisien[12].
Al-Qur’an dalam hal ini sebenarnya telah memberikan
pedoman dasar terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan
peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfiman dalam surat al–kahfi ayat
2 sebagai berikut :
$VJÍhs% uÉZãÏj9 $Uù't/ #YÏx© `ÏiB çm÷Rà$©! tÏe±u;ãur tûüÏZÏB÷sßJø9$# z`Ï%©!$# cqè=yJ÷èt ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNßgs9 #·ô_r& $YZ|¡ym ÇËÈ
Artinya :
Sebagai
bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi
Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik (Q.S
al Kahfi ayat 2).
Suatu
contoh pelaksanaan dari fungsi manajemen
dapat ditemukan pada pribadi agung, Nabi Muhammad Saw.ketika ia memerintahkan
sesuatu pekerjaan, beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi
umatnya. Rasulullah
Saw adalah al Qur’an yang hidup (the living Qur’an). Artinya, pada diri
Rasulullah Saw tercermin semua ajaran Al-Qur’an dalam bentuk nyata. Beliau
adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua
larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan ajaran
Islam yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah Saw.
D.
Pengawasan
Controlling
atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian. Pengendalian adalah
salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula.
Pengawasan
adalah salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja
berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Dalam
al Quran pengawasan bersifat transendental, jadi dengan begitu akan muncul
inner discipline (tertib diri dari dalam). Itulah sebabnya di zaman generasi
Islam pertama, motivasi kerja mereka hanyalah Allah kendatipun dalam hal-hal keduniawian
yang saat ini dinilai cenderung sekuler sekalipun.[13]
Mengenai
fungsi pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam al Quran sebagai berikut:
tûïÏ%©!$#ur (#räsªB$# `ÏB ÿ¾ÏmÏRrß uä!$uÏ9÷rr& ª!$# îáÏÿym öNÍkön=tã !$tBur |MRr& NÍkön=tã 9@Ï.uqÎ/ ÇÏÈ
Artinya :
Dan orang-orang
yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan)
mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka
(Q.S As Syuura ayat 6).
÷bÎ*sù (#qàÊtôãr& !$yJsù y7»oYù=yör& öNÍkön=tã $¸àÏÿym ( ÷bÎ) y7øn=tã wÎ) à÷»n=t7ø9$# 3 !$¯RÎ)ur !#sÎ) $oYø%sr& z`»|¡SM}$# $¨ZÏB ZpyJômu yyÌsù $pkÍ5 ( bÎ)ur öNåkö:ÅÁè? 8pt¤Íhy $yJÎ/ ôMtB£s% öNÍgÏ÷r& ¨bÎ*sù z`»|¡SM}$# Öqàÿx. ÇÍÑÈ
Artinya :
Jika
mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka.
Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila
Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria
karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan
tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu
amat ingkar (kepada nikmat) (Q.S As Syuura ayat 48).
Contoh pengawasan dari fungsi
manajemen dapat dijumpai dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
sebagai berikut:
Al Bukhari Muslim meriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas, ia berkata: “Suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Setelah beberap saat malam lewat, Nabi bangun untuk menunaikan
shalat. Beliau melakukan wudhu` ringan sekali (dengan air yang sedikit) dan
kemudian shalat. Maka, aku bangun dan berwudhu` seperti wudhu` Beliau. Aku
menghampiri Beliau dan berdiri di sebelah kirinya. Beliau memutarku ke arah sebelah
kanannya dan meneruskannshalatnya
sesuai yang dikehendaki Allah …”.[14]
Dari peristiwa di atas dapat ditemukan upaya pengawasan Nabi Muhammad Saw
terhadap Ibnu ‘Abbas yang melakukan kesalahan karena berdiri di sisi kiri
Beliau saat menjadi makmum dalam shalat bersama Beliau. Karena seorang makmum harus berada di sebelah kanan imam, jika ia
sendirian bersama imam. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membiarkan
kekeliruan Ibnu ‘Abbas dengan dalih umurnya yang masih dini, namun Beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap mengoreksinya dengan mengalihkan posisinya
ke kanan Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam melakukan pengawasan, beliau langsung memberi
arahan dan bimbingan yang benar.
4.
Prinsip manajemen
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak
boleh diabaikan oleh setiap manajer/ pimpinan. Dalam
prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip
manajemen ini agar tidak kaku dan dapat pula diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas :
A. Pembagian kerja yang
berimbang. Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja,
seorang manajer hendaknya bersifat adil yaitu harus bersikap sama baik dan
memberikan beban kerja yang berimbang.
B. Pemberian kewenangan dan
rasa taggung jawab yang tegas dan jelas. Setiap kerabat kerja atau karyawaan
hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik
dan mempertanggung jawabkan kepada atasan secara langsung.
C. Disiplin. Disiplin
adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai
dengan jenis pekerjaan yang menjdi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan
rencana. Peraturan dan waktu (waktu bekerja) yang telah ditetapkan.
D. Kesatuan perintah. Setiap
kerabat kerja atau karyawaan hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari
seorang atasan langsung (mandor/kepal seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa
orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan kerabat kerja
tersebut.
E.
Kesatuan
arah. Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang
atasan langsung serta didasarkan pada penerima kerja yang sama satu tujuan,
satu rencana, dan satu pimpinan.[15]
5.
Pemimpin dan Tanggung Jawab
Menurut C. N Cooley,
pemimpin merupakan titik pusat dari suatu kecendrungan dan pada kesempatan
lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan
kecendrungan yang memiliki titik pusat [16].
Pemimpin merupakan pengendali dari
organisasi sehingga keberadaannya mutlak dibutuhkan. Untuk itu seorang pemimpin
harus mempunyai kredibilitas dalam memimpin. Dalam kelompok manusaia manapun,
seseorang pemimpin harus memiliki pengaruh di antaranya adalah:
A. Power eksekutif (pelaksanaan), yaitu
pengaruh yang dapat menimbulkan kharisma dan wibawa untuk mengatur anggota
kelompok atau untuk mengatur orang lain.
B. Power legislatif (pembuat hukum) yaitu
pengaruh untuk mengatur hubungan antar kelompok .
C. Power pembuat keputusan, yaitu pengaruh
untuk melerai perselisihan yang terjadi dalam penerapan hukum[17].
Setiap kepemimpinan melahirkan tanggung jawab. Kadar kemampuan
untuk memimpin juga berbeda pada setiap orang. Kadar kemampuan ini merupakan
sunatullah yang mungkin berhubungan dengan lingkungan dan genetik. Mengenai
perpedaan potensi pada manusia, Allah berfirman dalam surat Az Zuhruf ayat 32
sebagai berikut:
óOèdr& tbqßJÅ¡ø)t |MuH÷qu y7În/u 4 ß`øtwU $oYôJ|¡s% NæhuZ÷t/ öNåktJt±Ïè¨B Îû Ío4quysø9$# $u÷R9$# 4 $uZ÷èsùuur öNåk|Õ÷èt/ s-öqsù <Ù÷èt/ ;M»y_uy xÏGuÏj9 NåkÝÕ÷èt/ $VÒ÷èt/ $wÌ÷ß 3 àMuH÷quur y7În/u ×öyz $£JÏiB tbqãèyJøgs ÇÌËÈ
Artinya :
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,
dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan
rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (Q.S Az Zuhruf ayat 32).
Kepemimpianan
dalam Islam menghendaki orang yang tepat untuk posisi yang tepat. Orang yang
tepat adalah yag terbaik atau ashlah. Untuk mengetahui orang yang tepat
biasanya dilakukan dengan cara memahami dengan baik profil suatu jabatan. Jabatan
selalu membutuhkan orang–orang yang memenuhi sayarat yang diinginkan oleh
jabatan itu. Di samping memamahami suatu profil jabatan orang yang terbaik
untuk suatu jabatan dapat pula diperoleh melalui sebuah mekanisme yang
mengantarkan pada suatu pilihan yang tepat, yaitu dengan melakukan seleksi
tehadap semua yang berkompetensi.[18]
Di antara ayat al–Quran yang menyinggung masalah
kepemimpinan ini adalah :
ßôJysø9$# ¬! Ï%©!$# |=ydur Í< n?tã Îy9Å3ø9$# @Ïè»yJóÎ) t,»ysóÎ)ur 4 ¨bÎ) În1u ßìÏJ|¡s9 Ïä!$tã$!$# ÇÌÒÈ Éb>u ÓÍ_ù=yèô_$# zOÉ)ãB Ío4qn=¢Á9$# `ÏBur ÓÉLÍhè 4 $oYu ö@¬6s)s?ur Ïä!$tãß ÇÍÉÈ
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang
telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya
Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa.Ya Tuhanku, Jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami,
perkenankanlah doaku (Q.S Ibrahim ayat 39 dan 40).
Sedangkan
Hadits Nabi yng menjelaskan tentang masalah kepemimpinan ini antara lain :
1)
Terhadapnya orang-orang muslim hendaklah ia mau
mendengarkan dan taat kepada pemimpin, baik ia suka mupun ia tidak suka, kecuali
jika pemimpin itu memerintahkan suatu
maksiat (keburukan) maka jika maksiat itu diperintahkan olehnya, janganlah
didengarkan dan tidak perlu ditaati (al - Hadits).
2) اذا
وسد الامر الي غير اهله فانتطر السا عة (الحديث
)
Artinya
: Apabila suatu jabatan diserahkan kepada bukan ahlinya maka
tunggulah saat kehancuranya.(Al - Hadits)
C.
KESIMPULAN
Allah SWT telah memberi akal pada manusia untuk
berpikir. Segala sesuatu yang ada di dunia
merupakan “ayat kauniyah” yang menimbulkan penyadaran bagi manusia yang mau
berpikir. Segala sesuatu di alam yang tercipta seimbang mengilhami manusia
untuk mencontohnya demi kemaslahatan hidupnya seperti memanaj sesuatu.
Allah
yang Maha Rahman tidak melepaskan manusia begitu saja dengan pikirannya tanpa
petunjuk pasti, tetapi Allah selalu memberi bimbingan melalui para rasulNya
untuk suatu kaum agar mendapat kemaslahatan dalam hidupnya, baik di dunia
maupun di akhirat.
Proses
manajemen sebenarnya telah dicontohkan di dalam al Quran dan diaplikasikan
langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Memang, al Quran dan Hadits Nabi tidak
menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan manajemen secara rinci. Tetapi
manajemen yang baru-baru ini menjadi disiplin ilmu, pokok-pokoknya telah
tercantum dalam al Quran dan Hadits Nabi seperti perencanaan, pola kepemimpinan
yang berkaitan dengan kehidupan organisasi, pelaksanaan dan evaluasi.
DAFTAR
RUJUKAN
Ahmad, Imtiaz. Peperangan Uhud. London.____ www. Rasulullah Saw. atwiki.com.
Diakses 3 November 2010
Bukhari, dkk,
2005 Azaz – Azaz Manajemen.
Yogyakarta : Aditya Media.
Bukhari. Shahih Bukhari:
Kitab Adzan, Bab Wudhu` Anak-Anak … no. hadits
859
Cn.
Cooley. 1902. Human Nature and The Social Order. New York dalam Inu Kencana
Echols,
John dan Shadily ,Hasan. 1996. Kamus
Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Fatah,Nanang.
2008.Landasan Manajemen Pendidikan.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya http://www.yayasanmdf.org/home/index.php?option=com_content&view=article&id=374:pengantar-manajemen-sebuah-tinjauan-islam&catid=2:artikel&Itemid=6
Jalaluddin,Ahmad,
2007. Menejemen Qur’ani Menerjemahkan
Idarah Ilahiyah Dalam Jurnal. Teori
Pengantar Manajemen. Diakses pada pebruari 23, 2009 http: blogspot.com di
akses pada tanggal 15 oktober 2010
Jalaluddin,Ahmad, .2007. Menejemen Qur’ani Menerjemahkan
Idarah Ilahiyah Dalam Kehiupan Insaniyah. Malang : UIN
Press
Mariono,
dkk. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nawawi
,Hadari, 1983. Administrasi Pendidikan.
Jakarta : PT Gunung Agung Syafiie. 2002.Al Quran dan Ilmu Administrasi,Jakarta:
Rineka Cipta.
Syafi, 2000. Al Quran
dan Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Tantowi
,Jawahir. 1983.Unsur – Unsur Manajemen
Menurut Ajaran Al-Qur’an . Jakarta : Pustaka Al-Husna.
Taufik,Muhammad,Ali, 2004.
Praktik Manajemen Berbasis Al Quran.
Jakarta: Gema Insani..
[1] Mariono, dkk. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam. Bandung: PT Refika Aditama. 2008. Hlm 1
[2] John Echols dan Hasan
Shadily. Kamus Inggris Indonesia.
Jakarta: Gramedia. 1996. Hlm 372
[4] Syafiie. Al Quran dan Ilmu Administrasi,(Jakarta:
Rineka Cipta,2002) Hlm 36
[5] Mariono dkk. Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam.
(Bandung : PT Refika Ditama. 2008).Hlm 1
[6] Nanang Fatah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya. 2008) Hlm 24
[7] M. bukhari, dkk, Azaz – Azaz Manajemen. Yogyakarta :
Aditya Media. 2005. Hlm 35 - 36
[8] Ibid. hlm 37
[9] Nanang fatah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung :
PT Remja Rosdakarya. 2008. Hlm 36
[10] Imtiaz Ahmad. Peperangan Uhud. London._____www. Rasulullah SAW. atwiki.com.
Diakses 3 November 2010
[11] Jawahir tantowi.Unsur – Unsur Manajemen Menurut Ajaran
Al-Qur’an . Jakarta : Pustaka Al-Husna. 1983. Hlm 74
[12] Hadari nawawi, Administrasi Pendidikan. Jakrta : PT
Gunung Agung. 1983. Hlm 36
[13] Syafiie, Al-Qur’an Dan Ilmu Administrasi,( Jakrta
: Rineka Cipta, 2000),hlm 66
[15] Jurnal. Teori Pengantar Manajemen. Diakses pada
pebruari 23, 2009 http: blogspot.com di akses pada tanggal 15 oktober 2010
[16] Cn. Cooley.
1902. Human Nature and The Social Order. New York dalam Inu Kencana Syafi. Al Quran
dan Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.2000.
[17] Ali Muhammad Taufik. Praktik Manajemen Berbasis Al Quran.
Jakarta: Gema Insani. 2004. hal 35-36.
[18] Ahmad jalaluddin.
Menejemen Qur’ani Menerjemahkan Idarah Ilahiyah Dalam Kehiupan Insaniyah. Malang:
UIN Press.2007.
<!-- Start of KOMISI GRATIS Script -->
<script type="text/javascript" src="https://komisigratis.com/ads.php?pub=68030"></script>
<!-- End of KOMISI GRATIS Script -->
<script type="text/javascript" src="https://komisigratis.com/ads.php?pub=68030"></script>
<!-- End of KOMISI GRATIS Script -->
No comments:
Post a Comment