Wednesday, December 17, 2014

Perkembangan Konflik KIH-KMP

Posted on 05 Nov 2014. Hits : 1103
[4 November 2014]

Politisi PDI-P Aria Bima yakin konflik ini akan segera berakhir , demikian ungkapnya dalam wawancara dengan Kompas.com. Ketua DPR Setya Novanto mengisyaratkan akan segera berakhirnya konflik antara kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP). "Doakan saja, minggu ini konflik itu berakhir," ujar Setya saat hendak pulang dari Kompleks Parlemen, Selasa (4/11/2014). Setya mengatakan, dua petinggi partai politik yang merepresentasikan dua kekuatan politik di parlemen telah menjalin komunikasi. Dia yakin pertemuan itu memberikan sinyal baik bagi DPR. Fraksi-fraksi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menggelar rapat konsultasi tandingan soal alat kelengkapan dewan (AKD) di ruang Pansus B, Gedung DPR, Jakarta. Wakil Ketua DPR sementara versi KIH, Effendi Simbolon mengatakan, rapat tersebut sebagai bentuk ketidakpercayaan atas pembentukan pimpinan komisi oleh Koalisi Merah Putih (KMP).

"Kami tidak mengakui keabsahan pembentukan AKD dan pembentukan pimpinan komisi yang dibentuk oleh koalisi Prabowo (Subianto)," kata Effendi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014).

Effendi berujar, perseteruan KIH dengan KMP di DPR sebagai imbas kekecewaan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Pilpres 2014 yang lalu, mengalahkan Prabowo yang diusung KMP.
[3 November 2014]

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yakin bahwa konflik di parlemen antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) bakal berakhir. Meski tidak menyebutkan kapan terjadinya, paling tidak ada harapan DPR bakal bersatu kembali.

Hal itu disampaikan Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senin (3/11/2014) petang. Cara penyampaiannya terkesan nyentrik. Zulkifli tiba-tba datang dari arah ruang pimpinan MPR, lalu menemui sejumlah wartawan yang tengah mengetik berita di selasar Gedung Nusantara III.

Perseteruan antara kubu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat di DPR RI akan berakhir dengan bersatunya kedua kubu dari partai-partai itu di parlemen. Rasa optimis demikian didasari dengan adanya langkah silaturahmi pada saat ini untuk bangsa Indonesia.

"Kalau menyangkut kepentingan Indonesia maka akan menjadi satu, percayalah dan saya yakin," kata Ketua MPR RI Zulkifli Hassan kepada wartawan, Senin (3/11/2014) malam.

Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu memprediksi paling sedikit selama seminggu atau paling lama dua minggu, pereseteruan itu akan berakhir.

[2 November 2014]
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan konflik yang terjadi di DPR, antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).

"Kita semua menyayangkan konflik di DPR, padahal KMP dan KIH adalah wakil-wakil rakyat yang mendapat kepercayaan dari konsittuen dan pemilihnya masing-masing," jelas Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj saat penutupan Musyawarah Nasional dan Konfrensi Besar PBNU, di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Minggu (2/11/14).

[1 November 2014]
Pertemuan antara elite partai Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) ternyata tak membawa perdamaian kedua kubu tersebut di DPR.

Pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun, menuturkan pertemuan Joko widodo dengan sejumlah pimpinan partai yang tergabung dalam KMP, seperti Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, sia-sia.

"Ini kan sebenarnya tetap saja pengelompokan pilpres yang belum selesai kedua belah pihak. Padahal, pertemuan elit cair namun di bawahnya ternyata pada pemilihan alat kelengkapan dewan (AKD) pada ribut lagi," kata Refli saat diskusi "Pasca Pemilu" di Gedung DKPP, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2014).

Menurut dia, dalam penetapan suatu keputusan dan kebijakan di DPR diambil melalui musyawarah yang mufakat. Bukan, saling mau menang sendiri dan melakukan segala cara.


Perebutan kursi pimpinan di DPR yang berujung munculnya pimpinan tandingan DPR berisiko melumpuhkan parlemen dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai legislatif.

Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Saldi Isra, memastikan pembahasan setiap kebijakan DPR bakal terus mengalami jalan buntu. “Mereka akan sulit untuk menghasilkan kebijakan legislasi,” katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Kamis (30/10/2014)

Pimpinan DPR tandingan yang diajukan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) bisa menimbulkan masalah baru. Soalnya, perseteruan ini dikhawatirkan mengarah pada ancaman politik dan keamanan di Tanah Air.

Oleh karena itu, diharapkan KIH bersama Koalisi Merah Putih (KMP) mampu menjernihkan situasi politik tersebut. Perseteruan ini tentunya bisa berdampak besar dan merugikan rakyat. Elite partai diharapkan berpolitik secara dewasa.

"Perseteruan berkelanjutan ini sebaiknya dihentikan. KMP dan KIH jangan menonjolkan ego dan kekuasaan," ujar Koordinator Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI), Gandi Parapat kepada SP, Kamis (30/10).

Gandi mengatakan, saling sikut antara KMP dan KIH bersumber dari pemilihan presiden (Pilpres). Ajang mengejar kekuasaan ini kemudian berkelanjutan di pemerintahan yang baru. Elite partai tidak mempertimbangkan dampaknya. (Akhlis)

Saturday, December 13, 2014

agama Shinto



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Agama merupakan suatu adat kepercayaan bagi setiap pemeluk- pemeluknya. Sepanjang sejarah kehidupannya dari fase ke fase, manusia selalu berhubungan erat dengan agama. Agama mempunyai peranan besar dalam memberi arah dan sisi bagi kehidupan manusia,sehingga sifat dan perilaku mereka selalu diwarnai ajaran agama yang dipeluknya.
Sebagai contoh adalah agama di Jepang yang biasanya disebut dengan agama Shinto. Sebagai agama asli bangsa Jepang, agama tersebut memiliki sifat yang cukup unik. Proses terbentuknya, bentuk-bentuk upacara keagamaannya maupun ajaran-ajarannya memperlihatkan perkembangan yang ruwet. Banyak istilah-istilah dalam agama Shinto yang suka dialih bahasakan dengan tepat ke dalam bahasa lainnya. Kata-kata Shinto itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa China yang berarti “jalan para dewa”, “pemujaan para dewa”, “pengajaran para dewa”, atau ägama para dewa”. Dan nama Shinto itu sendiri baru dipergunakan untuk pertama kalinya untuk menyebut agama asli bangsa Jepang itu ketika agama Budha dan agama konfusius (Tiogkok) sudah memasuki Jepang pada abad keenam Masehi.
Pertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan Jepang memang memperlihatkan kecenderungan yang asimilatif. Sejarah Jepang memperlihatkan bahwa negeri itu telah menerima berbagai macam pengaruh, baik kultural maupun spiritual dari luar. Semua pengaruh itu tidak menghilangkan tradisi asli dengan pengaruh-pengaruh dari luar tersebut justru memperkaya kehidupan spritual bangsa Jepang. Antara tradisi-tradisi asli dengan pengaruh-pengaruh dari luar senantiasa dipadukan menjadi sesuatu bentuk tradisi baru yang jenisnya hampir sama. Dan dalam proses perpaduan itu yang terjadi bukanlah pertentangan atau kekacauan nilai, melaikan suatu kelangsungan dan kelanjutan. Dalam bidang spiritual, pertemuan antara tradisi asli Jepang dengan pengaruh-pengaruh dari luar itu telah membawa kelahiran suatu agama baru yaitu agama Shinto, agama asli Jepang.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1  Bagaimana asal usul agama Shinto dan pendiri atau pembawa agama tersebut?
1.2.2  Bagaimana sistem ketuhanan dalam agama Shinto ?
1.2.3 Apa kitab suci atau ajaran agama Shinto tersebut ?
1.2.4  Bagaimanakah sekte-sekte dan doktrin dalam agama Shinto ?

1.3  Tujuan

1.3.1        Untuk mengetahui asal usul agama Shinto dan pendiri atau pembawa agama tersebut
1.3.2        Untuk mengetahui sistem ketuhanan dalam agama Shinto
1.3.3        Untuk mengetahui kitab suci atau ajaran agama Shinto tersebut
1.3.4        Untuk mengetahui sekte-sekte dan doktrin dalam agama Shinto


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Agama Shinto dan Pendiri atau Pembawa Agama Shinto
Shinto adalah kata menjemuk daripada “Shin”dan “to. Arti kata “Shin” adalah “roh”dan “toh” adalalah “jalan”. Jadi “Shinto”mempunyai arti lafdziah “jalannya roh”, baik roh-roh orang yang telah meniggal maupun roh-roh langit dan bumi. Kata “to”berdekatan dengan kata “tao” dalam taoisme yang berarti “jalannya dewa”atau “jalannya bumi dan langit”.
Sedang kata “Shin”atau “Shen” identik dengan kata “Yin”dalam taoisme yang berarti gelap, basah, negatif dan sebagainya; lawan dari kata “yang. Dengan melihat hubungan nama “Shinto” ini, maka kemungkinan besar Shintoisme dipengaruhi faham keagamaan dari Tiogkok.
Sedangkan Shintoisme adalah faham yang berbau keagamaan yang khusus dianut oleh bangsa Jepang sampai sekarang. Shintoisme merupakan filsafat relegius yang bersifat tradisional sebagai warisan nenek moyang bangsa Jepang yang dijadikan pegangan hidup. Tidak hanya rakyat Jepang yang harus menaati ajaran Shintoisme melainkan juga pemerintahannya juga harus menjadi pewaris serta pelaksana agama dari ajaran ini.
Shintoisme (agama Shinto) pada mulanya adalah merupakan perpaduan antara faham serta jiwa (animisme) dengan pemujaan terhadap gejala-gejala alam. Shintoisme dipandang oleh bangsa Jepang sebagai suatu agama tradisional warisan nenek moyang yang telah berabad-abad hidup di Jepang. Karena yang menyebabkan timbulnya faham ini tibul daripada mitos-mitos yang berhubungan dengan terjadinya negara Jepang. Lantar belakang historis timbulnya faham ini adalah budidaya manusia dalam bentuk cerita-cerita pahlawan (mitologi) yang dilandasi kepercayaan animisme, maka faham ini dapat digolongkan dalam klasifikasi agama alamiah.
Nama Shinto muncul setelah masuknya agama Budha ke Jepang pada abad ke enam mesehi yang dimaksudkan untuk menyebut kepercayaan asli bangsa Jepang. Selama berabad-abad antara agama Shinto dari agama Shinto dan agama Budha telah terjadi pencampuran yang sedemikian rupa bahkan agama Shinto senantiasa disebutkan oleh usaha-usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sendiri.
Pada perkembangan selanjutnya, dihadapkan pertemuan antra agama budha dengan kepercayaan asli bangsa Jepang (Shinto) yang akhirnya mengakibatkan muculnya persaingan yang cukup hebat antara pendeta bangsa Jepang (shinto) dengan para pendeta agama budha, maka untuk mempertahankan kelangsungan hidup agama Shinto para pendetanya meneriama dan memasukkan unsur-unsur Budha ke dalam sistem keagamaan mereka. Akibatnya agama Shinto justru hampir kehilangan sebagian besar sifat aslinya.
Sukardji (1992: 3) mengatakan bahwa agama Shinto merupakan agama yang memuja dan menyembah hewan, orang-orang suci, roh nenek moyang, para dewa, dewa tertinggi (Ameterasu Omi Kami), patung dan berhala.



Kitab suci yang menjadi pedoman hidup agama Shinto yaitu Kitab Konyiki dan Nihongi.
2.2 Sistem Ketuhanan dalam Agama Shinto
2.3 Kitab Suci atau Ajaran Agama Shinto
2.4 Sekte-Sekte dan Doktrin Agama Shinto







SEJARAH DAN ASAL MULA AGAMA KRISTEN KATHOLIK



SEJARAH DAN ASAL MULA
AGAMA KRISTEN KATHOLIK
Makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Studi Agama-Agama
Dosen Pengampu :
Drs. Bashori

Description: UIN MALANG - Copy


Oleh :
MOH.KAMILUS ZAMAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah dan Perkembangan Agama Katholik”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Studi Agama-Agama dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan mahasiswa tentang agama non Islam.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari semua pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Bashori selaku dosen matakuliah ini yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat  bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya. Amin .

Malang, Maret 2011


Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2   Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3   Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1  Pengertian budaya Nusantara ...........................................................  3
2.2  Sejarah masuknya Islam di Indonesia................................................ 4
2.3  Proses pertemuan Islam dan budaya Nusantara................................. 6
2.4  Modifikasi kebudayaan di Indonesia oleh Wali Songo..................... 9
BAB III STUDI KASUS..................................................................................... 16
3.1 Adat Seblang dari Banyuwangi........................................................ 16
3.2 Wayang ............................................................................................  20
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 23
4.1 Analisis data..................................................................................... 23
4.2 Solusi................................................................................................ 23
4.3 Simpulan........................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... iv



DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan Winarno. 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara
Karim,Abdul. 2007. Islam Nusantara, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Widyosiswoyo, Supartono.2004. Ilmu Budaya Dasar, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.
http://fahrirozy.wordpress.com/2010/05/08