FILSAFAT
PANCASILA: LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh : Moh. Kamilus Zaman
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat
dimulai dengan rasa ingin tahu dan dengan rasa ragu-ragu. Berfilsafat didorong
untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui.
Karakteristik berfikir filsafat adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak
puas hanya mengenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri, tapi ingin melihat
hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya.
Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan,
karena sejarahnya yang panjang kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat
malahan menjangkau masa depan umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology. Pembangunan dan pendidikan yang
dilakukan oleh suatu bangsa pun bersumber pada inti sari ajaran filsafat. Oleh
karena itu filsafat telah menguasai kehidupan umat manusia, manjadi norma
negara, menjadi filsafat hidup suatu bangsa.
Filsafat
adalah suatu lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas
(komprehensif). Filsafat menjangkau semua persoalan dalam daya kemampuan pikir
manusia. Filsafat mencoba mengerti, menganalisis, menilai dan menyimpulkan
semua persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara kritis,
rasional dan mendalam. Kesimpulan-kesimpulan filsafat manusia yang selalu
cenderung memiliki watak subjektivitas. Faktor inilah yang melahirkan
aliran-aliran filsafat, perbedaan-perbedaan dalam filsafat.
Berdasarkan
uraian diatas dapatlah diuraikan pengertian filsafat tersebut. Filsafat berasal
dari bahasa Yunani “ philosophos”. “Philos” atau “philein” berarti “mencintai”,
sedangkan “sophos” berarti “ kebijaksanaan “. Maka filsafat merupakan upaya
manusia untuk memenuhi hasratnya demi kecintaannya akan kebijaksanaan. Namun
demikian,, kata “kebijaksanaan” ternyata mempunyai arti yang
bermacam-macam yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya, satu
pendapat mengartikan kebijaksanaan dalam konteks luas, yaitu melibatkan
kemampuan untuk memperoleh pengertian tentang pengalaman hidup sebagai suatu
keseluruhan, penekanannya pada kemampuan untuk mewujudkan pengetahuan itu dalam
praktik kehidupan yang nyata. Ada yang mengartikan filsafat dalam arti
sempit yakni sebagai “pengetahuan” atau “pengertian” saja.
Definisi
Filsafat menurut beberapa ilmuwan :
- Plato : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
- Aristoteles : Filsafat menyelidiki tentang sebab dan asas segala benda.
- Al Kindi : Filsafat merupakan kegiatan manusia yang bertingkat tinggi, merupakan pengetahuan dasar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.
- Al Faraby : Filsafat merupakan ilmu [pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
- Ibnu Sina/ Avicenna : Filsafat dan metafisika sebagai suatu badan ilmu tidak terbagi. Fisika mengamati yang ada sejauh tidak bergerak. Metafisika memandang yang ada sejauh itu ada.
- Immanuel Kant : Filsafat itu pokok dan pangkal segala pengetahuan.
Dapat
disimpulkan filsafat adalah ilmu pengetahuan hasil pemikiran manusia dari
seperangkat masalagh mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
diperoleh budi pekerti. Adapun tujuan berfilsafat adalah untuk mencari
kebenaran sesuatu baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika
(berperilaku),mauun metafisika (hakikat keaslian).
Manfaat mempelajari Filsafat :
- Mendidik dan membangun diri.
- Memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan problem sehari-hari
- Memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dan akusentrisme.
- Latihan untuk berfikir sendiri
- Memberikan dasar-dasar baik untuk kehidupan pribadi maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
B. PENGERTIAN FILSAFAT
PENDIDIKAN
Eksistensi
suatu bangsa adalah eksis dengan ideology atau filsafat hidupnya, maka demi
kelangsungan eksistensi itu dilakukan pewarisan nilai ideology itu kepada
generasi selanjutnya. Jalan yang efektif untuk itu hanya melalui
pendidikan, kesadaran moral dan sikap mental yang menjadi kriteria manusia
ideal dalam system nilai suatu bangsa bersumber pada ajaran filsafat yang
dianut. Untuk menjamin supaya pendidikan itu benar dan prosesnya efektif,
maka dibutuhkan landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas
normativ dan pedoman pelaksanaan pembinaan.
Menurut
Hasan Langgulung, filsafat pendidikan merupakan teori atau ideology pendidikan
yang muncul dari sikap filsafat seorang pendidik dari pengalaman-pengalaman dan
pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan adalah ilmu pendidikan yang bersendikan
filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran dan pemerahan
mengenai masalah pendidikan.
Pendidikan
adalah pelaksanaan dari ide filsafat. Ide filsafat yang memberi kepastian bagi
nilai peranan pendidikan. Seorang filsuf Amerika, Jhon Deway mengatakan bahwa
filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pikiran
mengenai pendidikan.
C. PENGERTIAN FILSAFAT
PANCASILA
Pancasila
yang dibahas secara filosofis disini adalah Pancasila yang butir-butirnya
termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang tertulis dalam alinia ke
empat. Dijelaskan bahwa Negara Indonesia didasarkan atas Pancasila. Pernyataan
tersebut menegaskan hubungan yang erat antara eksistensi negara Indonesia
dengan Pancasila. Lahir, tumbuh dan berkembangnya negara Indonesia ditumpukan
pada Pancasila sebagai dasarnya. Secara filosofis ini dapat diinterpretasikan
sebagai pernyataan mengenai kedudukan Pancasila sebagai jati diri bangsa.
Melihat
dari beragamnya kebudayaan yang terdapat dalam bangsa Indonesia maka
proses kesinambungan dari kehidupan bangsa merupakan tantangan yang besar. Demi
perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya dituntut adanya rumusan yang
jelas yang mampu berperan sebagai pemersatu bangsa sehingga cirri khas
bangsa Indonesia menjadi nyata.
Jadi,
Pancasila mengarahkan seluruh kehidupan bersama bangsa, pergaulannya dengan
bangsa-bangsa lain dan seluruh perkembangan bangsa Indonesia dari waktu
kewaktu. Namun dengan diangkatnya Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia
tidak berati bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang termuat didalamnya sudah
terumus dengan teliti dan jelas, juga tidak berarti pancasila telah merupakan kenyataan
didalm kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila adalah pernyataan tentang
jati diri bangsa Indonesia.
D. FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN DAN
MANFAATNYA
Secara
sederhana filsafat pendidikan ialah nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis
yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu system
pendidikan. Artinya filsafat pendidikan adalah jiwa, roh dan kepribadian system
pendidikan nasional.
Sebagaimana dinyatakan dimuka, eksistensi suatu bangsa
adalah eksistensi dan ideology atau filsafat hidupnya, maka demi kelansungan
eksistensi itu ialah dengan mewariskan nilai-nilai ideology itu kepada generasi
selanjutnya. Adalah realita bahwa jalan dan
proses yang efektif untuk ini hanya melalui pendidikan. Setiap masyarakat,
setiap bangsa melaksanakan aktivitas pendidikan secara prinsipiil untuk membina
kesadaran nilai-nilai filosofis nasional bangsa itu, baru sesudah itu untuk
pendidikan aspek-aspek pengetahuan dan kecakapan-kecakapan lain.
Pendidikan
sebagai suatu usaha membina dan mewariskan kebudayaan, mengemban satu kewajiban
yang luas dan menentukan prestasi suatu bangsa, bahkan tingkat sosio-budayanya.
Sehingga pendidikan bukanlah usaha dan aktivitas spekulatif semata-mata.
Pendidikan secara fundamental didasarkan atas asas-asas filosofis dan uilmiah
yang menjamin pencapaian tujuan yakni meningkatkan perkembangan sosio-budaya
bahkan martabat bangsa, kewibawaan dan kejayaan negara.
Sedangkan
filsafat pendidikan sesuai peranannya, merupakan landasan filosofis yang
menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Adapun hubungan
fungsional antara filsafat dan teori pendidikan dapat diuraikan :
- Analisa filsafat merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan. Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut.
- Filsafat berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan ahlinya dapat mempunyai relavansi dengan kehidupan nyata.
- Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogic.
E. MUATAN FILSAFAT DALAM
PANCASILA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN
Dalam
Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan
perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam pancasila harus
disoroti dari titik tolak pandangan yang holistic mengenai kenyataan
kehidupan bangsa yang beranekaragam. Ini menekankan pada semangat Bhineka
Tunggal Ika, semangat ini diharapkan mendasari seluruh kehidupan bangsa
Indonesia. Yaitu adanya kesatuan didalam keaneka ragaman yang ada.
Dari
penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah inti Filsafat
Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya kesatuan didalam
pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan cerminan kerinduan umat manusia
sepanjang zaman.
Menurut
Drijarkara, 1980 Pancasila adalah inheren (melekat) kepada eksistensi
manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan yang terntu pada kongretnya.
Sebab itu dengan memandang kodrat manusia “qua valis’ (sebagai manusia), kita
juga akan sampai ke Pancasila.
Hal
ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro, 1984 dalam
kaitannya menyebutkan “ kalau dilihat dari segi intisarinya, urut-urutan lima
sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap
sila yang lima sila dianggap maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungannya
yang mengikat yang satu kpada yang lain, sehingga Pancasila merupakan
satukesatuan yang bulat.
Adapun
hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa Indonesia keyakinan atau
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia ialah Pancasila.
Karenanya system pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila itu. Sistem pendidikan nasional dan system
filsafat pendidikan Pancasila adalah sub system dari system negara
Pancasila. Dengan kata lain system negara Pancasila wajar tercermin dan
dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan nasional bangsa Indonesia
secara keseluruhan.
Tegasnya
tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas
bahwa tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan
didasari oleh system pendidikan yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan
Pancasila.
No comments:
Post a Comment