Monday, April 6, 2015

BIMBINGAN ISLAM DALAM MANAJEMEN ILAHIYAH


Moh.Kamilus Zaman SPd.I

ARTIKEL

BIMBINGAN ISLAM DALAM MANAJEMEN ILAHIYAH



Kuatnya pengaruh materialisme dan hedonisme di era modernisasi ini, orientasi kerja manusia hanya untuk mendapatkan keuntungan materialis. Norma dan nilai-nilai agama sering dilanggar dalam aktivitas kerja. Manajemen birokrasi pemerintah sudah lama disinyalir melakukan penyimpangan berupa korupsi, kolusi dan nepotisme. Ironisnya yang melakukan penyimpangan tersebut dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi baik umum maupun agama. Artinya mereka ternyata tidak mampu membimbing diri mereka untuk selalu mematuhi dan menjauhi larangan Allah Swt. Untuk mengantisipasi berkembangnya penyimpangan harus dilakukan rekayasa manajemen organisasi yang mampu membimbing para personel dalam aktivitasnya selalu ingat dan taat kepada Allah Swt. Manajemen Ilahiyah sebagai salah satu produk rekayasa manajemen akan mampu menanggulangi krisis moral spiritual para personel karena dalam aktivitas Manajemen Ilahiyah terjadi proses bimbingan yang selalu mengarahkan personel untuk selalu ingat dan taat kepada Allah Swt. Agar Manajemen Ilahiyah dapat teraplikasi secara isensial, harus dibangun budaya organisasi yang dapat mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai Ilahiyah dalam proses manajemen. Kata Kunci : Bimbingan, Islam, Manajemen Ilahiyah

B. Sekilas Tentang Bimbingan dan Manajamen Ilahiyah


Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, sehingga dengan kemampuan sendiri mereka dapat mencapai kebahagiaan hidup secara pribadi dan sosial.
Sedangkan bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, terus menerus dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan Hadis ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai denga tuntunan Alquran dan Hadis.3Jika internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan Hadis telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah Swt, dengan manusia dan alam semesta merupakan manifestasi dari peranannya sebagai khlaifah di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk menyembah/ mengabdi kepada Allah Swt. Karakteristik manusia yang menjadi tujuan bimbingan Islam ini adalah manusia yang mempunyai hubungan baik dengan Allah Swt. dengan manusia dan alam semesta ( Hablum minal lahi wa hablum minan nas). Bagi individu yang telah berprilaku menyimpang dari fitrah beragama dan lepas hubungan dengan Allah dan dengan manusia perlu upaya-upaya perbaikan yang disebut dengan konseling Islami. Konseling Islami adalah suatu usaha membantu individu dalam menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah di muka bumi dan berfungsi untuk menyembah/ mengabdi kepada Allah Swt., sehingga tercipta kembali hubungan baik dengan Allah, dengan manusia dan dengan alam semesta.
Setiap individu diwajibkan untuk mengembangkan benih-benih dan kecerdasan fitrah yang telah ditanamkan Allah kepada setiap individu, karena hal tersebut akan mendatangkan kebahagiaan pribadi yang hakiki dan mendatangkan kemanfaatan sosial. Pokok persoalan yang sering terjadi adalah sulitnya menanamkan dan menginternalisasikan nilai-nilai ilahiyah.

Sulitnya mengembangkan benih-benih potensi dan kecerdasan fitrah ini, menurut M. Hamdani Bakhran4bahwa untuk mengembangkan benih-benih potensi dan kecerdasan fitrah yang telah Allah tanamkan dalam diri setiap manusia, itu bukanlah sesuatu hal yang mudah, tetapi sangat memerlukan bimbingan dan perjuangan yang ulet, disiplin dan konsisten. Karena di tengah-tengah proses perjalanannya akan senantiasa dihadang oleh musuh-musuh Allah baik dari dalam diri manusia itu sendiri maupun di luar dirinya. Syaithan dan Iblis tidak senang, jika manusia terlalu dekat dengan Tuhannya dan kebenaran Tuhannya. Pengikut-pengikut setianya terdiri dari manusia dan jin ikut melakukan penghadangan, tipu daya serta berbagai cara untuk menggagalkan proses pengembangan dan pemberdayaan potensi dan kecerdasan fitrah itu. Pada kesimpulannya agar manusia dapat menginternalisasikan potensi kecerdasan fitrah yang ada diperlukan bimbingan yang kontiniu, dan dalam aktivitas kerja yang teroganisir bimbingan dapat dilakukan dengan rekayasa manajemen yang pada makalah ini disebut dengan Manajemen Ilahiyah .

Kesimpulan

Membimbing manusia menuju pengembangan potensi fitrah beragama, dapat dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan. Bimbingan Islami dapat dilakukan dengan cara lisan, tulisan baik langsung maupun tidak langsung, selain itu juga bimbingan dapat dilakukan dengan cara rekayasa lingkungan sosial. Rekayasa manajemen merupakan salah satu cara untuk membimbing personel agar selalu ingat kepada Allah dan dalam aktivitas kerjanya selalu berpegang pada ajaran-ajaran Islam. Rekayasa manajemen akan berjalan efektif jika proses pembudayaan nilai-nilai Ilahiyah dapat berkembang. Untuk itu, perlu upaya-upaya membangun budaya organisasi yang dapat membimbing teraplikasinya nilai-nilai Ilahiyah dalam aktivitas manajerial.

Oleh : Nadzmi Akbar



No comments:

Post a Comment