Monday, April 6, 2015

PENERAPAN ISO DI SEKOLAH



PENERAPAN ISO DI SEKOLAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
               Bpak. Mulyono M.A
                                                                   

                                                





Disusun oleh:
                                 MOH.KAMILUS ZAMAN SPD.I

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM MALIKI NEGERI MALANG
2010

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan dalam lembaga pendidikan islam”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Manajemen pendidikan islam, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan  mahasiswa.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari semua pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Mulyono, M.A. selaku Dosen Matakulia Manajemen pendidikan islam, dan juga semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini, berusaha penulis susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta minimnya pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumya. Amin.

Malang, 16 Oktober 2011

Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar  Belakang
Tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta kecepatan perubahan saat ini sudah barang tentu tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang dapat di abaikan. Lembaga pendidikan sebagai lembaga social yang bersifat terbuka juga sebagai agen perubahan (agen of chage) perlu memerhatikan adanya tuntutan perubahan tersebut.
Seiring dengan itu, terbukanya Asian free Trade Area (AFTA), sejak 1 Januari 2003 lalu itu mengindikasikan gong kompetisi SDM dalam perspektif global sudah mulai ditabuh. Dan pada saat ini Lembaga-lembaga pendidikan Asing yang diminati masyarakat, diliahat dari sudut pembiayaan, jstru lebih mahal, melampaui standart biaya pendidikan yang terbaik di indonisia.
Direktorat Pendidikan Menengah kejuruan misalnya, sejak beberapa tahun terakhir telah mencanangkan adanya satu identitas bagi sekolah-sekolah menengah kejuruan diseluruh Indonisia. Identitas tang dimaksut adalah sebagai sekolah bertaraf Nasional atau bertaraf Internasional. Salah satu cirri sekolah bertaraf Nasional atau Internasional adalah diterapkannya prinsip-prinsip Manajemen ISO didalamnya. Bab ini akan memabahs secara singkat mengenai penerapan Manajemen ISO di Lembaga Pendidikan.

2.      Rumusan Masalah.
a.       Mengapa penerapan iso berubah-rubah dari masa ke masa?
b.      Bagaimana proses perubahan ISO dari masa ke masa tersebut?
c.       Apa saja manfaat penerapan ISO dalam pendidikan?
3.      Tujuan Masalah.
a.       Agar mengetahui pengertian ISO itu sendiri.
b.      Agar lebih mendalami proses penerapan ISO dari masa kemasa.
c.       Untuk mengetahui kenapa dalam lembaga pendidikan perlu adanya penerapan ISO.




BAB 11
PEMBAHASAN
A.    Pengertian ISO
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.
Nama ISO Banyak pihak melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap “International Organization for Standardization” dengan kependekannya ‘ISO’, dimana ‘IOS’ dianggap lebih tepat. Anggapan itu benar bila penetapan nama didasarkan pada kependekannya. Yang sebenarnya, istilah ISO bukan merupakan kependekan, tapi merupakan nama dari organisasi internasional tersebut. “ISO” berasal dari Bahasa Latin (Greek) “isos” yang mempaunyai arti “sama” (equal). Awalan kata “iso-“ juga banyak dijumpai misalnya pada kata “isometric”, “isomer”, “isonomy”, dan sebagainya.

      Dari kata “sama” (equal) menjadi “standar” inilah “ISO” dipilih sebagai nama organisasi yang mudah untuk dipahami. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari negara anggota, misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN (Organisation Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.

B.     Sejarah Singkat Perubahan
Ø  Pre ISO 9000
Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu dalam industri teknologi tinggi di Inggris, seperti amunisi yang meledak saat masih di pabrik pembuatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan mensyaratkan pabrik untuk mendokumentasikan prosedur serta menunjukannya dengan bukti-bukti terdokumentasi untuk membuktikan bahwa prosedur tersebut telah dilakukan sesuai dengan yang dituliskan. Nama standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai standar manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi bagaimana mengelola proses pembuatannya. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris meyakinkan ISO untuk mengadopsi BS 5750 sebagai standar internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi ISO 9000.
Ø  Versi 1987
Standar ISO tentang SMM versi 1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu organisasi:
  • ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang memiliki aktivitas menciptakan produk baru.
  • ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk baru.
  • ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja.
  • ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya, namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada kesesuaian dengan prosedur-prosedur daripada terhadap proses manajemen secara keseluruhan.
Ø  Versi 1994
Standar ISO tentang SMM versi 1994 menekankan QA melalui tindakan preventif, sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap melanjutkan pembuktian kepatuhan dengan prosedur-prosedur terdokumentasi. Dan karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi cenderung menghasilkan begitu banyak manual prosedur sehingga membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi yang tidak perlu.
Ø  Versi 2000
Standar ISO tentang SMM versi 2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO 9000 ini dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran, pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, daripada hanya melakukan inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara keseluruhan, dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke administrator yunior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan.
Kritisi terhadap versi 1994, terkait dengan beban dokumentasi sistem manajemen mutu, ditanggapi pada versi 2000 sebagai berikut:
Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2000, organisasi harus mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah diterapkan secara efektif.
Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2000. Bukan dokumentasi yang menentukan proses. ISO 9001:2000, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi mengembangkan jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan peningkatan dari efektifitas SMM.
Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan ”documented quality management system”, and not a “system of documents”
Ø  Versi 2008
Pada tanggal 14 Nopember 2008, ISO telah menerbitkan standar SMM versi 2008, yaitu ISO 9001:2008, Quality management system – Requirements. Secara umum tidak muncul adanya persyaratan baru pada standar ini dibandingkan versi sebelumnya. Revisi yang dilakukan adalah untuk mempertegas pernyataan-pernyataan dalam standar yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Misalnya: jenis pengendalian yang dapat diterapkan untuk outsourced processes, satu prosedur tunggal dapat digunakan untuk mengatur beberapa kegiatan yang wajib didokumentasikan, dan penyelarasan dengan standar-standar terkait yang terbit dalam periode 2000-2008, seperti ISO 9000:2005, ISO 19011:2002, dan ISO 14001:2004.
Terkait dengan masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International Accreditation Forum) menyetujui skema sebagai berikut:
  • 12 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan (baru maupun re-sertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008
  • 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku.
Meskipun dalam masa transisi, sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008, namun organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya.
Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program pelatihan/dokumentasi dan perubahrnnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008.
C.     Manfaat Penerapan ISO
Manfaat yang dapat diambil dari penerapam prinsip manajemen ISO 9001:2008 di Lembaga Pendidikan adalah:
®    Meningkatkan kepuasan pelanggan baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.
®    Terbangunnya kesadaran pengelola Lembaga Pendidikan dalam melaksanakan pelayanan prima terhadap pelanggan.
®    Terdidiknya pengelola lembaga pendidikan dalam menaati sesuatu yang telah di sepakati.
®    Tersusunnya manajemen mutu.
Manfaat untuk Sekolah
  1. Memudahkan menghadapi akreditasi dari BAN-S/M ( Badan Akreditasi Nasional – Sekolah/Madrasah )
  2. Sistem manajemen sekolah menjadi lebih baik dan berkembang, sebab mempunyai:
  • Manual Mutu sebagai alat marketing yang berisi school profile dan penjelasan tentang penerapan SMM ISO 9001:2008 di sekolah.
  • Kebijakan Mutu atau semacam visi-misi sebagai pedoman arah kebijakan sekolah jangka panjang dalam hal perbaikan mutu secara terus menerus.
  • Sasaran Mutu di setiap aktifitas pekerjaan sebagai pedoman target jangka pendek dalam merealisir Kebijakan Mutu.
  • Prosedur Mutu sebagai pedoman dalam melakukan pekerjaan yang menyangkut pembelajaran sehingga ada prosedur baku yang dipergunakan oleh seluruh jajaran.
·         Rencana Mutu ( Quality Planning ) sebagai persyaratan input yang akan menentukan output sehingga keberhasilan pembelajaran terhadap anak-anak didik dapat ditingkatkan
D.    Tujuan penerapan ISO
Penerapan prinsip Manajemn mutu ISO di lingkungan lembaga pendidika n bertujuan untuk:
®    Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan  pendidikan.
®    Membangun kesadaran tentang perlunya melakukan pelayanan secara prima terhadap pelanggaran.
®    Mendidik diri sendiri (pengelola lembaga pendidikan) agar taat terhadap sesatu yang di sepakati.
®    Menyiapkan dokumen mutu.
E.     Penerapan Prinsip Manajemen ISO.
Secara prinsip sebenarnya siapa saja dapat menerapkan system manajemn mutu ISO, termasuk di lingkungan lembaga pendidikan (Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi). System ini merupakan system manajemen yang menekankan kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan kepada sistem manajemen mutu adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal dan pihak yang berkepentingan (interested parties).[i]
      Dalam menerapkan prinsip manajemen ISO 9001-2000 guna pemenuhan kepuasan pelanggan , dikenal delapan prinsip dasar manajemen mutu, yaitu:
Ø  Custumor Focus (perhatian pada pelanggan)
Ø  Leadership (Kepemimpinan)
Ø  Involvement of people (Pelibatan orang)
Ø  Process approach (pendekatan proses)
Ø  System approach to management (pendekatan system pada manajemen)
Ø  Continual improvement (perbaikan berkelanjutan)
Ø  Factual approach to decision making (pengembalian keputusan berdasar fakta)
Ø  Mutually beneficial supplier relationships (hubungan pemasok yang saling menguntungkan)
Delapan dasar prinsip manajemen mutu tersebut merupakan dasar penerapan system manajemen mutu dalam kelompok ISO. Alasan penerapan system tersebut adalah untuk membantu organisasi dalam meningkatkan kepuasan kepada pelanggannya atas layanan produk dari organisasi. Karena pelanggan menghendaki produk sesuai dengan karakteristik yang dapat memuaskan kebutuhan dan harapan mereka. Kebutuhan dan harapan dinyatakan dalam spesifikasi produk yang secara terpadu dinamakan persyaratan pelanggan. [ii]

Persyaratan pelanggan dapat ditentukan melalui kontrak oleh pelanggan atau dapat ditetapkan oleh organisasi itu sendiri. Apabila kedua hal tersebut dapat dapat dipenuhi oleh organisasi , maka pelanggan menetapka keber terimaan produk. Karena kemajuan tekhnologi dan kebutuhan serta harapan pelanggan yang senantiasa meningkat dan berubah , disamping tekanan persaingan yang ketat, maka untuk dapat selalu memuaskan pelanggannya organisasi didorong untuk selalu memperbaiki proses produknya secara terencana dan terukur.
Pendekatan system manajemen mutu (SMM) mengajak organisasi untuk menganalisis persyaratan pelanggan, menetapkan proses yang mampu memberi sumabangan bagi produk yang dapat diterima oleh pelanggan dan supaya konsisten dalam menjaga kualitas produk, dan proses-proses tersebut harus terkendali.






Mulyono, “penerapan prinsip ISO 9001:2000 di lembaga pendidikan”, dalam el-harokah (jurnal studi islam dan kebudayaan), Vol. 63. No. 3, September- Desember 2006. (UIN Malang, 2006), hlm. 389.

[ii]  Hawingyo dan Agung Budi Santoso, “Menerapkan prinsip ISO ”, dalam Buku Pintar Asistensi SMK Berstandar Nasional / Internasional. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktotorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2004), hlm. 23.  
 F. Manajemen Mutu
Manajemen di definisikan sebagai suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan dan pengarahan suatu kelompok orang-orang untuk mencapai satu tuuan organisasional. Manjemen memiliki fungsi dasar sebagai Planning, Organizing, Staffing, Directing, and Controling.
Mutu di definisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan. Kebutuhan atau harapan yang ditetapkan secara langsung atau eksplisit atau tidak langsung atau implicit oleh organisasi atau perorangan yang menerima suatu produk (pelanggan) berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk.
G. Pelanggan.
Pelanggan atau customer adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima layanan jasa atau barang dari produsen.
H. Sertifikat ISO
Sertifikat ISO adalah sebuah pernyataan pengakuan tertulis diberikan kepada sebuah institusi yang telah menerapkan ISO sebagai standar dalam menyelenggarakan organisasinta setelah melalui proses audit insternal dan eksternal. Sertifikat dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi Internasioanal yang dimiliki wewenang terhadap sertifikasi.            
I.Pendekatan Proses dalam ISO
Pendekatan proses yang dilakukan dalam penerapan sistem Manajemen Mutu ISO ditekankan pada:
1.      Prosese adalah suatu aktivitas dengan menggunakan sumber daya untuk mengubah input menjdi output.
2.      Pemahaman dan Pemenuhan persyaratan
3.      Pertimbangan akan nilai tambah yang diberikan oleh suatu proses.
4.      Perolehan hasil atas kinerja proses dankeektifannya.
5.      Perbaikan berlanjut dari proses yang mengacu pada pengukuran yang objektif.
6.      Pihak berkepentingan memainkan peran penting dalam menetapkan persyaratan sebagai masukan pada organisasi.
7.      Pemantauan kepuasan pihak berkepentingan menghendaki penilaian informasi yang berkaitan dengan persepsi pihak berkepentingan tentang sejauh mana kebutuhan dan harapan mereka telah terpenuhi.
J. Proses di Organisasi
Proses dalam organisasi adalh suatu aktifitas dan interaksi dari banyak proses. Proses-proses tersebut dapat dibagi dalam tiga jenis berdasrakan cakupannya:
1.      Proses utama
2.      Proses lintas departemen atau fungsi
3.      Proses Internal.
K. Apakah Penerapan Manajemen ISO 9001:2008 Membuat Repot Sekolah?
Menjelang surveillance (audit dari lembaga sertifikasi ISO) sekolah-sekolah yang telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 (dengan beragam motivasi masing-masing sekolah tentunya) biasanya (sekali lagi : biasanya, kebanyakan dan tak semuanya) mulai sibuk mengecek dokumen-dokumen prosedur maupun catatan mutu/dokumen kerja setiap bidang. Ada satu kolom yang belum ditandatangani pun dianggap akan menjadi masalah saat berhadapan dengan auditor kelak.  Kerja dengan system kebut semalam pun akhirnya menjadi jalan pintas yang selalu berulang saat ada event audit.
Jika kondisi sekolah anda seperti ini, maka sangat wajar jika warga sekolah mengatakan impelementasi ISO membuat semuanya jadi rumit, menambah pekerjaan dan aturan birokrasi .Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa ISO itu merepotkan karena tambahan aturan dan birokrasi yang hanya berfungsi untuk membuat anggota organisasi ‘kelihatan’ lebih sibuk. Kalau ada manfaat, itu hanyalah selembar kertas sertifikat ukuran A4 yang dapat digunakan menjaring siswa. Itupun perlu bukti bahwa selembar kertas tersebut memang nyata-nyata membuat orang tua tertarik.
Jika dikatakan bahwa ISO-9001 menambah birokrasi ataupun bidang-bidang adalah benar sesuai dengan proses pendidikan beserta perangkat interaksi dan komunikasi yang telah ditetapkan. Birokrasi adalah perangkat dalam struktur organisasi beserta aturan dan berbagai kebijakan yang mengatur aktivitas organisasi. Tetapi kalau ISO-9001 dikatakan merepotkan, dalam arti menambah pekerjaan yang tidak bermanfaat adalah tidak tepat. Memang sangat dimungkinkan adanya aktivitas tambahan yang diperlukan bila organisasi menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001, aktivitas tersebut memang diperlukan untuk meminimalkan resiko terjadinya kegagalan produk ataupun kegagalan suatu pekerjaan dalam menghasilkan output yang maksimal serta perbaikan yang bersifat kontinyu.















KESIMPULAN
1.      ISO , yang diartikan sebagai “ The International Organization For Standardization” (Organisasi Internasional untuk standardisasi), merupakan badan federasi dunia yang berkenaan dengan standart.
2.            Penerapan Prinsip Manajemen ISO.
Ø  Custumor Focus (perhatian pada pelanggan)
Ø  Leadership (Kepemimpinan)
Ø  Involvement of people (Pelibatan orang)
Ø  Process approach (pendekatan proses)
Ø  System approach to management (pendekatan system pada manajemen)
Ø  Continual improvement (perbaikan berkelanjutan)
Ø  Factual approach to decision making (pengembalian keputusan berdasar fakta)
Ø  Mutually beneficial supplier relationships (hubungan pemasok yang saling menguntungkan)
3.      Intinya: Meskipun dalam masa transisi, sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008, namun organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya.
4.      Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program pelatihan/dokumentasi dan perubahrnnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008.






DAFTAR ISI

ü  Mulyono. Manajemen Admistrasi dan Organisasi pendidikan.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2010.
ü  http://idea-koes.blogspot.com/2010/07/penyebab-utama-kegagalan-penerapan-smm.html
ü  http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/23/penerapan-manajemen-iso-90012008-membuat-repot-sekolah/
ü  Nasution.M.N. ( 2004 ) Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia
ü  Suryadi Prawirosentono, 2002, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta, PT.Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment