Monday, April 6, 2015

MANAJEMEN KEKELUARGAAN DI SEKOLAH




MANAJEMEN KEKELUARGAAN DI SEKOLAH
Makalah  ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Molyono, M.A

Description: UIN_Color.jpg


Disusun Oleh:
MOH.KAMILUS ZAMAN SPD.I


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrobbil ‘Alamin puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah memberi rahmat, nikmat, taufik, karunia serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan lancar (Insya Allah).
Sholawat serta salam muda-mudahan tetap tercurah atas junjuangan kita, Nabi  Muhammad rasulullah Saw. Yang atas perjuangan dan jasa-jasa beliaulah kita bisa merasakan manisnya iman dan Islam sempai detik ini juga dan membawa kita kejalan yang lurus yakni Addinul Islam .
Dalam kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Mulyono,M.A Selaku dosen pengampu mata kuliyah Manajemen Pendidikan Islam, dan kepada seluruh pihak atau teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan sehingga saran dan kritik diharapkan untuk menambah wawasan dalam kehidupan bermasyarakat..
Akhir kata, Saya ucapkan terima kasih dan mohon ma’af apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam mengerjakan tugas ini.

Malang,12 Desember 2011

Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................          
KATA PENGANTAR................................................................................          
DAFTAR ISI ...............................................................................................          
BAB I       PENDAHULUAN
            I.I     Latar Belakang ............................................................................  
                   I.II   Rumusan Masalah ................................................................       
                   I.III  Tujuan Penulisan...................................................................        

BAB II      PEMBAHASAN
                   II.1 Prinsip Hubungan Manusia Secara kekeluargaan..........................
                   II.2 Kode Etik Guru ............................................................................  
                   II.3 Layanan Bimbingan di Sekolah .............................................
BAB III    PENUTUP                                                                         
            III.I  Kesimpulan .................................................................................       
           
DAFTAR PUSTAKA         








BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pendidikan itu sebenarnya tidak mudah jika hal itu kita tinjau secara sungguh-sungguh. Betapa tidak, yang kita garap adalah seorang anak manusia yang mempunyai banyak potensi yang baik yang perlu dikembangkan. Anak mempunyai harga diri yang perlu kita perhatikan, karena dia adlah manusia. Bahkan kita lupa, bahwa anak itu bukan milik kita, melainkan milik Tuhan, yang dititpkan kepada kita sebagai orangtua untuk dibina.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Seperti diketahui menurut Ki Hajar Dewantoro Tripusat pendidikan itu adalah: keluarga, sekolah, dan organisasi pemuda. Sedangkan menurut Profesor M.J. Longeveld tentang lembaga pendidikan, dinyatakan ada tiga macam, yaitu: keluarga, negara, dan gereja (dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan keagamaan).  
Bidang kajian ini bisa kita jadikan sebagai acuan supaya terjadi keserasian dan kerjasama yang setinggi-tingginya antara ketiga lembaga pendidikan: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena keberhasilan pendidikan di sekolah, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah remaja yang lulus.
Bersamaan dengan itu kita lihat pula perkembangan usaha-usaha manusia dalam bidang pendidikan dan persekolahan pada umumnya, baik kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah dan jenis sekolah makin banyak dan bermacam-macam, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Semuanya itu telah dan sedang dialami oleh masyarakat Indonesia.
Bahwasannya hal-hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya berbagai kesukaran yang mungkin dialami oleh anak-anak dalm perkembangannya dan dalam menentukan pilihan hidupnya, adalah jelas.
Pekerjaan seorang guru merupakan salah satu tugas kepemimpinan. Istilah “kepemimpinan” mengandung pengertian adanya kesadaran terhadap “kemana tujuan kita, dan bagaimana caranya untuk sampai tujuan tersebut”. Untuk menjadi pemimpin yang baik guru dianjurkan untuk menempatkan siswa kedalam diagram hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow. Melalui diagram ini, mereka akan memahami bahwa kebutuhan yang lebih tinggi akan termotivasi hanya jika kebutuhan yang lebih rendah sudah terpenuhi. Dengan kata lain, sebelum memberikan instruksi atau perintah kepada siswa terhadap aspek kognitif atau bahkan estetika, seyogyanya seorang guru harus yakin bahwa kebutuhan –kebutuhan fisik, keselamatan, kepemilikan, dan rasa cinta, serat rasa dihargai siswa tersebut sudah terpenuhi. Meski kebutuhan tersebut terpenuhi, guru juga harus mengenal objektif (tujuan) dari setiap siswa dan harus dapat menanganinya.
`Dapat ditambahkan bahwa dalam kepemimpinan di kelas setiap, guru menghadapi situasi yang semakin sulit dalam hal membimbing, mengawasi, menasehati, mengarahkan siswa kepada perilaku yang bertanggung jawab, serta memnbantu kegiatan ekstra kulikuler.

I.2 Rumusan Masalah
            1. Bagaimana prinsip hubungan kemanusiaan secara kekeluargaan?
            2. Apa sajakah kode etik bagi seoarang guru?
            3. Apa saja layanan bimbingan yang diberikan sekolah?
I.3 Tujuan Penulisan
            1. untuk mengetahui bagaimana prinsip hubungan kemanusiaan secara kekeluargaan.
            2. untuk mengetahui kode etik bagi para guru.
            3. untuk mengetahui layanan bimbingan yang diberikan oleh sekolah.









BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Prinsip Hubungan Kemanusiaan Secara Kekeluargaan
            Suasana kerja sama demokratis yang sehat tidak akan ada tanpa adanya rasa persahabatan dan kekeluargaan yang akrab serta sikap saling hormat-menghormati secara wajar diantara seluruh warga sekolah tersebut. Hubungan kemanusiaan merupakan pelicin jalan ke arah pemecahan setiap masalah yang timbul dan sulit dipecahkan. Pemimpin harus menjadi sponsor utama bagi terbinanya hubungan-hubungan sosial dan situasi pergaulan seperti di atas. Pemimpin tidak berlaku sebagai majikan atau mandor terhadap pegawai atau buruhnya, tetapi ia sejauh mungkin menempatkan diri sebagai sahabat terdekat dari semua staf di sekolah. Hubungan kemanusiaan dengan orang luar di sekolah perlu ditingkatkan pula. Williard S. Elsbree, dalam bukunya halaman 154, mengatakan bahwa: “ The relationship of modern supervisor to teaching staff is peer ralationship”.
            Hubungan-hubungan kemanusiaan serta hubungan kerja semacam ini tidak akan terjadi kecuali dalam suatu kelompok di mana kepemimpinannya yang hidup di dalamnya dijiwai oleh semangat demokrasi Pancasila. Hal ini berarti ada motivasi dari pemimpin yang tut wuri handayani.  
II.2 Kode Etik Guru
v  Kode Etik Jabatan Guru pada Umumnya:
1.      Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagai termaktub dalam Preambule, diperlikan syarat-syarat pokok dari setiap guru, yaitu berkepribadian, berilmu, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
2.      Guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
3.      Untuk melaksanakan tugasnya, prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari setiap dari setiap guru dalam jabatannya terhadap orang lain dalam semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila, berilmu pengetahuan dan terampil dalam menyampaikannya, serta dapat bertanggung jawab secara didaktis dan metodis sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai.
4.      Berdasarkan prinsip umum di atas, petunjuk yang merupakan tat cara / akhlak itu wajib diamalkan oleh setiap guru ketika berhubungan dengan manusia lain dalam lingkungan jabatannya.

Ø Hubungan Guru dengan Murid
1.      Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri teladan bagi anak didiknya
2.      Dalam melaksanakan tugas, guru harus memiliki jiwa kasih sayang dan adil serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.
3.      Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.
4.      Guru seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan kepada muridnya dengan memungut biaya.

Ø  Hubungan Guru dengan Sesama Guru
1.      Dalam pergaulan di lingkungan sekolah, sesama guru hendaknya bersifat terus terang, jujur, dan saling menghormati.
2.      Di antara sesama guru hendaknya ada kesediaan untuk saling memberi saran atau nasehat dalam rangka mengembangkan jabatan atau karir masing-masing.
3.      Dalam menunaikan tugas dan memecahkan persoalan bersama, hendaknya di antara furu saling menolong dan penuh toleransi.
4.      Guru hendaknya mencegah pembicaraan yang bersifat sensitif yang berhubungan dengan pribadi sesamanya.

Ø  Hubungan Guru dengan Atasannya
1.    Guru wajib melaksanakan perintah dan kebijakan atasannya
2. Guru wajib menghormati hierarki jabatan.
3. Guru wajib menyimpan rahasia jabatan.
4. Saran dan kritik kepada atasan harus diberikan melalui prosedur dan forum yang semestinya.
5.      Jalinan hubungan antara guru dengan atasan hendaknya selalu diarahkan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.

Ø  Hubungan Guru dengan Pegaawai Tata Usaha
1.    Hubungan dengan guru dan pegawai tata usaha terjadi karena adanya kedudukan kepala sekolah dalam sistem kelembagaan sekolah.
2.    Setiap guru berkewajiban memelihara semangat korps dan meningkatkan rasa kekeluargaan dengan pegawai tata usaha dan mencegah hal-hal yang dapat mengganggu martabat masing-masing.
3.    Guru hendaknya bersikap terbuka dan demokratis dalam hubungannya dengan pegawai tata usaha dan sanggup menempatkan diri sessuai dengan hierarki jabatan
4.    Guru hendaknya bersikap toleran dalam menyelesaikan setiap persoalan yang timbul atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan bersama.
5.    Hubungan antara guru dan pegawai tata usaha merupakan ikatan moral dan bersikap kooperatif edukatif.

Ø  Hubungan Guru dengan Orang Tua
1.      Guru hendaknya dapat mengadakan hubungan timbal balik dengan orang tua/ wali murid dalam rangka kerja sama untuk memecahkan persoalan sekolah dan pribadi anak.
2.      Segala kesalah pahaman yang terjadi antara guru dan orang tua/ wali murid hendaknya diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

Ø  Hubungan Guru dengan Masyarakat
1.      Guru hendaknya dapat berpartisipasi dalam lembaga dan organisasi masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan .
2.      Guru hendaknya dapat melayani dan membantu memecahkan masalah yang timbul dalam dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya.
3.      Guru menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun.
4.      Guru menerima dan melaksanakan peraturan negara dengan sikap korektif dan membangun.


II.3 Layanan Bimbingan di Sekolah
Layanan bimbingan ialah kegiatan-kegiatan yang dilakukan konselor/ petugas bimbingan dalam menunaikan fungsi-fungsi dan mencapai tujuan program-program bimbingan.
Layanan bimbingan ditujukan terutama bagi siswa. Namun demikian, karena dalam pendidikan siswa tersebut terlibat dengan pihak-pihak lain, yaitu guru, kepala sekolah, dan sebagainya, maka bimbingan memberikan juga layanan kepada pihak-pihak lain itu. Jadi bimbingan meliputi:
1.      Layanan kepada siswa
2.      Layanan kepada guru
3.      Layanan kepada kepala sekolah
4.      Layanan kepada calon siswa (dari “sekolah pengumpan”)
5.      Layanan kepada orang tua
6.      Layanan kepada masyarakat
7.      Layanan kepada lembaga dan badan masyarakat yang lain

A.  Layanan Kepada Siswa
Layanan kepada siswa ini berupa orientasi, pengumpulan data pribadi siswa, pembinaan informasi, penyuluhan (konseling) penempatan, pengiriman (referral), dan tindak lanjut.
a.    Layanan Orientasi
Layanan ini diberikan kepada siswa, khususnya siswa baru. Orientasi bagi siswa baru diadakan dengan tujuan agar mereka mempunyai pengenalan yang baik tentang sekolah yang dimasuki, termasuk tentang program-program bimbingan. Layanan ini membawa siswa mengenal kurikulum sekolah (pelajaran-pelajaran apa saja), jurusan-jurusan, dan program-program sekolah lainnya, sistem pendidikan (semester, penilaian, kenaikan tingkat, dan sebagainya), peraturan-peraturan yang berlaku misalnya tata tertib, layanan-layanan sekolah (kesehatan, khususnya layanan bimbingan), staf sekolah (pimpinan sekolah, guru, tata usaha), dan fasiloitas fisik sekolah (pengenalan kampus).


b.    Layanan Pengumpulan Data Pribadi Siswa
Layanan pengumpulan data pribadi siswa bertujuan untuk memperoleh data selengkap mungkin tentang siswa.
Macam-macam data yang dikumpulkan: identitas siswa (nama, jenis, tempat/tanggal lahir, dan sebagainya), agama dan kepercayaan, keadaan keluarga (pekerjaan orangtua,jumlah saudara,taraf kehidupan keluarga dan sebagainya),riwayah pendidikan, kemajuan belajar, lingkungan keluarga tempat tinggal keliarga, kebiasaan, hobi, kegiatan di waktu senggang, cita-cita dan rencana masa depan (pendidikan,pekerjaan), bakat dan kemampuan, sikap, minat, keadaan jasmani, pengalaman-pengalaman khusus (misal pengalamn kerja), dan data lain yang dianggap penting.
c.    Pemberian Informasi
Tujuan :
Memberikan berbagai keterangan, data ,dan fakta tentang dunia luar (khususnya dunia pendidikan dan dunia kerja) kepada siswa dengan maksud agar ia mempunyai pemahaman yang betul tentang dunia sekitar itu. Pemahaman ini selanjutnya penting untuk mengambil keputusan atau menentukan pilihan.
d.   Layanan Penempatan
Tujuan:
Menempatkan siswa dalam program kegiatan belajar di sekolah maupun kegiatan-kegiatan persiapan menuju ke dunia kerja yang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya.
e.    Layanan Penyuluhan
Tujuan :
Penyuluhan merupakan layanan paling pokok dari layanan-layanan bimbingan yang bertujuan membantu siswa yang memerlukan bantuan, dalam ia membuat perencanan, menentukan pilihan, dan mengambil keputusan.
f.     Layanan Pengiriman
Tujuan:
Untuk memperoleh layanan yang lebih ahli atau lebih mempunyai wewenang.
g.    Layanan Tindak Lanjut
-       Di tujukan kepada siswa setelah memperoleh pelayanan bimbingan.
-       Tujuannya untuk mengetahui, apakah anak didik memperlihatkan kemajuan tingkah laku sesuai dengan keputusan yang telah dicapai bersama.
-       Kegunannya ialah untuk menilai program, baik program pendidikan maupun program sekolah pada umumnya, seberapa jauh keefektifannya.

B.     Layanan Kepada Guru
Layanan yang di berikan kepada guru ialah:
a.         Memberikan informasi dan data tentang siswa beserata penafsiran-penafsirannya.
b.         Bekerja sama dengan guru dalam usahanya memecahkan masalah siswa, misalnya memberikan konsultasi yang diminta guru.
c.         Menerima siswa yang dikirim oleh guru karena merupakan kasus dan setelah ternyata guru tidak mampu menanganinay sendiri.

C.    Layanan Kepada Kepala Sekolah
Misalnya:
-        Atas permintaan kepala sekolah, memberikan data tentang siswa dan informasi lain guna keperluan penetapan kebijakan sekolah.
-        Memberikan saran-saran kepada kepala sekolah tentang usaha-usaha peningkatan mutu layanan bimbingan, baik di dalam sekolah maupun yang menyangkut pihak-pihak luar sekolah.
-        Atas permintaan dan pengaturan kepala sekolah, memberikan penataran kepada staf sekolah, khususnya guru-guru, mengenai usaha-usaha untuk meningkatkan mutu layanan bimbingan sekolah.

D.    Layanan Kepada Calon Siswa
Tujuan:
-          Memberikan penerangan atau informasi kepada calon siswa yang ada di daerah sekitar agar mempunyai pemahaman yang jelas tentang sekolah atau lembaga pendidikan yang mungkin akan dimasukinya. Mengetahui tentang calon atau bakal siswa.
-          Agar memperoleh calon-calon siswa yang baik, berbakat dan berminat sungguh-sungguh dalam bidangnya dan betul-betul mantap dalam pilihannya.
E.           Layanan Kepada Orang Tua Siswa
Tujuan:
Membantu oara orang tua siswa agar mempunyai pengertian tentang program-program pendidikan di sekolah pada umumnya, dan khususnya program-program bimbingan dengan maksud agar mereka memberikan kerja sama positif dalam pendidikan putra-putranya.


F.     Layanan Kepada Masyarakat
Dalam memberikan layanan bimbingan ada bermacam-macam cara dan pendekatan yang dapat dipergunakan. Untuk satu maksud layanan diperlukan cara tertentu, tetapi dapat dikatakan bahwa [ada umumnya diperlukan gabungan dari berbagai cara atau metode yang sesuai.















BAB III
PENUTUPAN
III. 1 Kesimpulan
Hubungan kemanusiaan merupakan pelicin jalan ke arah pemecahan setiap masalah yang timbul dan sulit dipecahkan. Pemimpin harus menjadi sponsor utama bagi terbinanya hubungan-hubungan sosial dan situasi pergaulan seperti di atas. Pemimpin tidak berlaku sebagai majikan atau mandor terhadap pegawai atau buruhnya, tetapi ia sejauh mungkin menempatkan diri sebagai sahabat terdekat dari semua staf di sekolah.
Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagai termaktub dalam Preambule, diperlikan syarat-syarat pokok dari setiap guru, yaitu berkepribadian, berilmu, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Kode etik jabatan guru, terdiri dari kode etik guru pada umumnya, hubungan guru dengan murid, hubungan guru dengan sesama guru, hubungan guru dengan atasannya, hubungan guru dengan pegawai tata usaha, hubungan guru dengan orang tua, hubungan guru dengan masyarakat.
Karena banyaknya pihak yang bersangkutan di sekolah maka bimbingan memberikan juga layanan kepada pihak-pihak lain itu. Jadi bimbingan meliputi:
1.      Layanan kepada siswa
2.      Layanan kepada guru
3.      Layanan kepada kepala sekolah
4.      Layanan kepada calon siswa (dari “sekolah pengumpan”)
5.      Layanan kepada orang tua
6.      Layanan kepada masyarakat
7.      Layanan kepada lembaga dan badan masyarakat yang lain




DAFTAR PUATAKA
·         Yamin.Martinis,2008,Paradigma Pendidik Konstruktivistik,Jakarta, GaungPersada Press
·         Paterson.Kathy,2007,55 Teaching Dilemnas, Jakarta, Grasindo
·         Indrataehrudi.Soekarto,1993,Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif,Bogor, Ghalia Indonesia
·         Slameto,1988,Bimbingan di Sekolah, Jakarta, Bina Aksara

No comments:

Post a Comment