Saturday, November 8, 2014

Makalah terapan PENERAPAN METODE BELAJAR AZ-ZARNUJI TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA, KIMIA DAN TINGKAT PRESTASI SISWA JURUSAN IPA



PENERAPAN METODE  BELAJAR AZ-ZARNUJI TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA,  KIMIA DAN  TINGKAT PRESTASI SISWA JURUSAN IPA DI R-SMA-BI MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pembimbing:
 Imron Rosyidi M.Th, M.Ed
Oleh:
Moh. kamilus zaman  (09110259)
Description: ~LOGO UIN BARU_WARNA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
PENERAPAN METODE  BELAJAR AZ-ZARNUJI TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA DAN  TINGKAT PRESTASI SISWA JURUSAN IPA DI R-SMA-BI MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO
A. Merasakan Adanya Masalah
            Perkembangan ilmu-ilmu budaya manusia lebih terbelakang dari ilmu-ilmu kehidupan dan ilmu-ilmu alam. Teknik-teknik yang menyangkut aspek budaya manusia pun berkembang pula sesuai dengan itu.
            Teknik-teknik penerapan ilmu sosiologi, psikologi, pendidikan, politik dikembangkan lewat penelitian-penelitian statistika. Dalam bidang komunikasi masa, bisa terjadi pengurasan otak manusia (brain washing) lewat propaganda, periklanan, atau teknik-teknik komunikasi masa lainnya. Penyebaran dan pengendalian isu bisa menimbulkan anggapan massa tokoh yang sesungguhnya benar menjadi bersalah.
            Etika dengan demikian semakin dikehendaki peranannya, karena dalam bidang ilmu ini lebih langsung menyangkut kemanusiaan. Andaikan perkembangan dua kelompok ilmu yang lain, teknik-teknik yang berkembang di bidang ilmu budaya itu negatif, berarti lebih dahsyat pengaruhnya pada kemanusiaan. Dengan begitu etika semakin dituntut peranannya.
            Sehubungan dengan itu, maka didalam pembelajaran pun perlu ada Etika yang mengatur, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembalajaran itu sendiri.
            Dalam setiap pendidikan yang pernah ada di Indonesia selalu ada berbagai masalah yang timbul. Masalah itu selalu berubah sesuai perubahan zaman. Belajar adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan secara terus menerus baik formal maupun non formal karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok. Bahkan tuntutan itu menjadi bagian penting dari berbagai aturan yang ada.
            Kesalahan-kesalahan dalam metode belajar sering dilakukan murid, bukan saja karena ketidaktahuannya, tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang salah. Keberhasilan dalam belajar direalisasikan dengan adanya perwujudan norma-norma dan nilai positif dalam metode dan pendekatan belajar tersebut.


B. Eksplorasi dan Analisis Masalah
           
            Sebagai gambaran dari fenomena-fenomena diatas, banyak masalah terjadi ketika seorang siswa dihadapkan dengan mata pelajaran yang berhubungan dengan daya ingat dan pemahaman siswa tersebut. Seperti mata pelajaran fisika dan kimia yang selain membutuhkan daya hafalan dan ingatan yang kuat juga membutuhkan pemahaman yang kompleks karena kedua mata pelajaran tersebut berhubungan dengan logika apalagi kedua mata pelajaran ini masuk kedalam UN. Bagi sebagian murid di jurusan IPA di R-SMA-BI MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO pelajaran fisika dan kimia adalah pelajaran yang diangggap momok karena tingkat kesulitannya. Setiap kali mendengar kata itu pasti konotasinya yang terbersit adalah hafalan, rumus, logika dan berputar dengan angka-angka.
            Berbagai masalah tersebut sebagaian besar terjadi karena kurangnya perhatian siswa terhadap metode belajarnya sehingga mengakibatkan kesulitan untuk mempelajari dan memahami pelajaran khususnya mata pelajaran fisika dan kimia.

C. Penyajian Masalah
         Mata pelajaran fisika dan biologi adalah mata pelajaran yang amat penting untuk dipelajari karena mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Dari generasi ke generasi sekolah, mata pelajaran fisika dan kimia merupakan mata pelajaran pokok di jurusan IPA di R-SMA-BI MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO yang wajib dipelajari siswa yang masuk jurusan IPA. Oleh sebab itu tugas seorang pendidik harus bisa mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran fisika dan kimia yang selama ini menjadi momok dalam kegiatan belajar, bagaimanakah menerapkan metode belajar untuk mengatasi ketakutan siswa dalam memepelajari mata pelajaran fisika dan kimia yang diterapkan oleh Syekh Al-Zarnuji dalam kitab Ta’liim al-Muta’allim Thariiq al-Ta’alallum?

D. Pemecahan Masalah
                Apakah sebab-sebab dari rasa takut siswa dalam mempelajari mata pelajaran kuliah fisika dan kimia? rasa takut muncul ditimbulkan oleh pikiran siswa atas kekawatiran mereka karena tingkat kesulitan dan dibayang-bayangi oleh ujian nasional yang menentukan kelulusan siswa tersebut. Cara mengatasinya adalah membuang dahulu perasaan tersebut dan selalu belajar dengan tekun. Merupakan suatu keharusan bagi seorang pelajar untuk bersungguh-sungguh, kontinu atau istiqamah, dan tidak kenal lelah dalam belajar. Cara mengatasi tersebut yang diterapkan oleh al-Zarnuji yang pertama adalah dikembalikan dengan niat belajar. Pentingnya berniat belajar pada masa-masa menuntut ilmu, karena niat merupakan sesuatu yang fundamental dalam segala hal. Di dalam menuntut ilu sebaiknya seorang pelajar berniat mencari ridha Allah. Mengharap kebahagiaan akhirat menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri. Selain niat seorang anak didik juga belajar secara kontinu atau istiqamah dan tidak memaksakan diri, adalah suatu keharusan bagi pelajar untuk kontinu atau rutin dalam belajar serta mengulanginya pada setiap awal dan akhir malam, antara waktu maghrib dan isya serta waktu sahur adalah waktu yang penuh berkah.
            Ia juga tidak boleh memaksa diri sendiri dan membebaninya terlalu berat sehingga menjadi lemah dan tidak mampu melakukan sesuatu. Tetapi ia harus memperlakukan diri sendiri dengan santun, karena sikap santun merupakan modal yang besar dalam meraih segala sesuatu. Selain itu dalam memilih ilmu (mentukan pilihan bidang studi / jurusan) para siswa harus memilih ilmu/bidang studi yang paling baik atau paling cocok dengan dirinya. Suatu bidang ilmu yang dikaji akan sangat menarik dan menantang bagi mereka yang menyenanginya dan yang merasa cocok dengan bidang ilmu itu, sehingga motivasi berprestasi dari siswa akan mendorongnya untuk tekun belajar, keseriusan dalam mengerjakan tugas-tugas, serta kedisiplinan yang tinggi dalam mengikuti seluruh proses belajar yang mengajar, bahkan proses itu tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah saja. Proses itu akan menjadi sumber kekuatan dimanapun dan kapanpun, sehingga dalam konteks ini proses belajar mengajar tidak lagi mengenal tempat dan waktu, karena setiap saat dimana saja para siswa dapat terjadi proses belajar mengajar.
            Selain memilih bidang ilmu yang diminati, cara memilih guru carilah yang alim, yang bersifat wara’ dan yang lebih tua. Seorang guru yang baik dan menyadari profesinya sebagai guru, maka alim/cerdas adalah syarat mutlak bagi guru. Di samping itu juga keteladanan dan sifat wara’ seorang gurupun tidak kalah pentingnya. Sebab keteladanan merupakan pengalaman belajar yang paling mudah dan paling gampang diingat oleh siswa. Olehnya paling tidaknya, sedikitnya seorang guru memiliki sifat keteladanan yang baik yang berakhlakul karimah dan bersifat wara’ (teliti dan hati-hati dalam segala hal).
            Kaitanya dengan hal diatas dapat diartikulasikan sebagai bentuk penegasan tentang etika murid terhadap guru dan bidang studi yang dipelajarnya. Karena dengan pola aturan diatas akan terjadi harmonisasi antara murid dengan guru, antara murid dengan bidang ilmu yang dipelajarinya.
            Tidak lupa juga seorang guru mengingatkan agar anak didik selalu bertawakal. Suatu keharusan bagi pelajar untuk bertawakal yaitu berserah diri kepada Allah di dalam menuntut ilmu. Ia tidak perlu merasa susah karena masalah rezeki dan hatinya jangan selalu disibukkan dengan urusan tersebut.
            Seorang siswa harus memilih teman dengan orang yang tekun belajar, bersifat wara’ dan bertawakal istiqamah. Dan orang yang suka memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist-hadist Nabi. Para siswa harus sering mendiskusikan suatu pendapat/masalah dengan teman-temannya. Diskusi tersebut harus dilakukan dengan tenang, tertib, tidak gaduh, tidak emosi karena itu semua adalah pilar di dalam berdiksusi, sehingga tujuan dari diskusi dapat tercapai. Belajar dengan cara diskusi dan dialog lebih efektif dari pada belajar sendiri. Para penuntut ilmu harus mengurangi hubungi duniawi sesuai dengan kemampuannya. Para penuntut ilmu seharusnya tidak menyibukan diri kecuali hanya menuntut ilmu.

E.Refleksi Terhadap Proses dan Hasil Pemecahan Masalah
            Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu tidak hanya cukup dilakukan melalui tranformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh peningkatan profesionalisme dan sistem manajemen tenaga pendidik serta pengembangan kemampuan peserta didik.
            Kemampuan ini tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektuaktual dan sistem nilai peserta didik. Di wilayah inilah etika pembelajaran berperan.
            Dunia pendidikan sudah sepatutnya memperhatikan wilayah garapan etika pembelajaran dan menerapkannya dalam proses berlangsungnya transper ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga akan melahirkan karakterisitik peserta didik yang memiliki kematangan mental, Intelektual dan spritual yang harus menjadi ciri khas dari model pendidikan Indonesia.
            Sejalan dengan harapan diatas pendidikan di Indonesia mau tidak mau, siap tidak siap, harus menerapkan etika pembelajaran yang sesuai dengan ajaran Islam dan tidak ketinggalan jaman dengan kemajuan teknologi, sehingga menghasilkan outcome yang berkualitas. Yang siap bersaing dengan siapun dan dengan model apapun.
              Dalam metode metode belajar yang di ajarkan oleh Syekh Al-Zarnuji, guru adalah sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggggalkan adalah dengan selalu memberi motivasi kepada anak didik. Disini seorang pendidik harus mengerti apa motivasi itu sendiri, yaitu  suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu   terhadap situasi di sekitarnya.
              Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia untuk dapat  menyesuaikan dan akhirnya untuk mendapatkan kepuasan ini disebut dengan dinamika manusia. Tugas guru dalam memberikan motivasi anak ialah mengingat adanya dinamika anak dan membimbing dinamika anak. Maksudnya ialah supaya anak yang belajar dalam membentuk dinamika manusia ini tidak melalui pengalaman-pengalaman yang kurang baik. Tidak lupa untuk mengajarkan anak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT

Daftar Pustaka

Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika..
Nata, Abuddin.2003.Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam.Jakarta : Rajagrafindo Persada

Asrori, Ma’ruf.1996. Terjemahan Ta’limul Muta’alim Thariqatut Ta’allum.Surabaya: Al-miftah

Al-Zarnuji, Syekh. 1996. Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu. Surabaya : Pelita Dunia Surabaya.







No comments:

Post a Comment