PENERAPAN METODE BELAJAR
AZ-ZARNUJI TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA, KIMIA DAN
TINGKAT PRESTASI SISWA JURUSAN IPA DI R-SMA-BI MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran
Dosen Pembimbing:
Imron Rosyidi M.Th, M.Ed
Oleh:
Moh. kamilus zaman (09110259)
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
PENERAPAN METODE BELAJAR
AZ-ZARNUJI TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA DAN TINGKAT PRESTASI SISWA JURUSAN IPA DI R-SMA-BI
MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO
A. Merasakan Adanya Masalah
Perkembangan ilmu-ilmu budaya manusia lebih terbelakang dari
ilmu-ilmu kehidupan dan ilmu-ilmu alam. Teknik-teknik yang menyangkut aspek
budaya manusia pun berkembang pula sesuai dengan itu.
Teknik-teknik
penerapan ilmu sosiologi, psikologi, pendidikan, politik dikembangkan lewat
penelitian-penelitian statistika. Dalam bidang komunikasi masa, bisa terjadi
pengurasan otak manusia (brain washing) lewat propaganda, periklanan, atau
teknik-teknik komunikasi masa lainnya. Penyebaran dan pengendalian isu bisa
menimbulkan anggapan massa tokoh yang sesungguhnya benar menjadi bersalah.
Etika dengan
demikian semakin dikehendaki peranannya, karena dalam bidang ilmu ini lebih
langsung menyangkut kemanusiaan. Andaikan perkembangan dua kelompok ilmu yang
lain, teknik-teknik yang berkembang di bidang ilmu budaya itu negatif, berarti
lebih dahsyat pengaruhnya pada kemanusiaan. Dengan begitu etika semakin
dituntut peranannya.
Sehubungan dengan
itu, maka didalam pembelajaran pun perlu ada Etika yang mengatur, sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembalajaran
itu sendiri.
Dalam setiap pendidikan yang pernah
ada di Indonesia selalu ada berbagai masalah yang timbul. Masalah itu selalu
berubah sesuai perubahan zaman. Belajar adalah suatu kegiatan yang harus
dilakukan secara terus menerus baik formal maupun non formal karena pendidikan
merupakan kebutuhan pokok. Bahkan tuntutan itu menjadi bagian penting dari
berbagai aturan yang ada.
Kesalahan-kesalahan
dalam metode belajar sering dilakukan murid, bukan saja karena
ketidaktahuannya, tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang salah. Keberhasilan
dalam belajar direalisasikan dengan adanya perwujudan norma-norma dan nilai
positif dalam metode dan pendekatan belajar tersebut.
B. Eksplorasi dan Analisis Masalah
Sebagai gambaran
dari fenomena-fenomena diatas, banyak masalah terjadi ketika seorang siswa
dihadapkan dengan mata pelajaran yang berhubungan dengan daya ingat dan
pemahaman siswa tersebut. Seperti mata pelajaran fisika dan kimia yang selain
membutuhkan daya hafalan dan ingatan yang kuat juga membutuhkan pemahaman yang
kompleks karena kedua mata pelajaran tersebut berhubungan dengan logika apalagi
kedua mata pelajaran ini masuk kedalam UN. Bagi sebagian murid di jurusan IPA
di R-SMA-BI MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO pelajaran fisika dan kimia adalah pelajaran
yang diangggap momok karena tingkat kesulitannya. Setiap kali mendengar kata
itu pasti konotasinya yang terbersit adalah hafalan, rumus, logika dan berputar
dengan angka-angka.
Berbagai masalah
tersebut sebagaian besar terjadi karena kurangnya perhatian siswa terhadap
metode belajarnya sehingga mengakibatkan kesulitan untuk mempelajari dan
memahami pelajaran khususnya mata pelajaran fisika dan kimia.
C. Penyajian Masalah
Mata pelajaran fisika dan
biologi adalah mata pelajaran yang amat penting untuk
dipelajari karena mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang diujikan
dalam ujian nasional. Dari
generasi ke generasi sekolah, mata pelajaran fisika dan kimia merupakan mata
pelajaran pokok di jurusan IPA di R-SMA-BI
MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO yang wajib dipelajari siswa yang masuk jurusan IPA. Oleh sebab itu tugas seorang pendidik harus bisa mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran fisika dan kimia yang selama
ini menjadi momok dalam kegiatan belajar, bagaimanakah menerapkan metode belajar untuk mengatasi ketakutan siswa dalam
memepelajari mata pelajaran fisika dan kimia yang diterapkan oleh Syekh Al-Zarnuji dalam kitab Ta’liim al-Muta’allim
Thariiq al-Ta’alallum?
D.
Pemecahan Masalah
Apakah sebab-sebab dari rasa takut siswa dalam
mempelajari mata pelajaran kuliah fisika dan kimia? rasa takut muncul
ditimbulkan oleh pikiran siswa atas kekawatiran mereka karena tingkat kesulitan
dan dibayang-bayangi oleh ujian nasional yang menentukan kelulusan siswa
tersebut. Cara mengatasinya adalah membuang dahulu perasaan tersebut dan selalu belajar
dengan tekun. Merupakan
suatu keharusan bagi seorang pelajar untuk bersungguh-sungguh, kontinu atau
istiqamah, dan tidak kenal lelah dalam belajar. Cara mengatasi tersebut yang diterapkan oleh al-Zarnuji yang pertama adalah
dikembalikan dengan niat belajar. Pentingnya berniat belajar pada
masa-masa menuntut ilmu, karena niat merupakan sesuatu yang fundamental dalam
segala hal. Di dalam menuntut ilu sebaiknya seorang pelajar berniat mencari
ridha Allah. Mengharap kebahagiaan akhirat menghilangkan kebodohan dari dirinya
sendiri. Selain niat seorang anak didik juga belajar secara kontinu atau istiqamah
dan tidak memaksakan diri, adalah suatu keharusan bagi pelajar untuk
kontinu atau rutin dalam belajar serta mengulanginya pada setiap awal dan akhir
malam, antara waktu maghrib dan isya serta waktu sahur adalah waktu yang penuh
berkah.
Ia
juga tidak boleh memaksa diri sendiri dan membebaninya terlalu berat sehingga
menjadi lemah dan tidak mampu melakukan sesuatu. Tetapi ia harus memperlakukan
diri sendiri dengan santun, karena sikap santun merupakan modal yang besar
dalam meraih segala sesuatu. Selain
itu dalam memilih ilmu (mentukan pilihan bidang studi / jurusan) para siswa
harus memilih ilmu/bidang studi yang paling baik atau paling cocok dengan
dirinya. Suatu bidang ilmu yang dikaji akan sangat menarik dan menantang bagi
mereka yang menyenanginya dan yang merasa cocok dengan bidang ilmu itu,
sehingga motivasi berprestasi dari siswa akan mendorongnya untuk tekun belajar,
keseriusan dalam mengerjakan tugas-tugas, serta kedisiplinan yang tinggi dalam
mengikuti seluruh proses belajar yang mengajar, bahkan proses itu tidak hanya
terjadi di lingkungan sekolah saja. Proses itu akan menjadi sumber kekuatan
dimanapun dan kapanpun, sehingga dalam konteks ini proses belajar mengajar
tidak lagi mengenal tempat dan waktu, karena setiap saat dimana saja para siswa
dapat terjadi proses belajar mengajar.
Selain memilih
bidang ilmu yang diminati, cara memilih guru carilah yang alim, yang bersifat
wara’ dan yang lebih tua. Seorang guru yang baik dan menyadari profesinya
sebagai guru, maka alim/cerdas adalah syarat mutlak bagi guru. Di samping itu
juga keteladanan dan sifat wara’ seorang gurupun tidak kalah pentingnya. Sebab
keteladanan merupakan pengalaman belajar yang paling mudah dan paling gampang
diingat oleh siswa. Olehnya paling tidaknya, sedikitnya seorang guru memiliki
sifat keteladanan yang baik yang berakhlakul karimah dan bersifat wara’ (teliti
dan hati-hati dalam segala hal).
Kaitanya dengan
hal diatas dapat diartikulasikan sebagai bentuk penegasan tentang etika murid
terhadap guru dan bidang studi yang dipelajarnya. Karena dengan pola aturan
diatas akan terjadi harmonisasi antara murid dengan guru, antara murid dengan
bidang ilmu yang dipelajarinya.
Tidak lupa juga seorang guru mengingatkan agar anak
didik selalu bertawakal. Suatu keharusan bagi pelajar untuk bertawakal yaitu
berserah diri kepada Allah di dalam menuntut ilmu. Ia tidak perlu merasa susah
karena masalah rezeki dan hatinya jangan selalu disibukkan dengan urusan
tersebut.
Seorang siswa harus memilih teman dengan orang yang tekun belajar,
bersifat wara’ dan bertawakal istiqamah. Dan orang yang suka memahami ayat-ayat
Al-Qur’an dan Hadist-hadist Nabi. Para siswa harus sering mendiskusikan suatu
pendapat/masalah dengan teman-temannya. Diskusi tersebut harus dilakukan dengan
tenang, tertib, tidak gaduh, tidak emosi karena itu semua adalah pilar di dalam
berdiksusi, sehingga tujuan dari diskusi dapat tercapai. Belajar dengan cara
diskusi dan dialog lebih efektif dari pada belajar sendiri. Para penuntut ilmu
harus mengurangi hubungi duniawi sesuai dengan kemampuannya. Para penuntut ilmu
seharusnya tidak menyibukan diri kecuali hanya menuntut ilmu.
E.Refleksi
Terhadap Proses dan Hasil Pemecahan Masalah
Pendukung utama
tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan
yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu tidak hanya cukup dilakukan
melalui tranformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung
oleh peningkatan profesionalisme dan sistem manajemen tenaga pendidik serta
pengembangan kemampuan peserta didik.
Kemampuan ini
tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi menyangkut aspek perkembangan
pribadi, sosial, kematangan intelektuaktual dan sistem nilai peserta didik. Di
wilayah inilah etika pembelajaran berperan.
Dunia pendidikan
sudah sepatutnya memperhatikan wilayah garapan etika pembelajaran dan
menerapkannya dalam proses berlangsungnya transper ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga akan melahirkan karakterisitik peserta didik yang memiliki
kematangan mental, Intelektual dan spritual yang harus menjadi ciri khas dari
model pendidikan Indonesia.
Sejalan dengan
harapan diatas pendidikan di Indonesia mau tidak mau, siap tidak siap, harus
menerapkan etika pembelajaran yang sesuai dengan ajaran Islam dan tidak
ketinggalan jaman dengan kemajuan teknologi, sehingga menghasilkan outcome yang
berkualitas. Yang siap bersaing dengan siapun dan dengan model apapun.
Dalam metode metode belajar yang di ajarkan oleh Syekh
Al-Zarnuji, guru adalah sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa
berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggggalkan adalah dengan selalu
memberi motivasi kepada anak didik. Disini seorang pendidik harus mengerti apa
motivasi itu sendiri, yaitu suatu tujuan
jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk
tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi
di sekitarnya.
Perubahan-perubahan
yang dilakukan oleh manusia untuk dapat
menyesuaikan dan akhirnya untuk mendapatkan kepuasan ini disebut dengan
dinamika manusia. Tugas guru dalam memberikan motivasi anak ialah mengingat
adanya dinamika anak dan membimbing dinamika anak. Maksudnya ialah supaya anak
yang belajar dalam membentuk dinamika manusia ini tidak melalui
pengalaman-pengalaman yang kurang baik. Tidak lupa untuk mengajarkan anak
bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT
Daftar
Pustaka
Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba
Humanika..
Nata,
Abuddin.2003.Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam.Jakarta :
Rajagrafindo Persada
Asrori,
Ma’ruf.1996. Terjemahan Ta’limul Muta’alim Thariqatut Ta’allum.Surabaya:
Al-miftah
Al-Zarnuji, Syekh. 1996. Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu.
Surabaya : Pelita Dunia Surabaya.
No comments:
Post a Comment