Tuesday, November 11, 2014

takabbur



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Banyak diantara kita yang masih belum tahu tentang sikap-sikap takabbur, Dan malah diantara kita banyak sekali yang mengidap penyakit tersebut, kita senang dan bangga dikala diri kita lebih unggul dari pada orang lain, maka pada saat itu pula benih-benih sikap takabbur sudah mulai tumbuh dalam sanubarinya yang tanpa kita sadari, kita senang dan bangga ketika kita merasa yang paling pintar dari siapapun, kita menganggap diri kita adalah orang yang paling banyak beramal dari siapapun, dan juga masalah kecantkan atau ketampanan kita sering menganggap diri kitalah yang paling indah dan yang paling elok dari siapa pun, dan lain sebagainya, danpenyakit inilah yang harus diwaspadai karena penyakit ini bisa membawa  kita masuk kedalam jurang kenistaan yakni Neraka.  karena orang yang mengidap penyakit ini sangat tidak disukai oleh Allah.
Selanjutnya penulis disini akan menjelaskan tentang apa sih pengertiannya sikap takabbur itu, dan apa saja contoh-contohnya, kemudain apa saja yang resep agar terhindar dari penyakit yang membahayakan ini agar pembaca faham tentang sikap takabbur.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Takabbur itu?
2.      Apa saja contoh-contoh prilaku Takabbur itu?
3.      Bagaimana menghindari perilaku Takabbur dalam sehari-hari?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui Takabbur.
2.      Untuk mengetahui contoh-contoh prilaku Takabbur.
3.      Untuk menghindari prilaku Takabbur dalm sehari-hari.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Takabbur
Takabbur (sombong) adalah suatu perasaan yang terdapat didalam hati seseorang bahwa dirinya hebat, mempunyai kelebihan dari orang lain misalnya merasa lebih dalam ilmu pengetahuan, kekayaan, kecantikan dan lain sebagainya. Perasaan lebih ini memantul dalam sikap dan tindak tanduknya seharip-hari pada penampilannya di tyengah-tengah kehidupan masyarakat.[1]
Rasulullah SAW mendefinisikan “takabbur” sebagai sikap “menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”.
Pengertian itu Nabi sampaikan kepada orang yang mempertanyakan sikap salah seorang sahabat yang suka memakai baju dan sendal bagus. Sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Takabbur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”.[2]
Menurut bahasa takabur berasal dari bahasa Arab takabbara-yatakabbaru yang artinya sombong atau membanggakan diri.
Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggaan bahwa hanya dirinya beranggapan yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain.
Takabbur semakna dengan ta`azum,yakni menampakan keagungan dan kebesaranya. Takabbur merupakan satu penyakit hati yang dapat menutup jalannya hidayah Allah kepada kita. Penyakit ini bisa melanda seluruh lapisan masyarakat, dari yang kaya sampai yang miskin, orang alim dan bodoh, yang muslim maupun non muslim, dll.
Takabbur atau sombong adalah watak utama dari Iblis, seperti yang tergambar dalam (QS. Al-Kahf :34)
šc%x.ur ¼çms9 ֍yJrO tA$s)sù ¾ÏmÎ7Ås»|ÁÏ9 uqèdur ÿ¼çnâÍr$ptä O$tRr& çŽsYø.r& y7ZÏB Zw$tB tãr&ur #\xÿtR ÇÌÍÈ  
Artinya: “dan Dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"(QS. Al-Kahf :34)
Sifat sombong memang bisa hinggap pada siapapun, namun yang lebih dominan adalah mereka yang mempunyai banyak potensi. Manusia yang hanya diberi ilmu sedikit saja oleh Allah, sudah dianggap dirinya paling pandai. Sehingga segalanya dikaitkan dengan otaknya. Filsafat mulai berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah agama. Padahal Allah swt berfirman :
štRqè=t«ó¡our Ç`tã Çyr9$# ( È@è% ßyr9$# ô`ÏB ̍øBr& În1u !$tBur OçFÏ?ré& z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# žwÎ) WxŠÎ=s%   
Artinya:  dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra : 85)


B.     Macam-macam Takabbur
1.      Takabbur kepada Allah
Inilah bentuk takabbur terburuk, seperti yang pernah dilakukan oleh Namrud,  Fir’aun dan sejenisnya, sebagaiman firman Allah dalam surah al-Mu’min ayat 60.
tA$s%ur ãNà6š/u þÎTqãã÷Š$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAyŠ$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ šúï̍Åz#yŠ ÇÏÉÈ  
Artinya: “dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[3] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”[4]  
2.      Takabbur kepada Rasul
Yaitu sikap tinggi hati, menolak mengikuti dan mematuhi Nabi, karena menganggapnya sebagai manusia biasa (QS. Al-Mu’minun: 34 dan Yaasiin: 15). Seperti yang dinyatakan kaum kafir  Quraisy kepada Nabi : “Bagaimana kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang ada di sekitarmu orang-orang faqir”


 
3.      Takabbur atas sesama manusia
Yaitu dengan membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun tidak seberat yang pertama dan kedua, namun masih sangat berbahaya karena :
·         Kebesaran dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan  terbatas.
·         Ketika seseorang takabbur, ia merampas salah satu sifat kebesaran Allah.


C.    penyebab Takabbur
Pada umumnya orang yang sombong adalah orang yang memiliki kebanggaan diri, karena memiliki sifat, kemampuan atau prestasi lebih dari yang lain.
1.       Ilmu
Takabbur karena ilmu sangat mudah terjadi, yaitu dengan munculnya perasaan lebih mulia dari orang lain. Atau merasa telah mendapatkan tempat mulia di sisi Allah dengan ilmunya (QS 58:11). Ia lebih mengkhawatirkan  orang lain daripada diri sendiri. Kesombongan karena ilmu ini mudah terjadi karena dua hal :
a.       Ilmu yang dipelajari bukan ilmu hakiki. Karena hakekat ilmu adalah yang mampu memperkenalkan manusia akan Rabb-nya, keadaan ketika bertemu Allah dan hijab yang menghalanginya dari Allah. Ilmu yang demikian akan melahirkan sikap tawadhu’(rendah hati) bukan takabbur. (QS 35:28)
b.      Keadaan hati yang kotor saat menuntut ilmu, sehingga salah niatnya dan jadilah takabbur dengan ilmu yang didapatnya.
2.       Amal Ibadah
Orang yang masuk dalam kehidupan zuhud (konsentrasi dalam ibadah) tidak otomatis terbebas dari takabbur. Misalnya dengan zuhudnya itu, merasa lebih layak dikunjungi daripada mengunjungi. Lebih layak dibantu daripada membantu, menganggap orang lain sengsara di neraka dan merasa hanya dirinya yang selamat. dst. Rasulullah bersabda :
“Jika kamu mendengar ada orang yang berkata : “Binasa semua manusia” maka dialah yang paling dahulu binasa.” HR Muslim.
Dengan pernyataan ini ia membanggakan diri dan meremehkan orang lain. 
3.      Hasab (kedudukan) dan Nasab (keturunan)
Orang yang berasal dari keluarga terhormat mudah meremehkan orang lain yang datang dari keluarga bukan terhormat, meskipun orang itu lebih baik ilmu dan amalnya, dan bahkan takabbur karena faktor ini sering kali membuat ia menganggap orang lain sebagai budaknya, dan rasa keberatan untuk berbaur dengan mereka.
Dari Abu Dzarr ra berkata: Suatu hari pernah aku bersengketa dengan seseorang (Bilal) di hadapan Nabi. Lalu aku berkata kepada orang itu “Hai anak hitam”. Nabi segera memotong ucapanku: “Hai Abu Dzarr, tiada lebih baik orang putih dari yang hitam, kecuali dengan taqwa”. Mendengar itu saya berbaring dan mempersilahkan Bilal untuk menginjak-injak muka saya. HR Ahmad.
Dalam hadits di atas, Rasulullah segera menegur orang yang merasa lebih baik keturunannya.
4.       Al Jamal (ketampanan atau kecantikan)
Takabbur karena faktor ini lebih banyak terjadi di kalangan wanita, terwujud dalam celaan, atau gunjingan terhadap kekurangan fihak lain.
Aisyah ra berkata : Ada seorang wanita yang ingin bertemu Nabi, dan aku katakan kepada Nabi dengan isyarat tanganku yang menunjukkan bahwa wanita itu pendek. Sabda Nabi ketika itu :”Sesungguhnya kamu telah menggunjingnya”.
Sikap ini muncul karena adanya kesombongan dalam diri orang seperti Aisyah yang berpostur tubuh lebih baik dari orang tadi. Sebab jika ia berpostur tubuh pendek seperti orang yang diceritakan itu, tentu ia tidak akan mengatakannya. 
5.      Al Maal (kekayaan)
Takabbur karena kekayaan ini banyak terjadi di kalangan pejabat, penguasa, pedagang, tuan tanah, dan mereka yang memilikinya. Orang yang merasa lebih kaya meremehkan orang yang dipandang kurang kaya dengan ucapan maupun sikap-sikap lainnya. Seperti ungkapan : “uang jajan anak saya sehari, cukup kamu makan seumur hidupmu, dst.
Hal ini terjadi karena ketidak tahuannya akan fadhilah (keutamaan) orang miskin dan bahaya kekayaan. Seperti yang pernah terjadi pada pemilik dua kebun yang congkak dan akhirnya binasa (QS. 18:34-42) atau Qarun yang akhirnya binasa  bersama hartanya (QS 28:79-81).
6.      Al Quwwah (kekuatan)
Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan takabbur atas mereka yang lemah dan tidak berdaya.
7.      Al Atba’ (pengikut atau pendukung)
Banyaknya pengikut, pendukung, murid, keluarga, kerabat, dsb, akan mudah memunculkan kesombongan pada orang yang memilikinya. Seorang guru menjadi takabbur karena merasa banyak muridnya. Seorang pejabat menjadi takabbur karena banyak pengikutnya, dst. [5]
Disamping itu juga takabur dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu takabur batini dan takabur zahiri.Takabur batini artinya sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang sehingga tidak tampak secara fisik.Adapun sifat takabur zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat secara langsung dengan panca indra.[6]


Adapun contoh-contoh perilaku takabur antara lain:
·     1.Raja Fir`aun ialah raja takabur yang mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang paling besar.Ia merasa mampu membuat orang lain menjadi apa saja,mematikan atau menghidupkannya.Tetapi akhirnya ia tenggelam di laut merah.Hal ini menunjukan bahwa fir`aun itu lemah.
·     2.Qarun adalah seseorang yang paling kaya.Karena hartanya,ia menjadi takabur dan mempertuhankan hartanya.
·     3.Kan`an pada zaman nabi Nuh dan Abu Lahab Rasulullah.Apalagi pada zaman modern sekarang,banyak orang yang bersifat takabur.
Rasulullah bersabda “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan seberat zarah (seperti biji sawi)

D.    Bahaya Takabbur
Takabbur sangat berbahaya bagi manusia. Ia merupakan kesalahan pertama yang dilakukan makhluk Allah yaitu (iblis) yang menyebabkannya diusir dari surga. Karena sesungguhnya takabbur dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan manusia seperti:
1.     Jauh dari kebenaran.
ß$ÎŽñÀr'y ô`tã zÓÉL»tƒ#uä tûïÏ%©!$# šcr㍬6s3tGtƒ Îû ÇÚöF{$# ÎŽötóÎ/ Èd,ysø9$# bÎ)ur (#÷rttƒ ¨@à2 7ptƒ#uä   


Artinya : “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku(QS. Al-A’raaf: 146).

2.  Terkunci mati hatinya.
šúïÏ%©!$# tbqä9Ï»pgä þÎû ÏM»tƒ#uä «!$# ÎŽötóÎ/ ?`»sÜù=ß öNßg9s?r& ( uŽã9Ÿ2 $¹Gø)tB yZÏã «!$# yZÏãur tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä 4 šÏ9ºxx. ßìt7ôÜtƒ ª!$# 4n?tã Èe@à2 É=ù=s% 9ŽÉi9s3tFãB 9$¬6y_ ÇÌÎÈ  
Artinya: (yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka[7]. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS. Al-Mu’min: 35).

3.    Mengalami kegagalan dan kebinasaan.
Firman Allah: “..dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala” (QS. 14:35).

4.    Tidak disukai Allah.
¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä šúïÎŽÉ9õ3tGó¡ßJø9$# ÇËÌÈ  
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”  (QS. An-Nahl: 23).

5.    Tidak akan masuk surga.
Sabda Nabi SAW: “Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada sebiji sawi kesombongan” HR. Muslim

6.    Akan menjadi penghuni neraka Jahannam.
tA$s%ur ãNà6š/u þÎTqãã÷Š$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAyŠ$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ šúï̍Åz#yŠ ÇÏÉÈ  
Artinya: dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[8] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS. Al-Mu’min: 60)

E.     Mencegah dan Mengobati Takabbur
Untuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya diperlukan dua kekuatan, yaitu ilmu dan amal. Sedangkan Ilmu yang dibutuhkan dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah (mengenal Allah). Dua hal ini sudah cukup untuk mencabut akar  takabbur dari hati manusia. Sebab jika seseorang sudah mengenali dirinya sendiri dengan pengenalan yang benar, maka ia akan sadar bahwa ia adalah makhluk hina, lebih lemah dari lainnya, lebih miskin dari siapapun juga. Tidak ada yang pantas baginya kecuali tawadhu’ kepada sesama. Dan jika ia mengenali Allah dengan sebenarnya maka akan diketahuinya bahwa tidak ada yang layak untuk takabbur kecuali Allah.
Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani akhlak orang-orang shalih sebelumnya seperti akhlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah  (tanpa kursi) dan mengatakan :”Sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang  makannya seperti hamba lainnya”.
Tawadhu’ tidak cukup dengan ilmu, ia harus berupa amal. Dari itulah rukun Islam utama setelah syahadat adalah menegakkan shalat karena dalam shalat itu terdapat sekian banyak rahasia hidup dan yang terpenting adalah pembiasaan agar seorang muslim yang mendirikan shalat dengan ruku’ dan sujudnya terbiasa tawadhu’ serta tidak lagi sombong.[9]









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Takabbur (sombong) adalah suatu perasaan yang terdapat didalam hati seseorang bahwa dirinya hebat, mempunyai kelebihan dari orang lain misalnya merasa lebih dalam ilmu pengetahuan, kekayaan, kecantikan dan lain sebagainya.
Adapun contoh-contoh perilaku takabur antara lain:
·     1.Raja Fir`aun ialah raja takabur yang mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang paling besar.Ia merasa mampu membuat orang lain menjadi apa saja,mematikan atau menghidupkannya.Tetapi akhirnya ia tenggelam di laut merah.Hal ini menunjukan bahwa fir`aun itu lemah.
·     2.Qarun adalah seseorang yang paling kaya.Karena hartanya,ia menjadi takabur dan mempertuhankan hartanya.
·     3.Kan`an pada zaman nabi Nuh dan Abu Lahab Rasulullah.Apalagi pada zaman modern sekarang,banyak orang yang bersifat takabur.
Dan selanjutnya ntuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya diperlukan dua kekuatan, yaitu ilmu dan amal.
Ilmu yang dibutuhkan dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah (mengenal Allah). Dua hal ini sudah cukup untuk mencabut akar  takabbur dari hati manusia. Sedangkan Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani akhlak orang-orang shalih sebelumnya seperti akhlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah  (tanpa kursi) dan mengatakan :”Sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang  makannya seperti hamba lainnya”.

DAFTAR PUSTAKA

“Takabbur”, http: al-manar
------------Aqidah-Akhlaq, Departemen Agama RI, Jakarta, 1996
Adnan Tharsyah, Manusia yang dicintai dan dibenci Allah, PT Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta



[1] Asmaran. Pengantar Studi Akhlaq. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 205
[2]  HR. Muslim.
[3] Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
[4]Asmaran. Pengantar Studi Akhlaq. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 206

[5]  Ibid,
[6]  Tarsyah adnan. Manusia yang dicintai dan di benci Allah. 2008. PT Mizan Pustaka. Bandung. Hlm.217
[7] Maksudnya mereka menolak ayat-ayat Allah tanpa alasan yang datang kepada mereka.

[8]  Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.

[9]  http, al-manar

No comments:

Post a Comment