BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak diantara kita yang masih belum tahu tentang sikap-sikap
takabbur, Dan malah diantara kita banyak sekali yang mengidap penyakit
tersebut, kita senang dan bangga dikala diri kita lebih unggul dari pada orang
lain, maka pada saat itu pula benih-benih sikap takabbur sudah mulai tumbuh
dalam sanubarinya yang tanpa kita sadari, kita senang dan bangga ketika kita
merasa yang paling pintar dari siapapun, kita menganggap diri kita adalah orang
yang paling banyak beramal dari siapapun, dan juga masalah kecantkan atau
ketampanan kita sering menganggap diri kitalah yang paling indah dan yang
paling elok dari siapa pun, dan lain sebagainya, danpenyakit inilah yang harus
diwaspadai karena penyakit ini bisa membawa
kita masuk kedalam jurang kenistaan yakni Neraka. karena orang yang mengidap penyakit ini sangat
tidak disukai oleh Allah.
Selanjutnya penulis disini akan menjelaskan tentang apa sih
pengertiannya sikap takabbur itu, dan apa saja contoh-contohnya, kemudain apa
saja yang resep agar terhindar dari penyakit yang membahayakan ini agar pembaca
faham tentang sikap takabbur.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
Takabbur itu?
2. Apa saja
contoh-contoh prilaku Takabbur itu?
3. Bagaimana
menghindari perilaku Takabbur dalam sehari-hari?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Takabbur.
2.
Untuk mengetahui contoh-contoh prilaku Takabbur.
3.
Untuk menghindari prilaku Takabbur dalm sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Takabbur
Takabbur (sombong) adalah suatu perasaan yang terdapat didalam hati
seseorang bahwa dirinya hebat, mempunyai kelebihan dari orang lain misalnya
merasa lebih dalam ilmu pengetahuan, kekayaan, kecantikan dan lain sebagainya.
Perasaan lebih ini memantul dalam sikap dan tindak tanduknya seharip-hari pada
penampilannya di tyengah-tengah kehidupan masyarakat.[1]
Rasulullah SAW mendefinisikan “takabbur” sebagai sikap “menolak
kebenaran dan merendahkan orang lain”.
Pengertian itu Nabi sampaikan kepada orang yang mempertanyakan sikap salah
seorang sahabat yang suka memakai baju dan sendal bagus. Sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya
Allah itu indah dan mencintai keindahan. Takabbur adalah menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain”.[2]
Menurut bahasa takabur berasal dari bahasa Arab takabbara-yatakabbaru yang
artinya sombong atau membanggakan diri.
Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggaan bahwa
hanya dirinya beranggapan yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain.
Takabbur semakna dengan ta`azum,yakni menampakan keagungan dan kebesaranya.
Takabbur merupakan satu penyakit hati yang dapat menutup jalannya hidayah
Allah kepada kita. Penyakit ini bisa melanda seluruh lapisan masyarakat, dari
yang kaya sampai yang miskin, orang alim dan bodoh, yang muslim maupun non
muslim, dll.
Takabbur atau sombong adalah watak utama dari Iblis, seperti yang
tergambar dalam (QS. Al-Kahf :34)
c%x.ur ¼çms9 ÖyJrO tA$s)sù ¾ÏmÎ7Ås»|ÁÏ9 uqèdur ÿ¼çnâÍr$ptä O$tRr& çsYø.r& y7ZÏB Zw$tB tãr&ur #\xÿtR ÇÌÍÈ
Artinya:
“dan Dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia berkata kepada kawannya (yang
mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada
hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"(QS. Al-Kahf
:34)
Sifat
sombong memang bisa hinggap pada siapapun, namun yang lebih dominan adalah
mereka yang mempunyai banyak potensi. Manusia yang hanya diberi ilmu sedikit
saja oleh Allah, sudah dianggap dirinya paling pandai. Sehingga segalanya
dikaitkan dengan otaknya. Filsafat mulai berperan serta dalam memecahkan
masalah-masalah agama. Padahal Allah swt berfirman :
tRqè=t«ó¡our Ç`tã Çyr9$# ( È@è% ßyr9$# ô`ÏB ÌøBr& În1u !$tBur OçFÏ?ré& z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# wÎ) WxÎ=s%
Artinya:
dan mereka bertanya kepadamu tentang
roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu
diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra
: 85)
B.
Macam-macam
Takabbur
1. Takabbur kepada Allah
Inilah bentuk takabbur terburuk, seperti yang pernah dilakukan oleh
Namrud, Fir’aun dan sejenisnya,
sebagaiman firman Allah dalam surah al-Mu’min ayat 60.
tA$s%ur ãNà6/u þÎTqãã÷$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) úïÏ%©!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAy$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ úïÌÅz#y ÇÏÉÈ
Artinya: “dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[3] akan masuk neraka Jahannam
dalam Keadaan hina dina”[4]
2. Takabbur kepada Rasul
Yaitu sikap tinggi hati, menolak mengikuti dan mematuhi Nabi, karena
menganggapnya sebagai manusia biasa (QS. Al-Mu’minun: 34 dan Yaasiin: 15).
Seperti yang dinyatakan kaum kafir Quraisy kepada Nabi : “Bagaimana
kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang ada di sekitarmu
orang-orang faqir”
3. Takabbur atas sesama
manusia
Yaitu dengan
membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun tidak
seberat yang pertama dan kedua, namun masih sangat berbahaya karena :
·
Kebesaran dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan
terbatas.
·
Ketika seseorang takabbur, ia merampas salah satu sifat kebesaran Allah.
C. penyebab Takabbur
Pada umumnya orang yang sombong adalah orang yang memiliki kebanggaan diri,
karena memiliki sifat, kemampuan atau prestasi lebih dari yang lain.
1. Ilmu
Takabbur karena ilmu sangat mudah terjadi, yaitu dengan munculnya perasaan
lebih mulia dari orang lain. Atau merasa telah mendapatkan tempat mulia di sisi
Allah dengan ilmunya (QS 58:11). Ia lebih mengkhawatirkan orang
lain daripada diri sendiri. Kesombongan karena ilmu ini mudah terjadi karena
dua hal :
a. Ilmu yang dipelajari
bukan ilmu hakiki. Karena hakekat ilmu adalah yang mampu memperkenalkan manusia
akan Rabb-nya, keadaan ketika bertemu Allah dan hijab yang menghalanginya dari
Allah. Ilmu yang demikian akan melahirkan sikap tawadhu’(rendah hati)
bukan takabbur. (QS 35:28)
b. Keadaan hati yang kotor
saat menuntut ilmu, sehingga salah niatnya dan jadilah takabbur dengan ilmu
yang didapatnya.
2. Amal Ibadah
Orang yang masuk dalam kehidupan zuhud (konsentrasi dalam ibadah) tidak
otomatis terbebas dari takabbur. Misalnya dengan zuhudnya itu, merasa lebih
layak dikunjungi daripada mengunjungi. Lebih layak dibantu daripada membantu,
menganggap orang lain sengsara di neraka dan merasa hanya dirinya yang selamat.
dst. Rasulullah bersabda :
“Jika kamu mendengar
ada orang yang berkata : “Binasa semua
manusia” maka dialah yang paling dahulu binasa.” HR Muslim.
Dengan pernyataan ini ia membanggakan diri dan meremehkan orang lain.
3. Hasab (kedudukan) dan Nasab (keturunan)
Orang yang berasal dari keluarga terhormat mudah meremehkan orang lain yang
datang dari keluarga bukan terhormat, meskipun orang itu lebih baik ilmu dan
amalnya, dan bahkan takabbur karena faktor ini sering kali membuat ia
menganggap orang lain sebagai budaknya, dan rasa keberatan untuk berbaur dengan
mereka.
Dari Abu Dzarr ra berkata: Suatu hari pernah aku bersengketa dengan
seseorang (Bilal) di hadapan Nabi. Lalu aku berkata kepada orang itu “Hai anak
hitam”. Nabi segera memotong ucapanku: “Hai Abu Dzarr, tiada lebih baik orang
putih dari yang hitam, kecuali dengan taqwa”. Mendengar itu saya berbaring dan
mempersilahkan Bilal untuk menginjak-injak muka saya. HR Ahmad.
Dalam hadits di atas, Rasulullah segera menegur orang yang merasa lebih
baik keturunannya.
4. Al Jamal (ketampanan atau kecantikan)
Takabbur karena faktor ini lebih banyak terjadi di kalangan wanita,
terwujud dalam celaan, atau gunjingan terhadap kekurangan fihak lain.
Aisyah ra berkata : Ada seorang wanita yang ingin bertemu Nabi, dan aku
katakan kepada Nabi dengan isyarat tanganku yang menunjukkan bahwa wanita itu
pendek. Sabda Nabi ketika itu :”Sesungguhnya kamu telah menggunjingnya”.
Sikap ini muncul karena adanya kesombongan dalam diri orang seperti Aisyah
yang berpostur tubuh lebih baik dari orang tadi. Sebab jika ia berpostur tubuh
pendek seperti orang yang diceritakan itu, tentu ia tidak akan
mengatakannya.
5. Al Maal (kekayaan)
Takabbur karena kekayaan ini banyak terjadi di kalangan pejabat, penguasa,
pedagang, tuan tanah, dan mereka yang memilikinya. Orang yang merasa lebih kaya
meremehkan orang yang dipandang kurang kaya dengan ucapan maupun sikap-sikap
lainnya. Seperti ungkapan : “uang jajan anak saya sehari, cukup kamu makan
seumur hidupmu, dst.
Hal ini terjadi karena ketidak tahuannya akan fadhilah
(keutamaan) orang miskin dan bahaya kekayaan. Seperti yang pernah terjadi pada
pemilik dua kebun yang congkak dan akhirnya binasa (QS. 18:34-42) atau
Qarun yang akhirnya binasa bersama hartanya (QS 28:79-81).
6. Al Quwwah (kekuatan)
Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan takabbur atas mereka yang lemah
dan tidak berdaya.
7. Al Atba’ (pengikut atau pendukung)
Banyaknya pengikut, pendukung, murid, keluarga, kerabat, dsb, akan mudah
memunculkan kesombongan pada orang yang memilikinya. Seorang guru menjadi
takabbur karena merasa banyak muridnya. Seorang pejabat menjadi takabbur karena
banyak pengikutnya, dst. [5]
Disamping itu juga takabur dapat
dibagi menjadi dua macam,yaitu takabur batini dan takabur zahiri.Takabur batini
artinya sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang sehingga tidak tampak
secara fisik.Adapun sifat takabur zahiri adalah sifat takabur yang dapat
dilihat secara langsung dengan panca indra.[6]
Adapun contoh-contoh perilaku
takabur antara lain:
·
1.Raja
Fir`aun ialah raja takabur yang mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang
paling besar.Ia merasa mampu membuat orang lain menjadi apa saja,mematikan atau
menghidupkannya.Tetapi akhirnya ia tenggelam di laut merah.Hal ini menunjukan
bahwa fir`aun itu lemah.
·
2.Qarun
adalah seseorang yang paling kaya.Karena hartanya,ia menjadi takabur dan
mempertuhankan hartanya.
·
3.Kan`an
pada zaman nabi Nuh dan Abu Lahab Rasulullah.Apalagi pada zaman modern
sekarang,banyak orang yang bersifat takabur.
Rasulullah bersabda “Tidak akan masuk surga orang yang
dalam hatinya terdapat kesombongan seberat zarah (seperti biji sawi)
D. Bahaya Takabbur
Takabbur sangat berbahaya bagi manusia. Ia merupakan kesalahan pertama yang
dilakukan makhluk Allah yaitu (iblis) yang menyebabkannya diusir dari surga. Karena sesungguhnya
takabbur dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan manusia seperti:
1. Jauh dari kebenaran.
ß$ÎñÀr'y ô`tã zÓÉL»t#uä tûïÏ%©!$# crã¬6s3tGt Îû ÇÚöF{$# ÎötóÎ/ Èd,ysø9$# bÎ)ur (#÷rtt ¨@à2 7pt#uä
Artinya : “Aku
akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi
tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku” (QS. Al-A’raaf: 146).
2. Terkunci mati hatinya.
úïÏ%©!$# tbqä9Ï»pgä þÎû ÏM»t#uä «!$# ÎötóÎ/ ?`»sÜù=ß öNßg9s?r& ( uã92 $¹Gø)tB yZÏã «!$# yZÏãur tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä 4 Ï9ºxx. ßìt7ôÜt ª!$# 4n?tã Èe@à2 É=ù=s% 9Éi9s3tFãB 9$¬6y_ ÇÌÎÈ
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang
sampai kepada mereka[7]. Amat besar kemurkaan
(bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. “Demikianlah
Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS. Al-Mu’min: 35).
3. Mengalami kegagalan dan
kebinasaan.
Firman Allah: “..dan binasalah semua orang yang berlaku
sewenang-wenang lagi keras kepala” (QS. 14:35).
4. Tidak disukai Allah.
¼çm¯RÎ) w =Ïtä úïÎÉ9õ3tGó¡ßJø9$# ÇËÌÈ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong” (QS. An-Nahl: 23).
5. Tidak akan masuk surga.
Sabda Nabi SAW: “Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada
sebiji sawi kesombongan” HR. Muslim
6. Akan menjadi penghuni
neraka Jahannam.
tA$s%ur ãNà6/u þÎTqãã÷$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) úïÏ%©!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAy$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ úïÌÅz#y ÇÏÉÈ
Artinya:
dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[8]
akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS.
Al-Mu’min: 60)
E. Mencegah dan Mengobati
Takabbur
Untuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya diperlukan dua kekuatan,
yaitu ilmu dan amal. Sedangkan Ilmu yang dibutuhkan
dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah
(mengenal Allah). Dua hal ini sudah cukup untuk mencabut akar takabbur
dari hati manusia. Sebab jika seseorang sudah mengenali dirinya sendiri dengan
pengenalan yang benar, maka ia akan sadar bahwa ia adalah makhluk hina, lebih
lemah dari lainnya, lebih miskin dari siapapun juga. Tidak ada yang pantas
baginya kecuali tawadhu’ kepada sesama. Dan jika ia mengenali Allah dengan
sebenarnya maka akan diketahuinya bahwa tidak ada yang layak untuk takabbur
kecuali Allah.
Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama
manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani akhlak orang-orang shalih
sebelumnya seperti akhlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah (tanpa
kursi) dan mengatakan :”Sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang
makannya seperti hamba lainnya”.
Tawadhu’ tidak cukup dengan ilmu, ia harus berupa amal. Dari itulah rukun
Islam utama setelah syahadat adalah menegakkan shalat karena dalam shalat itu
terdapat sekian banyak rahasia hidup dan yang terpenting adalah pembiasaan agar
seorang muslim yang mendirikan shalat dengan ruku’ dan sujudnya terbiasa
tawadhu’ serta tidak lagi sombong.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Takabbur (sombong) adalah suatu perasaan yang terdapat didalam hati
seseorang bahwa dirinya hebat, mempunyai kelebihan dari orang lain misalnya
merasa lebih dalam ilmu pengetahuan, kekayaan, kecantikan dan lain sebagainya.
Adapun contoh-contoh perilaku takabur antara lain:
·
1.Raja
Fir`aun ialah raja takabur yang mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang
paling besar.Ia merasa mampu membuat orang lain menjadi apa saja,mematikan atau
menghidupkannya.Tetapi akhirnya ia tenggelam di laut merah.Hal ini menunjukan
bahwa fir`aun itu lemah.
·
2.Qarun
adalah seseorang yang paling kaya.Karena hartanya,ia menjadi takabur dan
mempertuhankan hartanya.
·
3.Kan`an
pada zaman nabi Nuh dan Abu Lahab Rasulullah.Apalagi pada zaman modern
sekarang,banyak orang yang bersifat takabur.
Dan selanjutnya ntuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya
diperlukan dua kekuatan, yaitu ilmu dan amal.
Ilmu yang dibutuhkan dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi
(mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah (mengenal Allah). Dua
hal ini sudah cukup untuk mencabut akar takabbur dari hati manusia. Sedangkan
Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama
manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani akhlak orang-orang shalih
sebelumnya seperti akhlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah (tanpa
kursi) dan mengatakan :”Sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang
makannya seperti hamba lainnya”.
DAFTAR PUSTAKA
“Takabbur”,
http: al-manar
------------Aqidah-Akhlaq,
Departemen Agama RI, Jakarta, 1996
Adnan Tharsyah, Manusia yang dicintai dan dibenci Allah, PT
Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
Asmaran,
Pengantar Studi Akhlak, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
No comments:
Post a Comment