Tuesday, November 25, 2014

Penerapan Metode Resitasi



Penerapan Metode Resitasi
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII
di SMPN I GONDANG


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi suatu Negara. Karena maju tidak dan jatuh bangunnya suatu Negara dipengaruhi oleh kemajuannya dalam mengelola dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan sarana untuk mendayagunakan keintelektualan dan kemampuan yang ada pada masyarakatnya. Dengan intelektual dan kemampuan yang tinggi, maka suatu Negara akan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendidikan sering ditafsirkan sebagai bimbingan kepada anak untuk mencapai kedewasaan yang kelak mampu berdiri sendiri dan mengejar cita – cita, untuk dapat tercapainya manusia yang dewasa, yang sehat jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan pendidikan yang kita harapkan selama ini. Maka itu diperlukan suatu bimbingan dan penyuluhan agar seorang anak dapat berkembang dan mempunyai kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Di sini diharapkan agar peserta didik dapat mengembangkan dan mengelola informasi yang ada. Karena dalam perencanaan masa yang akan datang atau biasa disebut dengan era globalisasi informasi sangat penting sekali bagi perkembangan kemajuan suatu Negara.
PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Dalam hal ini, keberhasilan proses belajar PAI tidak terlepas dari motivasi peserta didik yang berupa dorongan untuk mengembangkan ilmu tersebut.
Di SMPN I Gondang khususnya kelas VIII sering  dijumpai para siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam menghadapai kegiatan belajar mengajar. Bahkan mereka tidak tahu materi apa yang akan disampaikan oleh pendidik. Hal ini menyebabkan suasana belajar yang tidak efektif dan efisien karena siswa tidak mempunyai pengetahuan sama sekali tentang materi apa yang akan disampaikan. Sehingga tujuan pendidik sebagai fasilitator sulit tercapai dan tujuan pendidikan nasional tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan selama ini.
Untuk itu perlu diterapkan suatu cara yang tepat dalam pembelajaran PAI agar tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan, sehingga mendorong peseta didik agar mampu mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Salah satu cara yang biasa digunakan adalah metode resitasi. Metode ini merupakan metode yang mudah dan praktis dalam penggunaan dan penerapannya. Selain itu, metode ini lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik  dan pendidik hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini siswa diberi tugas – tugas, kemudian pendidik bertugas untuk mengevaluasi tugas – tugas yang diberikan.
            Menurut Nana Sudjana(1989:81) dalam bukunya yang berudul Dasa-dasar Proses Belajar mengajar juga menjelaskan bahwa resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tapi lebih luas. Selain itu dengan resitasi maka, akan dapat merangsang dan memberi motivasi siswa untuk akif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penerapan metode resitasi untuk meningkatkan motivasi belajar PAI perlu dilakukan oleh para peserta didik dan pendidik. Penerapan ini diharapkan bisa bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Dari uraian tersebut, penulis memilih judul tentang “Penerapan Metode Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMPN I GONDANG.”

B.     Rumusan Masalah
Sehubungan dengan fenomena yang tedapat di atas yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.             Bagaimana penerapan  metode resitasi agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang?
2.             Apakah penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi  belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang?

C.        Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.             Mengetahui cara kerja penerapan metode resitasi sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang
2.             Mengetahui apakah penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang

D.        Manfaat Hasil Penelitian
  Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kesiapan dan semangat belajar PAI di Kelas VIII SMPN I Gondang. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
·   Siswa
Dengan metode resitasi siswa diharapkan lebih siap dalam menerima pelajaran dan siswa juga akan lebih mudah dalam belajar PAI dengan baik, cepat dan tepat karena telah dibiasakan dalam proses belajar mengajar telah diberikan tugas – tugas oleh pendidik.

·   Bagi Peneliti
Penggunaan metode resitasi akan mempermudah peneliti dalam mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi pelajaran PAI yang telah diberikan serta mengetahui seberapa besar tanggung jawab siswa terhadap tugas – tugas mata pelajaran PAI.
·   Guru
Penggunaan metode resitasi ini akan dapat mempermudah para guru atau peneliti dalam mengajarkan atau menyampaikan pelajaran PAI khususnya para siswa – siswi yang masih menempuh pendidikan SMP atau yang sederajat.
·   Lembaga
Penggunaan metode resitasi ini akan menjadi pijakan untuk lembaga atau sekolah dalam hal – hal yang berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran PAI yang lebih baik.

E.           Ruang Lingkup Penelitian
Pembahasan penelitian tidak lepas dari ruang lingkup penelitian. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang akan dicapai.
Adapun ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:
1.             Penelitian ini hanya membahas tentang metode resitasi yang diterapkan pada mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang.
2.             Upaya peningkatan kesiapan dan semangat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI melalui penerapan metode resitasi.




F.            Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, sistematika pembahasan skripsi ini dibagi dalam lima bab:
Bab I memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II merupakan pembahasan tentang kajian teori, yang mencakup pembahasan tentang pendekatan kontekstual yang meliputi: pengertian, latar belakang, prinsip, karakteristik, komponen, keunggulan, dan kerangka penerapan pendekatan pembelajaran konteskstual; tinjauan tentang metode inkuiri yang meliputi: pengertian, kelebihan dan kelemahan, kerangka penerapan metode inkuiri, dan peranan metode inkuiri dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman; tinjauan tentang PAI yang meliputi: pengertian, dasar dan tujuan, serta materi PAI; tinjauan tentang kreativitas yang meliputi: pengertian, teori kreativitas, pendekatan 4P dalam pengembangan kreativitas, serta ciri-ciri orang yang kreatif; dan tinjauan tentang pemahaman yang meliputi: pengertian pemahaman, pemahaman dalam psikologi pendidikan, ciri khas belajar dengan pemahaman (insight), kategori pemahaman, dan jenis pemahaman.
Bab III merupakan penjelasan tentang metode penelitian yang mencakup desain dan jenis penelitian, kehadiran peneliti di lapangan, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian.
Bab IV merupakan penjelasan tentang laporan hasil penelitian, yang telah dilakukan oleh peneliti, meliputi penjelasan tentang latar belakang obyek penelitian, penjelasan pre test, siklus I, siklus II, siklus III.
Bab V merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.
Bab VI merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dari semua isi atau hasil penelitian ini. Dalam bab ini, juga dikemukakan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan.




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.     Pengertian Metode Pengajaran
   Metode atau methode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta hodos yang artinya adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan istilah mengajar berasal dari kata ajar yang berarti menyajikan atau menyampaikan. Menurut Abu Ahmadi pengajaran adalah cara guru dalam memberikan pelajaran dan cara murid dalam menerima pelajaran waktu peristiwa pelajaran berlangsung.(Abu Ahmadi, 1986:152). Menurut Zuhairini pengajaran adalah keahlian di dalam penyampaian pendidikan dan pengajaran.(Zuhairini, Dkk, 1983: 79). Menurut Nana metode pengajaran adalah cara guru dalam memberikan pelajaran dan cara murid dalam menerima, memahami, menanggapi, menguasai dan mengembangkan pelajaran waktu peristiwa pelajaran berlangsung(Nana, 1989: 7)Dari ketiga pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa  metode mengajar adalah suatu cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai bahan pengajaran supaya tercapai tujuan pengajaran. Dalam pengajaran guru berfungsi sebagai fasilitator yang tidak hanya memberikan materi kepada siswa tetapi juga harus bisa menciptakan suatu kondisi yang kondusif dan menyenangkan sehingga memungkinkan siswa untuk giat belajar.(Roestiyah, masalah pengajaran sebagai suatu sistem, rineka (Jakarta: Rineka Cipta, 1994)

B.     Metode Resitasi
1.Pengertian Metode Resitasi
            Menurut Abu Ahmadi resitasi adalah metode yang sering disebut dengan metode pekerjaan rumah, yaitu metode dimana murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Dalam melaksanakan metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, mungkin di perpustakaan, di laboratoriam, di kebun percobaan dan sebagainya untuk dipertanggungjawabkan kepada guru.(Ahmadi, 1991:118).
            Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1996:96) sebagaimana yang ditulis dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, menjelaskan bahwa metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
            Winarno Surakhmad (1990:114), berpendapat bahwa metode resitasi walaupun dalam percakapan sehari-hari dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah. Karena dalam metode resitasi ini terdapat tiga fase, yaitu fase pertama, pendidik memberi tugas; kedua, anak didik melaksanakan tugas (belajar); dan ketiga ia mempertanggungjawabkan kepada pendidik apa yang telah ia pelajari.
            Dalam bukunya yang berjudul Dedaktik Metodik Pendidikan Umum Imam Syah Alipandie (1990:91) menegaskan bahwa meskipun metode resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah (PR), yaitu cara mengajar yang dilakukan guru dengan jalan memberi tugas khusus pada para murid untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah, sebab pelaksanaannya juga bisa dilakukan di perpustakaan, di laboratorium, di ruang praktikum dan sebagainya, dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.
            Lebih lanjut lagi, Armai Arief (2002:164) menjelaskan bahwa metode resitasi adalah terjemahan dari bahasa inggris to cite yang artinya mengutip, yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga siap sebagaimana mestinya.
            Adapun pengertian lain dari metode resitasi adalah cara penyajian bahwa pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggungjawabkan.
            Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah sebuah metode yang digunakan seorang guru dalam proses belajar mengajar yang biasanya berbentuk tugas yang nantinya harus dipertanggungjawabkan kepada pengajar.
2.Syarat-syarat Tugas yang baik
1.    tugas itu tegas dan jelas
2.    Sesuatu tugas baik, jika disertai penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi
3.    Tugas itu harus relevan dengan apa yang dipelajari.
4.    tugas itu hendaknya didiskusikan oleh guru dan siswa.
5.    tugas itu hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan dan jika mungkin dengan minat siwa.
6.    tugas hendaknya disesuaikan dengan waktu yang ada pada siswa.
(Saputro, 1993:169-172).
3.      Kelebihan Metode Resitasi
1.           Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
2.           Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
3.           Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4.           Dapat mengembangkan kreativitas siswa
4.      Kekurangan Metode resitasi
a.            Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan tugas ataukah orang lain.
b.           Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu atau sebagian saja, sedangkan anggota yang lain tidak berpartisipasi dengan baik.
c.            Tidak mudak memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
d.           Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.
5.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Resitasi
1.       Pernyataan tugas harus jelas dan menarik.
2.       Organisasi siswa sesuai dengan bobot tugas.
3.       Tenggang waktu pengumpulan tugas disesuaikan dengan bobot tugas.
4.       Setiap tugas dikoreksi dan dinilai.
5.       Berilah kesempatan berdiskusi dengan guru.
C.     Motivasi Belajar
1.      Pengertian Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris yang artinya alasan atau dorongan. Secara psikologi, motivasi adalah pemberian dorongan terhadap rangsangan dari dalam maupun dari luar untuk mencapai tujuan.
Thomas M. Risk, mengemukakan tentang motivasi yaitu: usher yang   disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar
Menurut Sukamto (1996), motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi belajar adalah dorongan yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar (Hasibuan, 1999).
Menurut Purwanto (2000:60), motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak sinergi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2005).
Dari beberapa definisi di atas,dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kemampuan umum untuk menggerakkan atau menggairahkan orang agar bertindak dan semangat dalam melakukan pekerjaan. Keinginan-keinginan yang ada  dalam diri seseorang merupakan rangsangan yang akan membangkitkan atau menumbuhkan motivasi pada diri seseorang tersebut akan menjadi pendorong baginya dalam usaha memenuhi kebutuhan. Sedangkan motivasi dalam belajar mempunyai arti membangkitkan dan memberi arah, serta dorongan-dorongan yang menyebabkan individu atau kelompok melakukan perbuatan-perbuatan dalam belajar.
2.      Fungsi Motivasi dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, motivasi mempunyai fungsi antara lain:
§  Manimbulkan atau menggugah minat minat belajar
§  Meningkatkan semangat belajar
§  Meningkatkan perhatian murid agar senantiasa terikat pada kegiatan belajar
§  Menyediakan kondisi yang optimal bagi proses belajar
§  Membuat siswa agar mau dan mampu menemukan, serta memilih jalan atau tingkah laku yang mendukung pencapaian tujuan belajar maupun jangka panjang (Sardiman, 2005).
3.      Prinsip-Prinsip untuk Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
Menurut Muhaimin (2001), ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk membangkitkan motovasi belajar siswa, yaitu:
a.        Kebermaknaan
Siswa akan termotivasi untuk belajar jika kegiatan dan materi belajar diketahui kegunaan atau manfaatnya yang dirasakan bermakna bagi dirinya.
b.       Kontinuitas dan integritas
Penataan organisasi isi materi tidak terjadi tumpang tindih dengan memperhatikan kontinuitas dan integritas materi pada setiap level dan jenjang pendidikan.
c.        Model / figure / tokoh
Siswa akan menghayati, menyadari dan mencontoh pengalaman nilai-nilai dengan baik, jika guru memberi contoh dan model untuk dilihat dan ditiru.
d.       Komunikasi terbuka
Siswa akan termotivasi untuk belajar jika guru di awal pelajaran menyampaikan secara terbuka struktur/kontak belajar sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik belajar siswa, sehingga kesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat.
e.        Tugas menyenangkan dan yang menantang
Siswa akan termotivasi untuk belajar jika mereka disediakan materi atau pengalaman dan tugas belajar yang menyenangkan sesuai tingkat kemampuan berpikirnya. Konsentrasi juga dapat bertambah bila siswa menghadapi tugas yang menantang dan sedikit melebihi kemampuannya.
f.        Latihan yang tepat dan aktif
Siswa akan dapat menguasai materi pembelajaran dengan efekttif jika kegiatan belajar mengajar memberikan kegiatan latihan sesuai kemampuan siswa dan siswa dapat berperan aktif untuk mencapai kompetensi.
g.       Penilaian tugas
Siswa akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika tugas yang dibagikan dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang dengan frekuensi pengulangan yang tinggi.
h.       Kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan
Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa.
i.         Keragaman strategi dari metode
Siswa akan mendapat pengalaman belajar apabila diberi kesempatan untuk memilih dan menggunakan berbagai jenis strategi / metode belajar.
j.         Mengembangkan beragam kemampuan
Siswa akan belajar optimal jika pengalaman belajar yang disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan, seperti kemampuan beragama, logis, matematis, bahasa, musik, kinestetik dan kemampuan inter dan intra personal.
k.       Melibatkan sebanyak mungkin indera
Siswa akan menguasai hasil belajar dengan optimal, jika dimungkinkan menggunkan sebanyak mungkin indra untuk berinteraksi dengan materi pelajaran.
l.         Keseimbangan pengaturan pengalaman belajar
Siswa akan lebih menguasai materi pelajaran jika pengalaman belajar diatur sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk membuat suatu refleksi penghayatan, mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dipelajari.
4.      Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar
Menurut Rohani (2004), bentuk-bentuk motivasi dalam belajar sangat banyak, diantaranya adalah:
a.        Memberi hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.
b.       Saingan atau Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c.        Ego-Involvemen
Dapat menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan dapat menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
d.       Memberi ulangan/ tes
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan/ tes. Oleh karena itu,, memberi ulangan/ tes ini merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari), sebab membosankan dan bersifat ritinitas. Dalam hal ini guru harus terbuka, maksudnya kalau ada ulangan/ tes harus diberitahukan kepada siswanya.
e.        Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk giat belajar.
f.        Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa itu, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat menguntungkan dan berguna, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
g.       Pemberian nilai atau angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan. Nilai atau angka yaitu ulangan atau nilai-nilai pada raport. Jika angka baik, bagi para siswa merupakan hasil yang bermakna.
h.       Penguat
Penguat adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan-kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
i.         Penugasan
Dengan adanya penugasan siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan bersemangat dan termotivasi untuk belajar lebih giat karena keingintahuannya besar.

D.     Pelajaran PAI
PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik.
PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya.
            Dalam pengajaran PAI, dibutuhkan pemahaman yang mendalam dan tidak asal paham saja karena pada akhirnya materi PAI yang di dalamnya tidak berisi ajaran agama saja melainkan juga ajaran moral nantinya akan sangat diperlukan dalam kehidupan sosial masyarakat.
E.     Evaluasi Pembelajaran
Setelah serangkaian pengajaran, suatu evaluasi perlu diberikan untuk mengetahui hasil pengajaran tersebut. Slameto merumuskan ada tiga tujuan dari evaluasi yaitu:
1.       Untuk memberikan umpan balik pada guru sebagai dasar memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan bagi murid.
2.       Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil masing-masing murid yang dipakai sebagai pemberian laporan kepada orangtua, penentuan kenaikan tingkat atau status dan penentuan lulus tidaknya.
3.       Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat
(Slameto, 1991:166)
Adapun bentuk evaluasi yang bisa dilakukan, khususnya yang berkaitan dengan pengajaran PAI adalah:
·         Tes Tertulis yang terdiri dari :
a.       Tes obyektif terdiri dari:
-          Tes isian
-          Tes benar salah
-          Tes menjodohkan
-          Tes pilihan ganda
b.       Tes Subyektif (uraian) terdiri dari:
- Jawaban singkat
- Jawaban luas

F.      Penerapan Metode Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI
            Pelajaran PAI merupakan pelajaran yang memerlukan pemahaman yang mendalam sehingga seorang siswa harus mempunyai motivasi dan minat yang tinggi agar pelajaran PAI dapat dipelajari dengan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan. Motivasi-motivasi tersebut biasanya dipengaruhi oleh keadaan dan suasana di lingkungan sekitar. Yang dimaksud di sini adalah guru dan teman sekelas. Selain itu, keadaan kelas, metode yang digunakan dalam pengajaran, administrasi, kurikulum yang ada, dan masih banyak lagi yang mempengaruhinya.
            Seperti yang kita ketahui bahwa kegiatan belajar mengajar harus senantiasa ditingkatkan efektifitas dan efisiennya demi untuk meningkatkan mutu daripada pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektifitas belajar tanpa harus menyita banyak waktu, maka seorang guru perlu memberi tugas-tugas di luar jam pelajaran.
            Teknik resitasi ini biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memperoleh hasil belajar yang mantap. Karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda waktu menghadapi masalah-masalah baru. Di samping itu untuk memperoleh pengetahuan dengan melaksanakan tugas akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Dengan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggungjawab (Roestiyah, 2001:133).
            Nana Sudjana(1989:81) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar juga menjelaskan bahwa resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tapi lebih luas. Selain itu dengan resitasi, maka akan dapat merangsang dan memberi motivasi siswa untuk akif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
            Di dalam buku didaktik metodik pendidikan umum, Imam Sjah Alipande (1989:91) menjelaskan bahwa metode resitasi dapat digunakan apabila guru ingin mengaktifkan siswa dalam mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan atau menjawab soal-soal sendiri dan mencoba sendiri pengetahuan yang dimilikinya. Bisa juga digunakan agar siswa mempunyai kebiasaan belajar dan mengisi waktu luang di luar jam pelajaran.
            Dengan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode resitasi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan seringnya mendapat tugas dan latihan-latihan serta membuat laporan dari beberapa tugas yang diberikan oleh guru, maka semakin kuat dorongan atau motivasi untuk senantiasa belajar, berlatih dan mencari tahu sesuatu yang belum siswa mengerti demi untuk menambah wawasan dan pengalaman mereka dalam belajar.



























BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN I Gondang yang terletak di desa Gondang, kecamatan Gondang, kabupaten Tulungagung. SMPN I Gondang merupakan lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Letaknya yang berada di desa namun tidak terpencil merupakan tempat yang nyaman dan strategis untuk belajar.
SMPN I Gondang adalah satu dari dua sekolah tingkat menengah pertama yang ada di kecamatan Gondang, yang mana didukung oleh SDM yang memadai. Sebagian besar guru-guru yang ada di SMPN I Gondang adalah lulusan S1 dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur.
Fasilitas pendukung akademik yang ada di SMPN I Gondang diantaranya ruang belajar sebanyak 17 ruang; kelas 3 sebanyak 9 kelas, kelas 2 sebanyak 8 kelas, dan kelas 1 sebanyak 8 kelas. Dikarenakan ruang kelas yang ada tidak mencukupi, maka jam masuknya dibagi menjadi dua: kelas 2 dan 3 masuk pagi, sementara kelas 1 masuk siang. Sarana dan prasarana lain yang ada di SMPN I Gondang adalah ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang UKS, laboratorium komputer, perpustakaan, Musholla, ruang OSIS, parkir, kantin, dan lapangan (digunakan untuk upacara, olahraga, dll).
Penelitian ini difokuskan pada kelas VIII-E yang terdiri dari 40 siswa dan dimaksudkan untuk mengetahui minat dan motivasi siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

B.    Rencana Tindakan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode resitasi terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN I Gondang. Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal, perlu dirumuskan skenario penelitian mulai dari persiapan pelaksanaan sampai pada evaluasinya.
a.      Perencanaan.
Sebagai langkah awal tindakan, diperlukan berbagai macam perencanaan diantaranya:
1)       Mempersiapkan tata cara/ teknik yang akan dilakukan dalam PBM sebelum kegiatan benar-benar dimulai.
2)       Membuat alat observasi, untuk mengetahui tingkat kesiapan dan semangat belajar siswa.
3)       Menyiapkan materi yang perlu dikerjakan oleh siswa dengan metode resitasi sehingga siswa benar-benar terbiasa serta mendapat kecakapan motoris.
4)       Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang logis dan sistematis.
Menyusun alat evaluasi berupa tes kelompok dan tes individu.
5)       Melakukan penelitian di kelas dengan membawa alat-alat yang diperlukan seperti kapur tulis, penghapus, serta buku paket (materi yang akan disajikan).
6)       Membentuk kelompok dengan pengelompokan heterogenitas berdasarkan latar belakang akademis dan kegiatan ekstra kulikuler yang diikuti, serta kemampuan akademis.

b.      Pelaksanaan tindakan.
1)       Pendahuluan.
a)      Sikap siswa siap memulai pelajaran lalu mengucapkan salam.
b)     Proses pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan salah satu surat pendek.
c)      Guru memberi beberapa soal yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan untuk memancing dan mengetahui seberapa besar kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar.
d)     Pada awal pembelajaran digunakan untuk pembahasan tentang rencana pembelajaran dan mendiskusikan tentang topik pelajaran yang dikaitkan dengan kontek kehidupan sehari-hari.
2)       Kegiatan inti.
a)      Guru membagi murid menjadi 7 kelompok, masing-masing terdiri dari 6 atau 5 anggota kelompok
b)     Guru membagikan soal, tiap kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.
(1)    Mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru serta menyebutkan contoh riil yang terjadi di kehidupan sehari-hari.
(2)    Saling membantu mengerjakan soal yang diberikan oleh guru melalui sharing antar sesama anggota kelompok.
(3)    Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya masing-masing.
(4)    Masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
(5)    Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab atau diskusi).
(6)    Melakukan sharing antar kelompok.
c)      Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.
d)     Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang diraih.
3)       Refleksi.
a)      Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu dengan  beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kegiatan sehari-hari.
b)     Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan hasil pekerjaan atau tugas masing-masing kelompok.
c)      Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
4)       Penilaian.
Data kemajuan motivasi dan prestasi siswa diperoleh melalui:
a).    Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok.
b).   Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan.
c).    Antusias siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
d).   Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.
e).    Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
f).    Identifikasi siswa saat mengerjakan soal yang diberikan dan mengilustrasikan materi hari itu dalam kondisi riil kehidupan sehari-hari

c.      Rencana Perekaman
              Untuk memperoleh data yang akurat dan agar data yang diperoleh tidak hilang, maka peneliti melakukan perekaman dengan cara membuat catatan/  mendokumentasikan proses belajar mengajar baik berupa tulisan maupun yang lainnya, dari hasil data yang diperoleh selama proses penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan pada perkembangan siswa setiap hari setelah pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi. Serta untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa dalam belajar.

d.     Analisis/ refleksi
         Tahap ini sejajar tatapi tidak tepat sama dengan tahap analisis data dalam penelitian formal. Dikatakan sejajar karena pada tahap ini tim peneliti mencermati, membermaknakan dan mengevaluasi keseluruhan informasi yang dikumpulkan dalam tahap observasi. Di dalam penelitian tindakan kelas evaluasi atau refleksi dilakukan secara kontinyu sejalan dengan kemampuan penerapan tindakan. Menggunakan berbagai metode yang dipandang paling tepat yang dapat diubah setiap saat, dan umumnya ditujukan untuk mengembangkan rekomendasi-rekomendasi untuk perencanaan siklus penelitian berikutnya.
      Di dalam tahap ini, peneliti dapat menganalisis dampak tindakan dan hasil implementasi suatu tahap penelitian dengan acuan grand theory atau temuan-temuan dari penelitian yang lain.
            Data hasil pengamatan observasi dan hasil belajar siswa, digunakan untuk menyusun refleksi. Refleksi merupakan kegiatan sintesis analisis integrasi, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.

e.      Data dan Cara Pengumpulannya
Terkait dengan penelitian ini, yang dijadikan sumber data adalah siswa-siswi kelas VIII-E SMPN I Gondang, yang mana disini siswa tidak hanya sebagai obyek yang dikenai tindakan saja, melainkan juga aktif ikut serta dalam kegiatan.
Data yang akurat akan diperoleh ketika proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, teknik pengukuran tes hasil belajar, dan teknik dokumentasi.
1.      Teknik observasi
Observasi adalah suatu teknik yang digunkan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki (Sutrisno, 2004: 151). Sehingga observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian untuk memperoleh dalam melakukan penelitian.
2.      Teknik wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari wawancara (Arikunto, 1998:145). Dengan kata lain wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis berdasarkan tujuan umum penelitian.
3.      Teknik pengukuran tes hasil belajar
Pengukuran tes hasil belajar ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kesiapan dan semangat belajar siswa. Tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan pembelajaran metode resitasi.
Tes yang dimaksud meliputi tes awal atau tes pengetahuan prasyarat, yang akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan prasyarat tersebut juga akan dijadikan acuan tambahan dalam mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Disamping menggunakan nilai raport, selanjutnya tes awal ini juga akan dijadikan sebagai skor awal bagi penentuan poin perkembangan individu siswa.
Selain tes awal, juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan. Hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapan siswa terhadap materi pelajaran matematika melalui penerapan metode resitasi.
4.      Teknik dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari data yang berupa catatan transkrip, buku, jurnal harian, catatan-catatan, serta dokumentasi lainnya. Dengan teknik dokumentasi peneliti mengumpulkan data, dokumen atau laporan tertulis dari semua peristiwa yang isinya berupa penjelasan-penjelasan penilaian terhadap obyek yang diteliti.


















DAFTAR PUSTAKA

Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers

Aqib, Zainal. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

Depdikbud. 1999. Pedomen Penulisan Karya Ilmiah.Malang: Universitas Negeri Malang.

Moleong, Lexy. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

N. K. Roestiyah.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim.2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soedarsono, F.X. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sujana, Nana, 1989, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, IKIP: Bandung

Zuhairini, dkk, 1998, Metodologi Ahmadi, Abu dan Unbiyatun, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta


No comments:

Post a Comment