Penerapan Metode Resitasi
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di Kelas VIII
di SMPN I GONDANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi suatu
Negara. Karena maju tidak dan jatuh bangunnya suatu Negara dipengaruhi oleh
kemajuannya dalam mengelola dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan
sarana untuk mendayagunakan keintelektualan dan kemampuan yang ada pada
masyarakatnya. Dengan intelektual dan kemampuan yang tinggi, maka suatu Negara
akan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendidikan sering ditafsirkan sebagai bimbingan
kepada anak untuk mencapai kedewasaan yang kelak mampu berdiri sendiri dan
mengejar cita – cita, untuk dapat tercapainya manusia yang dewasa, yang sehat
jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan pendidikan yang kita harapkan selama
ini. Maka itu diperlukan suatu bimbingan dan penyuluhan agar seorang anak dapat
berkembang dan mempunyai kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
PAI adalah mata pelajaran yang tidak
hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman,
tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian
keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
di tengah-tengah masyarakat. Di sini diharapkan agar peserta didik dapat mengembangkan dan mengelola
informasi yang ada. Karena dalam perencanaan masa yang akan datang atau biasa
disebut dengan era globalisasi informasi sangat penting sekali bagi
perkembangan kemajuan suatu Negara.
PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan
untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Dalam hal ini, keberhasilan proses belajar PAI
tidak terlepas dari motivasi peserta didik yang berupa dorongan untuk
mengembangkan ilmu tersebut.
Di SMPN I Gondang khususnya kelas VIII sering dijumpai para siswa yang tidak mempunyai motivasi
dalam menghadapai kegiatan belajar mengajar. Bahkan mereka tidak tahu materi
apa yang akan disampaikan oleh pendidik. Hal ini menyebabkan suasana belajar
yang tidak efektif dan efisien karena siswa tidak mempunyai pengetahuan sama
sekali tentang materi apa yang akan disampaikan. Sehingga tujuan pendidik
sebagai fasilitator sulit tercapai dan tujuan pendidikan nasional tidak sesuai
dengan apa yang kita harapkan selama ini.
Untuk itu perlu diterapkan suatu cara yang tepat dalam
pembelajaran PAI agar tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan, sehingga
mendorong peseta didik agar mampu mengembangkan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya. Salah satu cara yang biasa digunakan adalah metode resitasi.
Metode ini merupakan metode yang mudah dan praktis dalam penggunaan dan
penerapannya. Selain itu, metode ini lebih banyak melibatkan aktifitas peserta
didik dan pendidik hanya sebagai
fasilitator dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini siswa diberi tugas –
tugas, kemudian pendidik bertugas untuk mengevaluasi tugas – tugas yang
diberikan.
Menurut Nana
Sudjana(1989:81) dalam bukunya yang berudul Dasa-dasar Proses Belajar mengajar
juga menjelaskan bahwa resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tapi lebih
luas. Selain itu dengan resitasi maka, akan dapat merangsang dan memberi
motivasi siswa untuk akif belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penerapan
metode resitasi untuk meningkatkan motivasi belajar PAI perlu dilakukan oleh
para peserta didik dan pendidik. Penerapan ini diharapkan bisa bermanfaat dalam
proses belajar mengajar. Dari uraian tersebut, penulis memilih judul tentang “Penerapan
Metode Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa terhadap Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMPN I GONDANG.”
B.
Rumusan Masalah
Sehubungan
dengan fenomena yang tedapat di atas yang menjadi permasalahan pokok dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan metode resitasi agar dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang?
2.
Apakah penerapan metode resitasi dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan di atas, maka peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.
Mengetahui cara kerja penerapan
metode resitasi sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap
mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang
2.
Mengetahui apakah penerapan metode
resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
Kelas VIII SMPN I Gondang
D.
Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dalam upaya meningkatkan kesiapan dan semangat belajar PAI di Kelas VIII
SMPN I Gondang. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
·
Siswa
Dengan metode
resitasi siswa diharapkan lebih siap dalam menerima pelajaran dan siswa juga
akan lebih mudah dalam belajar PAI dengan baik, cepat dan tepat karena telah
dibiasakan dalam proses belajar mengajar telah diberikan tugas – tugas oleh
pendidik.
·
Bagi Peneliti
Penggunaan
metode resitasi akan mempermudah peneliti dalam mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa terhadap materi pelajaran PAI yang telah diberikan serta
mengetahui seberapa besar tanggung jawab siswa terhadap tugas – tugas mata
pelajaran PAI.
·
Guru
Penggunaan
metode resitasi ini akan dapat mempermudah para guru atau peneliti dalam
mengajarkan atau menyampaikan pelajaran PAI khususnya para siswa – siswi yang
masih menempuh pendidikan SMP atau yang sederajat.
·
Lembaga
Penggunaan
metode resitasi ini akan menjadi pijakan untuk lembaga atau sekolah dalam hal –
hal yang berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran PAI yang
lebih baik.
E.
Ruang Lingkup Penelitian
Pembahasan
penelitian tidak lepas dari ruang lingkup penelitian. Hal ini untuk menghindari
kekaburan dan kesimpangsiuran dalam pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada
pokok bahasan yang akan dicapai.
Adapun ruang
lingkup penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian ini hanya membahas tentang metode resitasi yang diterapkan pada
mata pelajaran PAI Kelas VIII SMPN I Gondang.
2.
Upaya peningkatan kesiapan dan semangat belajar siswa terhadap mata
pelajaran PAI melalui
penerapan metode resitasi.
F.
Sistematika Pembahasan
Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, sistematika pembahasan skripsi
ini dibagi dalam lima
bab:
Bab
I memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab
II merupakan pembahasan tentang kajian teori, yang mencakup pembahasan
tentang pendekatan kontekstual yang meliputi: pengertian, latar belakang,
prinsip, karakteristik, komponen, keunggulan, dan kerangka penerapan pendekatan
pembelajaran konteskstual; tinjauan tentang metode inkuiri yang meliputi:
pengertian, kelebihan dan kelemahan, kerangka penerapan metode inkuiri, dan
peranan metode inkuiri dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman; tinjauan
tentang PAI yang meliputi: pengertian, dasar dan tujuan, serta materi PAI;
tinjauan tentang kreativitas yang meliputi: pengertian, teori kreativitas,
pendekatan 4P dalam pengembangan kreativitas, serta ciri-ciri orang yang
kreatif; dan tinjauan tentang pemahaman yang meliputi: pengertian pemahaman, pemahaman dalam psikologi pendidikan, ciri
khas belajar dengan pemahaman (insight), kategori pemahaman, dan jenis
pemahaman.
Bab
III merupakan penjelasan tentang metode penelitian yang mencakup desain dan
jenis penelitian, kehadiran peneliti di lapangan, lokasi penelitian, sumber dan
jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data,
pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian.
Bab
IV merupakan penjelasan tentang laporan hasil penelitian, yang telah
dilakukan oleh peneliti, meliputi penjelasan tentang latar belakang obyek
penelitian, penjelasan pre test, siklus I, siklus II, siklus III.
Bab
V merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.
Bab
VI merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dari semua isi
atau hasil penelitian ini. Dalam bab ini, juga dikemukakan beberapa saran yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode
Pengajaran
Metode
atau methode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta hodos yang artinya adalah
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
istilah mengajar berasal dari kata ajar yang berarti menyajikan atau
menyampaikan. Menurut Abu Ahmadi pengajaran adalah cara guru dalam memberikan
pelajaran dan cara murid dalam menerima pelajaran waktu peristiwa pelajaran
berlangsung.(Abu Ahmadi, 1986:152). Menurut Zuhairini pengajaran adalah
keahlian di dalam penyampaian pendidikan dan pengajaran.(Zuhairini, Dkk, 1983:
79). Menurut Nana metode pengajaran adalah cara guru dalam memberikan pelajaran
dan cara murid dalam menerima, memahami, menanggapi, menguasai dan
mengembangkan pelajaran waktu peristiwa pelajaran berlangsung(Nana, 1989:
7)Dari ketiga pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara yang harus
ditempuh atau dilalui untuk mencapai bahan pengajaran supaya tercapai tujuan
pengajaran. Dalam pengajaran guru berfungsi sebagai fasilitator yang tidak
hanya memberikan materi kepada siswa tetapi juga harus bisa menciptakan suatu
kondisi yang kondusif dan menyenangkan sehingga memungkinkan siswa untuk giat
belajar.(Roestiyah, masalah pengajaran sebagai suatu sistem, rineka (Jakarta: Rineka
Cipta, 1994)
B. Metode Resitasi
1.Pengertian Metode
Resitasi
Menurut
Abu Ahmadi resitasi adalah metode yang sering disebut dengan metode pekerjaan
rumah, yaitu metode dimana murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.
Dalam melaksanakan metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya
di rumah, mungkin di perpustakaan, di laboratoriam, di kebun percobaan dan
sebagainya untuk dipertanggungjawabkan kepada guru.(Ahmadi, 1991:118).
Sedangkan menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1996:96) sebagaimana yang ditulis dalam bukunya
Strategi Belajar Mengajar, menjelaskan bahwa metode resitasi adalah metode
penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar.
Winarno Surakhmad (1990:114),
berpendapat bahwa metode resitasi walaupun dalam percakapan sehari-hari dikenal
dengan sebutan pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari
pekerjaan rumah. Karena
dalam metode resitasi ini terdapat tiga fase, yaitu fase pertama,
pendidik memberi tugas; kedua, anak didik melaksanakan tugas (belajar);
dan ketiga ia mempertanggungjawabkan kepada pendidik apa yang telah ia
pelajari.
Dalam bukunya yang
berjudul Dedaktik Metodik Pendidikan Umum Imam Syah Alipandie (1990:91)
menegaskan bahwa meskipun metode resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah
(PR), yaitu cara mengajar yang dilakukan guru dengan jalan memberi tugas khusus
pada para murid untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Tetapi
sebenarnya metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah, sebab pelaksanaannya
juga bisa dilakukan di perpustakaan, di laboratorium, di ruang praktikum dan
sebagainya, dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.
Lebih lanjut lagi,
Armai Arief (2002:164) menjelaskan bahwa metode resitasi adalah terjemahan dari
bahasa inggris to cite yang artinya mengutip, yaitu siswa mengutip atau
mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu
belajar sendiri dan berlatih hingga siap sebagaimana mestinya.
Adapun pengertian lain
dari metode resitasi adalah cara penyajian bahwa pelajaran dimana guru
memberikan tugas kepada muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka
disuruh untuk mempertanggungjawabkan.
Dari beberapa pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah sebuah metode yang
digunakan seorang guru dalam proses belajar mengajar yang biasanya berbentuk
tugas yang nantinya harus dipertanggungjawabkan kepada pengajar.
2.Syarat-syarat
Tugas yang baik
1.
tugas itu tegas dan jelas
2.
Sesuatu tugas baik, jika disertai penjelasan
mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi
3.
Tugas itu harus relevan dengan apa yang
dipelajari.
4.
tugas itu hendaknya didiskusikan oleh guru dan
siswa.
5.
tugas itu hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan
dan jika mungkin dengan minat siwa.
6.
tugas hendaknya disesuaikan dengan waktu yang ada
pada siswa.
(Saputro, 1993:169-172).
3. Kelebihan Metode
Resitasi
1.
Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas
belajar individual ataupun kelompok.
2.
Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar
pengawasan guru.
3.
Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4.
Dapat mengembangkan kreativitas
siswa
4. Kekurangan Metode
resitasi
a.
Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan
tugas ataukah orang lain.
b.
Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang
aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu atau sebagian
saja, sedangkan anggota yang lain tidak berpartisipasi dengan baik.
c.
Tidak mudak memberikan tugas yang sesuai dengan
perbedaan individu siswa.
d.
Sering memberikan tugas yang monoton dapat
menimbulkan kebosanan siswa.
5. Langkah-langkah
Pelaksanaan Metode Resitasi
1.
Pernyataan tugas harus jelas dan menarik.
2.
Organisasi siswa sesuai dengan bobot tugas.
3.
Tenggang waktu pengumpulan tugas disesuaikan
dengan bobot tugas.
4.
Setiap tugas dikoreksi dan dinilai.
5.
Berilah kesempatan berdiskusi dengan guru.
C. Motivasi Belajar
1.
Pengertian Motivasi Belajar
Kata motivasi
berasal dari bahasa Inggris yang artinya alasan atau dorongan. Secara
psikologi, motivasi adalah pemberian dorongan terhadap rangsangan dari dalam
maupun dari luar untuk mencapai tujuan.
Thomas M. Risk,
mengemukakan tentang motivasi yaitu: usher yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan
motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan
belajar
Menurut Sukamto
(1996), motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi belajar
adalah dorongan yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar
(Hasibuan, 1999).
Menurut Purwanto
(2000:60), motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat, akan mempunyai banyak sinergi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman,
2005).
Dari beberapa definisi di atas,dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah kemampuan umum untuk menggerakkan atau menggairahkan
orang agar bertindak dan semangat dalam melakukan pekerjaan.
Keinginan-keinginan yang ada dalam diri
seseorang merupakan rangsangan yang akan membangkitkan atau menumbuhkan
motivasi pada diri seseorang tersebut akan menjadi pendorong baginya dalam
usaha memenuhi kebutuhan. Sedangkan motivasi dalam belajar mempunyai arti
membangkitkan dan memberi arah, serta dorongan-dorongan yang menyebabkan
individu atau kelompok melakukan perbuatan-perbuatan dalam belajar.
2.
Fungsi Motivasi dalam
Proses Belajar Mengajar
Dalam proses
belajar mengajar, motivasi mempunyai fungsi antara lain:
§ Manimbulkan atau
menggugah minat minat belajar
§
Meningkatkan semangat
belajar
§ Meningkatkan
perhatian murid agar senantiasa terikat pada kegiatan belajar
§ Menyediakan kondisi
yang optimal bagi proses belajar
§ Membuat siswa agar
mau dan mampu menemukan, serta memilih jalan atau tingkah laku yang mendukung
pencapaian tujuan belajar maupun jangka panjang (Sardiman, 2005).
3. Prinsip-Prinsip
untuk Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
Menurut Muhaimin (2001), ada beberapa prinsip yang
dapat digunakan untuk membangkitkan motovasi belajar siswa, yaitu:
a.
Kebermaknaan
Siswa akan termotivasi untuk
belajar jika kegiatan dan materi belajar diketahui kegunaan atau manfaatnya
yang dirasakan bermakna bagi dirinya.
b. Kontinuitas dan
integritas
Penataan organisasi isi materi tidak terjadi
tumpang tindih dengan memperhatikan kontinuitas dan integritas materi pada
setiap level dan jenjang pendidikan.
c.
Model / figure / tokoh
Siswa akan menghayati, menyadari dan mencontoh
pengalaman nilai-nilai dengan baik, jika guru memberi contoh dan model untuk
dilihat dan ditiru.
d. Komunikasi terbuka
Siswa akan termotivasi untuk belajar jika guru di
awal pelajaran menyampaikan secara terbuka struktur/kontak belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik belajar siswa,
sehingga kesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat.
e.
Tugas menyenangkan dan yang menantang
Siswa akan termotivasi untuk belajar jika mereka
disediakan materi atau pengalaman dan tugas belajar yang menyenangkan sesuai
tingkat kemampuan berpikirnya. Konsentrasi juga dapat bertambah bila siswa
menghadapi tugas yang menantang dan sedikit melebihi kemampuannya.
f.
Latihan yang tepat dan aktif
Siswa akan dapat menguasai materi pembelajaran
dengan efekttif jika kegiatan belajar mengajar memberikan kegiatan latihan
sesuai kemampuan siswa dan siswa dapat berperan aktif untuk mencapai
kompetensi.
g. Penilaian tugas
Siswa akan memperoleh pencapaian belajar yang
efektif jika tugas yang dibagikan dalam rentang waktu yang tidak terlalu
panjang dengan frekuensi pengulangan yang tinggi.
h. Kondisi dan
konsekuensi yang menyenangkan
Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi
pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan
perasaan siswa.
i.
Keragaman strategi dari metode
Siswa akan mendapat pengalaman belajar apabila
diberi kesempatan untuk memilih dan menggunakan berbagai jenis strategi /
metode belajar.
j.
Mengembangkan beragam kemampuan
Siswa akan belajar optimal jika pengalaman belajar
yang disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan, seperti kemampuan
beragama, logis, matematis, bahasa, musik, kinestetik dan kemampuan inter dan
intra personal.
k. Melibatkan sebanyak
mungkin indera
Siswa akan menguasai hasil belajar dengan optimal,
jika dimungkinkan menggunkan sebanyak mungkin indra untuk berinteraksi dengan
materi pelajaran.
l.
Keseimbangan pengaturan pengalaman belajar
Siswa akan lebih menguasai materi pelajaran jika
pengalaman belajar diatur sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai kesempatan
untuk membuat suatu refleksi penghayatan, mengungkapkan dan mengevaluasi apa
yang dipelajari.
4.
Bentuk-Bentuk Motivasi
Belajar
Menurut Rohani
(2004), bentuk-bentuk motivasi dalam belajar sangat banyak, diantaranya adalah:
a.
Memberi hadiah
Hadiah dapat
dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Hadiah untuk suatu
pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak
berbakat untuk pekerjaan tersebut.
b.
Saingan atau Kompetisi
Saingan atau
kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.
Persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c.
Ego-Involvemen
Dapat
menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan dapat
menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan
harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
d.
Memberi ulangan/ tes
Para siswa akan
menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan/ tes. Oleh karena itu,,
memberi ulangan/ tes ini merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat
oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari), sebab
membosankan dan bersifat ritinitas. Dalam hal ini guru harus terbuka, maksudnya kalau ada ulangan/ tes harus diberitahukan kepada siswanya.
e.
Mengetahui hasil
Dengan
mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa
untuk giat belajar.
f.
Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan
yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa itu, merupakan alat motivasi
yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena
dirasa sangat menguntungkan dan berguna, maka akan timbul gairah untuk terus
belajar.
g.
Pemberian nilai atau angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol
dari nilai kegiatan. Nilai atau angka yaitu ulangan atau nilai-nilai pada
raport. Jika angka baik, bagi para siswa merupakan hasil yang bermakna.
h.
Penguat
Penguat adalah
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan-kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
i.
Penugasan
Dengan adanya
penugasan siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan bersemangat dan
termotivasi untuk belajar lebih giat karena keingintahuannya besar.
D. Pelajaran PAI
PAI merupakan
mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat
dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari ajaran Islam.
Ditinjau dari
segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan
untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik.
PAI adalah
mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai
berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik
mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak
hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah
pada aspek afektif dan psikomotornya.
Dalam pengajaran PAI,
dibutuhkan pemahaman yang mendalam dan tidak asal paham saja karena pada
akhirnya materi PAI yang di dalamnya tidak berisi ajaran agama saja melainkan
juga ajaran moral nantinya akan sangat diperlukan dalam kehidupan sosial
masyarakat.
E. Evaluasi
Pembelajaran
Setelah serangkaian pengajaran, suatu evaluasi perlu diberikan untuk
mengetahui hasil pengajaran tersebut. Slameto merumuskan ada tiga tujuan dari evaluasi yaitu:
1. Untuk memberikan
umpan balik pada guru sebagai dasar memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program perbaikan bagi murid.
2. Untuk menentukan
angka kemajuan atau hasil masing-masing murid yang dipakai sebagai pemberian
laporan kepada orangtua, penentuan kenaikan tingkat atau status dan penentuan
lulus tidaknya.
3. Untuk menempatkan
murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat
(Slameto, 1991:166)
Adapun bentuk evaluasi yang bisa dilakukan,
khususnya yang berkaitan dengan pengajaran PAI adalah:
·
Tes Tertulis yang terdiri dari :
a. Tes obyektif terdiri
dari:
-
Tes isian
-
Tes benar salah
-
Tes menjodohkan
-
Tes pilihan ganda
b. Tes Subyektif
(uraian) terdiri dari:
- Jawaban singkat
- Jawaban luas
F. Penerapan Metode
Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI
Pelajaran PAI merupakan
pelajaran yang memerlukan pemahaman yang mendalam sehingga seorang siswa harus
mempunyai motivasi dan minat yang tinggi agar pelajaran PAI dapat dipelajari
dengan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan. Motivasi-motivasi
tersebut biasanya dipengaruhi oleh keadaan dan suasana di lingkungan sekitar.
Yang dimaksud di sini adalah guru dan teman sekelas. Selain itu, keadaan kelas,
metode yang digunakan dalam pengajaran, administrasi, kurikulum yang ada, dan
masih banyak lagi yang mempengaruhinya.
Seperti yang kita ketahui
bahwa kegiatan belajar mengajar harus senantiasa ditingkatkan efektifitas dan
efisiennya demi untuk meningkatkan mutu daripada pendidikan itu sendiri. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan efektifitas belajar tanpa harus menyita banyak
waktu, maka seorang guru perlu memberi tugas-tugas di luar jam pelajaran.
Teknik resitasi ini
biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memperoleh hasil belajar yang
mantap. Karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas,
sehingga pengalaman dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini
disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda waktu
menghadapi masalah-masalah baru. Di samping itu untuk memperoleh pengetahuan
dengan melaksanakan tugas akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta
ketrampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Dengan
melaksanakan tugas, siswa aktif belajar dan merasa terangsang untuk
meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani
bertanggungjawab (Roestiyah, 2001:133).
Nana Sudjana(1989:81)
dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar juga
menjelaskan bahwa resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tapi lebih luas.
Selain itu dengan resitasi, maka akan dapat merangsang dan memberi motivasi
siswa untuk akif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
Di dalam buku didaktik
metodik pendidikan umum, Imam Sjah Alipande (1989:91) menjelaskan bahwa metode
resitasi dapat digunakan apabila guru ingin mengaktifkan siswa dalam
mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan atau
menjawab soal-soal sendiri dan mencoba sendiri pengetahuan yang dimilikinya.
Bisa juga digunakan agar siswa mempunyai kebiasaan belajar dan mengisi waktu
luang di luar jam pelajaran.
Dengan beberapa pendapat
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode resitasi mempunyai peranan yang
penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan seringnya mendapat
tugas dan latihan-latihan serta membuat laporan dari beberapa tugas yang
diberikan oleh guru, maka semakin kuat dorongan atau motivasi untuk senantiasa
belajar, berlatih dan mencari tahu sesuatu yang belum siswa mengerti demi untuk
menambah wawasan dan pengalaman mereka dalam belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN I Gondang yang
terletak di desa Gondang, kecamatan Gondang, kabupaten Tulungagung. SMPN I
Gondang merupakan lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Departemen
Pendidikan Nasional. Letaknya yang berada di desa namun tidak terpencil
merupakan tempat yang nyaman dan strategis untuk belajar.
SMPN I Gondang adalah satu dari dua sekolah
tingkat menengah pertama yang ada di kecamatan Gondang, yang mana didukung oleh
SDM yang memadai. Sebagian besar guru-guru yang ada di SMPN I Gondang adalah
lulusan S1 dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur.
Fasilitas pendukung akademik yang ada di SMPN I
Gondang diantaranya ruang belajar sebanyak 17 ruang; kelas 3 sebanyak 9 kelas,
kelas 2 sebanyak 8 kelas, dan kelas 1 sebanyak 8 kelas. Dikarenakan ruang kelas
yang ada tidak mencukupi, maka jam masuknya dibagi menjadi dua: kelas 2 dan 3
masuk pagi, sementara kelas 1 masuk siang. Sarana dan prasarana lain yang ada
di SMPN I Gondang adalah ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang UKS,
laboratorium komputer, perpustakaan, Musholla, ruang OSIS, parkir, kantin, dan
lapangan (digunakan untuk upacara, olahraga, dll).
Penelitian ini difokuskan pada kelas VIII-E yang
terdiri dari 40 siswa dan dimaksudkan untuk mengetahui minat dan motivasi siswa
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
B.
Rencana Tindakan
Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode resitasi terhadap peningkatan
motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN I Gondang. Sebagai upaya untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, perlu dirumuskan skenario penelitian mulai
dari persiapan pelaksanaan sampai pada evaluasinya.
a.
Perencanaan.
Sebagai langkah
awal tindakan, diperlukan berbagai macam perencanaan diantaranya:
1) Mempersiapkan tata cara/ teknik yang akan dilakukan dalam PBM
sebelum kegiatan benar-benar dimulai.
2) Membuat alat
observasi, untuk mengetahui tingkat kesiapan dan semangat belajar siswa.
3) Menyiapkan materi yang perlu dikerjakan oleh siswa dengan metode
resitasi sehingga siswa benar-benar terbiasa serta mendapat kecakapan motoris.
4) Menyusun
langkah-langkah pembelajaran yang logis dan sistematis.
Menyusun alat evaluasi berupa tes kelompok dan tes
individu.
5)
Melakukan penelitian di kelas
dengan membawa alat-alat yang diperlukan seperti kapur tulis, penghapus, serta
buku paket (materi yang akan disajikan).
6) Membentuk kelompok
dengan pengelompokan heterogenitas berdasarkan latar belakang akademis dan
kegiatan ekstra kulikuler yang diikuti, serta kemampuan akademis.
b.
Pelaksanaan tindakan.
1)
Pendahuluan.
a) Sikap siswa siap
memulai pelajaran lalu mengucapkan salam.
b) Proses pembelajaran
dimulai dengan membaca doa dan salah satu surat pendek.
c) Guru memberi beberapa
soal yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan untuk memancing dan
mengetahui seberapa besar kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar.
d) Pada awal
pembelajaran digunakan untuk pembahasan tentang rencana pembelajaran dan
mendiskusikan tentang topik pelajaran yang dikaitkan dengan kontek kehidupan
sehari-hari.
2)
Kegiatan inti.
a)
Guru membagi murid menjadi 7
kelompok, masing-masing terdiri dari 6 atau 5 anggota kelompok
b)
Guru membagikan soal, tiap
kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.
(1)
Mengerjakan soal yang telah
diberikan oleh guru serta menyebutkan contoh riil yang terjadi di kehidupan
sehari-hari.
(2)
Saling membantu mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru melalui sharing antar sesama anggota kelompok.
(3)
Bekerjasama dengan seluruh anggota
kelompok masing-masing Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
kelompoknya masing-masing.
(4) Masing-masing
kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
(5) Memberikan kesempatan
kepada kelompok lain yang tidak maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab
atau diskusi).
(6)
Melakukan sharing antar kelompok.
c)
Selama kegiatan berlangsung guru
melakukan penilaian.
d)
Memberikan pujian kepada salah
satu kelompok atas prestasi yang diraih.
3)
Refleksi.
a)
Mengadakan refleksi terhadap
proses dan hasil belajar hari itu dengan
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan
pembelajaran kaitannya dengan kegiatan sehari-hari.
b)
Guru memberikan kesempatan siswa
untuk mengungkapkan hasil pekerjaan atau tugas masing-masing kelompok.
c)
Guru memberi kesempatan siswa
untuk merencanakan tindakan yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
4)
Penilaian.
Data
kemajuan motivasi dan prestasi siswa diperoleh melalui:
a). Keseriusan dan
partisipasi siswa dalam bekerja kelompok.
b). Inisiatif individu
dalam menguraikan topik pembahasan.
c). Antusias siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
d).
Keaktifan dan kontribusi siswa dalam
diskusi.
e). Kemampuan siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
f). Identifikasi siswa
saat mengerjakan soal yang diberikan dan mengilustrasikan materi hari itu dalam
kondisi riil kehidupan sehari-hari
c.
Rencana Perekaman
Untuk memperoleh data yang akurat
dan agar data yang diperoleh tidak hilang, maka peneliti melakukan perekaman
dengan cara membuat catatan/
mendokumentasikan proses belajar mengajar baik berupa tulisan maupun yang
lainnya, dari hasil data yang diperoleh selama proses penelitian. Hal ini
dilakukan berdasarkan pada perkembangan siswa setiap hari setelah pembelajaran
dengan menggunakan metode resitasi. Serta untuk mengetahui peningkatan motivasi
siswa dalam belajar.
d.
Analisis/ refleksi
Tahap ini sejajar tatapi tidak tepat
sama dengan tahap analisis data dalam penelitian formal. Dikatakan sejajar
karena pada tahap ini tim peneliti mencermati, membermaknakan dan mengevaluasi
keseluruhan informasi yang dikumpulkan dalam tahap observasi. Di dalam
penelitian tindakan kelas evaluasi atau refleksi dilakukan secara kontinyu
sejalan dengan kemampuan penerapan tindakan. Menggunakan berbagai metode yang
dipandang paling tepat yang dapat diubah setiap saat, dan umumnya ditujukan
untuk mengembangkan rekomendasi-rekomendasi untuk perencanaan siklus penelitian
berikutnya.
Di dalam tahap ini, peneliti dapat
menganalisis dampak tindakan dan hasil implementasi suatu tahap penelitian
dengan acuan grand theory atau temuan-temuan dari penelitian yang lain.
Data hasil pengamatan observasi dan
hasil belajar siswa, digunakan untuk menyusun refleksi. Refleksi merupakan
kegiatan sintesis analisis integrasi, interpretasi dan eksplanasi terhadap
semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.
e.
Data dan Cara Pengumpulannya
Terkait dengan
penelitian ini, yang dijadikan sumber data adalah siswa-siswi kelas VIII-E SMPN
I Gondang, yang mana disini siswa tidak hanya sebagai obyek yang dikenai
tindakan saja, melainkan juga aktif ikut serta dalam kegiatan.
Data yang akurat
akan diperoleh ketika proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan
matang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
teknik wawancara, teknik pengukuran tes hasil belajar, dan teknik dokumentasi.
1.
Teknik observasi
Observasi adalah suatu teknik yang digunkan melalui pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki (Sutrisno, 2004:
151). Sehingga observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara langsung dan sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian untuk memperoleh dalam melakukan penelitian.
2.
Teknik wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari wawancara (Arikunto, 1998:145). Dengan kata lain
wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematis berdasarkan tujuan umum penelitian.
3.
Teknik pengukuran tes hasil
belajar
Pengukuran tes hasil belajar ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan kesiapan dan semangat belajar siswa. Tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian
kegiatan dalam penerapan pembelajaran metode resitasi.
Tes yang dimaksud meliputi tes
awal atau tes pengetahuan prasyarat, yang akan digunakan untuk mengetahui
penguasaan konsep materi pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes
pengetahuan prasyarat tersebut juga akan dijadikan acuan tambahan dalam
mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Disamping menggunakan
nilai raport, selanjutnya tes awal ini juga akan dijadikan sebagai skor awal
bagi penentuan poin perkembangan individu siswa.
Selain tes awal, juga
dilakukan tes pada setiap akhir tindakan. Hasil tes ini akan digunakan untuk
mengetahui tingkat kesiapan siswa terhadap materi pelajaran matematika melalui
penerapan metode resitasi.
4.
Teknik dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari
data yang berupa catatan transkrip, buku, jurnal harian, catatan-catatan, serta
dokumentasi lainnya. Dengan teknik dokumentasi peneliti mengumpulkan data,
dokumen atau laporan tertulis dari semua peristiwa yang isinya berupa
penjelasan-penjelasan penilaian terhadap obyek yang diteliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers
Aqib, Zainal. 2001. Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Depdikbud. 1999. Pedomen Penulisan
Karya Ilmiah.Malang: Universitas Negeri Malang.
Moleong, Lexy. J. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
N. K. Roestiyah.2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, Ngalim.2002. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Soedarsono, F.X. 2001.
Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Sujana, Nana, 1989, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar, IKIP: Bandung
Zuhairini, dkk, 1998, Metodologi
Ahmadi, Abu dan Unbiyatun, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
No comments:
Post a Comment