Sunday, July 21, 2019

Media Visual dan Visual Principle


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran.[1]
Salah satu peranan visual dalam pembelajaran adalah sebagai sarana untuk menyediakan atau memberikan refensi yang konkret tentang sebuah ide, kata-kata tidak dapat mewakili dan menyuarakan benda karena visual bersifat iconic (tanpa kata sudah menunjukan arti), oleh karena itu setiap kata memiliki kesamaan dengan benda yang di rujuk.  Beberapa manfaat visual dalam pembelajaran antara lain visual dapat memotivasi pebelajar dengan cara menarik perhatian mereka, mempertahankan perhatian serta mendapatkan respon-respon emosional.  Selain itu visual juga dapat menyederhanakan informasi yang sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata, dengan kata lain , peranan visual dalam pembelajaran termasuk penting untuk mendukung informasi tertulis dan informasi lisan.

Dari latar belakang maka penulis mengangkat judul “ Media Visual dan Visual Principle”
B.            Rumusan Masalah.
1.             Bagaimana Pengertian Media Visual.?
2.             Bagaimana Peran Visual dalam  Intruksi.?
3.             Apa saja Jenis- Jenis Visual.?
4.             Apa saja Macam-Macam Media Berbasis Visual.?
5.             Apa saja Panduan Perancagan Visual.?
6.             Bagaimana cara Membuat Grafis Presentasi.?
C.           Tujuan masalah.
A.           Untuk mengetahui Bagaimana Pengertian Media Visual.
B.            Untuk mengetahui Peran Visual dalam  Intruksi.
C.            Untuk mengetahui Jenis- Jenis Visual.
D.           Untuk mengetahui Macam-Macam Media Berbasis Visual.
E.            Untuk mengetahui Panduan Perancagan Visual.
F.             Untuk mengetahui cara Membuat Grafis Presentasi






BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Media Visual
Media Visual adalah perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar informasi dari sumber pesan kepada penerima pesan. Sedangkan dalam kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Visual adalah dapat terlihat oleh indra penglihatan (mata), berdasarkan penglihatan”[2] Jadi segala sesuatu yang dapat terlihat dengan indra penglihatan dapat disebut dengan Visual.
Media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik dan kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya jelas,sehingga penerima pesan dan gagasan dapat diterima sasaran.
Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan menarik, efektif dan efesien karena peserta didik terutama siswa sekolah dasar masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus dibuktikan sendiri dengan mata mereka. Media visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak, dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Media Visual yang bergerak ialah media yang dapat menampilkan gambar atau bayangan yang dapat bergerak dilayar bias, seperti: bias gambar-gamabar yang ditampilkan oleh motion picture film dan loopfilm.[3]
Media visual adalah media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa media visual merupakan salah satu media untuk pembelajaran. Media bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar panca indera kita terutama oleh indera penglihatan.[4]
Dari penjelasan diatas dapat simpulkan bahwa media visual yaitu media yang dalam penggunaanya melibatkan indera pengelihatan danmempunyai unsur garis, benuk, warna dan tekstur.
Menurut penulis Memaknai media visual ini adalah:
االمينات البصرية ما يتوجه الى حاسة البصر تنقسم الوسائل المعينات البصرية عادة الى قسمين هما ما يعرض يجهاز الارض   ( على الشاشة) وما يحتاج جالى جهاز الارضز تشمل المعينات التي تعرض يجهاز الارض : -الأفلام الثابتة –الشرائح -شفافيات العارض فوق الرأس أما الّتي لاتعرض باالجهاز فتشمل :
الأشياء الطبيعية و الحادث الحقيقية مثل القلم, و النظارة و يجلس
الأشياء و الحوادث الصناعية مثل الصور الفوتوغرافية و غير الفوتوغرافية
اللوحات مثل لوحة الجيوب و لوحة النطق و غيرها
Artinya:
Media Visual adalah media yang berkaitan dengan indera penglihatan. Media visual biasanya dibagi menjadi dua, yaitu di layar (yang dapat diproyeksikan) dan non proyeksi. Jadi, Media Visual adalah semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang bisa dinikmati lewat panca indera.
B.            Peran Visual dalam  Intruksi
Visual bisa memainkan banyak peran dalam proses belajar, diantaranya:
Menurut Sharon E. Smaldino dkk (2011)
1.             Menyediakan acuan konkret bagi gagasan: Kata-kata tidak tampak atau bersuara seperti hal-hal yang mereka wakili; tetapi visual bersifat ikonik ( memiliki kemiripan dengan hal-hal yang mereka wakili)
2.             Membuat gagasan abstrak menjadi konkret
3.             Memotivasi Pembelajar : Visual bisa memotivasi para pembelajar dengan menarik perhatian mereka, mempertahankan pertahankan perhatian mereka dan menciptakan keterlibatan dalam proses belajar.
4.             Mengarahkan perhatian : Setelah mendapatkan perhatian viewer, langkah selanjutnya adalah bagaimana mengarahkan perhatian mereka pada bagian terpenting dari tampilan pesan visual yang telah di buat, Sebuah pesan tidak akan dapat bertahan  sampai pesan itu mendapat perhatian.
5.             Mengulangi Informasi : Visual bisa memberikan kesempatan kepada para pemelajar  untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan dalam format teks
6.             Mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya : Visual bisa di gunakan untuk merangkum konten drai sebuah mata pelajaran.
7.             Mengurangi Usaha Belajar : Sesorang desainer pasti merindukan agar pesanya  di sampaikan melalui sebuah tampilan dapat di terima dengan baik.[5]
Menurut Levi & Lentz (dalam Arsyad, 2002) mengemukakan empat peran  media pembelajaran , khususnya media visual diantaranya:
1.             atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran,
2.             afekif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika  belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lamba ng visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras
3.             kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkap bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar
4.             kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memeberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca  untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.[6]


C.           Jenis- Jenis Visual
Langkah pertama dalam mendesain sebuah tampilan visual adalah dengan mengumpulkan  ilustrasi gambar dan desain teks yang akan di gunakan, Visual bisa di bagi menjadi :
1.             Realistik Visual :  menggambarkan objek secara aktual atau sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya,  sebuah objek atau peristiwa aktual akan selalu memiliki aspek yang tidak dapat di ilustrasikan sekalipun dalam gambar tiga dimensi
2.             Analogic visual :  Menggambarkan sebuah konsep atau topik  dengan menggunakan benda lain yang memiliki kemiripan
3.             Organisasional visual : menampilkan hubungan kualitatif  di antara berbagai element meliputi diagram, peta dan skema.
4.             Relasional : Mengkomunikasikan hubungan kuantitatif meliputi diagram batang dan grafik.
5.             Transformasional : menggambarkan pergerakan atau perubahan sesuai dengan waktu dan tempat
6.             Interpretatif : menggambarkan hubungan  teoritis atau abstrak.[7]
D.           Macam-Macam Media Berbasis Visual
1.             Media visual yang tidak diproyeksikan
Media visual non proyeksi adalah media yang penggunaannya tidak memerlukan bantuan alat proyektor. Media ini sudah bisa digunakan secara mandiri tanpa memerlukan bantuan alat atau sarana lain. Media nonproyeksi ini juga termasuk media yang paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Media pembelajaran jenis nonproyeksi ini antara lain:
a.             Wallsheets: Media ini termasuk media visual nonproyeksi. Sebab penggunaan dan tampilan media ini tanpa menggunakan alat bantu proyektor. Media berupa wallsheets ini bisa berupa peta, chart, diagram, poster. Peta biasanya digunakan guru dalam pembelajaran dengan cara ditempel didinding kelas atau laboratorium. Sehingga peserta didik bisa mengakses pesan secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat lain.[8] Contoh : misalnya dengan mind maping
b.             Buku cetak: Buku cetak merupakan media visual nonproyeksi. Dengan menggunakan buku anak didik bisa melihat dan mengakses pesan materi pembelajaran secara langsung tanpa bantuan alat lain yang bersifat proyektif. Buku cetak juga sering disebut dengan modul. Media ini berupa suatu perangkat yang terdiri atas tujuh komponen, yakni: 1). Lembaran petunjuk untuk guru. 2). Lembaran petunjuk untuk siswa 3). Lembaran kegiatan. 4). Lembaran kerja. 5). Lembaran kunci kerja. 6). Lembaran tes. 7). Lembaran kunci tes
Untuk mempelajari sebuah modul, seorang siswa pertama-tama harus membaca terlebih dahulu lembaran petunjuk untuk siswa,kemudian mengerjakan atau membaca lembaran kegiatan. Setelah selesai membaca lembaran kegiatan dan memahami materi yang dikomunikasikan lewat bahan tertulis itu, siswa boleh melangkah ke lembaran kerja. Lembaran kerja ini prinsipnya merupakan latihan-latihan yang harus dikerjakan. Setelah latihan-latihan dalam lembaran kerja  itu selesai dikerjakan oleh siwa, langkah selanjutnya yaitu mencocokkan nya dengan kunci kerja. Kunci kerja ini ada ditangan guru.
Peranan guru dalam sistem  modul ini bukan lagi sebagai penyampai materi, sebab materi sudah dikomunikasikan lewat bahan tertulis dalam lembaran kegiatan. Dalam hal ini guru lebih menonjol sebagai fasilitator dan sebagai motivator.[9] Contoh : LKS
c.              Papan tulis: Papan tulis merupakan media yang paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Papan tulis ini juga termasuk media visual nonproyeksi. Media ini bisa digunakan dan menampilkan pesan tanpa harus dibantu alat proyektor. Sehingga anak didik dan guru bisa memahami materi pelajaran secara langsung tanpa menggantungkan diri pada alat bantu lain.
Sebenarnya masih banyak lagi jenis media visual nonproyeksi yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran. Tetapi yang terpenting adalah aspek ketersediaan, media ini mudah dioperasionalkan dan sebagian guru memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut. Contoh : misalnya seorang guru menulis kosakata di papan tulis, kemudia siswa membaca atau menulisnya di buku masing-masing.
d.             Gambar/foto: Gambar/foto adalah media visual yang penting dan mudah didapat. Penting sebab dapat memberi penggambaran visual  yang kongkrit tentang masalah yang digambarkannya. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang dapat diungkapkan dengan kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan.[10]
e.              Papan flanel/flannel board: Papan flanel/flannel board adalah media grafis/beentuk media visual yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat digunakan berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas permulaan sekolah dasar/taman kanak-kanak,papan flanel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka. Karena penyajiannya seketika, selain menarik perhatian siswa penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien.[11] Contoh : mempelajari tentang hewan-hewan di laut. Guru membuat bermacam-macam binatang yang hidup di laut.
f.               Bagan: Bagan adalah kombinasidari berbagai media grafis dan media gambar yan dirancang untuk memvisualisasikan hubungan antara fakta-faktsa pokok dengan cara teratur dan logis. Bentuk-bentuk yang khas misalkan bagan pohon dan bagan tabel.[12]
Dalam pembelajaran bahasa arab bagan sangat  berguna sekali misalkan untuk pengelompokan mufrodat hewan,tumbuh-tumbuhan dan benda mati dapat dibuat dengan menggguanakan bagan tabel. Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam belajar mufrodat sesuai cdengan pengelompokkannya.
Contoh : 
سبرة
Papan tulis
مسطرة
Penggaris
قلم
Bolpoin
كتب
Buku
حقيبة
Tas
مروحة
Kaca
g.             Papan Buletin: Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.[13] Contoh : pada papan buletin bia ditempeli dengan gambar, misalnya membahas tentang fi’il. Di papan buletin ditempeli dengan kertas  yang bertuliskan tentang fi’il misalnya pengertiannya, macamnya, dan lainnya.
2.             Media Visual yang diproyeksikan
Media proyeksi adalah media yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Artinya penggunaan media ini tergantung pada alat bantu proyektor untuk menghubungkan dan menyampaikan kepada penerima pesan. Media proyeksi cukup banyak jenisnya, antara lain;


a.             Slide: Apabila kita menggunakan istilah “slide” maka yang  kita maksud adalah slide yang tidak bersuara alias slide bisu. Adapun untuk slide yang disertai dengan suara, kita pergunakan istilah lain yaitu “sound-slide” atau slide suara. Perangkat keras slide berupa proyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berupa proyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berupa “film slide” atau secara singkat kita sebut slide. Slide tersebut dengan menggunakan sinar,lampu berkekuatan tertentu diprpoyeksikan melalui lensa kepermukaan layar. Pembuatan progam slide dapat dilakukan oleh guru sendiri,terutama dalam hal penentuan objek pemotretan. Adapun pemrosesannya sampai menjadi slide, dapat diserahkanm ke tempat pemrosesan film.
Presentasi media ini dilakukan dengan cara memproyeksikan slidfe tersebut satu per satu. Bersamaan dengan presentasi visual itu guru dapat memberikan komentar secukupnya mengenai gambar hasil pemroyeksikan slide. Apabila dipandang perlu, presentasi dapat diperlama atau bahkan dapat pula diulangi dengan cara mengundurkannya. Hal itu dapat kita lakukan karena slide bukan termasuk klasifikasi media yang presentasinya sekilas
b.             Film Strips: Pada dasarnya media ini hampir sama dengan slide. Letak perbedaannya adalah pada slide gabar-gambar yang diperoleh dari hasil pemotretan itu merupakan satuan-satuan lepas, sedangkan pada film strips gambar-gambar tersebut merupakan satuan-satuan rangkaian dalam satu  rol film. Oleh karena itu gambar-gambar pada film strip merupakan gulungan film, sudah barang tentu urut-urutan gambar tersebut tidak mungkin dirubah  atau dipertukarkan tempatnya. Hal ini merupakan kelemahan film strips..[14]



E.            Panduan Perancagan Visual.
1.      Unsur-unsur Visual
Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual adalah sebagai berikut
a.              Garis, adalah kumpulan dari titik-titik. Dengan demikian terdapat banyak sekali jenis-jenis garis diantaranya garis lurus, lengkung dan lain-lain.
b.             Bentuk, adalah sebuah bentuk konsep simbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep-konsep lainnya. Seperti contoh hubungan garis-garis lurus yang membentuk sebuah bagunan simetris.
c.              Warna, digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, juga untuk membangun keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan respon emosional tertentu.
d.             Tekstur, digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk memberikan penekanan seperti halnya warna.[15]
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang professional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual.
2.             Unsur-Unsur Teks
Huruf adalah bagian terkecil dari sebuah kata, sedangkan kata adalah bagian terkecil dari sebuah gagasan.  Sebuah gagasan yang baik dan telah tersusun lewat pemilihan kata yang menarik, bisa saja berakhir sia-sia karena kegagalan memilih huruf
a.              Gaya : Jenis huruf yang di pilih sebaiknya konsisten dan harmonis dengan elemen lain yang ada dalam sebuah desain visual.  Untuk keperluan desain pesan pembelajaran, jenis huruf yang sederhana lebih di utamakan, misalnya huruf jenis serif atau sanserif
b.             Ukuran : Body Text antara 9pt-14 pt, headline > 14 pt
c.              Spaci diantara: 1).  Spasi huruf : Jarak antara huruf satu dengan yang lain sebaiknya tidak terlalu lebar, perlu di perhatikan jenis huruf 2). Spasi baris : Jarak vertikal antara tiap baris sangat penting untuk keterbacaan.  Apabila jarak antara baris terlalu dekat akan menyebabkan tulisan menjadi kabur dan tak terbaca, tetapi apabila jarak anatar baris terlalu jauh, tulisan dalam tayangan akan terlihat kurang menyatu.
d.             Warna : Warna huruf yang di pakai sebaikanya kontras dengan warna latar belakang, hal ini perlu untuk memudahkan viewer dalam melihat hasil sebuah tayangan visual
e.              Huruf Besar : Untuk mendapatkan hasil tampilan yang legibel maka di gunakan huruf kecil, huruf kapital lebih baik di pergunakan hanya pada saat tertentu saja.[16]



F.            Membuat Grafis Presentasi
Presentasi merupakan kegiatan yang penting dalam mengkomunikasikan suatu gagasan kepada orang lain dengan berbagai tujuan, misalnya untuk menarik audiensi agar mereka membeli produk, menggunakan jasa atau untuk kepentingan lain. Salah satu alat peraga yang dapat digunakan untuk mendukung presentasi adalah computer. Adapun salah satu perangkat lunak yang dapat dipakai adalah PowerPoint yang merupakan bagian dari Microsoft Office. Dengan menggunakan software ini seseorang dapat menuangkan ide-ide cemerlangnya dalam bentuk visual yang menarik dalam waktu yang singkat. Panduan untuk membuat  grafis presentasi  meliputi hal-hal berikut :
1)             Secara cermat pilihlah jenis huruf
2)             Latar belakang yang polos dan berwarna cerah
3)             Judul
4)             Gunakan komunikasi yang singkat
5)             Gunakan sebuah template
6)             Gunakan slide induk
7)             Kurangi lonceng dan pluit
8)             Gunakan gambar yang sesuai
9)             Gunakan transisi yang konsisten
10)         Gunakan bangunan yang sederhana
11)         Animasi yang cermat
12)         Kurangi penggunaan suara
13)         Gunakan catatan kaki untuk  mengidentifikasi slide.[17]

1.             Membuat Transparan Overhead Projector

OHP merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi. Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak kemudian dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnel,melewati sebuah transparan ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan di atas landasan tersebut. Sebuah sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang di tempatkan di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90­­­o. Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya sehingga memungkinkan untuk dipergunakan di ruangan biasa tanpa penggelapan.[18]

2.             Menangkap Gambar

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu “Fos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).[19]

3.             Pemindai

Suatu alat elektronik yang fungsinya mirip dengan mesin fotokopi. Mesin fotocopy hasilnya dapat langsung dilihat pada kertas sedangkan scanner hasilnya ditampilkan pada layar monitor komputer dahulu kemudian baru dapat diubah dan dimodifikasi sehingga tampilan dan hasilnya menjadi bagus yang kemudian dapat disimpan sebagai file text, dokumen dan gambar. Scanner merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindai suatu bentuk maupun sifat benda, seperti dokumen, foto, gelombang, suhu, digunakan untuk mengambil citra cetakan (gambar, foto, tulisan) untuk diolah atau ditampilkan melalui komputer. Hasil pemindaian itu pada umumnya akan ditransformasikan komputer sebagai data digital Data yang telah diambil dengan scanner itu , bisa dimasukkan secara langsung ke semua aplikasi computer computer yang mengenali teks ASCII.[20]
G.           Kelebihan Dan Kekurangan Media Visual
Media adalah sumber informasi utama bagi semua orang, namun setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dan kelebihan media visual dapat di kategorikan sebagai berikut:
Kelebihan media visual:
a.              Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya.
b.             Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.
Kekurangan media visual:
a.              Lambat dan kurang praktis.
b.             Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat didengar sehingga materinya kurang mendetail.
c.              Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili isi berita.
d.             Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.





BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dalam upaya mencapai suatu proses pembelajaran yang baik, kita memerlukan suatu media atau alal yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu medianya adalah media visual yang lebih berkaitan dengan indera penglihatan. Media visual mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri seperti penggunaannya yang praktis, lebih efektif dan efisien serta dapat mempercepat daya serap peserta didik. Media visual diklasifikasikan menjadi 2:
1.             media visual yang tidak diproyeksikan: missal: gambar mati, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta, realia, model, specimen, mock up, berbagai jenis papan, sketsa.
2.             media visual yang diproyeksikan. Media ini banyak jenisnya, namun dalam buku ajar ini hanya dikemukakan beberapa jenis. yaitu ohp, slide, filmstip, dn opaque proyektor.
B.            Saran
Kita sebagai peserta didik, calon pendidik maupun para pendidik hendaknya perlu memperhatikan setiap pemilihan media pembelajaran yang akan kita gunakan terutama pada media visual. Pemilihannya harus tepat dan efektif sesuai konsep dan tujuan pembelajaran serta disesuaikan dengan perkembangan psikologis anak atau peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.



DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, 2007  Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada
Surayin, 2003 Kamus Umum Bahasa Indonesia Bandung: Yrama Widya
Sri Anitah 2010 Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka
Nana Sudjana, Ahmad Rivai, 2009 Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sharon E. Smaldino dkk, 2011 Intructional technology and media for learning, Jakarta, Prenada media Group,  cetakan ke IX
A. Arsyad, 2002 Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Musfiqon. 2012  Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Soeparno. 1985  Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Suleiman, Amir Hamzah. 1985 Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia.
Arief Sadiman ,dkk. 2008 Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Azhar Arsyad, 1997 Media Pembelajaran,  Jakarta: PT Remaja Grafindo Persada



[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Raja Grofindo Persada 2007).hlm 69
[2] Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Bandung: Yrama Widya, 2003), hlm. 661
[3] Sri Anitah  Media Pembelajaran. (Surakarta: Yuma Pustaka 2010), hlm 76
[4] Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pembelajaran. (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2009).hlm 90
[5] Sharon E. Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning, ( Jakarta, Prenada media Group 2011), cetakan ke IX, hlm 72
[6]  A. Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002), hlm   16
[7] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,.....hlm 75-78
[8] Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. ( Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2012 ), hlm  111
[9] Soeparno. Media Pengajaran Bahasa. (Yogyakarta: PT Intan Pariwara. 1985 ), hlm 25-26
[10] Suleiman, Amir Hamzah. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. (Jakarta: PT. Gramedia. 1985), hlm  27
[11] Arief Sadiman ,dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008), hlm 49
[12] Azhar  Arsyad,  Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009), hlm  68
[13]  Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran....hlm 89
[14] (Soeparno. Media Pengajaran Bahasa......hlm 34-46
[15] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT Remaja Grafindo Persada, 1997), hlm.109-110
[16] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,.....hlm 87-90
[17] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,.....hlm 95
[18] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,....hlm .87-90
[19] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,.....hlm 95
[20] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,.....hlm 95

No comments:

Post a Comment