BAB I
PEMBAHASAN
Mengenali Dan Mengevaluasi
Peluang Investasi
"Memulai bisnis dengan produk-produk yang tidak jelas
terlayani dan kebutuhan-kebutuhan penting yang tidak dapat diharapkan untuk
ditemukan oleh pembeli, cukup untuk
membuat sesuatu yang berbeda" (Amar Bhide).
Kegila-gilaan dengan suatu ide yang mungkin berperan
penting meremehkan kesulitan daya penerimaan pasar yang sedang berkembang dan
pembangunan perusahaan untuk menangkap peluang.
Dua Jalan Menuju
Berkewirausahaan
1.
Menciptakan bisnis baru mulai dari
nol atau awal. Bila memilih jalan ini , bukan berarti pikiran kita juga nol
atau tidak memahami seluk beluk bisnis. Akan tetapi, kita harus tetap memiliki
pengetahuan yang cukup baik tentang bisnis yang akan dibangun atau
didirikannya. Bila ingin berbisnis mulai dari nol, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
a.
Usaha yang menyenangkan (dapat
diawali dari hobi) Anda.
b.
Usaha yang menang Anda dapat (Anda
memiliki keterampilan dan dapat menjalankannya lebih baik).
c.
Pilih usaha atau investasi yang
memiliki resiko kecil, namun memiliki kemungkinan laba yang cukup besar.
2.
Membeli bisnis yang ada. Terdapat
berbagai pilihan jika kita hendak membeli bisnis yang ada, antara lain adalah
kita beli bisnis secara keseluruhan atau menjadi franchise (membeli dengan
pola/ sistem atau cara waralaba).
Alasan Memulai Bisnis Baru
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memulai usaha.
Menurut Kasmir (2006), ada lima penyebab seseorang memulai usaha, yaitu:
1.
Faktor keluarga pengusaha
Seseorang memulai usaha karena faktor
keluarga (baik secara vertikal maupun horizontal), misalnya melanjutkan bisnis
orangtuanya, saudara-saudaranya, atau keluarga lainnya.
2.
Sengaja tekun menjadi pengusaha
Seseorang yang dengan sengaja mendirikan
usaha. Dapat dimulai dari hobi atau belajar dari kesuksesan orang lain. Model
ini umumnya dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai, namum sebenarnya
memiliki naluri bisnis yang kuat. Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi
panutan dan pedoman pengusaha tersebut dalam menjalankan usahanya.
3.
Kerja sampingan (iseng-iseng)
Usaha ini dilakukan diluar pekerjaan
atau kegiatan utamanya, sebagai langkah untuk mencari kegiatan atau pendapatan
tambahan. Biasanya, dengan skala usaha yang kecil sekadar untuk mengisi waktu
luang. Tidak jarang dari yang tadinya hanya iseng, justru menjadi kegiatan yang memberikan hasil
yang luar biasa.
4.
Coba-coba
Cara ini banyak dilakukan dan banyak
juga yang akhirnya menuai kesuksesan.
Umumnya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka
yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru terkena Pemutus
Hubungan Kerja ( PHK). Tidak sedikit orang yang memulai usaha dengan cara
coba-coba akhirnya mencapai sukses yang besar.
5.
Terpaksa
Cara ini memang jarang terjadi, namun ternyata
ada beberapa usahawan yang dapat berhasil karena keterpaksaan. Cara ini
dilakukan oleh mereka yang telah lama menganggur, mulai dari sejak lulus
sekolah atau kuliah, atau oleh seorang yang telah berkali-kali melamar
pekerjaan, tetapi tidak ada satu pun yang menerima. Akibatnya, langkah untuk
menjadi pengusaha dilakukan dengan setengah hati. Namun, ada beberapa dari
mereka yang sukses dan usahanya memberikan hasil yang lumayan dalam waktu
singkat. Hal inilah yang menguatkan motivasi mereka untuk memajukan usahanya.
Berbagai Sumber Ide Untuk
Memulai Usaha
Berdasarkan hasil penelitian di Amerika Serikat, menurut
Longenecker (2005), sumber ide untuk memulai suatu usaha yaitu:
1.
Pengalaman pekerjaan utama, 45
persen.
2.
Kesenangan atau hobi, 16 persen.
3.
Kesempatan yang berubah, 11
persen.
4.
Saran-saran dari pihak lain
(konsultan dan lainnya), 7 persen.
5.
Pendidikan atau kursus-kursus, 6 persen.
6.
Bisnis atau usaha keluarga, 6
persen.
7.
Teman atau kerabat, 5 persen.
8.
Lain-lain, 4 persen.
Berbagai Alasan Membeli Bisnis Yang Sudah Ada
Atau Sudah Berjalan
Berbagai
alasan untuk membeli bisnis yang sudah ada atau sudah berjalan, antara lain
sebagai berikut:
1.
Untuk mengurangi ketidakpastian dan
ketidaktahuan yang mungkin harus dihadapi ketika memulai bisnis dari awal atau
dari nol.
2.
Untuk memperoleh suatu bisnis dengan
operasi-operasi yang terus-menerus dan hubungan yang tidak dapat di pungkiri
dengan para konsumen dan pemasok.
3.
Untuk memperoleh bisnis yang telah mapan dengan
harga murah atau menekan biaya untuk memulai suatu bisnis baru.
Pro Dan Kontra Membeli Suatu Bisnis Yang Sudah
Ada
Ø Pihak
yang pro
1.
Peluang tinggi untuk sukses
2.
Minim perencanaan
3.
Konsumen atau pemasok yang sudah ada
4.
Peralatan seperlunya
5.
Harga tawar-menawar
6.
Pegawai berpengalaman
7.
Rekor bisnis telah ada
Ø Pihak
yang kontra
1.
Masalah-masalah sudah ada
2.
Kualitas buruk pegawai yang ada
3.
Citra bisnis buruk
4.
Kebutuhan modernisasi
5.
Harga pembelian didasarkan pada data yang
akurat
6.
Lokasi bisnis buruk
7.
Rekor bisnis diasingkan
Alasan Suatu Bisnis Dijual
Berbagai
alasan untuk menjual suatu bisnis antara lain sebagai berikut:
1.
Pemiliknya telah lanjut usia atau
sakit-sakitan, sedangkan anaknya bimbang untuk melanjutkan usahanya.
2.
Bermaksud memindahkan di tempat yang berbeda dalam satu Negara atau
posisi di perusahaan lain.
3.
Keputusan menerima suatu jabatan atau posisi di
perusahaan lain.
4.
Bisnis sudah tidak menguntungkan bagi
pemiliknya.
5.
Ingin menjual bisnis dengan waralaba.
6.
Kedewasaan industry dan ketiadaan potensi
pertumbuhan.
7.
Generasi penerus atau anak –anaknya menolak
untuk meneruskannya.
Penilaian Bisnis
Sebelum
membeli suatu bisnis atau usaha, kita perlu melakukan penilaian secara teliti
terhadap hal-hal berikut:
1.
Penilaian berbasis aset
Perkiraan nilai aset–aset perusahaan
menggambarkan nilai yang sedang berjalan atau tidak.
2.
Penilaian barang yang dapat di perbandingkan
Berbagai pertimbangan harga jual perusahaan
yang dapat diperbandingkan, kesulitan penemuan data pemasaran atau penjualan
produk perusahaan yang dapat diperbandingkan.
3.
Penilaian berdasarkan arus kas
Penilaian tingkat pengembalian yang diharapkan
dan diperlukan sama dengan jumlah modal untuk diinfestasikan dalam bisnis untuk
beberapa periode.
Penaksiran Berbasis Aset
Sebelum
membeli suatu usaha perusahaan, perlu
diteliti teknik-teknik penaksiran asset berikut:
1.
Teknik mengubah nilai buku
Nilai historis asset-aset perusahaan
disesuaikan dengan metode penyusutan sesuai dengan peraturan-peraturan
pemerintah yang ada untuk menggambarkan nilai pasar sekarang.
2.
Teknik nilai pengganti
Nilai asset perusahaan disesuaikan untuk
menggambarkan biaya saat ini untuk menggantikan aset di kemudian hari bila
asset tersebut harus dilakukan pemutakhiran.
3.
Teknik nilai likuidasi
Nilai asset-aset perusahaan disesuaikan untuk
menggambarkan nilainya jika perusahaan berhenti operasi, perusahaan dilikuidasi
atau dibubarkan dan membuang asset-aset yang tidak produktif.
Penaksiran Pasar Yang Dapat Diperbandingkan
Sebelum
membeli suatu perusahaan, sebaiknya kita teliti mengenai:
1.
Rasio perkalian pendapatan (nilai terhadap
pendapatan)
a.
Rasio ditentukan oleh pembagian nilai
perusahaan dengan pendapatannya.
b.
Rasio perusahaan diperbandingkan terhadap rasio
yang mewakili penjualan perusahaan yang riil saat ini.
2.
Penaksiran berbasis arus kas
a.
Etimasi arus kas yang diharapkan perusahaan.
b.
Menghitung biaya modal perusahaan –investor
atau pemilik, syarat tingkat pengembalian investasi perusahaan.
c.
Pemanfaatan biaya modal, menghitung nilai saat
ini atas arus kas perusahaan –nilai perusahaan.
Faktor-Faktor Non-Kuantitatif Dalam Penilaian
Bisnis
Factor-faktor
non-kuantitatif dalam penilaian bisnis adalah sebagai berikut:
1.
Para pesaing, mencakup seberapa banyak pesaing
potensial atas produk dan/atau jasa yang selama ini menjadi andalan.
2.
Pasar, mencakup minimal pangsa pasar yang telah
dibentuk.
3.
Pengembangan komunitas masa datang, mencakup
seberapa banyak pengembangan komunitas yang dapat diandalkan sebagai pembelian
atau pengguna produk atau jasa tersebut.
4.
Komitmen hukum, mencakup kontrak-kontrak yang
selama ini masih berjalan atau berlaku sampai data jatuh temponya.
5.
Perjanjian-perjanjian gabungan, mencakup
kontrak atau perjanjian-perjanjian gabungan yang masih aktif atau belum jatuh
tempo.
6.
Pembangunan, mencakup pengembangan yang mungkin
dapat dilakukan ke depan.
7.
Harga produk, mencakup penentuan strategi harga
produk ke depan apakah masih mungkin ditingkatkan atau strategi lainnya.
Ciri-Ciri Sukses Memulai Bisnis Dengan
Pertumbuhan Tinggi
meneliti
dengan cermat tentang ciri-ciri sukses
untuk memulai bisnis dengan pertumbuhan tinggi yang meliputi:
1.
permulaan sebagai tim.
2.
Apakah dalam industry jasa atau pabrikasi.
3.
Memiliki pendiri kompeten yang :
a.
Memiliki pengalaman yang relevan
b.
Memiliki bisnis lain sejak awal
c.
Berbagi dalam kepemilikan bisnis
4.
Apakah keuangannya relative lebih baik
5.
Jangan membatasi penjualan produk pada pasar
local, tetapi diupayakan untuk dilempar di pasar internasional (ekspor) ke
Negara-negara yang memiliki pembeli potensial.
Menganalisis Kesempatan Suatu Bisnis
Untuk
menganalisis suatu kesempatan bisnis perlu dikaji hal-hal berikut:
1.
Asset dan kewajiban
Perlu diketahui daftar atau data secara akurat
tentang setiap asset (harta dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil
alih.
2.
Piutang usaha
Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar
umur piutang usaha dan jika mungkin, termasuk masalah penagihan yang dihadapi
perusahaan selama ini.
3.
Lokasi usaha
Apakah letak atau lokasi usaha yang akan dibeli
cukup strategis menurut penilaian anda.
4.
Harga beli
Ketahuilah harga bisnis yang sesungguhnya dari
bisnis itu.
5.
Kemampuan ekonomi
Harus dilihat bagaimana kinerja bisnis
perusahaan yang akan dibeli sepanjang kurun waktu fluktuasi ekonomi.
6.
Persyaratan istimewa
Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya
lisensi, izin khusus, dan persyaratan hukum lainnya untuk bisnis tersebut.
apakah persyaratan istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis atau
dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan kepada
anda sebagai calon pemilik baru.
7.
Sertifikasi
Apakah laporan keuangan atau bisnis yang akan
dibeli disiapkan oleh seorang akuntan public yang telah memiliki sertifikat
yang sah dan memiliki reputasi yang dipersyaratkan.
8.
Sejarah penjualan
Dapatkah pihak penjual bisnis menunjukkan pada
anda bagaimana kinerja penjualan produk bulanan selama paling tidak 2 tahun terakhir. Dapatkah kinerja penjualan
perusahaan tersebut diserahkan kepada akuntan bisnis anda. Apakah kinerja
penjualan tumbuh pesat secara berangsur-angsur.
9.
Pangsa pasar
Apakah pangsa pasar tumbuh dengan pesat untuk
tingkat lokal, domestic, nasional, regional bahkan internasional. Strategi
apakah yang telah diambil oleh perusahaan sebelumnya untuk meningkatkan pangsa
pasar tersebut.
10. Hubungan
perbankan
Bank-bank apa saja yang menjadi mitra kerja
atau memiliki hubungan bisnis dengan
bisnis yang akan anda beli, bank ternama tentu yang dipertimbangkan.
Periksalah kebenaran tentang hubungan tersebut melalui pejabat-pejabat bank
yang dimaksud. Jika anda dicegah atau dihalangi, maka ada isyarat bahwa
kemitraan tersebut mungkin palsu atau ada masalah dengan hubungan kemitraan
tersebut.
11. Pengendalian
persediaan
Kajilah apakah
nilai persediaan tersebut sebagai sesuatu yang terpisah dalam
kesepakatan harga beli. Pastikan bahwa anda memiliki daftar lengkap tentang pos
persediaan (nilai harga dan persediaan asset sebelum penjualan bisnis) yang
merupakan bagian dari harga penjualan, dan anda menyetujui dengan jumlah satuan
total dan nilai persediaan tersebut.
12. Kontrak
Apakah bisnis tersebut terikat dengan
kontrak-kontrak yang akan dialihkan kepada anda. Semua isi kontrak tersebut
(secara legal dan praktis) yang akan diwarisi harus dipahami betul.
13. Persaingan
Apakah para perusahaan pesaing terdekat telah
dirumuskan dan diketahui secara pasti oleh pihak penjual bisnis tersebut,
terutama kekuatan dan kelemahannya masing-masing jika tidak diketahui, anda
perlu mengadakan suatu dialog dengan pihak penjual mengenai masalah persaingan
sebelum anda memutuskan membeli bisnis tersebut.
14. Hak
kelola (franchise)
Jika anda ingin membeli bisnis dengan cara pola
atau system hak kelola (franchise), pastikan bahwa anda memahami dan puas
dengan syarat-syarat (kondisi) pengalihan hak kelola tersebut.
15. Kepegawaian/SDM
Apakah setiap karyawan kunci (pegawai senior)
yang anda miliki dapat di andalkan. Kenalilah berapa lama mereka telah bekerja
pada bisnis itu dan apa yang akan terjadi seandainya mereka mendadak berhenti
pada pada saat bisnis tersebut anda beli.
16. Pemasok
Kenalilah dengan baik siapa saja para pemasok
anda dan apakah bisnis tersebuut memiliki hubungan baik dengan para pemasoknya?
Harus dikaji juga tentang syarat-syarat dan kondisi pembayaran dari para
pemasok utama anda.
17. Kepemilikan
Harus anda ketahui secara transparan siapakah
pemilik bisnis tersebut, apakah jika terjadi masalah pada bisnis tersebut, ia
masih dapat dan bersedia untuk dihubungi.
18. Kesediaan
penjual membiayai
Seberapa besar pihak penjual memberikan
pinjaman pada bisnis tersebut? Jika pihak penjual tidak bersedia membiayai dari
sebagian bisnis tersebut, maka anda harus mengetahui alasan-alasannya.
BAB II
HASIL OBSERVASI LAPANGAN
Untuk melengkapi tugas dari mata kuliah kewirausahaan yang
diampu oleh ustadz Manshur, kami mengadakan observasi di sebuah warung makanan
dan minuman. Dan akhirnya kami menentukan pilihan di warung nasi dan jus yang
bernama W@kul Express. Sebuah pertimbangan kenapa kami mengadakan observasi di
warung ini adalah :
1.
Tempatnya strategis
2.
Sesuai bab kami yaitu membuka
usaha baru
Observasi
kami yang pertama hanya dilakukan oleh 2 orang saja, yaitu Misbah dan Ichsan. Ini dikarenakan kami masih menanyakan izin
kepada pemilik warung dan juga mencoba sedikit menu disana. Kemudian setelah
kami memperoleh izin dari pemilik warung barulah kita ber-empat melakukan
observasi barsama kesana. Setelah sampai disana, kami langsung menghadap dengan
pemilik warung dan bertanya-tanya seputar usahanya, berikut hasil wawancara
kami :
Peneliti :
Motivasi membuka usaha Anda?
Obyek Penelitian : Ingin lebih maju dari sekarang
Peneliti :
Dari mana konsep diperoleh?
Obyek Penelitian : Konsep ini saya peroleh dari pengalaman kerja saya sebagai
chef di berbagai daerah
Peneliti :
Apakah dengan harga masakan seperti ini cocok dengan wilayah kampus?
Obyek Penelitian : Menurut saya ini sudah murah, sebab jika masakan ini masuk
di restoran harganya akan bisa melonjak jauh.
Peneliti :
Darimana memperoleh modal?
Obyek Penelitian : Dari penghasilan sebelumnya
Peneliti :
Berapa jumlah permodalan awal?
Obyek Penelitian : Sewa gedung 40 jt rupiah
Beli
perabotan dan bahan masakan sebesar 25
jt
Peneliti :
Bagaimana penghasilan awal?
Obyek Penelitian : Alhamdulillah cukup untuk menutupi pengeluaran dan sudah
ada pelanggang tetap
Peneliti :
Apakah ada problem pada awal pembukaan?
Obyek Penelitian : Yang pertama terkait dengan masalah perijinan dan yang
baru-baru ini mengganggu ialah kunjungan
satpol PP. Masalahnya kami baru buka terkait dengan masalah perijinan kami
masih belum sempat mengurusnya
Dalam percakapan diatas dapat kita
simpulkan bahwa usaha yang baru dibuka memerlukan ekstra biaya dan pemikiran,
hal ini dikarenakan dalam membuka suatu usaha perlu diperhatikan lokasi yang
strategis serta kendala-kendala yang diperoleh dalam membuka usaha baru.
BAB III
DOKUMENTASI
No comments:
Post a Comment