Tuesday, October 21, 2014

AGAMA YAHUDI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tujuan Pembahasan
Semakin bertambahnya pemahaman tentang keanekaragaman keyakinan pada seharusnya dapat meningkatkan kedewasaan masing-masing pemeluknya. Namun hal tersebut malah sebaliknya keanekaragaman keyakinan itu justru akhir-akhir ini ditanggapi kurang bijak oleh pemeluk agama. Salah satu penyebab kurangnya keharmonisan tersebut karena kurang pahamnya mereka tentang isi ajaran agamanya sehingga terkadang perbuatan yang sekiranya menyakiti pemahaman orang mereka anggap biasa.
Selama ini kita mengetahui bahwa agama samawi itu ada tiga, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Ketiga agama ini mempunyai beberapa persamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang nabi, dan kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah. Meski demikian ada juga perbedaan yang beberapa diantaranya sangat mendasar.
Tapi disini lebih menitik beratkan pada Yahudi. Agama yahudi hingga sekarang ini banyak sekali kontroversi tentang ajaran agama yahudi, mengenai pernyataan-pernyataan doktrin yang kurang disetujui oleh pemeluk-pemeluk agama lain. Yang mana dari sekian banyak buku menyebutkan tentang doktrin-doktrin yang kurang patut dipergunakan dan juga bahwa Yahudi sebenarnya bukanlah nama suatu agama, tetapi nama suatu bangsa, yaitu bangsa Yahudi; yang biasa juga disebut dengan bangsa Israil atau Ibrani. Sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh Tuhan kepada nabi Ibrahim.
Saat ini, sedikit demi sedikit ajaran Taurat itu luntur disebabkan oleh kesombongan bangsa Yahudi itu sendiri sebagaimana yang telah di Nash dalam al-Qur’an surat An-Nisa’: 46
z`ÏiB tûïÏ%©!$# (#rߊ$yd tbqèùÌhptä zNÎ=s3ø9$# `tã ¾ÏmÏèÅÊ#uq¨B tbqä9qà)tƒur $oY÷èÏÿxœ $uZøŠ|Átãur ôìoÿôœ$#ur uŽöxî 8ìyJó¡ãB $uZÏãºuur $CŠs9 öNÍkÉJt^Å¡ø9r'Î/ $YY÷èsÛur Îû ÈûïÏd9$# 4 öqs9ur öNåk¨Xr& (#qä9$s% $oY÷èÏÿxœ $uZ÷èsÛr&ur ôìoÿôœ$#ur $tRóÝàR$#ur tb%s3s9 #ZŽöyz öNçl°; tPuqø%r&ur `Å3»s9ur ãNåks]yè©9 ª!$# ÷L¿e̍øÿä3Î/ Ÿxsù tbqãYÏB÷sムžwÎ) WxŠÎ=s% ÇÍÏÈ
 
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah Perkataan dari tempat-tempatnya. mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi Kami tidak mau menurutinya. dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina"[305], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
Dari banyaknya keterangan yang ada, tidak sedikit dari kita bingung dan kurang paham dengan masalah ini. Oleh sebab itu sebelum membahas lebih jauh tentang agama Yahudi, alangkah baiknya jika kita lebih dulu mengetahui asal-usul agama tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan agama itu.
  1. Alasan
Diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini nantinya dapat memberikan kita informasi yang belum diketahui dan selanjutnya dapat digunakan dalam kehidupan beragama. Sehingga konflik-konflik atas nama SARA bisa diminimalisir.















BAB II
TINJAUAN UMUM
A.    Sejarah Yahudi
Sejarah Yahudi berasal dari nabi Ibrahim yang dilahirkan dan tumbuh di negeri Babilonia, suatu negeri yang pada saat itu penduduknya melakukan berbagai bentuk kemusyrikan, seperti menyembah batu, berhala dan bintang. Dengan adanya keadaan yang demikian maka Allah mengutus Ibrahim ditengah-tengah mereka dengan memberikan sebuah perjanjian, yang sering disebut dengan “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan.” Dalam perjanjian tersebut dijelaskan prinsip-prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji itu dipenuhi, Tuhan akan memberikan pahala, baik di dunia maupun di akhirat. Misalnya Tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim. Setelah keberhasilan Ibrahim dalam memenuhi perjanjian pada Tuhan, menurut para ahli dari sinilah silsilah keturunan Yahudi itu berkembang serta agama yang dibawanya merupakan dari keturunan Ishaq, salah satu putra dari nabi Ibrahim. Kemudian diteruskan oleh Ya’kub. Dari kedua belas putra Ya’kub, yang paling banyak keturunannya adalah Yahuda. Selain banyak turunannya, Yahuda pun terkemuka pula dalam berbagai hal dari saudara-saudaranya yang lain. Oleh karena keturunannya yang banyak itu, maka diantara turunan dari saudara-saudaranyan yang lain yang sedikit jumlahnya, seperti keturunan Benyamin, terus meleburkan diri ke dalam golongan Yahuda. Dengan banyaknya jumlahnya dan besar golongannya, maka bangsa Israil yang lainpun telah dibangsakan pula kepada Agama Yahudi.
Agama Yahudi walaupun ia hanya salah satu dari pada agama langit namun ia amat berbeda dari pada dua saudaranya Nasrani dan Islam. Ini dapat dilihat dari pada hubungan di antara sejarah dan ajaran agama Yahudi.
Agama Yahudi diperingkat awalnya lahir dibumi Palestina dan persekitarannya yang merangkumi Iraq, Mesir, Jordan, Syria dan Lubnan. Kawasan ini juga dikenali dengan nama antara dua Sungai, Furat dan Dajlah. Kawasan ini berada di suatu kedudukan yang paling strategik di mana ia menghubungkan antara tiga benua; Asia, Eropah dan Afrika. Penduduk asal kawasan ini terdiri daripada beberapa kabilah yang datang dari Semenanjung Arab dan pulau-pulau di persisiran laut Mediterranian. Pada tahun 3000 sebelum masehi, satu kabilah yang bernama Finique telah berhijrah dari Semenanjung Arab menuju ke Utara kawasan di antara dua sungai dan menetap di sana. Ia terkenal dengan nama Lubnan. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang Finique ialah nelayan, perniagaan melalui laut dan membina kota - kota besar lainnya.
Pada tahun 2500 SM, sebuah kabilah yang bernama Kan'an juga telah meningalkan Semenanjung Arab karena kemarau yang panjang dan menuju ke barat sungai Jordan serta menetap di persisiran sungai tersebut. Kawasan yang didiami oleh orang-orang Kan'an dikenali dengan nama Bumi Kan'an. Sebuah kabilah yang datang daripada kepulauan Creat di lautan Mediterranian yang bergelar Palestina telah berhijrah ke bumi Kan'an dan menetap di satu kawasan yang bernama Yafa dan Ghaza. Ini berlaku pada tahun 1200 sebelum masehi. Telah berlaku perkahwinan campur di antara kabilah Palestin dengan orang-orang Kan'an yang berketurunan Arab dan akhirnya mereka dikenali dengan orang Palestin dan Tempat tinggal mereka dikenali sebagai Tanah  Palestina.
C.    Asal Usul Agama Yahudi
Yahudi sebenarnya adalah nama suatu bangsa yang disebut bangsa ISRAIL atau IBRANI (Hebrew).[1] Hanya agama yang mereka anut telah dibangsakan kepada nama bangsa mereka, dengan sebutan; agama yahudi atau agama israil. Untuk mengetahui lebih lanjut asal usul agama Yahudi, maka perlu untuk mengetahui asal-usul bangsa yahudi itu sendiri.
1.      Ibrani
Bangsa Ibrani ini muncul pada masa Nabi Ibrahim, sedangkan bangsa israil/yahudi adalah cabang dari keturunan beliau. ketika bangsa Kaldan telah amat jauh tersesat dalam hal kepercayaan dan akhlak. Nabi Ibrahim diutus untuk menuntun mereka kembali kepada Allah. Setelah mengangkat nabi Ibrahim, putera Beliau Ishak melanjutkan tugas memimpin kaumnya. Dan setelah Ishak wafat, Ya’kub putra ishak meneruskan tugas memimpin bangsa Ibrani.


2.      Bani Israil
Nabi Ya’kub mula-mula menetap di negeri Kan’an (Palestina). Beliau mempunyai nama kehormatan dengan sebutan Bani Israil yang artinya “Hamba Allah yang Amat Taat”. Beliau mempunyai 12 orang putera, diantaranya : Rubin, simeon, Lewi, Yahuda, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan benyamin. Anak cucu Ya’kub itulah kemudian dikenal dengan Bani Israil.
3.      Yahudi
Diantara putra Ya’kub, yang paling banyak keturunannya adalah Yahuda. Selain banyak keturunan, Yahuda juga terkemuka dalam berbagai hal. Karena banyaknya keturunan dan besar golongannya, maka mereka membentuk bangsa lain dalam bangsa Israil, yang disebut dengan “Bangsa Yahudi”. Yahuda dengan sebutan Yahudi.
B.     Pendiri atau Pembawa Agama Yahudi
Pada mulanya orang-orang yahudi menganut agama orang-orang Khaldea. Kemudian mereka menganut pula syariat yang dibawa nabi Ibrahim. Oleh karena mereka menjadi suku bangsa yang berpindah-pindah, maka kepercayaan mereka telah bercampur aduk dengan adat kepercayaan suku-suku lain yang mereka bercampur gaul dengannya.[2] Setelah keutusan Nabi Musa, kepercayaan mereka berangsur-angsur bersih dan mereka dibawa mengenal ajaran-ajaran Tuhan yag sesungguhya.[3]
Setelah mereka terlepas dari perhambaan di mesir dan tinggal disekitar Tursina, barulah mereka mencoba hidup merdeka dan bebas. Dengan bersungguh-sungguh Nabi Musa menyeru mereka supaya meniggalkan penyembahan berhala dan hendaklah mentauhidkan Tuhan. Tetapi oleh karena kekufuran sudah menebal di hati mereka, segala pengajaran yang dibawa oleh Nabi Musa itu agak sukar diterima mereka. Meskipun demikian, umat Israil yang telah sering sesat itu berhasil pula dipimpin oleh Nabi Musa kepada agama yang sebenarnya, yaitu agama tauhid sejati. Nabi Musa telah berpesan kepada mereka, supaya jangan menyembah Tuhan selain daripada Allah, dan jangan membuat berhala-berhala, patung-patung atau gambar-gambar untuk disembah. Semenjak itu, dapatlah dikatakan bahwa Bani Israil sudah menganut agama yahudi.

C.    System ketuhanan
Sepanjang masa dalam sejarah, kaum bani Israil tidak pernah konstan menyembah Tuhan Yang Esa sebagaimana diajarkan oleh para Nabi. Kesukaan terhadap Tuhan yang dipersonifikasikan (bertubuh) dan animistis (lebih dari satu) Nampak jelas dalam segala aspek sejarah mereka. Paham kuno dalam agama tetap menjadi pokok kepercayaan mereka, walaupun tetap ada pertalian hubungan keberadaan mereka dengan Ibrahim.
Disebutkan di dalam kitab Perjanjian Lama bahwa Nabi Musa (a.s) bersabda di dalam kitab Ulangan pasal 6 ayat 4, “Shama Israelo Adna ilaihaina adna ihat”. Kalimat tadi adalah kutipan dalam bahasa Ibrani yang berarti “Dengarlah wahai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu satu”. Ini berarti Tuhan Yang Esa.
Disebutkan di dalam kitab Yesaya pasal 43 ayat 11, “Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juru selamat selain daripada-Ku”.  Disebutkan juga di dalam kitab Yesaya, pasal 45 ayat 5, “Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah”. Di dalam kitab Yesaya pasal 46 ayat 9 disebutkan, “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku ... “.
Dalam kitab Keluaran, pasal 20 ayat 3 hingga 5, Allah berfirman “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di atas langit, atau yang ada dibawah bumi, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadan kepadanya sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Tuhan yang cemburu ... “. Bunyi ayat yang sama juga terdapat pada kitab Ulangan, pasal 5 ayat 7 hingga 9, “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapu yang ada di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi, sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Tuhan yang cemburu ... “.
Jadi, jika Anda membaca kitab Perjanjian Lama maka Anda akan bisa memahami konsep ketuhanan dalam agama Yahudi yakni percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sepenuhnya melarang keras kepada perbuatan penyembahan berhala-berhala.

D.    Kitab suci
Ada beberapa kitab yang dianggap sebagai kitab suci Agama Yahudi, seperti Torah (Taurat), Talmut, Septuaginta, dan Pentateuch. Tetapi sebetulnya intinya adalah kitab Taurat, yang juga dinamakan kitab Perjanjian Lama. Kitab suci Agama Yahudi juga merupakan bagian dari kitab suvi agama Kristen.[4]
Umat Yahudi tidak mengakui kitab Perjanjian Baru sebagai kitab suci. Sebaliknya, selain dari taurat mereka masih mengakui kesucian beberapa kitab, yaitu Talmud, yang merupakan suatu himpunan tafsiran tentang kitab suci yang pertama yaitu taurat.
Ada 2 macam Talmud, sesuai dengan tempat asal pendeta-pendeta yang mengomentarinya yaitu Talmud Yerussalem dan Talmud Babilonia. Ada golongan umat Yahudi yang lebih memuliakan Talmud daripada Taurat, karena Talmud juga memuat percakapan para rahib dan percakapan itu setingkat dengan percakapan Allah dengan para rahib.[5]

E.     Sekte-sekte Agama Yahudi
Terlalu banyak sekte-sekte dalam Agama Yahudi. Semua sekte ini mempunyai prinsip-prinsip dan dasar-dasar kehidupan yang berbeda-beda, begitu pula pandangan mereka terhadap alam dan kehidupan dibalik alam (Metafisis) ini juga berbeda-beda. Ada beberapa sekte yang akan kami jelaskan diantaranya:
1.      Sekte Parisi (Pharisen)
Perkataan Parasi artinya sekte yang menyendiri dan berpecah. Sedikit banyak mereka ini ada persamaanya dengan Mu’tazilahdi kalangan kaum muslimin. Mereka tidak senang dengan panggilan itu karena yang memberikan adlah musuh mereka, mereka lebih sengan menyebut diri mereka dengan sebutan “Rabbani” (Godly ones) artinya pendeta-pendeta agama atau saudara-saudara pada jalan Allah.
Orang-orang Parisi mempercayai akan datangnya hari kebangkitan (hari kiamat) dan kebangkitan orang-orang sesudah mati, mempercayai adanya malaikat dan hari akhirat. Menurut mereka bukan saja Taurat yang merupakan kitab suci yang mesti diikuti, akan tetapi di samping Taurat masih banyak riwayat-riwayat yang tidak tertulis, peraturan-peraturan , wasiat-wasiat, pernyataan-pernyataan dan keterangan-keterangan yang dianggap sebagai Taurat yang tidak tertulis.[6]
2.      Sekte Sadduki (Saducce)
Sebagian dari pakar penelitian berpendapat, bahwa nama ini berasal dari perkataan “saduk” yaitu nama seorang ketua agama yang agung pada masa pemerintahan Sulaiman. Atau barang kali boleh juga dihubungakan dengan nama seorang kahin terkenal pada abad le-3 SM.
Sekte ini mengingkari akan datangnya hari kebangkitan (Ba’ats) dan kehidupan sesudah mati, hisab, surge dan neraka. Menurut I’tiqad mereka, semua balasan manusia itu akan selesai didunia saja. Jika amalannya baik maka ia akan menghasilkan kebaikan dan berkat bagi yang melakuknnya.
Sekwte ini menolak ajaran-ajaran lisan yang tercatat dalam Talmud, bahkan terhadap Taurat sendiri mereka tidak menganggap kesuciannya secara mutlak. Mereka mengingkari keabadian individu, mengingkari adanya malakat dan syaitan-syaitan. Mereka tidak percaya qada’ dan qadar , tetapi mereka mempercayai adanya kebebasan memilih.[7]
3.      Sekte pembaca (Sect of readers)
Sekte pembaca ini merupakan sekte yang terkecil di antara sekte-sekte kaum Yahudi. Ketika kondisi sekte Parisi kocar-kacir, muncullah sekte pembaca, lalu iapun mewarisi pengikut-pengikutnya serta mewarisi pengaruhnya.
Sekte pembaca hanya mengikuti The Old Testament (Taurat) saja sebagai kitab yang suci. Mereka tidak memiliki ajaran-ajaran lisan. Tegasnya mereka tidak mengikuti kitab Talmud.
Sekte pembaca juga berpegang dengan ijtihad. Bila dilihat oleh seorang khalaf bahwa ternyata seorang salaf melakukan suatu kesalahan, umpamanya kesalahan mereka tentang perkara-perkara yang dilarang dalam perkawinan, maka adalah menjadi kewajiban khalaf untuk membetulkan kesalahan tersebut.[8]
4.      Sekte Penulis (Sect of Writers)
Nama ini diberikan kepada sekumpulan dari orang-orang Yahdi yang bertugas untuk menuliskan syariat bagi siapa saja yang memerlukannya. Mereka ini dapat juga dikatakan sebagai para pencatat (sekretaris) dan melalui tugas ini, mereka mengetahui sebagian besar dari maklumat-maklumat agama dari kitab-kitab yang ditulisnya itu.
Kadang-kandang mereka dikenal dengan panggilan pendeta dan kadang dikenal dengan panggilan tuan dan kadang-kadang pula dikenal dengan bapak atau father.
5.      Sekte Fanatik (Sect of Fanatics)
Di antara sekte-sekte yang muncul di Palestina ialah sekte Fanatik yang mempunyai hubungan erat dengan sekte Parisi. Dalam banyak masalah yang berkaitan dengan akidah dan kepercayaan mereka sependapat.tetapi sekte ini mempunyai kelebihan dalam hal tidak mau tawar menawar , bahkan mereka terkenal dengan sikap permusuhannya terhadap warga negarayang dituduh berpaham atheis, atau mereka yang dituduh tunduk kepada penguasa selain Yahudi.
Dalam cara memahami kitab suci mereka, orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan pula, yaitu:
1.    Al Farusyin, golongan ini hampir sama dengan golongan Mu’tazilah dalam Islam. Mereka menafsirkan segala isi Taurat, mengikuti cara penafsiran ahli filsafah yang terdahulu dari pada mereka.
2.    As Shaduqi, golongan ini berpegang pada nash Taurat, dan segala perkataan Allah yang ada dalam Taurat. Mereka tidak mengakui segala faham dan tafsiran yang tidak ada pada Taurat.
3.    Asy Syalha, golongan ini mementingkan menjalankan ibadah-ibadah terhadap Tuhan, dan berpegang kepada apa yang lebih penting dan lebih selamat terhadap agama.[9]
F.     Doktrinnya
Telah diketahui bersama bahwa kitab suci pedoman agama Yahudi ialah kitab Taurat. Di dalam kitab Taurat itu terdapat beberapa doktrin terkait ajaran agama Yahudi, yang utama ialah amar yang sepuluh (wasiat sepuluh).[10] Wasiat yang sepuluh itu dapat kita baca dalam perjanjian lama, Kitab Ulangan fasal 20 ayat: 1-17. Ringkasnya adalah sebagai berikut:
1.    Janganlah kamu menyembah selain kepada Allah.
2.    Janganlah kamu menyembah berhala.
3.    Janganlah menyebut nama Allah dengan bermain-main (bersenda-gurau).
4.    Hendaklah memuliakan hari Sabtu.
5.    Hendaklah memuliakan ayah dan ibu.
6.    Janganlah membunuh sesama manusia.
7.    Janganlah berzina.
8.    Janganlah mencuri.
9.    Janganlah bersaksi palsu.
10.     Jangan menginginkan istri dan hak milik orang lain.
Selain itu ada beberapa doktrin agama Yahudi terhadap umat selain Yahudi, di antaranya:
1.    “Hanya orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
2.    “Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi” (Midrasch Talpioth 225)
3.    “Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea, tidak ada hukuman mati. Apa yang dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya” (Sanhedrin 57a)
4.    “Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih dari pada babi yang sakit” (Orach Chalim 57,6a)
5.    “Jika dua orang Yahudi menipu orang non Yahudi, mereka harus membagi keuntungan” (Choschen Ham 183,7)
6.    “Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non- Yahudi kepada kejatuhan” (Bhaba Kama 113a)
7.    “Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya” (Talmud IV/3/54)
8.    “Orang Yahudi boleh mempraktekkan riba terhadap orang non-Yahudi” ((Talmud IV/2/70)
9.    Ketaatan mutlak kepada para rabbi (pendeta Yahudi, pen.) sebagai pemegang otoritas tafsir Talmud : “Barangsiapa tidak taat kepada rabbi, mereka akan dihukum dengan cara dijerang dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka” (Erubin 2b)
10.     Boleh melakukan kejahatan asal tidak dikenali sebagai Yahudi : “Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan kejahatan (zina?), maka hendaklah ia pergi ke suatu kota dimana ia tidak dikenal orang dan lakukanlah kejahatan itu disana” ( Moed Kattan 17a)













BAB III
PRAKTEK KEAGAMAAN AGAMA YAHUDI
A.    Ritual-Ritual Keagamaan Agama Yahudi
Dalam agama Yahudi terdapat berbagai ritual dan upacara agama, diantaranya:
1.      Sembahyang dan doa
Mereka melakukan sembahyang sehari tiga kali secara berjamaah dengan menghadap kiblat mereka, baitul muqaddas. Mereka juga mendirikan sinagog-sinagog sebagai pusat mengajarkan agama.
2.      Puasa
Mereka diwajibkan puasa pada hari kesepuluh pada setiap bulan ketujuh serta melakukan puasa-puasa khusus, setipa ada musibah atau bencana yang menimpa bani israil.
3.      Qurban
Penyembelihan binatang pada mazbah (tempat penyembelihan yang tirdiri dari dua belas tiang). Adapun macam-macam kurban adalah:
a.       Korban pengampunan dari dosa dan kesalahan
b.      Korban kebaktian sebagai tanda rasa syukur
c.       Korban penyucian setelah terkena najis
d.      Korban hasil ternak
4.      Memberikan hasil pertanian
Dengan memberikan sepersepuluh dari hasil pertanian
5.      Berkhitan
Dalam agama Israel setiap anak dari Ibu Yahudi dipandang dilahirkan dalam perjanjian Israel, meskipun hanya anak laki-laki yang disunat pada hari kedelapan sesudah kelahirannya. Penyunatan tampaknya bukan sebagai inisiasi, tetapi lebih sebagai pemberian “tanda perjanjian”.[11]
6.      Upacara paskah
Hari peringatan ke luar dari negeri mesir.
7.      Pantekosta (upacara hari ke lima puluh)
Perayaan hari kelima puluh setelah hari paskah atau dapat dibilang sebagai hari sesudahtujuh kali jum’at atau tujuh minggu.
8.      Pencucian
Dalam agama israil waktu ketujuh, yaitu:
a.       Hari sabtu, semua pekerjaan diliburkan dan diadakan perhimpunan suci
b.      Bulan ketujuh, diadakan hari pengampunan besar
c.       Tahun ketujuh, piutang tidak boleh ditagih dan tanah tidak boleh digarap
Namun setelah peristiwa penjarahan dan penjajahan berbagai bangsa yang silih berganti atas bangsa Yahudi, mulai dari Babilonia sampai Romawi, sering membawa perubahan keadaan atas bangsa Israil serta bangun dan runtuhnya Bailtulmuqaddas rumah suci bangsa Israil.
Keruntuhan dan pembangunan baitul muqaddas yang berulang kali itu, telah menyebabkan timbulnya upacara-upacara baru dalam agama Yahudi, yang belum pernah ada di zaman sebelumnya, antara lain:
1.      Pesta purim, yang diadakan tanggal 14 dan 15 bulan Adar (Maret), sebagai tanda bersyukur pulang kembali dari pembuangan Babilon
2.      Pemulihan Baitilmuqaddas, pada tanggal 25 kislef (Desember)
3.      Pemulihan dan pembersihan Bait oleh Yudas orang Mokkabi pada tahun 165 SM, setelah dirusak dan dikotori oleh orang-orang Assiria
4.      Pengangkatan Herudus menjadi raja muda bangsa Yahudi di Palestina serta memperbesar dan memperluas bangunan baitulmuqaddas
Dari sinilah bangsa Yahudi terpecah menjadi beberapa golongan, diantaranya:
  1. Rabbani; suatu golongan yang terdiri dari guru-guru, juru khutbah para pendidik. Mereka percaya pada kitab taurat dan talmut.
  2. Qurra’; golongan yang hanya mempercayai pada kitab talmut.
  3. Farisi; golongan yang sering menafsirkan taurat menurut filsafat akal dan semaunya sendiri.
  4. Samurah; golongan ini mempunyai kitab taurat sendiri yang tidak sama dengan taurat yang ada dan tidak percaya pada talmut.
  5. Saduki; golongan yang terdiri dari iamam-imam yang merasa terhormat dan tidak mau bergabung dengan kalangan umum.
  6. Syalha; golongan kecil yang mengutamakan jiwa ibadah dalam menafsirkan taurat.

C.    Nabi-Nabi Orang Yahudi
Setiap bangsa yang beragama pasti mempunyai nabi yang mereka unggulkan, tak terkecuali orang Yahudi. Adapun nabi-nabi mereka adalah:
1.      Nabi Habakuk; nabi dalam Alkitab dan Tanakh yang diyakini sebagai pengawal di Bait suci Salomo
2.      Nabi Hagai; seorang nabi yang hidup pada masa sejarah Yahudi yang pelayananya dimulai setelah kepulangan dari pembuangan di Babel
3.      Nabi Hosea; nabi yang menubuatkan kehancuran tetapi dibalik pesan kehancurannya terdapat janji pemulihan.
4.      Nabi Maleakhi; nabi dalam Alkitab dan Tanakh yang merupakan nabi terakhir
5.      Nabi Mikha; nabi yang terdapat dalam kitab suci Ibrani (perjanjian lama)
6.      Nabi Obaja; nabi yang menulis kitab paling ringkas dalam perjanjian lama
7.      Nabi Yoel, Zakharia, Yehezkiel, Zaefanya; merupakan nabi-nabi yang berasal dari keturunan Imam
D.    Penyimpangan-Penyimpangan Agama Yahudi
Penganut agama Yahudi hari ini mempercayai empat rukun yang telah dipindah serta disesatkan, diantaranya:
1.      Orang Yahudi menganggap mereka adalah bangsa yang dipilih oleh Allah SWT manakala bangsa-bangsa lain adalah binatang-binatang yang dijadikan rupa manusia yang membolehkan mereka melakukan apa saja termasuk membunuh bangsa lain.
2.      Orang Yahudi berhasrat untuk mendirikan Haikal Sulaiman, yaitu kuil yang mereka dakwa pernah didirikan oleh nabi Sulaiman dan tapak kuil itu adalah Masjidil Aqsho
3.      Orang Yahudi mau mendirikan Negara besar dunia yang berpusat di Israil dimana seluruh dunia akan tunduk kepadanya
4.      Orang Yahudi sedang menunggu Al Masih, yaitu pemimpin Yahudi penakhluk dunia
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari sejarah yang telah dilukiskan, telah diketahui bahwa Yahudi merupakan garis keturunan Ibrahim. Yang mana mereka melakukan ritual-ritual agama serta ajaran yang berpegang teguh pada Taurat. Tapi saat ini, sedikit demi sedikit ajaran Taurat itu luntur disebabkan oleh kesombongan bangsa Yahudi itu sendiri sebagaimana yang telah di Nash dalam al-Qur’an surat Al-Maidan: 41 dan An-Nisa’: 46 serta banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh mereka.
Terlalu banyak sekte-sekte dalam Agama Yahudi. Semua sekte ini mempunyai prinsip-prinsip dan dasar-dasar kehidupan yang berbeda-beda, begitu pula pandangan mereka terhadap alam dan kehidupan dibalik alam (Metafisis) ini juga berbeda-beda diantaranya:
1.      Sekte Parisi (Pharisen)
Perkataan Parasi artinya sekte yang menyendiri dan berpecah.
2.      Sekte Sadduki (Saducce)
Sebagian dari pakar penelitian berpendapat, bahwa nama ini berasal dari perkataan “saduk” yaitu nama seorang ketua agama yang agung pada masa pemerintahan Sulaiman.
3.      Sekte pembaca (Sect of readers)
Sekte pembaca ini merupakan sekte yang terkecil di antara sekte-sekte kaum Yahudi.
4.      Sekte Penulis (Sect of Writers)
Nama ini diberikan kepada sekumpulan dari orang-orang Yahdi yang bertugas untuk menuliskan syariat bagi siapa saja yang memerlukannya.
 5. Sekte Fanatik (Sect of Fanatics)
Di antara sekte-sekte yang muncul di Palestina ialah sekte Fanatik yang mempunyai hubungan erat dengan sekte Parisi. Dalam banyak masalah yang berkaitan dengan akidah dan kepercayaan mereka sependapat.tetapi sekte ini mempunyai kelebihan dalam hal tidak mau tawar menawar , bahkan mereka terkenal dengan sikap permusuhannya terhadap warga negarayang dituduh berpaham atheis, atau mereka yang dituduh tunduk kepada penguasa selain Yahudi.
Dalam cara memahami kitab suci mereka, orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan pula, yaitu:
1.      Al Farusyin, Mereka menafsirkan segala isi Taurat, mengikuti cara penafsiran ahli filsafah yang terdahulu dari pada mereka.
2.      As Shaduqi, golongan ini berpegang pada nash Taurat, dan segala perkataan Allah yang ada dalam Taurat.
3.      Asy Syalha, golongan ini mementingkan menjalankan ibadah-ibadah terhadap Tuhan, dan berpegang kepada apa yang lebih penting dan lebih selamat terhadap agama.[12]
Telah diketahui bersama bahwa kitab suci pedoman agama Yahudi ialah kitab Taurat. Di dalam kitab Taurat itu terdapat beberapa doktrin terkait ajaran agama Yahudi, yang utama ialah amar yang sepuluh (wasiat sepuluh).[13] Wasiat yang sepuluh itu dapat kita baca dalam perjanjian lama, Kitab Ulangan fasal 20 ayat: 1-17. Ringkasnya adalah sebagai berikut:
11.     Janganlah kamu menyembah selain kepada Allah.
12.     Janganlah kamu menyembah berhala.
13.     Janganlah menyebut nama Allah dengan bermain-main (bersenda-gurau).
14.     Hendaklah memuliakan hari Sabtu.
15.     Hendaklah memuliakan ayah dan ibu.
16.     Janganlah membunuh sesama manusia.
17.     Janganlah berzina.
18.     Janganlah mencuri.
19.     Janganlah bersaksi palsu.
20.     Jangan menginginkan istri dan hak milik orang lain.
Selain itu ada beberapa doktrin agama Yahudi terhadap umat selain Yahudi, di antaranya:
1.      “Hanya orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
2.      “Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi” (Midrasch Talpioth 225)
3.      “Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea, tidak ada hukuman mati. Apa yang dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya” (Sanhedrin 57a)
4.      “Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih dari pada babi yang sakit” (Orach Chalim 57,6a)
5.      “Jika dua orang Yahudi menipu orang non Yahudi, mereka harus membagi keuntungan” (Choschen Ham 183,7)
6.      “Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non- Yahudi kepada kejatuhan” (Bhaba Kama 113a)
7.      “Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya” (Talmud IV/3/54)
8.      “Orang Yahudi boleh mempraktekkan riba terhadap orang non-Yahudi” ((Talmud IV/2/70)
9.      Ketaatan mutlak kepada para rabbi (pendeta Yahudi, pen.) sebagai pemegang otoritas tafsir Talmud : “Barangsiapa tidak taat kepada rabbi, mereka akan dihukum dengan cara dijerang dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka” (Erubin 2b)
10.  Boleh melakukan kejahatan asal tidak dikenali sebagai Yahudi : “Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan kejahatan (zina?), maka hendaklah ia pergi ke suatu kota dimana ia tidak dikenal orang dan lakukanlah kejahatan itu disana” ( Moed Kattan 17a)
Dalam agama Yahudi terdapat berbagai ritual dan upacara agama, diantaranya:
1.      Sembahyang dan doa
2.      Puasa
3.      Qurban
4.      Memberikan hasil pertanian
5.      Berkhitan
6.      Upacara paskah
7.      Pantekosta (upacara hari ke lima puluh)
8.      Pencucian
B.     Saran
 Sebaiknya dalam menyikapi semua informasi diatas kita harus berfikir positif, karena disinilah rahmat Allah yang diturunkan kepada manusia dengan menurunkan berbagai perbedaan sehingga kita dituntut agar mampu menciptakan suasana kondusif.


























DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Agus. 2006. Perbandingan Agama. Bandung: Diponegoro.
Ridwan, Zaynur. 2010. The Greatest Design. Jakarta: Salsabila Kautsar Utama.
Budi Utami Fahnun, Sejarah Yahudi. www.nustaffsite.gunadarma.ac.id/ 7-2-2009 diakses pada tanggal 10-3-2011.
Wikipedia Indonesia, Yahudi.www.id.wikipedia.org/ 4-2-2009 diakses pada tanggal 10-3-2011.
Mariasusai Dhavamony. 1995.Fenomenologi Agama.Yogyakarta: KANISIUS






[1] Agus Hakim, 2006, Perbandingan Agama, Bandung: CV Penerbit Diponegoro. Hal: 38.
[2] Burhanuddin Daya, op, cit., Hal: 34
[3] Ibid.
[4] Mujdahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta; PT Grafindo, 1994) hal.52
[5] Ibid hal. 53-54
[6] Ahmad shalaby, Perbandingan Agama Agama Yahudi, (Jakarta; Bumi Aksara,1996) hal. 222-223
[7] Ibid hal. 227-228
[8] Ibid hal.229
[9] Ibid., Hal 45
[10] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung: Diponegoro, 2006), hal. 53-54.
[11] Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama(Yogyakarta: KANISIUS,1995) hlm. 198
[12] Ibid., Hal 45
[13] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung: Diponegoro, 2006), hal. 53-54.

No comments:

Post a Comment