Penerapan
Pembelajaran Kognitif Learnings dalam
Mengatasi Kejenuhan
Menangkap Pelajaran Agama Islam di SMPN 1 Bululawang
1.1 Merasakan
Adanya Masalah
Model
atau metode pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka
mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generative untuk mengatasi masalah yang terjadi.
Dalam proses pembelajaran, model
pembelajaran sangat erat kaitanya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya
mengajar guru. Metode
belajar mengajar berarti jalan atau cara yang yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan pengajaran. Strategi dan metode ini mutlak harus digunakan
dalam proses belajar mengajar, supaya kita mencapai tujuan yang maksimal, tanpa
metode dan strategi akan mendapatkan banyak kendala dalam pelaksanaan
pendidikan.
Salah satu teori yang
bisa mencapai tujuan yang maksimal bisa dicontohkan dengan metode kognitif learnings
yang memiliki beberapa cara untuk mengatasi problematika dalam mengatasi
kejenuhan siswa dalam menangkap materi pelajaran PAI. Dalam metode kognitif learning terdapat beberapa cara
dan metode yang dapat membuat siswa menjadi lebih berfikir kritis dan kreatif.
Salah satu
alasan digunakannya matode ini adalah karena kejenuhan terhadap metode
pembelajaran siswa yang terkadang dianggap kuno dan kurang
mengikuti perkembangan zaman. Seperti halnya metode yang digunakan pada sekolah
sekolah tingkat daerah yang masih menggunakan metode ceramah untuk mengajarkan PAI
kepada muridnya. Hal ini dapat
mengakibatkan kebosanan pada peserta didik
untuk mengikuti pelajaran. Akibat yang ditimbulkan secara tidak langsung
akan berdampak pada nilai akademik siswa. Penurunan nilai akademik pada pelajaran
PAI. Hal ini dapat terjadi karena PAI dianggap pelajaran yang sepele dan tidak
dikategorikan dalam pelajaran UNAS.
2.1 Explorasi
dan Analisis
Kemampuan
seseorang untuk memehami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda
tingkatannya. Tingkat kemampuan seorang
murid berbeda-beda ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat
lamban dalam menyerap pelajaran. Oleh karena itu, mereka seringkali harus
menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang
sama. Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan
segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian
mencoba memahaminya. Akan tetapi, kebanyakan siswa lebih suka guru mereka
mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk
bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok
kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Cara
lain yang kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru
sebagai penceramah.
Apa
pun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan
terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Begitu pula
keadaan yang dialami oleh sebagian siswa
SMPN 1 Bululawang dalam menangkap
pelajaran PAI. Perbedaan cara menangkap pelajaran
yang disampaikan guru dapat menjadi sebuah permasalahan apabila tidak bisa
dipecahkan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa hanya mengandalkan
guru sebagai satu-satunya sumber informasi dan kurangnya fasilitas dalam
kegiatan pembelajaran.
Fenomena kesulitan belajar seorang
siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi
belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya
kelainan perilaku (misbehavior) siswa, seperti kesukaan berteriak-teriak
di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan
sering meninggalkan jam pelajaran.
2.2 Problem
Possing
Secara
garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas 2
macam yaitu Faktor Intern
dan Faktor Ekstern. Kedua faktor ini
meliputi:
1. Faktor
intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yaitu;
a. Keadaan
yang bersifat kognitif (cipta), seperti
rendahnya tingkat intelegensi siswa
b. Keadaan
yang bersifat afektif (rasa), seperti
labilnya emosi dan sikap
c. Keadaan
yang bersifat psikomotorik (karsa) seperti terganggunya alat-alat indera
pengelihatan dan pendengaran.
2. Faktor
ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi menjaddi 3 macam,
yaitu;
a. Lingkungan
keluarga, contohnya; ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu
b. Lingkungan
sekitar rumah, contohnya;
tempat
tinggal yang kurang mendukung
c. Lingkungan
sekolah, contohnya; kondisi dan letak gedung sekolah kurang strategis
2.3 Problem
Solving
Adapun
salah cara untuk dapat mengatasi kesulitan menangkap
pelajaran PAI siswa SMPN 1 Bululawang ini dengan
menerapkan cara pembelajaran kognitif
learnings. Ada beberapa
tipe gaya belajar yang bisa dicermati dan mungkin bisa diterapkan, antara lain;
1. Gaya
Belajar Visual (Visual Learns)
Ada
beberapa karakteristik dalam gaya belajar ini, yaitu;
a. Kebutuhan
melihat sesuatu (informasi/ pelajaran) secara visual untuk memahaminya
b. Memiliki
kepekaan kuat terhadap warna
c. Memiliki
pemahaman yang cukup terhadap masalah yang artistik
d. Memiliki
kesulitan dalam berdialog langsung dan terlalu reaktif terhadap suara
e. Sulit
mengikuti anjuran secara lisan
f. Seringkali
salah menginterpretasikan kata dan ucapan
Untuk
dapat mengatasi masalah di atas, ada
beberapa pendekatan yang bisa digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakukan
dengan memberikan hasil yang baik. Salah satunya adalah menggunakan berbagai
macam grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat
grafis itu bisa berupa film, slide, gambar illustrasi, coretan, catatan
dan kartu gambar yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara
berurutan.
1. Gaya
Belajar Auditory Learns
Gaya
Belajar Auditory Learns adalah gaya belajar yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model
pembelajaran seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama
menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, siswa harus mendengar, baru
kemudian bisa mengingat dan memahami informasi atau pengetahuan. Karakter yang
menggunakan gaya belajar ini antara lain;
a. Semua
informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran
b. Memiliki
kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung
c. Memiliki
kesulitan menulis maupun membaca
Ada
beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar apabila termasuk orang
yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas, antara lain;
a. Menggunakan
tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan
atau catatan yang dibacakan pengajar di depan kelas
b. Wawancara
atau terlibat dalam kelompok diskusi
c. Mencoba
membaca informasi untuk kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk
kemudian didengarkan dan dipahami, dengan laangkah terakhir dengan review secara
verbal dengan teman atau pengajar.
2. Gaya
Belajar Tectual Learns
Dalam
gaya belajar ini siswa harus menyentuh sesuatu untuk memberikan informasi
tertentu agar bisa mengingatnya. Ada beberapa karakteristik model belajar
seperti ini yang tidak semua bisa melakukannya, antara lain;
- Menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama
- Hanya dengan memegang siswa bisa menyerap informasi
- Siswa termasuk orang yang tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik
d.
Memiliki kemampuan
mengkoordinasi sebuah tim
Untuk
siswa yang memiliki karakteristik seperti di atas, pendekatan belajar yang
mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan pengalaman dengan menggunakan
berbagai model atau peraga, suka belajar yang berkaitan dengan laboraturium
atau bermain sambil belajar. Cara lain yang bisa dilakukan adalah secara tetap
membuat jeda di tengah waktu belajar. Tidak jarang siswa yang menggunakan tectual
learnings juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara
menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Banyak
gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut adalah 7 gaya
belajar yang mungkin bisa diterapkan di SMPN 1 Bululawang untuk dapat mengatasi
kesulitan dalam menerima pelajaran
PAI;
1. Bermain
dengan Kata; mengajak seorang teman seperti bercerita,
membaca, dan menulis.
2.
Bermain dengan
Pertanyaan
3. Bermain
dengan Gambar; membuat
gambar, merancang, melihat gambar, slide, film
4. Bermain
dengan Musik; dengan
cara mengingat notasi dan melodi musik.
5. Bermain
dengan Bergerak; menyentuh
sambil berbicara dan mengekspresikan gagasan.
6. Bermain
dengan Bersosialisasi
Bergabung
dan membaur dengan orang lain
7. Bermain
dengan Kesendirian; bagi
siswa yang gemar melakukan segala sesuatu sendirian termasuk dalam belajar.
2.5
Revleksi Terhadap Proses Dan Hasil
Pemecahan Masalah
Dalam metode Kognitif
Learnings guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing dengan menggunakan
media dalam pembelajajaran sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika keadan siswa
lebih aktif dari pada guru. Oleh karena itu metode belajar mengajar yang baik
adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan
kondisi pembelajaran terutama pelajaran agama islam, dimana pelajaran agama islam ini adalah merupakan pelajaran
yang dapat menuntun kita menuju jalan yang baik dan dapat menjadi pedoman
kehidupan dunia dan akhirat. Oleh
karna itu mungkin metode inilah yang lebih pantas diterapkan dalam pelajaran
agama.
Daftar Pustaka
B, Hamzah. 2006. Orientasi Baru
dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta; Bumi Aksara
Baharuddin, Nur.
2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta; Ar Ruzz Media
Syah, Muhaimin. 1995. Psikologi
Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung; Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment