MAKALAH TERAPAN
STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DI MI NURUL ULUM JOMBANG
Disusun untuk
memenuhi tugas Akhir mata kuliah Teori belajar dan Pembelajaran
Dosen Pembimbing :
Imron Rosyidi, M. Th, M. Ed
Oleh :
moh. kamilus zaman
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG
JUNI 2011
STRATEGI BELAJAR
PQ4R TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTS AL-HIKMAH JOMBANG
A. Merasakan adanya Masalah
Pada
zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang akan
datang. Terutama bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan
sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Berkaitan dengan masalah pendidikan telah disebutkan tujuan nasional dalam undang-undang republik Indonesia No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta tanggung jawab.”
Di dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang berkualitas sehingga dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam ajaran agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan termasuk didalamnya seorang guru. Karena guru adalah seorang pengajar dan juga pendidik yang selalu mencurahkan pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didiknya agar anak didiknya nanti juga memiliki pengetahuan, sehingga dapat mengamalkan dalam kehidupan masyarakat. Dan juga seorang guru telah diakui sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Bahkan Allah akan mengangkat dan meninggikan mereka dengan beberapa derajat. Sebagaimana firman Allah pada surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan.”(Q.S.Al–Mujadalah:11)
Maka dari itu, seorang pendidik mempunyai tugas yang sangat besar dan berat dalam menjalankan profesinya. Sebab, keberadaan seorang pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan yang dirasakan oleh anak didik.
Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa.
Berkaitan dengan masalah pendidikan telah disebutkan tujuan nasional dalam undang-undang republik Indonesia No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta tanggung jawab.”
Di dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang berkualitas sehingga dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam ajaran agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan termasuk didalamnya seorang guru. Karena guru adalah seorang pengajar dan juga pendidik yang selalu mencurahkan pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didiknya agar anak didiknya nanti juga memiliki pengetahuan, sehingga dapat mengamalkan dalam kehidupan masyarakat. Dan juga seorang guru telah diakui sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Bahkan Allah akan mengangkat dan meninggikan mereka dengan beberapa derajat. Sebagaimana firman Allah pada surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan.”(Q.S.Al–Mujadalah:11)
Maka dari itu, seorang pendidik mempunyai tugas yang sangat besar dan berat dalam menjalankan profesinya. Sebab, keberadaan seorang pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan yang dirasakan oleh anak didik.
Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa.
Untuk itu, guru tidak
hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi guru juga harus
pandai menciptakan suasana belajar yang baik, serta juga mempertimbangkan
pemakaian metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai dengan materi
pelajaran dan sesuai pula dengan keadaan anak didik.
B. Eksplorasi dan Analisis
Keberadaan guru dan siswa merupakan 2 faktor yang sangat penting
dimana diantara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi
oleh kegiatan mengajar guru, karena dalam proses pembelajaran guru tetap
mempunyai suatu peran yang penting dalam memberikan suatu ilmu kepada anak
didiknya. Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan
pelajaran adalah bagaimana menimbulkan aktifitas dan keaktifan dalam diri siswa
untuk dapat belajar secara efektif. Sebab, keberhasilan dalam suatu pengajaran
sangat dipengaruhi oleh
adanya aktifitas belajar siswa. Salah satu cara untuk
menimbulkan aktifitas belajar siswa adalah dengan merubah kegiatan–kegiataan
belajar yang monoton. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi belajar
PQ4R pada bidang studi fiqih. Strategi PQ4R merupakan teknik belajar untuk
membantu siswamemahami, mengingat materi yang dibaca dan dapat membantu proses
belajar mengajar di kelas yang
dilaksanakan dengan kegiatan
membaca buku. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan
kinerja memori dalam memahami substansi teks yang dapat mendorong pembaca
melakukan pengolahan materi secara lebih mendalam dan luas. Oleh karena itu,
penerapan strategi belajar PQ4R dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam ini
dianggap relevan karena strategi PQ4R merupakan strategi untuk memahami materi
yang dibaca sedangkan membaca mempunyai aspek sosial, yaitu proses yang menghubungkan
perasaan, pemikiran dan tingkah
laku seseorang yang lain.
C. Penyajian Masalah
Dari fenomena diatas, menggunakan strategi PQ4R dalam pembelajaran
pendidikan Agama Islam diharapkan siswa dapat menjadi pembaca aktif dan terarah
langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan
tersurat dalam materi Pendidikan Agama Islam. Selain itu dapat memotivasi
belajar siswa dan mampu memahami, mengingat dan menerapkan pesan yang
terkandung dalam materi PAI. Di samping itu, motivasi merupakan salah satu
factor yang turut menentukan keefektifan proses balajar mengajar.
Callahan
dan clark mengemukakan bahwa
motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah
laku ke arah satu tujuan tertentu. Motivasi belajar memegang peranan yang
sangat penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar.
Sehingga siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai
semangat yang besar untuk melaksanakan kegiatan belajar tersebut. Oleh karena itu,
motivasi belajar yang ada pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
Untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan penerapan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) dalam membantu peserta didik memahami materi fiqih, maka
penulis mengkaji dan meneliti permasalhan tersebut dengan judul “Bagaimana
penerapan Strategi Belajar PQ4R terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang
Study Pendidikan
Agama Islam di MI Nurul Ulum Jombang”?
D. Pemecahan Masalah
Pendidikan Agama Islam sebagian
membahas tentang hal ketuhanan, jika guru
tidak memiliki metode yang tepat bagi siswa akan menimbulkan lebih banyak
kebingungan dan kerancuan pemahaman materi. Sehingga siswa dapat salah dalam
aplikasi dikehidupan sehari-hari. Keabstrakan yang dimiliki pembelajaran Agama
Islam memiliki tingkat kesulitan yang besar untuk "membumikan” konsep
moral yang ada. Pemahaman pada dasar-dasar yang menjadi sumber pokok ajaran
menjadi kebutuhan dan rujukan utama siswa agar sesuai dengan kemampuan ilustrasi
yang dimiliki.
Berbagai system telah di kembangkan untuk membantu mengingat
informasi yang mereka pelajari dari sebuah buku. Salah satu system penerapan
yang umum digunakan adalah system terlama yang disebut SQ3R, yang merupakan
singkatan dari survey, question, Read,
Recite, dan Review. System yang baru-baru ini di kembangkan adalah PQ4R,
yang merupakan singkatan dari Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, dan Review.
Menurut (Adam,Carnine & Gester, 1982). Sistem ini memberikan
manfaat bagi siswa-siswa dengan mengajak mereka untuk mengatur informasi dan juga ke aktifan
siswa terhadap mata pelajaran.
Berikut ini adalah langkah-langkah dari penerapan system PQ4R
adalah:
v Preview (meninjau). Seorang pendidik memberi tahu siswa untuk
menyurvei materi untuk mendapatkan organisasi ide secara keseluruhan untuk
melihat bagian atas,guna melihat topic utama, dan sub topic yang akan di bahas.
v Question (bertanya). mendalami topic dan
judul utama dengan mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan dalam
bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri.
v Read
(membaca). tugas membaca bahan bacaan secara cermat dengan
mengajukan pengecekan pada langkah kedua. Sehingga membuat peserta didik menjadi pembaca yang
aktif untuk membiasakan diri mereka berusaha keras untuk memahami apa yang
mereka baca, ini membantu siswa agar tidak menjadi pembaca yang kosong.
v Reflect
(merenungkan). melakukan refleksi sambil membaca dengan cara
menciptakan gambaran visual dari bacaan dan menghubungkan informasi baru di
dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui. Disini tuga seorang guru adalah
mendorong siswanya untuk bersikap analitis dalam belajar.
v Recite
(menceritakan). melakukan resitasi dengan menjawab pertanyaan melalui suara
keras yang diajukan tanpa membuka buku. Ini melibatkan anak-anak menguji diri mereka sendiri
untuk mengetahui apakah mereka bisa mengingat materi yang sudah di sampaikan.
Disini seorang guru bertugas untuk mendorong siswa membuat serangkaian
pertanyaan tentang materi tersebut dan kemudian berusaha untuk menjawabnya.
v Review
(meninjau kembali) mengulang kembali seluruh bacaan
kemudian membaca ulang bila diperlukan dan sekali lagi menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada
materi yang dipelajari.
E. Refleksi terhadap nilai dan hasil pemecahan
Dalam menjalankan berbagai
langkah yang menerapkan PQ4R ini,di harapkan siwa dan juga guru bekerja sama
untuk mendapatkan hasil yang baik. Proses ini akan
berjalan baik bila dari kedua pihak yakni pendidik dan peserta didik saling
berkomunikasi dengan baik. Pendidik berperan aktif mengontrol pemikiran siswa
agar siswa tetap berpikir sesuai dengan jalur-jalur yang diharapkan. Siswa
aktif berkonsultasi dan sharing baik dengan sesama siswa ataupun dengan guru
atau pendidik.
Oleh karena itu, penerapan strategi belajar PQ4R dalam pembelajaran
pendidikan Agama Islam ini dianggap relevan karena strategi PQ4R merupakan
strategi untuk memahami materi yang dibaca sedangkan membaca mempunyai aspek
sosial, yaitu proses yang menghubungkan perasaan, pemikiran dan tingkah laku
seorang manusia yang lain.
Dengan menggunakan strategi
PQ4R dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam diharapkan siswa dapat menjadi
pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok
yang tersirat dan tersurat dalam materi Pendidikan Agama Islam. Selain itu
dapat memotivasi belajar siswa dan mampu memahami, mengingat dan menerapkan
pesan yang terkandung dalam materi PAI.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, sutrisno. 1983. Metodologi Research Jilid 11.
Yogjakarta: Fak. Psi. UGM
Santrock, John W. Educational Psychology. Third Edition
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran
Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Press Persada.
No comments:
Post a Comment