Friday, December 12, 2014

budaya barat



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah Negara kepulauan, berbicara masalah budaya, Indonesia mempunyai berbagai macam suku, ras, adat, dan budaya serta alam lainnya. Indonesia juga kaya akan budaya.
Namun seiring berkembangnya zaman era globalisasi, Kebudayaan Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi. Dengan demikian pola pikir Indonesia terpengaruh/ikut-ikutan pola budaya Barat, sehingga mereka melupakan kebudayaannya sendiri.
Selain itu pemerintah terlihat asal-asalan mengurusi budaya, dengan mudahnya Negara lain mengakui kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaannya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan–permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang menyebabkan budaya barat mudah masuk ke Indonesia?
2.      Apa dampak positif dan negatif masuknya budaya barat ke Indonesia?
3.      Bagaimana nasib budaya Indonesia ke depan?







BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budhi dan daya. Budhi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan adalah kultur, berasal dari kata culture (bahasa Yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Dengan mengerjakan tanah, manusi mulai hidup sebagai penghasil makanan (food producing). Hal ini berarti, manusia telah berbudi daya mengerjakan tanah karena telah meninggalkan kehidupan yang hanya memungut hasil alam saja (food gathering). Dalam sejarah kebudayaan, bajak dijadikan benda sejarah (artefak) sebagai bukti bahwa manusia telah berbudaya. Kata cultuur, dalam bahasa Belanda, masih mengandung pengertian pengerjaan tanah (ingat Cultuur Stelsel yang dilaksanakan pemerintah Belanda di Indonesia dalam abad XIX) dan sekaligus juga berarti kebudayaan seperti kata culture dalam bahasa Inggris.

B.     Budaya Indonesia

Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki budaya majemuk (pluralistic). Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain karena wilayahnya, penduduknya, dan kepentingannya seperti yang diuraikan berikut ini :

a.       Wilayah
Wilayah Indonsia terdiri atas beribu – ribu pulau. Menurut angka resmi terakhir, Indonesia terdiri atas 13.667 pulau (hitungan baru lebih dari 17.000 pulau). Hal tersebut menyebabkan penduduknya hidup terpencar–pencar, yaitu menempati pulau yang berbeda – beda. Selain itu, yang menempati pulau yang samapun masih dapat terpisahkan oleh sungai, danau, pegunungan, gunung, dan teluk sehingga masih menimbulkan banyak perbedaan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila dalam Negara kepulauan terdapat beranekaragam kebudayaan yang makin menyatakan sifat majemuknya.

b.      Penduduk
Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam–macam keturunan, ras ataupun bangsa. Di Indonesia bagian timur, penduduk asli Indonesia termasuk dalam ras Negroid subras Papua Melanesoid dengan ciri–ciri kulit hitam, rambut keriting, dan badan kekar. Sedangkan di Indonesia bagian barat, penduduk aslinya termasuk ras Mongoloid subras Melayu dengan ciri–ciri kulit sawo matang, rambut lurus, dan badan sedang. Selain dari kedua subras tersebut, keanekaragaman bangsa Indonesia masih ditambah lagi dengan penduduk hasil dari perkawinan campuran. Pada umumnya dalam pencampuran tersbut, induknya berasal dari penduduk asli, sedangkan bapaknya dari penduduk asing, seperti Cina, Arab, India, dan Barat.

C.    Masalah Kebudayaan Nasional
Suatu masalah yang prosesnya sedang berlangsung sekarang ini adalah kebudayaan nasional. Dalam permasalahan tersebt, jika kita telusuri lebih dalam, terkandung pengertian bahwa kebudayaan itu seharusnya tidak saja menjangkau masa sekarang, tetapi juga harus dapat menjangkau masa depan bangsa Indonesia sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itulah, kebudayaan nasional Indonesia harus dibuat oleh bangsa Indonesia karena budaya Indonesia itu milik dan untuk bangsa Indonesia.
Nasionalisme dan kebudayaan Indonesia makin matang setelah zaman Jepang. Hal itu dapat dan telah dicatat dalam sejarah, antara lain adalah dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia dan setelah Indonesia merdeka, kebudayaan nasional Indonesia lebih banyak dipraktikkan berdasarkan pemikiran yang dirasa paling baik untuk saat itu, tetapi tetap memikirkan untuk menyusun konsepsinya yang mendasar.
Berikut ini akan dibahas mengenai penyebab masyarakat Indonesia melupakan budayanya sendiri, macam-macam masalah budaya Indonesia, dan sikap pemerintah terhadap budaya Indonesia.

1.      Penyebab Masyarakat Indonesia Melupakan Budayanya Sendiri.
Seiring berjalannya waktu dan teknologi semakin canggih, rasa tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya. Masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya. Hal ini disebabkan semakin gencarnya media elektronik, khususnya TV yang selalu menayangkan kebudayaan luar, hal ini dengan mudahnya merusak pikiran pola pikir masyarakat khususnya para generasi muda. Mereka cenderung melupakan kebudayaan sendiri dan beralih ke budaya luar.

2.      Ada beberapa budaya dan kuliner Indonesia yang di klaim oleh Malaysia
a.          Batik
Sungguh sangat menyakitkan hati bangsa Indonesia atas ulah negeri Jiran yang telah mengakui batik sebagai budayanya. Selain itu juga sangat meresahkan para perajin Batik Indonesia. Bangsa ini harus segera menghapus baying-bayang yang meresahkan itu agar para perajin batik Indonesia dikemudian hari tidak perlu memberi royalty kepada Negara lain.Untuk melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan menominasikan batik Indonesia untuk dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage). Untuk melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan menominasikan batik Indonesia untuk dikukuhkan oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage).
Terhadap klaim Malaysia atas batik, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie mengatakan, usulan nominasi ini bukan reaksi terhadap Malaysia. Namun, untuk kepentingan pengembangan batik Indonesia di pasar Internasional.
Dewasa ini penggunaan batik makin beragam. Pasar ekspor batik mencapai 125 juta dollar AS per tahun. Sekitar dua juta orang bergantung pada usaha batik, mulai pedagang kecil dan menengah serta pemasok kebutuhan batik beserta keluarganya.
Seluruh pihak yang terkait dengan batik telah memahami dan sepakat untuk memperjuangkan agar batik Indonesia dapat diakui oleh Unesco.
Prosedur yang ditempuh untuk pengakuan itu dilakukan sesuai Konvensi Unesco tahun 2003 tentang Warisan Budaya Tak Benda. Konvensi Unesco tersebut telah diratifikasi oleh pemerintah melalui PP Nomor 78 Tahun 2007 dan, terhitung 15 Januari 2008, Indonesia resmi menjadi Negara Pihak Konvensi.
Dengan demikian, Indonesia berhak menominasikan mata budayanya untuk dicantumkan dalam daftar representatif Unesco. Usulan berkas nominasi harus diterima Unesco selambatnya 30 September 2008. (OSA/LOK)

b.          Tari Pendet
Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim kebudayaan yang dilakukan Malaysia. Berbagai asset budaya nasional dalam rentang waktu yang tak begiu lama,telah di klaim Negara Jiran.. pola pengklaimannya pun dilakukan melalui momentum formal kenegaraan, seperti melalui media promosi “Visit Malaysia Year” yang disrlipkan kebudayaan nasional Indonesia. Memang benar sekarang ini wayang kulit sudah dimainkan dibeberapa tempat dan mendapat sentuhan lokal mulai dari Bali, Jawa, Sunda, Kalimantan, Sumatra dan Melayu. Tapi kita perlu tahu sejarahnya supaya jelas asal muasalnya.

c.         Wayang Kulit
Kami masyarakat Indonesia tidak keberatan sedikitpun wayang kulit atau kesenian apapun yang berasal dari Indonesia dimainkan diluarnegeri. Tapi tentu dengan jujur dan penghargaan yang selayaknya kepada pemilik aslinya. Dengan mengatakan wayang kulit tak ada urusannya dengan Indonesia terlihat jelas itikad tidak baik Pak Menteri yang mewakili sikap Malaysia ini.
Mari kita lihat sejarah wayang kulit. Wayang kulit adalah suatu media untuk memainkan kisah kisah pewayangan yang berasal dari India diantaranya Mahabharata dan Ramayana. Kisah pewayangan tersebut masuk bersama agama Hindu ke Nusantara.
Di Jawa sebelum masuknya Islam, wayang dipentaskan dalam bentuk wayang beber. Wayang beber adalah wayang dalam bentuk gambar yang digulung ketika disimpan dan digelar gulungannya (dibeber) ketika dimainkan. Jadi mirip seperti orang presentasi, slide ditayangkan dan narasi diceritakan. Setelah masuknya Islam di Jawa, wayang dalam bentuk gambar (beber) dianggap tidak baik kemudian diganti ke dalam bentuk model yang ketika dipentaskan hanya dilihat bayangannya (wayang artinya bayangan). Supaya model bisa kuat tapi ringan dipilihlah bahan dari kulit. Sejak saat itu wayang kulit berkembang jadi media favorit mementaskan kisah kisah pewayangan.
Jadi di India sendiri wayang kulit itu tidak ada, mulai ada di Jawa dan kemudian menyebar keberbagai daerah lain. Jadi jelas toh wayang kulit itu dari mana? bukan dari Malaysia tapi dari Indonesia. Tapi kalau mereka maunya begitu yah biar saja dunia tahu bahwa negara yang mengaku Trully Asia itu sesungguhnya tidak lebih dari Trully Maling. Warga dunia juga sudah tahu dan dikukuhkan pula oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003 bahwa wayang kulit adalah kesenian dunia asal Indonesia.

d.        Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
e.     Reog Ponorogo
Kalau kesenian Wayang Kulit yang mereka klaim tidak diubah namanya maka Reog mungkin karena ada embel embel nama daerah Ponorogo maka namanya diubah menjadi Tarian Barongan. Padahal wujud Reog itu bukan naga seperti Barongsai tapi wujud harimau dan burung merak.
Malaysia bingung mencari nama baru sehingga dapat yang mudah saja, Tarian Barongan. Bukan itu saja, kisah dibalik tarian itupun diubah. Mirip seperti mereka mengubah lirik lagu Rasa Sayange. Kalau saja mereka menyertakan informasi dari mana asal tarian tersebut maka tidak akan ada yang protes.
Padahal apa susahnya mencantumkan nama asli dan bangsa pemiliknya. Seperti yang mereka lakukan pada kesenian Kuda Kepang yang kalau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Kuda Lumping. Malaysia mencantumkan nama asal kesenian Kuda Kepang dari Jawa. Kenapa tidak dilakukan pada kesenian yang lain seperti Reog Ponorogo, Wayang Kulit, Batik, Angklung, Rendang dll.
Kalau saja mereka lakukan itu maka konflik kedua negara bisa dihindari. Melihat kasus lagu Rasa Sayange yang akhirnya mereka akui sebagai lagu asal Indonesia maka sebaiknya Malaysia segera mengkonfirmasi semua kesenian asal Indonesia yang mereka kira asli milik mereka. Supaya rakyat kedua negara tidak bersitegang seperti sekarang.

f.     Lagu Rasa Sayange
Lagu Rasa Sayange berasal dari Maluku. Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago), Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia karena ia merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu adalah salah. Gubernur melihat bukti otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah bukti tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia. Bagaimanapun, bukti tersebut akhirnya ditemukan. 'Rasa Sayange' diketahui direkam pertama kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962. Pada tanggal 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia. Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik bersama, antara Indonesia dan Malaysia.
Tentang bukti rekaman "Rasa Sayange", bukti lagu tersebut direkam oleh Lokananta, Solo, Indonesia pada tahun 1962 dalam piringan hitam Gramophone. Rekaman master dari piringan ini masih disimpan oleh Perum PNRI Cabang Surakarta yang dahulunya adalah PN Lokananta. Ini dikenal sebagai rekaman pertama terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan Asian Games ke 4 tahun 1962 di Jakarta, dan lagu "Rasa Sayange" adalah salah satu lagu rakyat Indonesia di piringan tersebut, bersama dengan lagu etnis lain Indonesia seperti Sorak-sorak Bergembira, O Ina ni Keke, dan Sengko Dainang.
Lagu ini juga pernah dinyanyikan dalam Bahasa Hindi oleh Mohd Rafi dan Lata Mengeshkar dalam film Singapore 1960 yang diperan oleh Shammi Kapoor dan Padmini. Lagu ini juga ditayangkan dalam film Insulinde, film yang menggambarkan Hindia Belanda tahun 1937 - 1940.
g.    Bunga Raflesia Arnoldy
Klaim Malaysia terhadap bunga Raflesia Arnoldi membangkitkan semangat Kelompok Peduli Puspa Langka Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang untuk melestarikan habitat flora langka itu.
h.    Keris
Keris adalah senjata tikam yang dikenal di Nusantara, termasuk Filipina Selatan. Keris Indonesia telah terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia.
Penggunaan keris sendiri tersebar di masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh budaya Sriwijaya-Majapahit, seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera, pesisir Kalimantan, sebagian Sulawesi, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan (Mindanao). Bentuk keris Mindanao tidak banyak memiliki kemiripan dengan keris daerah lainnya, meskipun juga merupakan senjata tikam.
Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok-kelok (selalu berbilang ganjil) dan ada pula yang berbilah lurus. Orang Jawa menganggap perbedaan bentuk ini memiliki efek esoteri yang berbeda.
Selain digunakan sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.
Tata cara penggunaan keris berbeda-beda di masing-masing daerah. Di daerah Jawa dan Sunda misalnya, keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai tetapi ditempatkan di depan pada masa perang. Sementara itu, di Sumatra, Kalimantan, Malaysia, Brunei dan Filipina, keris ditempatkan di depan.

i.     Rendang Padang (Sumatra Barat)
Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari di semua kalangan masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri.
Selain daging sapi, rendang juga menggunakan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas Indonesia di antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai (Pemasak).
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu musyawarah, yang berangkat dari 4 bahan pokok, yaitu:
1.      Daging (Daging Sapi), merupakan lambang dari Niniak Mamak (para pemmpin Suku adat).
2.      Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak Pandai (Kaum Intelektual).
3.      Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama yang pedas, tegas untuk mengajarkan syarak (agama).
4.      Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minang.

Ada beberapa Kebudayaan Indonesia lain yang mungkin sudah di-Hak Patenkan Malaysia, antra lain :
1.      Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia.
2.      Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia.
3.      Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia.
4.      Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia.
5.      Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda.
6.      Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda.
7.      Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda.
8.      Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing.
9.      Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia.
10.  Lagu Injit-injit Semut dari Kalimantan Barat oleh Pemerintah Malaysia.
11.  Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia.
12.  Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia.
13.  Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia.
14.  Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia.
15.  Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia.
16.  Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis.
17.  Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris.
18.  Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia.
19.  Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika.
20.  Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd.
21.  Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia.
22.  Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda.
23.  Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang.
24.  Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia.
25.  Kain Ulos oleh Malaysia.
26.  Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia.
27.  Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia

3.      Sikap Pemerintah Terhadap Budaya Indonesia.
Kesenian & kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Kesenian dapat menjadi wajah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia.
Faktanya, sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global. Sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan. Hal ini semakin diperparah dengan diakuinya budaya Indonesia oleh bangsa lain. Masalah yang sedang marak baru-baru ini adalah diakuinya lagu daerah yang bersal dari Maluku,”Rasa Sayang-sayange,” serta “Reog Ponorogo” dari Jawa Timur oleh Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya bangsa Indonesia terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu di akui oleh bangsa lain, Indonesia mulai bingung. Berita terbaru menyebutkan bahwa kesenian “Angklung” dari Jabar juga mau dipatenkan oleh Negara tersebut.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa Indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikannya? Hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara membuat peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa. Jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya yang ada di Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Negara lain.



BAB III
STUDI KASUS


Kisah kelam Rani, ABG Yang jual ABG, hingga terjerumus ke lembah hitam.












Perbuatan Rani (bukan nama sebenarnya) yang menjual teman – temannya sesama ABG sulit dimaafkan. Apa yang membuat remaja 17 tahun itu melakukan perbuatan tersebut? Bagaimana perjalanan hidup Rani sesungguhnya?
Perawakan Rani kecil. Bahkan, kehamilan 6 bulan tidak membuat tubuh ABG itu gemuk.
Ketika ditanya soal kehamilannya, Rani mengaku itu perbuatan pacarnya. Yakin? “hehehe ….. sebenarnya tidak yakin,” ujar Rani kepada Jawa Pos kemarin.
Namun, Rani mengatakan sudah mebicarakan soal kehamilannya tersebut dengan sang pacar yang tak mau disebutkan namanya. “untungnya, (pacarnya) tetap mau menerima saya,” katanya.
Perjalanan hidup Rani memang tak mudah. Awalnya, perjalanan anak kedua diantara dua bersaudara tersebut baik–baik saja. Namun, gangguan mulai muncul ketika dia kelas 3 SD. Ketika itu, karena sering bertengkar dengan ibu, sang bapak meninggalkan rumah. “Saya tak begitu ingat wajahnya (bapaknya) seperti apa. Tapi, yang jelas, tiba–tiba saja pergi. Ibu tak pernah bilang apa–apa. Hanya bilang, bapak pergi tak kembali,” ujarnya.
Karena masalah tersebut, Rani yang sebelumnya selalu juara kelas di SD-nya menjadi goyah. Pada kelas IV, dia melorot ke ranking ke-2. Setelah itu, prestasi disetiap catur wulan tidak pernah stabil. Kadang juara kelas, kadang ranking ke-2, dan kadang ranking ke-3. Celakanya, tak lama kemudian, sang ibu yang berprofesi sebagai sales kosmetik tersebut mendadak meninggal.
Maka, menjelang kelas V SD, Rani kecil sudah sebatang kara. Dia kemudian ikut bibinya di Lamongan. Dia disekolahkan hingga lulus SD. Rani kemudian diserahkan kepada bibinya di Mojokerto. Disana, dia dimasukkan di panti asuhan.
Namun, hanya sebulan Rani bertahan sebelum dikeluarkan dari panti asuhan. Kenapa dikeluarkan? “Saya tak mau ngaji, tak mau belajar, dan jarang mau ikut kegiatan,” tuturnya.
Pengalaman buruk pada masa lampau telah menjadikan Rani sebagai sosok yang selalu ingin berontak dan marah pada keadaan. “Ya, saya kadang – kadang iri ketika SD melihat teman saya dijemput orangtuanya,” terangnya.
Tak lama di panti asuhan, Rani kemudian sekolah di SMP Umum di Mojokerto. Lagi – lagi, tak bertahan lama.
Keluarga bibinya di Mojokerto angkat tangan, kemudian menyerahkan kepada saudaranya di Ngiden, Surabaya.
Rani kemudian masuk SMPN 12, sebuah SMP yang cukup favorit. Namun, karena terlanjur menjadi badgirl, sekolahnya terbengkalai. Setelah naik ke kelas VIII SMP, sekolahnya tak karuan. Dia sering bolos, dia menyatakan malas sekolah karena banyak hal.
“Hanya dibekali uang Rp 1500. Hanya cukup untuk bayar bemo berangkat. Pulangnya jalan kaki dan itu pun tak bisa jajan,“katanya.
Jalan kaki Ngagel-Nginden yang berjarak sekitar 2 km dirasanya cukup berat. Dia lebih suka kabur, kemudian kenalan dengan anak-anak jalanan. “Bolosnya kalau ke kebun binatang, ya ke Taman Bungkul,” ucapnya. Di sana, dia kemudian belajar mengamen. Puncaknya, pada akhir 2007, dia dikeluarkan dari sekolah.
Bibinya sangat marah. Beberapa kali dia dikunci di dalam rumah supaya tidak kelayapan terus. Hingga suatu hari, dia ditanya keluarganya. Mau terus sekolah atau tidak? Rani menyatakan tak mau sekolah. Keluarganya jengkel, baju-bajunya dibuang. Rani kemudian memutuskan kabur meninggalkan rumah.
Tujuan pertama adalah anak-anak jalanan (anjal) asal Jakarta yang kebetulan tengah nongkrong di jembatan Nginden. Oleh anjal asal ibukota itu, Rani diajak ke Jakarta. Berpikir tak ada peluang di Surabaya, dia nekat ikut rombongan anak-anak berdandan punk tersebut. Rani kemudian dibawa ke sebuah rumah gubuk di kawasan Tanah Abang. “Disana ada banyak pria, tapi yang perempuan hanya empat. Termasuk saya,” ucapnya.
Rupanya, selain disuruh mengamen, Rani menjadi budak nafsu di sana. Di sanalah kali pertama kegadisannya terenggut. Bahkan, tak jarang dia menjadi “piala bergilir” anak-anak jalanan itu. Tak hanya sendirian, tapi juga keroyokan.
Tak tahan dengan situasi tersebut, Rani kemudian memutuskan kabur kembali ke Surabaya. Dia kembali menjadi anak jalanan yang beroprasi di kawasan jembatan Nginden. Tapi, tak lebih seminggu mengamen, dia tertangkap razia satpol PP. karena aturan, keluarganya yang di Nginden kemudian mengambilnya dan kembali merawatnya.
Rani juga berjanji untuk tidak macam-macam lagi. Akhirnya, Rani menjadi seorang score girl di sebuah tempat biliar di kawasan Bratang. Di sana, dia berkenalan dengan seorang pemuda dan menjalin hubungan cinta. Nah, gara-gara kecantol cowok tersebut, nakalnya kambuh. Dia mau-mau saja ketika diajak berpesta seminggu penuh di Tretes oleh cowoknya tersebut. Otomatis dia dikeluarkan dan tak berani lagi kembali ke rumah keluarganya. Celakanya lagi, cowok itu kemudian memutuskannya begitu saja.
Terlunta-lunta, kemudian mengadu nasib dan nongkrong di kawasan Lido, Darmo Park. Dia bertemu dengan sejumlah mami – mami disana. Salah seorang mami yang bernama Tutik ditangkap Unit Pidana Umum (Pidum) Satreskriom Polrestabes Surabaya pada Maret 2008. Namun, Rani tak diproses karena dia menjadi korban.
Akhirnya, dia bekerja sebagai purel freelancer di kafe. Dari situlah, Rani terjerumus ke lembah hitam sebagai pekerja seks komersial (PSK). Dia merekrut PSK setelah melakoni profesi tersebut selama hampir 2 tahun, akhirnya dia ditangkap polisi.
Disela–sela bekerja sebagai purel, dia berkenalan dengan seorang pemuda yang kini masih menjadi pacarnya tersebut. Rupanya, pacarnya itu adalah pemuda yang baik. Buktinya, ketika 2 bulan lalu dia bilang hamil 4 bulan, pacarnya malah tertawa. “Kamu jangan bohong, wong kita berbuat saja baru 2 bulan lalu, tapi kini kamu sudah hamil 4 bulan. Masak aku yang jadi bapaknya,” kata pacarnya seperti ditirukan Rani.
Namun, pacarnya bilang, kalau mau jujur, dia siap menerima. Akhirnya, pacarnya mau menikahi setelah Rani melahirkan bayinya. Tapi, Rani tak kapok. Dia tetap meneruskan pekerjaan kotor tersebut hingga akhirnya tertangkap polisi. Rani mengaku bahwa pacarnya baru tahu dirinya menjadi PSK setelah muncul di Koran. “Saya sudah siap ditinggalkan. Tapi pacar saya malah bilang tak perlu khawatir, dia tak akan meninggalkan saya,” ucapnya.
Dia melanjutkan, ketika kali pertama mendengar dirinya tertangkap, pacarnya juga menelpon keluarganya. “Semoga saja masih mau menerima. Karena dia satu-satunya harapan saya. Saya sudah kapok dan ingin menjalani hidup baik–baik,” tegasnya.
Satu per satu fakta dibalik kasus human trafficking yang melibatkan ABG (anak baru gede) mulai tertangkap. Rani yang baru 17 tahun mengungkapkan dua nama yang bertugas menjadi coordinator sindikat. Kini, dua nama tersebut tengah diburu Unit Pidum Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Mereka adalah wanita berinisial IN dan CT. keduanya tidak tergolong dibawah umur seperti Rani. Sebab, usia mereka berkisar 22 hingga 25 tahun. Nama dua coordinator sindikat itu diketahui setelah Rani “menyanyi” saat diperiksa penyidik Pidum. IN dan CT sering memberikan order agar Rani mencari PSK dibawah umur.
Data yang diperoleh polisi seputar IN dan CT sebenarnya cukup lengkap. Nomor ponsel dan alamat kos mereka sudah dikantongi. Hanya, ketika ponselnya dihubungi, nomor tersebut sudah tidak aktif lagi.
Ketika tempat kosnya didatangi, IN dan CT juga sudah tak tinggal disana. Berdasar keterangan beberapa tetangga mereka, pebisnis esek–esek tersebut tak tampak batang hidungnya sejak seminggu lalu.
“Mereka tampaknya sudah tahu diburu dan sekarang kabur menghilangkan jejak,” kata Kanit Pidum Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Arbaridi Jumhur,
Padahal, keduanya merupakan salah satu mata rantai penting dalam sindikat trafficking. Menurut Jumhur, jangan dibayangkan sindikat trafficking Surabaya seperti sebuah sindikat mafia yang begitu terorganisasi dengan struktur yang jelas.
Pola opersai mereka lebih cair. “Artinya, sebuah sindikat yang keanggotaannya sangat terbuka. Bisa jadi, satu nama masuk dalam anggota tiga sindikat yang berbeda,” ucapnya.
Sebab, system dalam dunia esek–esek saat ini memang seperti itu. Siapapun yang dapat order tinggal menelpon nama–nama yang telah mendaftar menjadi anggota.
“Lagipula, untuk menjadi anggota, tidak perlu syarat yang njlimet. Cukup kenalan lewat telepon dan sms,” papar Jumhur.
Jadi, tugas seorang coordinator adalah mencari order, kemudian tinggal menelpon anak buah yang kira–kira sesuai dengan permintaan pelanggan. Mereka kemudian menanyakan, apakah saat itu mereka bisa “kerja” atau tidak. Begitu sederhana dan gamblang. Tetapi, melacak mereka cukup sulit.
Nah, IN dan CT yang kini sedang diburu polisi itu diduga kuat memiliki anak buah 40-an PSK belia. “Namanya sangat terkenal dan jaringannya luas,” papar Jumhur. Bila keduanya bisa tertangkap, Jumhur yakin pihaknya bisa menyelamatkan para gadis belia yang terjerat dalam prostitusi.
Ada cerita menarik terkait dengan salah seorang korban trafficking yang di koordinasi Rani. Sebut saja Cicha. Dia mengaku berasal dari Lamongan. Petugas mengantarkan ke Lamongan, ternyata dia bukan berasal dari Lamongan. “Rupanya, dia hanya ngarang–ngarang cerita karena takut keluarganya tahu dia menjadi PSK. Padahal, aslinya dia beralamat di Jalan Pagesangan,” tutur Jumhur dengan nada agak kesal.
Pengembangan penyidikan yang dilakukan polisi mendapatkan dukungan dari Pemkot Surabaya. Walikota Surabaya Tri Risma Maharani mengatakan, alangkah lebih bagusnya bila Polrestabes Surabaya berhasil menyelamatkan banyak gadis belia dari belitan trafficking. “Itu akan lebih memudahkan kami dalam merehabilitasi mereka,” tutur Risma.
Perempuan pertama yang menjadi walikota Surabya tersebut mengatakan, sejauh ini dipihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk para korban trafficking. Langkah tersebut tidak hanya dilakukan kepada Korban, tetapi juga keluarganya.
Risma mengatakan, ada dua keluarga yang telah dipindahkan ke rumah susun dan diberi bekal untuk berdagang kecil–kecilan. Sementara itu, biaya sekolah si anak ditanggung. “Rehabilitasi yang paling bagus adalah memberikan keluarga tersebut kesempatan kedua untuk memulai hidup yang lebih baik,” tegasnya.
Seperti diberitakan, Unit Pidum Satreskrim Polrestabes Surabaya Kamis malam lalu (8/10) berhasil membongkar sindikat trafficking yang melibatkan ABG. Polisi menangkap 4 orang gadis belia. Salah satunya bernama Rani yang masih berusia 17 tahun. Perannya PSK sekaligus “mami”. ABG itu menjual temannya yang juga ABG.























BAB IV
PENUTUP


A.    ANALISIS
Indonesia memang secara simbol sudah merdeka sejak tahun 1945. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari–hari masyarakat Indonesia tanpa disadari telah terjajah dengan  perkembangan teknologi dan moral. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, mereka dengan mudahnya memperoleh informasi–informasi dari berbagai sumber. Misalnya: TV, radio, internet, sms. Akan tetapi, mereka mempunyai rasa ingin tahu, nafsu, dan rasa ingin mencoba.
Namun, pada saat ini banyak ditayangkan film–film yang berbau porno. Oleh sebab itu, ada rasa keinginan untuk mencoba apa yang mereka lihat. Yang menjadi permasalahan, mereka tidak bisa memilih antara yang pantas ditiru dan tidak untuk ditiru.
Salah satu contoh dalam studi kasus diatasyang menceritakan kehidupan Rani, seorang remaja ABG berusia 17 tahun yang terjerumus ke dalam dunia kelam, yakni menjadi PSK hingga menjadi “mami”. Factor pertama dikarenakan latar belakang hidupnya yang sejak kecil ditinggal oleh kedua orangtuanya. Disisi lain, ada banyak faktor yang mempengaruhi Rani menjadi PSK seperti: pergaulanya yang terlalu bebas.


1.      Pada saat ini, Indonesia krisis dengan budaya dikarenakan dari masyarakat Indonesia sendiri beranggapan bahwa budaya Indonesia “norak”. Seperti contoh, kebudayaan Indonesia sebenarnya memakai pakaian yang tertutup. Namun, masyarakat Indonesia lupa dengan budayanya sendiri, merela lebih suka mengikuti kebiasaan budaya barat seperti, anggapan mereka bahwa budaya barat lebih baik, lebih bebas, dan lebih gaul. Karena itu, masuknya budaya barat ke Indonesia sangat mudah karena pikiran masyarakat Indonesia yang mudah terpengaruh.
2.      Dampak positif dan negative masuknya budaya barat ke Indonesia. Dampak positifnya adalah kemajuan IPTEK untuk dunia pendidikan dan dunia kerja. Dampak negatifnya adalah dengan maraknya film–film barat yang  sering mempertontonkan adegan fulgar dan ditayangkan di Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia terpengaruh dan akhirnya banyak tindakan asusila.
3.      Seiring dengan majunya IPTEK, lama–kelamaan budaya Indonesia itu akan luntur dalam kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri.

B.     SOLUSI
Dengan demikian, agar kita sebagai bangsa Indonesia tidak melupakan budayanya maka kita mengenalkan pada anak–anak tentang budayanya sendiri dan belajar mencintai budaya Indonesia. Menanamkan pada diri anak tentang dosa dan tidak melanggar aturan, serta menanamkan keberanian untuk menolak ajakan teman yang tidak benar.
Selain itu, di dalam budaya Indonesia khususnya budaya Jawa, gadis usia 17 tahun itu sudah termasuk dewasa, yang mana semua tingkah lakunya harus ada aturan dan panutan yang menjadi tuntutan mereka yang berupa mitos dan sanksi dengan kata – kata pamali.
Gadis Jawa itu sebenarnya anggun dan sangat jauh dari perbuatan–perbuatan yang bertentangan dengan budaya asli Jawa. Perbuatan yang dilakukan oleh Rani sangat bertentangan sekali dengan budaya asli Jawa. Gadis yang berbudaya Jawa sangat menjunjung tinggi nilai–nilai moral dan keanggunannya sebagai wanita Jawa.
Budaya Jawa merupakan budaya yang paling baik di Nusantara, karena aturan–aturan tata karma, sopan santun, dan keagungan moral sangat diatur, dijunjung tinggi, dan diterapkan sungguh–sungguh, walaupun sanksi dan ancamannya tidak rasional. Namun, sanksi dan ancaman tersebut bersifat logis dan diterima baik di masyarakat.

C.     KESIMPULAN
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki budaya majemuk (pluralistic). Factor-faktor yang menyebabkan antara lain wilayah dan penduduknya yang beragam. Sehingga masalah budaya Indonesia muncul yang berawal dari terpengaruhnya masyarakat Indonesia terhadap budaya asing, yang mengakibatkan kita melupakan budaya kita sendiri. Sehingga budaya kita diklaim oleh Negara lain.
Masuknya budaya barat ke Indonesia menyebabkan masyarakat Indonesia terpengaruh dan terjajah secara moral, spiritual, dan social. Akibatnya banyak terjadi kasus kenakalan remaja, gaya hidup bebas, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus menjaga dan melestarikan budaya kita agar tidak punah.  



























DAFTAR PUSTAKA


Darma, Budi. “Pedoman Perkuliahan Ilmu Budaya Dasar: Kumpulan Pedoman Umum”. Jakarta, 1982.
Kaelani. Kedududkan Ilmu Budaya Dasar dalam MKDU, dalam GBPP Ilmu Budaya Dasar Dikti Depdikbubd, UGM Yogayakarta, 1998.
Soedjatmoko. Etika Pembebasan. Jakarta: LP3ES. 1984.
Widyosiswoyo, Supartono. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Galia Indonesia. 2004
















PERTANYAAN

Nurul Lailatul Azizah
Pertanyaan: Faktor-faktor yang menimbulkan budaya di Indonesia selain dari faktor remaja yang meniru budaya barat?
Jawaban: Faktor lain yang menyebabkan permasalahan budaya di Indonesia masih ada, selain dari faktor remaja yang meniru budaya barat. Adanya perbedaan (deferensiasi) suku di Indonesia juga menyebabkan krisis kebudayaan. Timbulnya pertikaian dan perpecahan dikalangan masyarakat yang berbeda suku dan ras mengakibatkan situasi yang tidak diinginkan. Permasalahan budaya di Indonesiajuga timbul akibat Negara lain yang mengklaim kebudayaan Indonesia, sehingga kebudayaan Indonesia lama kelamaan hilang. Hal tersebut sangat merugikan bangsa Indonesia karena kebudayaan itu diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri dan dengan mudahnya bangsa lain mengakui kebudayaan Indonesia. Masalah-masalah budaya tersebut menyebabkan krisis di Indonesia yang berpengaruh terhadap kelangsungan kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu, kebudayaan harus dilestarikan sebaik-baiknya agar mencegah terjadinya permasalahan-permasalahan kebudayaan di Indonesia.
M.Agung Sadam Jamil
Pertanyaan: Apa dampak positif dan negative dari masalah budaya Indonesia?
Jawaban: - Dampak positif: Apabila dalam kebudayaan kita tidak ada masalah, maka kita tidak akan bisa belajar dari masalah itu. Contoh budaya Indonesia yang diklaim oleh Malaysia seperti batik. Setelah batik diklaim oleh Malaysia, baru kita kebakaran jenggot dan berusaha agar batik tetap menjadi milik Indonesia. Sehingga, adanya masalah budaya kita lebih peduli dan memperhatikan budaya kita sendiri yang hampir kita abaikan dan berusaha menjaganya.
-          Dampak negatif: Adanya masalah budaya di negeri kita Indonesia seperti budaya-budaya kita yang diklaim Negara lain. Itu telah membuktikan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia telah melupakan budaya kita sendiri. Sehingga, Negara lain mengakui budaya milik Indonesia sebagai budaya mereka.


Muhimmah Ngaziz
Pertanyaan: Jelaskan yang dimaksud dengan “budaya bukan masa kini, tetapi masa yang akan datang”?
Jawaban: Maksud dari kalimat “budaya bukan masa kini, tetapi masa yang akan datang” adalah budaya itu berasal dan diciptakan dari bangsa Indonesia sehingga budaya itu untuk bangsa Indonesia. Dan budaya itu harus dijaga dan dilestarikan tidak hanya untuk masa kini tapi juga untuk masa yang akan datang agar generasi selanjutnya mengetahui bahwa Indonesia sebenarnya memiliki beragam budaya yang harus dilestarikan sampai kapan pun.

No comments:

Post a Comment