Friday, December 12, 2014

PENERAPAN PENGAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BIOLOGI



    
PENERAPAN PENGAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR  SISWA BIOLOGI
A.    Adanya Masalah

    Salah satu tuntutan kurikulum berbasis kompetensi dalam mata pelajaran biologi adalah agar siswa menguasai berbagai konsep dan prinsip biologi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalan kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Kemampuan  berfikir sudah dimiliki siswa sejak mereka lahir. Makin sering orang berhadapan dengan sesuatu yang menuntutnya untuk berpikir makin berkembang dan makin meningkat apabila dia sering berhadapan dengan berbagai masalah yang harus dipikirkannya. Jika proses belajar hanya melatih siswa menghafal atau memecahkan soal tertulis saja, Maka kemampuan berpikir siswa hanya akan meningkat dalam kemampuan menghafal atau mengerjakan soal tertulis saja. Untuk dapat menghadapi masalah-masalah ilmu pengetahuan alam dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari maka siswa dalam proses belajarnya hares dilatih berpikir untuk memecahkan masalah-masalah autentik yang ada disekitarnya. Pembelajaran berdasarkan masalah juga meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan terbuka dengan banyak alternatif jawaban yang benar  dan pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa peningkat dari pemahaman ke aplikasi, sintesis dan analisis  dan menjadikannya sebagai pelajr mandiri. Sedangkan liliasari menyatakan bahwa model pembelajaran yang mampu meningkatkan keteranpilan berpikir konseptual  tingkat tinggi calon guru IPA, dikatagorikan menjadi dua kelompok yaitu untuk menteri yang bersifat teoritis menggunakan metode diskusi sedangkan  untuk materi yang bersifat teoritis menggunakn metode diskusi sedangkan untuk materi yang ada kegiatan praktikumnya menggunakan metode pemecahan masalah dan penemuan.    

B.     Eksplorasi dan Analisis Masalah

     Menyadari peran penting guru-guru di kelas awal  mencoba melakukan refleksi     terhadap pembelajaran biologi yang dilakukan saat ini dan membandingkan dengan pembelajaran tahun-tahun pembelajaran tahun-tahun sebelumnya. Dari refleksi tersebut disimpulkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi yang dilaksanakan saat ini di kelas relatif masih rendah. Seacara umum partisipasi siswa dalam pembelajaran relatif rendah. Sebagian besar siswa cenderung hanya mampu meniru apa yang dikerjakan guru. Siswa tidak mampu menggunakan buku teks secara efektif, mereka cenderung mencatat kembali konsep-konsep yang sudah ada dalam buku teks, sehingga menghabiskan banyak waktu dan pembelajaran menjadi tidak efisien. Siswa cenderung tidak menunjukkan minat yang baik terhadap pelajaran biologi. Motivasi belajar mereka tampak sangat rendah. Dilihat dari hasil belajar yang ditunjukkan oleh hasil ulangan harian dan teks blok, tergolong rendah.
      Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,yang sebagiannya sering tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri, karena usaha pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Sepertia telah ditemukan bahwa karena kemajuan zama, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap iptek.
     Pengajaran yang mendidik yakni pngajaran yang secara yang serentak memberi peluang pencapaian tujuan intruksional bidang studi dan tujuan-tujuan umum pendidikan lainnya. Dalam upaya yang mewujudkan pengajaran yang mendidik, perlu pula dikemukakan bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan membawa berbagai dampa atau efek pada siswa, baik efek intruksional atau efek pengiring. Pemilihan kegiatan belajar mengajar yang tepat, baik ditinjsau dari efek intruksional maupun efek pengiring, akan memberikan pengalaman belajar siswa yang efisien dan efektif untuk mewujudkan pembangunan manusia indonesia seutuhnya.       

C.     Penyajian Masalah

     Untuk mencapai tujuan agar siswa mempunyai minat kemampuan yang baik terhadap biologi berimplikasi pada tugas dan tanggung jawab yang sangat strategis

pada guru-guru pengajar biologi di kelas-kelas awal. Mereka dituntut membantu siswa untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip biologi untuk memudahkan mereka mempelajari biologi di kelas yang lebih tinggi. Di samping itu pengajar di kelas-kelas awal di harapkan dapat menumbuhkan sikap positif terhadap biologi. Ini berarti proses pembelajaran biologi yang dilakukan guru hendaknya memungkinkan terjadinya pengembangan pemahaman konsep, sikap, dan meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran biologi. Pengajaran biologi juga dimaksudkan untuk pembentukan sikap yang positif terhadap biologi,yaitu merasa tertarik untuk mempelajari biologi lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraturan prilaku alam serta kemampuan ilmu biologi dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapan biologi dalam teknologi. Bahwa selain untuk kepentingan penerapan daam kehidupan sehari-hari dan teknologi, penguasa konsep-konsep biologi akan mampu membentukan sikap positif terhadap biologi pada kelas-kelas awal. Sikap positif terhadap biologi ini merupakan prasarat keberhasilan belajar biologi dan meningkatkan minat siswa terhadap biologi pada kelas-kelas selanjutnya. Dengan kata lain jika penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip biologi di kelas-kelas awal sangat rendah disertai dengan sikap negatif terhadap pelajaran biologi, sulit diharapkan siswa akan berhasil dengan baik dalam pembelajaran biologi di kelas-kelas selanjutnya.


D.    Pemecahan Masalah

     Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh dosen dan guru secara team work. Pada setiap sesi pembelajaran tahapan-tahapan yang dilakukan meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Terhadap rendahnya kualitas proses dan hasil belajar yang ditunjukkan oleh fakta-fakta diatas,guru biologi melakukan diskusi dan telah menyepakati bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru sangat menoton, yaitu ceramah, menjelaskan, memberi contoh, latihan, dan kerja rumah. Sekolah tidak memiliki sarana laboratorium yang memadai yang memungkinkan siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis laboratorium. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak dimulai dari pengamatan fanomena biologi atau penalaran secara kualitatif dalam pengembangan konsep-konsep/prinsip-prinsip penting. Guru tidak memahami metode penyelesaian masalah-masalah atau soal-soal secara sistematis. Yang ada di buku yang belum tentu cocok dengan lingkungan siswa. Bentuk-bentuk tes ujian akhir nasional yang umumnya hanya mengukur aspek kognitif siswa, telah mengilhami guru untuk tidak melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan aspek efektif, dan psikomotor. Guru lebih tertarik pada jawaban siswa yang benar tanpa menganalisis kesalahn-kesalahan yang dilakukan siswa dan prosedur penyelesaiannya.
     Aspek – aspek yang dievaluasi dalam penelitian inia adalah interaksi siswa dalam pembelajaran yang meliputi diskusi dan bertanya; hasil belajar siswa yang berupa aspek kognitif, psikomotor  (keterampilan), dan aspek afektif. Aspek kognitif meliputi penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta kinerja pemecahan masalah. Aspek psikomotor berupa keterampilan fisik dalam melakukan eksperimen/pengamatan. Sedangkan aspek efektif adalah sikap siswa terhadap pelajaran biologi dan pembelajaran biologi. Secara singkat hubungan antara aspek yang dievaluasi metode assesmennya, dan penskoran disajikan pada tabel 1.
    

Refleksi dilakuakan terhadap aspek-aspek sebagai berikut: aspek pelaksanaan model pengajaran yang diimplementasi, interaksi siswa, dan hasil belajar siswa.

     Aspek yang dievaluasi
     Metode
  assesrement
            Cara penskoran
1.Interaksi siswa
bertanya     
Diskusi
Observasi
Observasi
Setiap item diberi skor maka 20
Setiap indicator diberi skor maks 10
2.Hasil belajar
Aspek kognitif
a.       Penguasaan konsep-konsep
b.      Kinerja pemecahan masalah
Aspek psikomotor
Keterampilan dalam melakukan kegiatan laboratorium


Aspek efektif
Sikap terhadap pelajaran biologi dan pengajaran biologi



Test

Test

Performance
asesesment
(Observasi)



Performance
assesment
(observasi)


 Tiap soal diberi skor 1s/d 5
Setiap indicator kinerja diberi skor maksimum 1 – 5
Setiap elemen dinilai diberi skor maksimum 10






Rubric: setiap unsure diberi skor mksimum 20 

     Proses penelitian pada siklus I yang membahas ruang lingkup biologi, manfaat dan bahayanya berlangsung dalam dua kali pertemuan. Masing- masing pertemuan berlangsung  selama 3 x 40 menit (3 jam pelajaran ). Pertemuan pertama di isi dengan penjelasan tentang kegiatan yang dilakukan dalam mengerjakan LKS berbasis masalah. Kemudian siswa diberikan LKS 01 tentang ruang lingkup biologi. Pada LKS tersebut siswa dihadapkan pada masalah autentik berupa berbagai profesi maupun keahlian yang pada saat belajarnya maupun pada saat melaksanakan tugasnya memerlukan dasar pengetahuan biologi tertentu. Dari uraian tesebut siswa diharapkan mengetahui ruang lingkup biologi beserta manfaat dan bahayanya. Misalnya untuk menjadi seorang doktera apa saja  ruang lingkup biologi yang mendukung profesinya, demikian pula untuk menjadikan ahli lingkungan apa saja bidang biologi yang mendukung baik paa saat belajar menjadi ahli (pada saat kuliah) maupun pada saat menjalani provesi tersebut. Kemudian siswa dituntut untuk memecahkan masalah-masalah autentik serta strukturnya tidak teratur sesuai dengan tujuan pembelajaran (ill structure).
     Pelaksanaan siswa dalam membahas masalah tersebut banyak mengalami kesulitan guru beserta peneliti ikut membantu ke masing-masing kelompok dalam mengarahkan apa yang harus mereka pikirkan dan bahas sehubungan dengan masalah tersebut yang muaranya mengetahui ruang lingkup biologi manfaat dan bahayanya, baik itu dari uraian cabang-cabang biologi maupun dari struktur tingkat organisasi biologi dari sel sampai biosfer. Bimbingan yang dilakukan tidak langsung memberikan jawaban atas

masalah yang dibahas akan tetapi berupa alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut. Dengan cara seperti itu siswa akhirnya selalu berfikir untuk memecahkan masalah atau mencari atau masalah yang sedang dihadapi. Pada LKS ini karena banyak masalah yang harus dipecahkan maka pada pertemuan pertama belum bisa tuntas dikerjakan.

     Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
(a)    Bersama guru manganalisis kompetensi dasar dan indikoator, serta materi yang akan diajarkan dalam rentang waktu
(b)   Bersama guru menyiapkan bahan dan alat laboratorium yanga ada serta merancang peralatan yang diperlukan untuk kegiatan demonstrasi atau praktikum.
(c)    Bersama guru merancang skenario pengajaran kontekstuan berbasis masalah.
(d)   Menyusun rubrik assesmen kegiatan diskusi ada tanya jawab untuk mengukur kualitas interkasi kelas.
(e)    Menyusun soal-soal akademik maupun realistik untuk digunakan dalam latihan pemecahan masalah maupun dalam test formatif untuk mengukur hasil belajar dalam aspek kognitif.               


E.     Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi proses, dan deskripsi produk, dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik simpulan-simpulan terjadi peningkatan aktivital belajar siswa yang ditunjukkan oleh peningkatan nilai hasil kerja kelompok dari siklus I, Berdasarkan simpulan-simpulan tersebut, disarankan pada guru untuk menggunakan skenario seperti pada penelitian ini jika ingin mengaktifkan. Kinerja siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep-konsep bmata pelajaran, khususnya biologi. Dalam merancang masalah yang akan diangkat supaya mempertimbangkan masalah yang

mampu meningkatkan kreatifitas anak dan meningkatkan keterlibatan siswa sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif. Di samping itu diharapkan agar dalam menerapkan pembelajaran ini disarankan melibatkan dukungan semua pihak sehingga segala sesuatu berjalan optimal.
    Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan itu, baik sendiri-sendiri maupun bersama-bersama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni membangun manusia indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu.

Refrensi

Hameyer, U. 1979. School curiculum in the context of lifelong learning. Hambrung: UNESCO institute dor Education
.
Tirtaraharja, Umar. 2005. Pengantar pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
.
Delisle, R. 1997. How tu Use Pronlem-based learning in the clasroom. Alexandra Virginia USA.Assocation for curiculum development.


 
        














No comments:

Post a Comment