MAKALAH TERAPAN
PENERAPAN TEORI HUMANISTIK DALAM
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESERTA DIDIK DI MTs MANBAIL FUTUH TUBAN
Disusun untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Imron Rosyidi M. Th, M.Ed
Oleh :
moh. kamilus zaman
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
PENERAPAN TEORI HUMANISTIK DALAM
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESERTA DIDIK DI MTs MANBAIL FUTUH TUBAN
A. Merasakan adanya masalah
Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau
perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus
berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang yang terjad akibat dari
kematangan dan pengalaman ( Hurlock, 1991; Rice, 2002 ). Menurut Hurlock
(1991), dalam perkembangan ada dua proses perkembangan yang terjadi secara
serempak selama kehidupan yaitu pertumbuhan yang disebut evolusi dan kemunduran
yang disebut dengan involusi.
Pada awal kehidupan manusia yang berperan adalah
evolusi, sedangakan involusi berperan pada akhir kehidupan, yaitu
perubahan-perubahan yang bersifat mundur. Sikap terhadap perubahan-perubahan
ini dipengaruhi oleh penampilan dan perilaku individu, stereotip budaya,
nilai-nilai budaya, perubahan-perubahan peran individu dan pengalaman pribadi.
Salah satu tujuan dari perubahan ini adalah agar individu mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan sehingga baik secara fisik maupun psikis sesuai dengan
harapan-harapan sosial.
Dalam perkembangan peserta didik meliputi beberapa
asper, yakni: pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicara,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bermain, perkembangan
kreativitas, perkembangan pengertian, perkembangan moral, perkembangan seks,
perkembangan kepribadian.
B.
Eksploasi
dan Analisis Masalah
Melihat
fenomena-fenomena yang ada diatas, merupakan gambaran bagaimana seorang
pendidik mampu mengatasi hal yang demikian dengan tetap memegang kode etik seorang
guru/pendidik. Apalagi jika banyak penyimpangan yang dilakukan peserta didik
tentunya akan berdampak pada semangat belajar siswa. Sehingga sebagai pendidik
tidak hanya memperhatikan aspek pengetahuan (cognitif) dan sikap (affective),
namun juga harus memperhatikan aspek ketrampilan (psycomotor) agar peserta
didik dapat merangsang, merespon dan menilai hal-hal disekitarnya itu baik atau
buruk.
Belajar selalu
berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, baik
direncanakan atau tidak serta mengarah
kepada kebaikan atau kurang baik. Hal ini terkait dengan belajar adalah
pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi terhadap seseorang atau kepada
lingkungannya. Menurut Witherington “belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk
ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan percakapan”. Dari pengertian
yang ada dapat dilihat bahwa sebagian pengertian menekankan pada segi prilaku,
yaitu perilaku yang nampak. Beberapa prinsip prilaku diantaranya adalah
1. Pendekatan motivasi yang menghasilkan
komitmen.
2. Manajemen tidak dapat dianggap sebagai suatu
proses teknik yang kaku.
3. Manajemen harus sistematis dan sistemis.
4. Pendekatan yang digunakan dalam manejemen
harus hati-hati.
5. Organisasi sebagai suatu keseluruhan.
6. Kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi
bawahan.
7. Unsur manusia merupakan unsur utama yang
menentukan sukses atau gagalnya organisasi mencapai tujuannya.
8. Manajer masa kini harus dididik dan dilatih
untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep manejemen.
9. Komitmen dapat ditingkatkan melalui
partisipasi dan keterlibatan pekerja.
10. Pengawasan harus dibangun dalam pengertian
positif bukan mencari kesalahan tetapi mencegah terjadinya kesalahan secara
dini.
Dari penjelasan
diatas dapat dilihat bahwa perilaku siswa tidak berdiri sendiri, selalu ada hal
yang mendorong dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Kekuatan
yang menjadi pendorong kegiatan siswa tersebut dinamakan motivasi. Motivasi
terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri seseorang
tau individu.
Bagi pelajar
khususnya MTs Manbail Futuh perkembangan yang dirasakan cukup signifikan, baik
itu perkembangan dalam aspek pengetahuan (cognitif), sikap (afektif), maupun
aspek keterampilan (psikomotorik). Yang semuannya itu dipengaruhi oleh
lingungan, dan bukan hanya pengaruh lingkungan, tetapi juga dipengaruhi oleh
bertambahnya perkembangan zaman yang didominasi oleh perkembangan teknologi,
sehingga juga berpengaruh pada perkembangan peserta didik.
C.
Penyajian
Masalah
Dalam perkembangan peserta didik tersebut pasti
terdapat dua perkembangan, yaitu perkembangan yang positif dan negatif. Untuk
itu dalam uapaya pengendalian diri pada individu para peserta didik, dalam
perkembangannya harus selalu terkontrol bukan hanya pengawasan dari orang tua,
tetapi juga harus mendapatkan pengawasan dari sekolah atau dari para pengajar.
Masalahnya, bagaimana menerapkan teori humanistic terhadap perkembangan peserta
didik yang khususnya di MTs Manbail Futuh?
D.
Penyalesaian
Masalah
Masa remaja (adolescence) menurut sebagian ahli
psikologi terdiri atas sub-sub masa perkembangan sebagai berikut:
1) Subperkembangan
prapuber selama kurang lebih dua
tahun sebelum masa puber
2) Subperkembangan
puber selama dua setengah atau tiga
setengah tahun
3) Subperkembangan
post-puber, yakni saat perkembangan
biologis sudah lambat tetapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ
tertentu.
Saat ini merupakan akhir masa puber
yangmulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan.
Proses perkembangan pada masa remaja
lezimnya berlangsung kurang lebih 11 tahun, mulai dari usia 12-21 pada wanita
dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal
sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan hanya bagi si remaja
sendiri melainkan juga bagi para orang tua, guru, dan masyarakat sekitar.
Bahkan tak jarang para penegak hokum pun turut direpotkan oleh ulah atau tindak
tanduknya yang dianggap menyimpang.
Mengapa demikian? Secara singkat
jawabanya ialah karena individu remaja sedang berada dipersimpangan jalan
antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hamper dapat
dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atau dalam keadaan
transisi (masa peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan yang lainnya selalu
menimbulkan gejolak, goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat
sangat buruk bahkan fatal (mematikan).
Dan dalam hal ini aliran humanistic
memandang bahwa belajar bukan sekedar pengembangan kualitas kognitif saja,
melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam individu yang melibatkan
seluruh bagian atau dominan yang ada. Dominan-dominan tersebut meliputi dominan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan kata lain, pendekatan humanistic
dalam pendekatan pembelajaran menekankan pentingnya emosi dan perasaan,
komunikasi yang terbuka, dan nilai-nila yang dimiliki oleh setiap siswa.
Sehingga tujuan yang dicapai dalam proses belajar tidak hanya dalam dominan
kognitif saja, tetapi juga bagaimana siswa menjadi individu yang bertanggung
jawab, penuh perhatian terhadap lingkungannya, mempunyai kedewasaan emosional
dan spiritual. Untuk mengembangakan nilai-nilai kemanusiaaan tersebut. Menurut
para pendidik humanistik, hendaknya guru menekankan nilai-nila kerja sama,
saling membantu dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk
diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Dan tentunya juga yang berhubungan
dengan perkembangan peserta didiknya.
E.
Refleksi
Terhadap Proses dan Hasil Analisis Masalah
Berdasarkan uraian tentang perkembangan masa remaja,
dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa yang sangat krusial dalam
kehidupannya karena keberhasilan dalam menatapi masa depannya juga dipengaruhi
oleh keberhasilan remaja dalam menjalani perkembangannya. Oleh karena itu
diperlukan perlukan perhatian yang lebih oleh para pendidik (baik orang tua
maupun guru).
Implikasinya terhadap pendidikan perlu memperhatikan
perkembangan yang terjadi pada masa remaja tersebut. Misalnya perlu pendidikan
seks yang diintregasikan dalam proses pembelajaran agar disaat remaja mengalami
perkembanagn seksualyang sangat pesat dapat mengetahui dengan tepat apa yang
seharusnya dilakukan oleh remaja. Selain itu juga agar perkembanagn fisiknya
dapat optimal, maka pemenuhan gizi harus dapat perhatian dari orang tuanya agar
tidak menimbulkan efek yang bias berakibat kurangnya dalam penerimaan sosial.
Disaat remaja memasuki perkembangan kognitif, yaitu
operasional formal, maka dalam pendidikan diperlukan adanya stimulasi dari
lingkungan baik guru maupun orang tua untuk mengembangkan rasa keingintahuan
dengan memberikan kesempatan untuk melekukan eksplorasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Syah,
Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan (
Suatu Pendekatan Baru). Bandung: Remaja Rosda Karya
Mansur.
2007. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam
Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Baharudin
dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar
dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Izzaty
Eka, Rita, dkk. 2008. Perkembangan
Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press
No comments:
Post a Comment