Friday, December 12, 2014

Aplikasi Teori Increasing of HQ Dalam Upaya Peningkatan Moral Siswa pada SMAN 1 Sutojayan Dalam Pembelajaran



Makalah Terapan
Aplikasi Teori Increasing of HQ Dalam Upaya Peningkatan Moral Siswa pada SMAN 1 Sutojayan Dalam Pembelajaran 

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pembelajaran pada semseter genap

Dosen pembimbing
Imron Rosyidi, M. Th, M. Ed

Oleh
moh. kamilus zaman
Description: D:\Logo uin\uin white.jpg








JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011

A.                     LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam dunia pendidikan seorang guru tidak lepas dari yang namanya murid, hal inilah yang menyebabkan adanya inteaksi antara keduanya karena saling membutuhkan. dengan hal itu perubahan hubungan siswa dengan guru tidak lepas dari prilaku mereka yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan moral atau tingkah laku tidak lepas dari perjalanan hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang dihadapinya dalam kesehariannya. Sesuai dengan adanya perubahan tersebut tantangan hidup semakin berat dan ringan. Akan tetapi jauh lebih berat bila generasi muda tidak memiliki moral yang baik, Yang dibutuhkan dalam hal ini ialah kewaspadaan dan setrategi dalam mengarahkan mereka. Tidak hanya itu kita harus memiliki metode dan konsep baru yang lebih aktual dalam mensiasasati. Karena dengan munculnya arus perubahan  gelombang globalisasi dan tren masakini lebih cepat terasa  dibandingkan dengan usaha pendidikan selama ini.
Krisis moral saat ini sungguh berat dan luar biasa. Seakan-akan prilaku, sikap, pergaulan yang negatif yang dilakukan adalah kebiasaan dan kebudayaan. Seolah yang terjadi seperti hukum rimba yang mana yang kuat itulah yang berkuasa dan meninggalkan yang lemah. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut pemerintah seakan-akan tidak ambil pusing dengan adanya kejadian itu. Hal inilah yang dirasakan lapisan masyarakat dan penyebab utamanya adala kurangnya didikan moral dalam pemerintahan. Dengan adanya masalah moral yang menyimpang maka akan memperburuk keadaan para generasi muda kita dalam mengembangkan kemajuan bangsa ini.
Selain itu peranan sekolah sangatlah membantu karena dengan adanya sekolah maka pendidikan yang tidak dapat  di rumah akan mereka dapatkan di dalam sekolah. Sekolah mempunyai fungsi sebagai pembina dan pendidikan moral. Sekolah hendaknya mengusahakan lapangan bagi tercapainya pertumbuhan pengembangan mental dan moral pesertadidik. Dengan demikian sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral, dan sosial serta segala aspek kepribadiaan dapat berjalan dengan baik. Dalam sebuah sekolahan harus mempunyai metode dan strategi yang efektif dalam pelaksanaannya selain itu pendidikan agama hendaknya dilakukan secara intensif berkesinambungan, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Dari latar belakang tersebut, penulis disini tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam usaha lembaga pendidikan dalam penerapan teori atau metode Increasing of HQ untuk meningkatan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Sutojayan  Lodoyo Blitar.
B.                      EKSPLORASI DAN ANALISIS MASALAH
Memang dibutuhkan strategi yang benar-benar bagus dalam mewujutkan pendidikan moral yang efektif dan aplikatif. Beberapa diantaranya adalah:
              a.           Pendidikan dapat di lakukan dengan memantapkan pelaksanan pendidikan agama.
             b.           Pendidikan agama harus dirubah dari metode pengajaran menjadi pendidikan agama.   Agar dapat belaja sopan santun.
              c.           Pendidikan moral harus dilaksanakan secara integraed, yaitu dengan melibatkan semua pihak yang bersangkutan baik keluarga, sekolahan, masyarakat agar kemrosotan moral dapat di minimalisir keberadaannya.
Dari latar belakang tersebut, penulis disini tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam usaha lembaga pendidikan meningkatan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Sutojayan  Lodoyo Blitar.
C.                     RUMUSAN MASALAH
Untuk mempermudah kajian dan pembahasan dalam makalah terapan ini, maka kami di sini merumuskan beberapa rumusan masalah berikut:
             1.Bagaimana  pembinaan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Sutojayan?
D.                     PEMECAHAN MASALAH
Mengenai hasil pembinaan moral di SMAN I Sutojayan dengan segala bentuk dan pengembangan para guru cenderung meningkat terlebih dahulu dengan latar belakang keagamaan siswa, sebab para guru mengagap proses belajar mengajar dalam kelas lebih mudah di terima oleh siswa dan dapat hasil yang baik, ketika siswa dalam lingkungan masyarakat pernah dan masih mengikuti kegiatan keagamaan berupa pengajian dan kegiatan-kegiatan lain.
   Dengan keadaan itu guru agama islam dapat menunjukan bahwa dalam proses belajar mengajar juga harus memiliki modal pengetahuan agama, karena alokasi waktu yang sedikit di sekolah dalam pelaksaan pendidikan agama islam tidak cukup untuk memantapkan hasil belajar saja. Sekolah hanya berfungsi sebagai perbaikan, menambah dan mengembangkan.
   Menurut guru pendidikan agama islam di SMAN I Sutojayan, seorang guru harus memiliki pengetahuan agama yang lebih jauh karena mereka mengajar di dalam lingkungan sekolah yang bersifat umum. Dengan demikian kita dapat mengembangkan pembinaan moral dengan cara yang sangat relevan dan sangat evisien karena alokasi waktu yang sangat minim bagi penyelenggara pembelajaran di dalam kelas kususnya. Yang lebih penting saat ini siswa dapat mengembangkan dan memantapkan aspek keluarga dengan bimbingan orang tua.
   Dengan adanya pembinaan moral melalui pendidikan agama ini cukup memberikan arti perubahan yang besar dalam kehidupan siswa juga menjadikan siswa merasakan apa yang di sebut dengan moral yang sebenarnya. Hal inilah yang harus di bina dengan baik dan benar karena dengan pembinaan moral yang baik akan menghasilkan siswa yang memiliki moral yang baik dan dapan di andalkan di masayang akan datang
Setidaknya mereka mempunyai modal guna menjalani hidup di dmasa yang akan dating dengan memilikimoral yang baik dan dapan mengerjakan apa yang perlumereka kerjakan. Moral merupakan modal yang sangat besar harganya dalam kehidupan ini merupakan sebuah kepribadian yang ada pada diri kita. Dengan moral pula kita bisa di puji orang dan dengan moralpula kita akan di cemooh orang.
Adapun Kontribusi pembinaan moral dalam pendidikan agama islam adalah:
   Pembinaan moral melalui pendidikan agama islam dengan bentuk, pengembangan dan kreatifitas yang di lakukan oleh guru agama islam memiliki arti yang penting dalam peningkatan pendidikan agama islam dapat dikatakan pembinaan moral melalui pendidikan agama islam ini dapat mengembangkan pengetahuan guru guna menadngani masalah yang timbul dalam lingkungan siswa. Dengan demikian guru bisa mengingkatkan proses belajar menajar guna menjalankan program dengan apa yang harus ia tempuh.
   Selain itu, di katakana bahwa pembinaan moral dapat dijadikan sebagai pedoman pendidikan akhlak, karena selama ini guru dalam membinana morar sisiwa hanya mengunakan rumusan dan tujuan yang ada pada bukusaja. Pembinaan moral melalui pendidikan agama islam ini juga merupakan hal yang sangt membantu guru guna mengetahui sejauh mana mereka mengenal tentang agama yang mereka anut dan seberapa dekat mereka dengan tuhan mereka karena dengan hal ini mereka akan menyadari betapa pentingnya pembinaan moral dalam masa sekolah. Yang hanyan dapat disalurkan pada masa dimana mereka akan haus ctentang ada yang mereka belum ketahui.
Secara umum terdapat manfaat yang sangat menguntungkan dengan adanya pembinaan moral ini karena hal tersebut dapat menjadi patokan tolak ukur mengenai butiran yang perlu di berikan kepadda siswa. Adanya  rumusan yamg terdapat dalam pembinaan moral mengenai ruang lingkup materi dan pola pembelajaran sangatlah berpotensi dalam mengurangi sikap dan prilaku siswa yang negatif
E.                      Refleksi Terhadap Proses dan Hasil Pemecahan Masalah
Sedangkan secara preventif (pencegah) maupun secara kuratif (penyembuhan) dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
              a.     Faktor keluarga
Pertama yang harus diperhatikan adalah kerkunan hubungan ibu-bapak, sehingga pergaulan dan kehidupan mereka dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya. (Zakariah Daradjat, 1995:69) tegak atau tidaknya suatu keluarga tergantung kepada keharmonisan pimpinan dalam memberikan kasih sanyang dan pengertian kepada anggota keluarga yang lain
Jika orang tua dapat dijadikan oleh remaja tempat untuk menumpukan perasaan dan segala kesulitan, maka remaja tidak akan mengalami kerusakan moral, karena yang dihadapai dapat di atasinya dengan cara yang wajar dan dengan akal sehat. Dan yang perlu diperhatikan dalam pembinaan moral yakni:
             1.     untuk membina moral orang tua dan guru harus bisa mencegah peredaran buku porno dan narkoba dengan halini kita bisa mengajak mereka untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat misalnya kita ajari mereka ketrampilan atau apalah yang berbau sikap positif.
             2.     bila anak-anak suka melakukan kerusakan maka kita harus menengkan dan mengisi waktu luang mereka dengan kesibukan seperti rekreasi danasebagianya. (Ary H, Gunawan, 2000:96-99)
             b.                             Faktor lingkungan
Teori belajar menyatakan bahwa anak belajar dari pengetahuan, prilaku, kebiasaan dan dari contoh ketiganya bukanlah suatu yang harus dipilih, tetapi merupakan suatu kesatuan. Secara umum pengaruh pendidikan agama islam adalah lingkungan di sekitar anak itu sendiri. Dalam pengembangan morala yang dterjadi di dalam pembinaan moral memang sangat berpengaruh dengan adanya    pendidikan agama dalam sekolah . dalam lingkungan masyarakat tingkah laku kita pasti akan disorot dengan tidak sengaja karena dengan prilaku kita yang tidak baik maka kita akan menjadi gunjingan oleh masyarakat itu sendiri.
Dalam lingkungan sekolah seorang guru harus bisa menjaga sikap dengan baik dan benar karena guru menjadi penuntun dan sepaga panutan oleh para sisiwa maka dari itu harus bisa mengendalikan diri sendirii. Untuk menjaga kesetabilan emosi para remaja dan guna mengembangkan bakat maka pendidikan yang perlu pada usia ini adalah: a)memantapkan pendidikan akdah, b) pendidikan ibadah, c) pendidikan akhlak, d)pendidikan ekonomi, e) pendidikan kesehatan, f) mewaspadai kelabilan emosi, g) menemukan bakat dan sebagianya.
              c.                             Faktor lingkungan masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat yang luas dan kompleks ( mencakup keluarga dan sekolah). Bimbingan guru dan arahan dari para guru pada saat seperti ini akan lebih mudah di terima peserta didik dari pada hanya penyajian materi agama  di kelas yang hanya mementingkan islam sebagai pengetahuan hafalan. Dengan selalu mengorientasikan pendidikan agama islam pada penyajian diri guna menghadapi tantangan kehidupan di ini, melalui beberapa hal antara lain: Pertama agama di sajikan dalam proses pendidikan haruslah agama yang lebih menekankan kepada  “kesalehan actual” dan bukan semata-mata “kesalehan ritual”. Kedua, harus mampu menyiapkan generasi didik yang pluralis yang siap menghadapi dan mengatasi kemajemukan baik internal maupun eksternal. Ketiga, harus menyiapkan generasi yang siap berpartisipaf aktif dala interaksi global. ( Mudjia Rahardjo 2002:39)
F.                      DAFTAR PUSTAKA
-   Dahlan, MD, 1990. Model-model Mengajar.Bandung, Diponegoro
-   Ngadianto, dkk, 2004, Mutiara Akhlak Pendidikan Agama Islam. Solo, Tiha Serangkai
-   Zaini, Hisyam, dkk, 2004, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, CTSD.

No comments:

Post a Comment