Makalah Terapan
Aplikasi Teori Increasing of HQ Dalam Upaya Peningkatan Moral Siswa
pada SMAN 1 Sutojayan Dalam Pembelajaran
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pembelajaran pada
semseter genap
Dosen pembimbing
Imron Rosyidi, M. Th, M. Ed
Oleh
moh. kamilus zaman
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Dalam
dunia pendidikan seorang guru tidak lepas dari yang namanya murid, hal inilah yang
menyebabkan adanya inteaksi antara keduanya karena saling membutuhkan. dengan
hal itu perubahan hubungan siswa dengan guru tidak lepas dari prilaku mereka
yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan moral atau
tingkah laku tidak lepas dari perjalanan hidup manusia. Hal ini akan terus
berubah seiring dengan perubahan yang dihadapinya dalam kesehariannya. Sesuai
dengan adanya perubahan tersebut tantangan hidup semakin berat dan ringan. Akan
tetapi jauh lebih berat bila generasi muda tidak memiliki moral yang baik, Yang
dibutuhkan dalam hal ini ialah kewaspadaan dan setrategi dalam mengarahkan
mereka. Tidak hanya itu kita harus memiliki metode dan konsep baru yang lebih
aktual dalam mensiasasati. Karena dengan munculnya arus perubahan gelombang globalisasi dan tren masakini lebih
cepat terasa dibandingkan dengan usaha
pendidikan selama ini.
Krisis
moral saat ini sungguh berat dan luar biasa. Seakan-akan prilaku, sikap,
pergaulan yang negatif yang dilakukan adalah kebiasaan dan kebudayaan. Seolah
yang terjadi seperti hukum rimba yang mana yang kuat itulah yang berkuasa dan
meninggalkan yang lemah. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut pemerintah
seakan-akan tidak ambil pusing dengan adanya kejadian itu. Hal inilah yang
dirasakan lapisan masyarakat dan penyebab utamanya adala kurangnya didikan
moral dalam pemerintahan. Dengan adanya masalah moral yang menyimpang maka akan
memperburuk keadaan para generasi muda kita dalam mengembangkan kemajuan bangsa
ini.
Selain
itu peranan sekolah sangatlah membantu karena dengan adanya sekolah maka
pendidikan yang tidak dapat di rumah
akan mereka dapatkan di dalam sekolah. Sekolah mempunyai fungsi sebagai pembina
dan pendidikan moral. Sekolah hendaknya mengusahakan lapangan bagi tercapainya
pertumbuhan pengembangan mental dan moral pesertadidik. Dengan demikian sekolah
merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral, dan
sosial serta segala aspek kepribadiaan dapat berjalan dengan baik. Dalam sebuah
sekolahan harus mempunyai metode dan strategi yang efektif dalam pelaksanaannya
selain itu pendidikan agama hendaknya dilakukan secara intensif
berkesinambungan, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Dari
latar belakang tersebut, penulis disini tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih
dalam usaha lembaga pendidikan dalam penerapan teori atau metode Increasing of
HQ untuk meningkatan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 1
Sutojayan Lodoyo Blitar.
B.
EKSPLORASI
DAN ANALISIS MASALAH
Memang dibutuhkan strategi yang benar-benar
bagus dalam mewujutkan pendidikan moral yang efektif dan aplikatif. Beberapa
diantaranya adalah:
a.
Pendidikan
dapat di lakukan dengan memantapkan pelaksanan pendidikan agama.
b.
Pendidikan
agama harus dirubah dari metode pengajaran menjadi pendidikan agama. Agar dapat belaja sopan santun.
c.
Pendidikan
moral harus dilaksanakan secara integraed, yaitu dengan melibatkan semua pihak
yang bersangkutan baik keluarga, sekolahan, masyarakat agar kemrosotan moral
dapat di minimalisir keberadaannya.
Dari
latar belakang tersebut, penulis disini tertarik untuk meneliti dan mengkaji
lebih dalam usaha lembaga pendidikan meningkatan moral siswa melalui Pendidikan
Agama Islam di SMAN 1 Sutojayan Lodoyo
Blitar.
C.
RUMUSAN
MASALAH
Untuk mempermudah kajian dan pembahasan dalam makalah terapan ini, maka kami di sini merumuskan beberapa rumusan masalah
berikut:
1.Bagaimana
pembinaan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 1
Sutojayan?
D.
PEMECAHAN
MASALAH
Mengenai hasil pembinaan
moral di SMAN I Sutojayan dengan segala bentuk dan pengembangan para guru
cenderung meningkat terlebih dahulu dengan latar belakang keagamaan siswa,
sebab para guru mengagap proses belajar mengajar dalam kelas lebih mudah di
terima oleh siswa dan dapat hasil yang baik, ketika siswa dalam lingkungan
masyarakat pernah dan masih mengikuti kegiatan keagamaan berupa pengajian dan
kegiatan-kegiatan lain.
Dengan keadaan itu guru agama islam dapat menunjukan bahwa dalam
proses belajar mengajar juga harus memiliki modal pengetahuan agama, karena
alokasi waktu yang sedikit di sekolah dalam pelaksaan pendidikan agama islam
tidak cukup untuk memantapkan hasil belajar saja. Sekolah hanya berfungsi
sebagai perbaikan, menambah dan mengembangkan.
Menurut guru pendidikan agama islam di SMAN I Sutojayan, seorang
guru harus memiliki pengetahuan agama yang lebih jauh karena mereka mengajar di
dalam lingkungan sekolah yang bersifat umum. Dengan demikian kita dapat mengembangkan
pembinaan moral dengan cara yang sangat relevan dan sangat evisien karena
alokasi waktu yang sangat minim bagi penyelenggara pembelajaran di dalam kelas
kususnya. Yang lebih penting saat ini siswa dapat mengembangkan dan memantapkan
aspek keluarga dengan bimbingan orang tua.
Dengan
adanya pembinaan moral melalui pendidikan agama ini cukup memberikan arti
perubahan yang besar dalam kehidupan siswa juga menjadikan siswa merasakan apa
yang di sebut dengan moral yang sebenarnya. Hal inilah yang harus di bina
dengan baik dan benar karena dengan pembinaan moral yang baik akan menghasilkan
siswa yang memiliki moral yang baik dan dapan di andalkan di masayang akan
datang
Setidaknya mereka mempunyai modal guna
menjalani hidup di dmasa yang akan dating dengan memilikimoral yang baik dan
dapan mengerjakan apa yang perlumereka kerjakan. Moral merupakan modal yang
sangat besar harganya dalam kehidupan ini merupakan sebuah kepribadian yang ada
pada diri kita. Dengan moral pula kita bisa di puji orang dan dengan moralpula
kita akan di cemooh orang.
Adapun Kontribusi
pembinaan moral dalam pendidikan agama islam adalah:
Pembinaan
moral melalui pendidikan agama islam dengan bentuk, pengembangan dan
kreatifitas yang di lakukan oleh guru agama islam memiliki arti yang penting
dalam peningkatan pendidikan agama islam dapat dikatakan pembinaan moral
melalui pendidikan agama islam ini dapat mengembangkan pengetahuan guru guna
menadngani masalah yang timbul dalam lingkungan siswa. Dengan demikian guru
bisa mengingkatkan proses belajar menajar guna menjalankan program dengan apa
yang harus ia tempuh.
Selain
itu, di katakana bahwa pembinaan moral dapat dijadikan sebagai pedoman
pendidikan akhlak, karena selama ini guru dalam membinana morar sisiwa hanya
mengunakan rumusan dan tujuan yang ada pada bukusaja. Pembinaan moral melalui
pendidikan agama islam ini juga merupakan hal yang sangt membantu guru guna
mengetahui sejauh mana mereka mengenal tentang agama yang mereka anut dan
seberapa dekat mereka dengan tuhan mereka karena dengan hal ini mereka akan
menyadari betapa pentingnya pembinaan moral dalam masa sekolah. Yang hanyan
dapat disalurkan pada masa dimana mereka akan haus ctentang ada yang mereka
belum ketahui.
Secara umum terdapat manfaat yang sangat
menguntungkan dengan adanya pembinaan moral ini karena hal tersebut dapat
menjadi patokan tolak ukur mengenai butiran yang perlu di berikan kepadda
siswa. Adanya rumusan yamg terdapat
dalam pembinaan moral mengenai ruang lingkup materi dan pola pembelajaran
sangatlah berpotensi dalam mengurangi sikap dan prilaku siswa yang negatif
E.
Refleksi
Terhadap Proses dan Hasil
Pemecahan Masalah
Sedangkan secara preventif (pencegah) maupun
secara kuratif (penyembuhan) dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Faktor keluarga
Pertama yang harus
diperhatikan adalah kerkunan hubungan ibu-bapak, sehingga pergaulan dan
kehidupan mereka dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya. (Zakariah Daradjat,
1995:69) tegak atau tidaknya suatu keluarga tergantung kepada keharmonisan
pimpinan dalam memberikan kasih sanyang dan pengertian kepada anggota keluarga
yang lain
Jika orang tua dapat
dijadikan oleh remaja tempat untuk menumpukan perasaan dan segala kesulitan,
maka remaja tidak akan mengalami kerusakan moral, karena yang dihadapai dapat
di atasinya dengan cara yang wajar dan dengan akal sehat. Dan yang perlu
diperhatikan dalam pembinaan moral yakni:
1. untuk membina
moral orang tua dan guru harus bisa mencegah peredaran buku porno dan narkoba
dengan halini kita bisa mengajak mereka untuk melakukan kegiatan yang
bermanfaat misalnya kita ajari mereka ketrampilan atau apalah yang berbau sikap
positif.
2. bila anak-anak
suka melakukan kerusakan maka kita harus menengkan dan mengisi waktu luang
mereka dengan kesibukan seperti rekreasi danasebagianya. (Ary H, Gunawan,
2000:96-99)
b.
Faktor lingkungan
Teori belajar menyatakan bahwa anak belajar dari pengetahuan, prilaku, kebiasaan dan dari
contoh ketiganya bukanlah suatu yang harus dipilih, tetapi merupakan suatu
kesatuan.
Secara umum pengaruh pendidikan agama islam adalah lingkungan di sekitar
anak itu sendiri. Dalam pengembangan morala yang dterjadi di dalam pembinaan
moral memang sangat berpengaruh dengan adanya
pendidikan agama dalam sekolah . dalam lingkungan masyarakat tingkah
laku kita pasti akan disorot dengan tidak sengaja karena dengan prilaku kita
yang tidak baik maka kita akan menjadi gunjingan oleh masyarakat itu sendiri.
Dalam lingkungan
sekolah seorang guru harus bisa menjaga sikap dengan baik dan benar karena guru
menjadi penuntun dan sepaga panutan oleh para sisiwa maka dari itu harus bisa
mengendalikan diri sendirii. Untuk menjaga kesetabilan emosi para remaja dan
guna mengembangkan bakat maka pendidikan yang perlu pada usia ini adalah:
a)memantapkan pendidikan akdah, b) pendidikan ibadah, c) pendidikan akhlak,
d)pendidikan ekonomi, e) pendidikan kesehatan, f) mewaspadai kelabilan emosi,
g) menemukan bakat dan sebagianya.
c.
Faktor lingkungan
masyarakat
Dalam lingkungan
masyarakat yang luas dan kompleks ( mencakup keluarga dan sekolah). Bimbingan
guru dan arahan dari para guru pada saat seperti ini akan lebih mudah di terima
peserta didik dari pada hanya penyajian materi agama di kelas yang hanya mementingkan islam
sebagai pengetahuan hafalan. Dengan selalu
mengorientasikan pendidikan agama islam pada penyajian diri guna menghadapi
tantangan kehidupan di ini, melalui beberapa hal antara lain: Pertama agama di
sajikan dalam proses pendidikan haruslah agama yang lebih menekankan
kepada “kesalehan actual” dan bukan
semata-mata “kesalehan ritual”. Kedua, harus mampu menyiapkan generasi didik
yang pluralis yang siap menghadapi dan mengatasi kemajemukan baik internal
maupun eksternal. Ketiga, harus menyiapkan generasi yang siap berpartisipaf aktif
dala interaksi global. ( Mudjia Rahardjo 2002:39)
F.
DAFTAR PUSTAKA
- Dahlan, MD,
1990. Model-model Mengajar.Bandung, Diponegoro
- Ngadianto, dkk,
2004, Mutiara Akhlak Pendidikan Agama Islam. Solo, Tiha Serangkai
- Zaini, Hisyam,
dkk, 2004, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, CTSD.
No comments:
Post a Comment