MAKALAH
TERAPAN
PENERAPAN
COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN DAYA PIKIR KRITIS DAN HASIL
BELAJAR PAI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KERTOSONO
Makalah
ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah
Teori
Belajar dan Pembelajaran
Dosen
Pengampu:
Imron
Rosyidi,M.Th,M.Ed
Oleh:
moh. kamilus zaman
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
PENERAPAN
COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN DAYA PIKIR KRITIS DAN HASIL
BELAJAR PAI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KERTOSONO
A.Merasakan
Adanya Masalah
Pendidikan Agama
Islam atau lebih dikenal dengan istilah PAI merupakan faktor penting dalam
pembelajaran di dalam lembaga pendidikan yang wajib diberikan kepada peserta
didik atau siswa.Pendidikan Agama Islam membimbing dan mengarahkan peserta
didik agar memahami dan menghayati serta mengamalkan ajaran-ajaran
Islam.Kemudian menjadikannya sebagai Way of Life (jalan
kehidupan).Dimana Al-qur’an dan Hadist sebagai pedoman dasarnya.
Sekarang
ini banyak sekali yang tidak menghiraukan Pendidikan Agama Islam, yang mana
sekarang ini banyak yang mengacu pada pelajaran umum, apalagi pada sekolah
umum, seperti SMP, SMA, SMK, dll mata pelajaran PAI hanya diberi jam yang
sedikit.Ditambah ada atau tidaknya mata pelajaran PAI ini tidak berpengaruh
pada Ujian Akhir Nasional (UAN).Padahal yang seharusnya dipakai dan membawa
pada kebaikan dalam keseharian justru dari pelajaran agama, yang bisa membentuk
moral dan kepribadian manusia yang sadar secara penuh akan tujuan hakiki atas
diciptakannya manusia di dunia, yaitu
Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya.
Oleh
karena itu dalam pelaksanaanya, seorang guru agama dituntut untuk kreatif dan
inovatif terhadap materi pembelajaran.Ini dimaksudkan agar siswa tidak jenuh
dengan materi yang disampaikan.Jika pembelajaran terfokus pada Teacher
center maka kemungkinan siswa akan jenuh dan bosan karena itu sama dengan
metode ceramah yang mana siswa hanya duduk diam mendengarkan tanpa ada aktifitas
lain yang membuat mereka bisa mengembangkan kreatifitasnya.Dengan demikian
setelah guru memberikan materi, siswa diharapkan mampu untuk mempraktekkan
secara langsung di dalam kelompok pembelajaran.Ini akan mempermudah seorang
siswa untuk mengingat materi, apalagi materi agama sangat syarat dengan adanya
praktek atau kerja kelompok.
B.Eksplorasi
dan Analisis Masalah
Berdasarkan
fenomena-fenomena di atas, sebagai problema dalam memperoleh ke-efektifitas-an
pembelajaran PAI, maka untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dapat
menggunakan metode pembelajaran yang diaplikasikan kedalam suatu
kelompok-kelompok kecil di dalam kelas yang mana lebih dikenal dengan Cooperative
learning.Cooperative learning ini mengandung pengertian sebagai suatu sikap
atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari empat orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari sikap
anggota kelompok itu sendiri.
Jadi
diharapkan siswa mampu untuk bekerja dalam suatu kelompok, menuangkan
ide-idenya dan menjelaskan secara bergantian kepada teman-temannya.
C.Penyajian
Masalah
Materi-materi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini memuat tentang teori dan juga harus dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. diaplikasikan dalam nilai afektif dan
psikomotorik.Sehingga dapat dirumuskan bahwa dalam pembelajaran PAI ini
membutuhkan suatu metode, yang bisa membantu meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.Dari hal di atas dapat ditarik suatu rumusan masalah,Bagaimana
meningkatkan daya pikir kritis dan hasil belajar siswa dengan metode Cooperative
learning dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
D.Pemecahan
Masalah
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.[1]
Model
atau metode pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka
mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generative.Model
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik, dan gaya
mengajar guru.Metode belajar mengajar berarti jalan atau cara yang yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan pengajaran.Strategi dan metode ini mutlak harus
digunakan dalam proses belajar mengajar, supaya kita mencapai tujuan yang
maksimal, tanpa metode dan strategi akan mendapatkan banyak kendala dalam
pelaksanaan pendidikan.
Pembelajaran
yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah kooperatif.Pembelajaran kooperatif
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep
yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.Siswa secara rutin
bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks.Jadi, hakikat social dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek
utama dalam pembelajaran kooperatif.[2]
Cooperative
learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen,
keberhasilan dari kelompok tergantung pada kemauan dan aktivitas anggota
kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Pada dasarnya
Cooperaative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama
yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari empat orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari sikap anggota
kelompok itu sendiri.[3]Cooperative
learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam
suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok.Model pembelajaran
Cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu system kerja
sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar.Model pembelajaran
ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu “getting
better together” atau “raihlah yang lebih baik secara bersama-sama”.
Aplikasinya di
dalam pembelajaran kelas, model pembelajaran ini mengetengahkan realita
kehidupan masyarakat yang dirasakan dan dialami oleh siswa dalam kesehariannya,
dengan bentuk yang disederhanakan dalam keidupan kelas.Model pembelajaran ini
memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh
dari guru melainkan bisa juga dari pihak yang terlibat dari pembelajaran itu,
yaitu teman sebayanya.[4]
Keberhasilan
belajar menurut model belajar ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan
individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila
dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang
terstruktur dengan baik.Melalui belajar dari teman sebaya dan dibawah bimbingan
guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat
terhadap materi yang dipelajari.
Model
pembelajaran Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran
yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan
kehidupan nyata di masyarakat,sehingga dengan bekerja secara bersama-sama
diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan
perolehan belajar, model pembelajaran Cooperative learning mendorong
peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui
selama pembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam
menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran
yang dihadapi.
Berdasarkan
pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan model Cooperative
learning,, pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif siswa
dalam interaksi dan saling percaya, terbuka dan rileks diantara anggota
kelompok memberikan kesempetan bagi siswa untuk memperoleh dan memberi masukan
diantara mereka unntuk mengembangkan pengetahuan,sikap, nilai dan moral serta
ketrampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.[5]Secara
umum, pola interaksi yang bersifat terbuka dan langsung diantara anggota
kelompok sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam
belajarnya.Hal ini dikarenakan setiap saat mereka akan melakukan diskusi; yakni
saling berbagi pengetahuan, pemahaman dan kemampuan serta saling mengoreksi
antar sesama dalam belajar.Tumbuhnya rasa ketergantungan yang positif antar
sesama anggota kelompok menimbulkan rasa kebersamaan dan kesatuan tekad untuk
sukses dalam belajar.Hal ini karena dalam Cooperative learning siswa
diberikan kesempatan yang memadai untuk memperoleh berbagai informasi yang
dibutuhkannya untuk melengkapi dan memperkaya pengetahuan yang dimiliki dari
anggota kelompok belajar lainnya dan guru.
E.Revleksi
Terhadap Proses Dan Hasil Pemecahan Masalah
Cooperative
learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen,
keberhasilan dari kelompok tergantung pada kemauan dan aktivitas anggota
kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Pada dasarnya
Cooperaative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama
yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari empat orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari sikap anggota
kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu
struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota
kelompok
Pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.Pembelajaran kooperatif
disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi
siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya,Jadi dalam pembelajaran
kooperatif, siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai
guru.Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama,
maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang
akan bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.[6]
DAFTAR
PUSTAKA
Trianto.2007.Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: PT.Prestasi
Pustaka
Sholihatin,Etin
dkk.2007.Cooperative Learning, Jakarta:PT.Bumi Aksara
[1]
Trianto,Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”, Prestasi Pustaka…hlm
5
[2]
Trianto,Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”, Prestasi Pustaka…hlm
41
[3]
Etin Sholihatin dkk,Cooperative
Learning, Bumi Aksara…hlm 4
[4]
Etin Sholihatin dkk,Cooperative
Learning, Bumi Aksara…hlm 5
[5]
Etin Sholihatin dkk,Cooperative
Learning, Bumi Aksara…hlm 6
[6]
Trianto,Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”,Prestasi Pustaka…hlm
42
No comments:
Post a Comment