IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN SYAIKH AL-ZARNUJI UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN PELAJAR DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI MTsN KEMBANG SAWIT
MADIUN
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Imron Rosyidi, M.Th, M.Ed
Oleh :
moh. kamilus zaman
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
A. Merasakan
Adanya Masalah
Bagi seorang muslim mempelajari agama adalah kewajiban
yang harus di penuhi dan menjadi prioritas utama. Kewajiban ini tidak bisa di
gantikan oleh orang lain.
Tidak ragu
lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek. Dan kebahagiaan yang ingin
dicapai oleh manusia mengharuskannya untuk memperhatikan semua aspek tersebut
dengan cara yang terprogram dan teratur. Manakala Fiqih adalah ungkapan tentang
hukum-hukum yang Allah syari’atkan kepada para hamba-Nya, demi mengayomi
seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah
mereka, maka Fiqih datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh
kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya.
Dalam Pendidikan Agama Islam, mata
pelajaran Fiqih sangatlah penting
dalam
menghantarkan seorang pelajar menjadi pribadi yang dapat menjalankan ajaran
Islam, terutama yang berkaitan langsung dengan kebutuhan secara
individual dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam konteks ibadah maupun mu’amalah sesuai tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits. Selain
itu, mata pelajaran ini sangat bermanfaat bagi pelajar agar dapat menjawab
semua problematika yang dinamis dan berkembang dalam lingkup mu’amalah apabila
terjun di tengah-tengah masyarakat nantinya.
Karena sangat pentingnya mata
pelajaran ini, maka dalam proses belajar–sebagaimana
metode pembelajaran Syaikh al-Zarnuji–pelajar dituntut tidak hanya menghafal teori-teorinya saja, melainkan
juga mengerti serta memahami Fiqih dengan baik dan benar.
B. Eksplorasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan
fenomena-fenomena yang dipaparkan di atas, maka perlu bagi pelajar untuk tidak
hanya mampu menghafal teori, akan tetapi mereka juga perlu mengetahui secara
mendalam tentang dasar-dasar hukumnya serta hakikatnya.
Bagi
sebagian pelajar khususnya di MTsN Kembang Sawit, pelajaran Fiqih merupakan
salah satu pelajaran yang sulit karena selain memerlukan hafalan juga
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang teori-teori Fiqih terutama dalam
prakteknya.
Masalah
tersebut terjadi karena kurangnya perhatian pelajar terhadap metode hafalan
serta metode belajar sehingga mengakibatkan kesulitan
untuk menghafal dan memahami mata pelajaran Fiqih.
C. Penyajian Masalah
Mata pelajaran Fiqih merupakan bagian dari
Pendidikan Agama Islam yang sangat penting untuk dipelajari oleh pelajar karena
mata pelajaran ini berkenaan dengan tata cara beribadah dan bermu’amalah dalam kehidupan sesuai
dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Untuk itu, mata pelajaran ini selain sangat
membutuhkan hafalan juga diperlukan pemahaman yang mendalam agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam menerima dan memahami materi yang telah diajarkan oleh
pendidik atau guru mata pelajaran Fiqih serta tidak terjadi kekeliruan dalam
prakteknya. Masalahnya, bagaimana implementasi metode pembelajaran Syaikh al-Zarnuji
untuk meningkatkan pemahaman pelajar dalam mata pelajaran Fiqih di MTsN Kembang
Sawit?
D. Pemecahan Masalah
Syaikh
al-Zarnuji menguraikan dan memaparkan metode belajar itu dari beberapa sisi
yang hirarkis dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Kisi-kisi atau aspek-aspek yang hirarkis yang berhubungan antara satu dengan
yang lainnya itu adalah bahwa dalam proses belajar itu tidak dapat lepas dari
beberapa komponen yang saling mendukung agar mendapat ilmu yang bermanfaat bagi
dirinya dan masyarakat.
Menurut
Syaikh al-Zarnuji hendaknya pada tahap awal seorang pelajar memulai belajarnya
dengan materi yang sekiranya dapat dikuasai atau dihafalnya dengan mengulang
dua kali. Maksudnya adalah hendaknya pelajar tersebut memulai dengan materi
yang urutannya paling mudah untuk dihafal maupun dipahami. Jika pada tahap
awal seorang pelajar memulai dengan sebuah materi yang sulit untuk dipahami
maka pada tahap selanjutnya pelajar tersebut akan lebih sulit lagi untuk
memahami materi yang akan dipelajari pada tahap berikutnya. Contohnya adalah
seorang pelajar dasar ketika akan belajar ilmu Fiqih hendaknya belajar dari
kitab dasar seperti kitab Mabadi’ul Fiqih atau Safinah sebelum
melanjutkan ketingkatan yang lebih tinggi seperti kitab Fathul Ghorib atau Fathul
Mu’in.
Syaikh
al-Zarnuji juga berkata, hendaknya seorang murid membuat catatan sendiri mengenai
pelajaran yang telah dipahaminya dan diulanginya berkali-kali dalam
pemahamannya. Dan beliau melarang untuk mencatat sesuatu yang belum dipahaminya
karena hal ini akan membuat bosan, menghilangkan kecerdasan dan membuang-buang
waktu.
Berdiskusi
merupakan sebuah cara yang dianjurkan oleh Syaikh al-Zarnuji, karena dalam
berdiskusi masalah akan lebih mudah dipecahkan karena adanya kerja sama dalam
penuntasan masalah. Sebaiknya metode diskusi ini dilakukan dengan penuh
kesadaran, tenang dan penuh penghayatan. Dalam berdiskusi sebaiknya menghindari
keonaran seperti berdiskusi dengan niat untuk memaksa dan menjatuhkan lawan
bicara.
Hendaknya
pelajar menggunakan waktunya untuk merenungkan
kedalaman ilmu dan membiasakan itu karena kedalaman ilmu hanya akan didapat
melalui perenungan secara mendalam. Setiap pelajar hendaknya juga selalu belajar
mengaplikasikan ilmunya agar pengetahuan tentang keilmuannya berkembang dan
tidak statis. Seperti mengaplikasikan ilmu Fiqih dalam sholat, jual-beli, pergaulan di masyarakat, dan lain-lain. Setiap pelajar juga
harus senantiasa mengukur kemampuan dirinya dan mengukur sejauh mana kefahamannya
tentang keilmuan dengan cara terus-menerus mengaplikasikan keilmuannya baik
dalam praktek ibadah keseharian, diskusi dengan teman atau dalam mengatasi
problematika di masyarakat.
Mengenai
masalah hafalan Syaikh al-Zarnuji
menyarankan agar pelajar mempelajari ulang pelajaran yang lalu dengan
cara:
·
Pelajaran kemarin
diulang lima kali
·
Pelajaran dua hari yang
lalu diulang empat kali
·
Pelajaran tiga hari
yang lalu diulang tiga kali
·
Pelajaran empat hari
yang lalu diulang dua kali
·
Pelajaran lima hari
yang lalu diulang satu kali
Menurut
Syaikh al-Zarnuji cara tersebut menunjang untuk menguatkan hafalan. Pelajar
jangan membiasakan belajar dengan menggunakan suara yang pelan karena belajar
itu akan lebih baik jika dilakukan dengan penuh semangat, akan tetapi juga tidak
dengan suara yang terlalu keras.
Selain
dari beberapa hal di atas,
al-Zarnuji juga
menyarankan agar bersungguh-sungguh dalam belajar, sedikit makan dan banyak
melakukan qiyamul lail , memperbanyak membaca Al-Qur’an, dan menghindari perbuatan maksiat dan kurang
bermanfaat.
E. Refleksi Terhadap Proses dan Hasil Analisis Masalah
Dalam
metode pembelajaran Islam yang telah di ilustrasikan oleh Syaikh al-Zarnuji,
agar mudah dalam memahami dan menghafal para pelajar disarankan untuk memulai
belajarnya dengan materi yang sekiranya dapat dikuasai atau dihafalnya dengan
mudah. Hendaknya seorang murid membuat catatan sendiri mengenai pelajaran yang
telah dipahaminya dan diulanginya berkali-kali dalam pemahamannya. Berdiskusi
merupakan sebuah cara yang dianjurkan oleh Syaikh al-Zarnuji, karena dalam
berdiskusi masalah akan lebih mudah dipecahkan karena adanya kerja sama dalam
penuntasan masalah.
Hal yang tidak boleh ditinggalkan
oleh para pelajar menurut Syaikh al-Zarnuji adalah untuk senantiasa merenungkan
dan mengulang-ulang kedalaman ilmu dan hasil pemahaman ilmu karena kedalaman
dan pemahaman ilmu hanya akan didapat melalui perenungan secara mendalam.
Metode pembelajaran al-Zarnuji
menggunakan pendekatan-pendekatan
teknis, pendayagunaan potensi
otak, baik dalam terapi alamiah atau moral-psikologis. Ini sangat relevan jika
diterapkan untuk pembelajaran yang didalamnya mengutamakan pemahaman yang mendalam dan kuatnya
hafalan, seperti pada mata pelajaran
Fiqih.
Daftar Pustaka
Affandi,
Mochtar. 1993. The Method of Muslim
Learning as Illustrated in Al-Zarnuji`s
Ta`lim al-Muta`allim Tariq
al-Ta’allum, Tesis, Montreal : Institute of Islamic
Studies McGill University
Aufa, Noor. 1997. Pedoman
Belajar Pelajar dan Santri : Terjemah Ta’lim Muta’allim. Surabaya : Al-Hidayah
Nur, Esa, dan Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
M. Thaifuri. 2008. Pedoman Belajar Bagi Penuntut
Ilmu (Secara Islami), Terjemah Ta’lim Muta’allim Thariq at-Ta’allum. Surabaya
: Menara Suci
No comments:
Post a Comment