Penerapan Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Dalam Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa MAN 2 Probolinggo
Makalah
terapan ini disusun sebagai tugas untuk memenuhi mata kuliah Teori Belajar Dan
Pembelajaran
yang
diampu oleh Imron Rosyidi, M.Th, M.Ed
Oleh:
moh. kamilus zaman
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juni,
2011
A.
Problem
Searching
Masalah
yang terjadi dalam pembelajaran MAN 2
Probolinggo yaitu kurangnya kemampuan siswa untuk berpikir kritis terhadap apa
yang mereka terima dan pelajari. Selama ini mereka hanya menggunakan
pembelajaran konvensional, sehingga mereka hanya menerima saja tanpa berpikir
kritis. Hal ini menjadikan perkembangan pemikiran siswa menjadi stagnan, dan
ini sangat disayangkan sekali.
B.
Explorasi
dan Analisis Masalah
Pendidikan
pada tingkat menengah merupakan dasar bagi pendidikan pada tingkat selanjutnya.
Oleh karena itu, pendidik memiliki tanggung jawab yang sangat besar bagi
terlaksananya pembelajaran yang bermakna, agar para siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Akan tetapi, pada kenyataannya saat ini
pendidikan menengah banyak sekali menghadapi kendala untuk dapat melaksanakan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa-siswanya. Diantaranya, yaitu pembelajaran di MAN 2 Probolinggo yang masih
bersifat teacher centered, sehingga
siswa menjadi bosan dan jenuh dengan apa yang dipelajarinya. Mereka memiliki
kesempatan yang terbatas untuk bertanya atau pun menanggapi jawaban guru atau temannya. Pembelajaran yang seperti
ini menjadikan siswa pasif dan memiliki keterbatasan dalam belajar. Sehingga
kemampuan mereka dalam berpikir pun sangat kurang, karena memang tidak pernah
dilatih untuk itu.
Adapun penyebab lainnya yaitu cara guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kurang menarik sehingga mereka bosan dan jenuh ,
kurang memadainya sarana dan prasarana sekolah, kurangnya minat dan motivasi
dalam diri siswa, serta metode pembelajaran guru yang digunakan guru membuat
siswa kurang aktif dalam berpikir. Oleh karena itu, Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir di sini
memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa
MAN 2 Probolinggo. Sebab, strategi
pembelajaran ini menekankan kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa
melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat
beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama,SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada
pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB
adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui
kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa
kemampuan berbicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir.
Kedua,
telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada
pengalaman sosial anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap
berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga,
sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memcahkan masalah-masalah
sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka disusunlah makalah terapan yang berjudul “Penerapan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir dalam Menumbuhkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa MAN 2 Probolinggo.
C.
Problem Posing
Berdasarkan pada
penjelasan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan dalam makalah ini yaitu “Apakah penerapan strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siswa MAN 2 Probolinggo?”
Untuk memperjelas
masalah tersebut, maka dibuat rumusan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran MAN 2 Probolinggo dengan menerapkan strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir kritis?
2. Bagaimanakah
hasil dari penerapan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
tersebut terhadap cara berpikir siswa MAN 2 Probolinggo?
D.
Problem
Solving
Strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau SPPKB merupakan model
pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan
berpikir siswa. Menurut Peter Reason (1981), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar
mengingat (remembering) dan memahami
(comprehending). Menurutnya,
mengingat dan memahami lebi bersifat pasif daripada kegiatan berpikir.
Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu
kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan
berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki kemampuan mengingat dan
memahami memiliki kemampuan juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir
seseorang sudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami.
Dengan
demikian, berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan
kemampuan mengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahami
diperlukan proses mental yang disebut berpikir.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekadar model pembelajaran yang
diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta,
atau konsep. Akan tetapi, bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat
dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi
dan memecahkan suatu persoalan.
Oleh
karena itu, di sini kami menggunakan strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa MAN 2 Probolinggo. Diharapkan setelah
menerapkan strategi SPPKB tersebut, maka terjadi perubahan terhadap cara
berpikir siswa. Sehubungan dengan itu, maka ada 3 langkah yang ditempuh yaitu,
perencanaan dan pelaksanaan SPPKB tersebut, serta hasil yang didapatkan setelah
SPPKB tersebut diterapkan. Ketiga langkah tersebut sebagai berikut ini.
1. Pelaksanaan
SPPKB
Dalam strategi ini
siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui
proses dialogis terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Maka yang
harus dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan kemampuan berpikir siswa tersebut yaitu:
a. Guru
di sini memanfaatkan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sebagai titik tolak
berpikir, yaitu dengan cara berdialog dan tanya jawab, sehingga dengan sendirinya
nanti siswa akan mengetahui sendiri jawaban dari pertanyaannya itu..
b. Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai pancingan. Karena dengan begiu siswa
akan berpikir dan akan menemukan jawabannya sendiri.
c. Guru
tidak memberikan jawaban langsung atas masalah yang ada, tapi menyerahkan pada
siswa untuk berpikir terlebih dahulu. Jika siswa masih belum mengerti dengan
pertanyaan yang diberikan, maka guru nanti akan memberikan pertanyaan pancingan
yang hampir mendekati jawaban tersebut.
d. Guru
juga harus memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berpikir. Jadi, siswa di
sini diberi kesempatan untuk berpikir dan mengajukan pendapatnya.
e. Selain
usaha yang dilakukan dari pihak pendidik, juga adanya usaha dari pihak sekolah
yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung
penerapan SPPKB tersebut.
2. Hasil
dari penerapan SPPKB
Setelah mengikuti
proses pembelajaran dengan SPPKB sebagaimana usaha-usaha yang telah dilakukan
seperti di atas, maka didapatkan hasil kemampuan
berpikir kritis siswa MAN 2 Probolinggo dengan ciri-ciri sebagai berikut, yaitu
objektif, rasional, dan faktual.
Dikatakan obyektif karena mereka
mendapatkan jawaban atau pengetahuan tersebut apa adanya yaitu berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan dikatakan rasional karena mereka menggunakan akal pikiran
untuk berpikir, dan dikatakan faktual karena memang jawaban mereka berdasarkan
pengalaman yang dimiliki dan itu merupakan fakta.
Selain itu, para siswa yang awalnya hanya diam
dan selalu menerima apa yang disampaikan guru karena menganggap apa yang
disampaikan itu selalu benar, maka setelah diterapkan SPPKB ini mereka mulai
berani untuk bertanya atau pun menanggapi jawaban dari guru maupun teman yang
lainnya. Bahkan, mereka juga sudah mulai berpikir dengan menganalogikan masalah
yang ada dengan pengalaman yang dimiliki. Perubahan semacam ini merupakan
peningkatan yang berarti sekali dalam membangun kemampuan berpikir siswa,
terutama dalam memajukan pendidikan bangsa ini.
E.
Reflection
Jadi,
kesimpulannya bahwa setelah dterapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Belajar (SPPKB) terhadap siswa MAN 2 Probolinggo, mereka menjadi lebih
tanggap dalam memecahkan masalah. Selain itu mereka juga menjadi lebih aktif di
dalam kelas, sehingga suasana belajar menjadi hidup, dan kemampuan berpikir
kritis mereka pun mulai tumbuh dan berkembang. Sedangkan berpikir kritis di
sini artinya, bahwa mereka dalam menanggapi sebuah jawaban, baik itu setuju
atau pun tidak setuju selalu menggunakan alasan yang obyektif, rasional dan
juga faktual.
Seperti
yang telah dikatakan sebelumnya bahwa mereka yang awalnya pasif, kini menjadi
lebih aktif. Karena hal itu memang sesuai dengan proses pembelajaran yang ada
dalam SPPKB ini, yaitu melalui dialog dan tanya jawab secara terus-menerus,
sehingga siswa di sini diarahkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Sehingga nantinya bisa membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Selain itu, SPPKB ini juga
menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil
belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir,
sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau
penguasaan materi pembelajaran baru.
Berdasarkan
teori tersebut, maka seorang siswa akan mengerti makna hakikat dari pengetahuan
yang dimilikinya, karena pengetahuan tersebut selalu berkembang sesuai dengan
pengalaman yang dimilikinya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh tersebut tidak
hanya cukup ia ketahui dan pahami saja, tapi juga bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan selalu termotivasi untuk
belajar dan mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Kesimpulan
di atas sesuai dengan prinsip utama pembelajaran dalam teori kognitifnya Jean
Piaget salah satunya tentang belajar aktif, yaitu bahwa proses belajar adalah proses aktif. Sebab pengetahuan itu terbentuk
dari dalam subyek belajar. Sehingga perlu diciptakan suatu kondisi belajar
yang memungkinkan anak belajar dan
berpikir sendiri, dan salah satu caranya yaitu dengan menerapkan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) tersebut.
Daftar Pustaka
Nasution, S.2005. Pendekatan dalam
Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya,
Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, Jhon. 2008. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
No comments:
Post a Comment