Friday, December 12, 2014

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa MAN 2 Probolinggo



Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa MAN 2 Probolinggo
Makalah terapan ini disusun sebagai tugas untuk memenuhi mata kuliah Teori Belajar Dan Pembelajaran
yang diampu oleh Imron Rosyidi, M.Th, M.Ed


Description: UIN Malang







Oleh:
moh. kamilus zaman



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juni, 2011
A.    Problem Searching
Masalah yang terjadi  dalam pembelajaran MAN 2 Probolinggo yaitu kurangnya kemampuan siswa untuk berpikir kritis terhadap apa yang mereka terima dan pelajari. Selama ini mereka hanya menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga mereka hanya menerima saja tanpa berpikir kritis. Hal ini menjadikan perkembangan pemikiran siswa menjadi stagnan, dan ini sangat disayangkan sekali.
B.     Explorasi dan Analisis Masalah
Pendidikan pada tingkat menengah merupakan dasar bagi pendidikan pada tingkat selanjutnya. Oleh karena itu, pendidik memiliki tanggung jawab yang sangat besar bagi terlaksananya pembelajaran yang bermakna, agar para siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Akan tetapi, pada kenyataannya saat ini pendidikan menengah banyak sekali menghadapi kendala untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa-siswanya. Diantaranya, yaitu  pembelajaran di MAN 2 Probolinggo yang masih bersifat teacher centered, sehingga siswa menjadi bosan dan jenuh dengan apa yang dipelajarinya. Mereka memiliki kesempatan yang terbatas untuk bertanya atau pun menanggapi jawaban  guru atau temannya. Pembelajaran yang seperti ini menjadikan siswa pasif dan memiliki keterbatasan dalam belajar. Sehingga kemampuan mereka dalam berpikir pun sangat kurang, karena memang tidak pernah dilatih untuk itu.
 Adapun penyebab lainnya yaitu cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran kurang menarik sehingga mereka bosan dan jenuh , kurang memadainya sarana dan prasarana sekolah, kurangnya minat dan motivasi dalam diri siswa, serta metode pembelajaran guru yang digunakan guru membuat siswa kurang aktif dalam berpikir. Oleh karena itu, Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir  di sini memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa  MAN 2 Probolinggo. Sebab, strategi pembelajaran ini menekankan kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama,SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memcahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak. 
Berdasarkan penjelasan di atas, maka disusunlah makalah terapan yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa MAN 2 Probolinggo.    
C.     Problem Posing
Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan  dalam makalah ini yaitu “Apakah penerapan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa MAN 2 Probolinggo?”
Untuk memperjelas masalah tersebut, maka dibuat rumusan pertanyaan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran MAN 2 Probolinggo dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir kritis?
2.      Bagaimanakah hasil dari penerapan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir tersebut terhadap cara berpikir siswa MAN 2 Probolinggo?
D.    Problem Solving
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau SPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reason (1981), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurutnya, mengingat dan memahami lebi bersifat pasif daripada kegiatan berpikir. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki kemampuan mengingat dan memahami memiliki kemampuan juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami.
Dengan demikian, berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan proses mental yang disebut berpikir.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekadar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta, atau konsep. Akan tetapi, bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu persoalan.
Oleh karena itu, di sini kami menggunakan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis  siswa MAN 2 Probolinggo. Diharapkan setelah menerapkan strategi SPPKB tersebut, maka terjadi perubahan terhadap cara berpikir siswa. Sehubungan dengan itu, maka ada 3 langkah yang ditempuh yaitu, perencanaan dan pelaksanaan SPPKB tersebut, serta hasil yang didapatkan setelah SPPKB tersebut diterapkan. Ketiga langkah tersebut sebagai berikut ini.
1.      Pelaksanaan SPPKB
Dalam strategi ini siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Maka yang harus dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan kemampuan berpikir siswa tersebut  yaitu:
a.       Guru di sini memanfaatkan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sebagai titik tolak berpikir, yaitu dengan cara berdialog dan tanya jawab, sehingga dengan sendirinya nanti siswa akan mengetahui sendiri jawaban dari pertanyaannya itu..
b.      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai pancingan. Karena dengan begiu siswa akan berpikir dan akan menemukan jawabannya sendiri.
c.       Guru tidak memberikan jawaban langsung atas masalah yang ada, tapi menyerahkan pada siswa untuk berpikir terlebih dahulu. Jika siswa masih belum mengerti dengan pertanyaan yang diberikan, maka guru nanti akan memberikan pertanyaan pancingan yang hampir mendekati jawaban tersebut.
d.      Guru juga harus memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berpikir. Jadi, siswa di sini diberi kesempatan untuk berpikir dan mengajukan pendapatnya.
e.       Selain usaha yang dilakukan dari pihak pendidik, juga adanya usaha dari pihak sekolah yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung penerapan SPPKB tersebut.
2.      Hasil dari penerapan SPPKB
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan SPPKB sebagaimana usaha-usaha yang telah dilakukan seperti di atas, maka didapatkan hasil  kemampuan berpikir kritis siswa MAN 2 Probolinggo dengan ciri-ciri sebagai berikut, yaitu objektif, rasional, dan faktual.
     Dikatakan obyektif karena mereka mendapatkan jawaban atau pengetahuan tersebut apa adanya yaitu berdasarkan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki.  Sedangkan dikatakan rasional karena mereka menggunakan akal pikiran untuk berpikir, dan dikatakan faktual karena memang jawaban mereka berdasarkan pengalaman yang dimiliki dan itu merupakan fakta.
  Selain itu, para siswa yang awalnya hanya diam dan selalu menerima apa yang disampaikan guru karena menganggap apa yang disampaikan itu selalu benar, maka setelah diterapkan SPPKB ini mereka mulai berani untuk bertanya atau pun menanggapi jawaban dari guru maupun teman yang lainnya. Bahkan, mereka juga sudah mulai berpikir dengan menganalogikan masalah yang ada dengan pengalaman yang dimiliki. Perubahan semacam ini merupakan peningkatan yang berarti sekali dalam membangun kemampuan berpikir siswa, terutama dalam memajukan pendidikan bangsa ini.
E.     Reflection
Jadi, kesimpulannya bahwa setelah dterapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Belajar (SPPKB) terhadap siswa  MAN 2 Probolinggo, mereka menjadi lebih tanggap dalam memecahkan masalah. Selain itu mereka juga menjadi lebih aktif di dalam kelas, sehingga suasana belajar menjadi hidup, dan kemampuan berpikir kritis mereka pun mulai tumbuh dan berkembang. Sedangkan berpikir kritis di sini artinya, bahwa mereka dalam menanggapi sebuah jawaban, baik itu setuju atau pun tidak setuju selalu menggunakan alasan yang obyektif, rasional dan juga faktual.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa mereka yang awalnya pasif, kini menjadi lebih aktif. Karena hal itu memang sesuai dengan proses pembelajaran yang ada dalam SPPKB ini, yaitu melalui dialog dan tanya jawab secara terus-menerus, sehingga siswa di sini diarahkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sehingga nantinya bisa membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Selain itu, SPPKB ini juga menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.
Berdasarkan teori tersebut, maka seorang siswa akan mengerti makna hakikat dari pengetahuan yang dimilikinya, karena pengetahuan tersebut selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh tersebut tidak hanya cukup ia ketahui dan pahami saja, tapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan selalu termotivasi untuk belajar dan mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Kesimpulan di atas sesuai dengan prinsip utama pembelajaran dalam teori kognitifnya Jean Piaget salah satunya tentang belajar aktif, yaitu bahwa proses belajar adalah proses aktif. Sebab pengetahuan itu terbentuk dari dalam subyek belajar. Sehingga perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar dan  berpikir sendiri, dan salah satu caranya yaitu dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) tersebut.
Daftar Pustaka

Nasution, S.2005. Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, Jhon. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

No comments:

Post a Comment