MAKALAH
TERAPAN
MEMAHAMI TINGKAH LAKU REMAJA BERMASALAH
DARI
PERSPEKTIF
TEORI HUMANISTIK
Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pembimbing:Imron Rosyidi, M.Th, M.Ed
Oleh:
moh. kamilus zaman
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG
2011
MEMAHAMI TINGKAH LAKU REMAJA BERMASALAH
DARI
PERSPEKTIF
TEORI HUMANISTIK
A.
Merasakan
Adanya Masalah
Sekarang ini tindakan tidak disiplin dikalangan remaja menjadi
sebuah fenomena yang sudah biasa, seperti halnya
pergaulan bebas, bermain judi, melawan guru dan berbagai masalah negative
lainnya. Tindakan menyimpang ini seharusnya tidak terjadi meskipun dilakukan
secara tidak sengaja sebab jika tidak segera ditindak lanjuti atau dengan
penyelesaian yang tepat akan berdampak tidak baik dikalangan masyarakat juga
dalam diri remaja itu sendiri. Akan tetapi secara global tingkah
laku remaja yang bermasalah atau yang tidak baik, ada kaitan dengan keganasan dalam masyarakat,
peranan media massa yang terlalu bebas memuatkan berita mengenai masalah seks,
pembunuhan dan keganasan serta situasi rumah yang tidak stabil
Melihat tindakan atau
kejadian yang seperti itu sebagai seorang pendidik harus kreatif dan inovatif
dalam memberikan materi di sekolah agar siswa atau para remaja tidak mencontoh
perbuatan atau tindakan menyimpang dalam kehidupan sehari-hari. Baik
menggunakan penerapan kognitif, ataupun humanistik.
B.
Eksplorasi
dan Analisis Masalah
Melihat fenomena-fenomena yang
ada diatas, merupakan gambaran bagaimana seorang pendidik mampu mengatasi hal
yang demikian, dengan tetap memegang kode etik seorang guru/pendidik. Apalagi
jika terjadi banyak penyimpangan atau tindakan- tindakan negatif terebut, akan
berdampak sangat tidak baik bagi kebiasaan hidup mereka. Maka sebagai seorang
pendidik harus bisa memahami karakteristik dari masing-masing siswanya.
Sehingga tidak hanya memperhatikan aspek pengetahuan dan sikapnya saja, akan
tetapi juga harus memperhatikan aspek ketrampilan (psycomotor) agar siswa dapat
merangsang, merespon dan menilai hal-hal disekitarnya itu baik atau buruk.
Dan metode humanistik ini
sangat cocok untuk menangani tingkah laku para remaja atau siswa yang
bermasalah, Karena metode pembelajaran humanistik ini diterpkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari
keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak
terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan,
norma, disiplin atau etika yang berlaku. Di mana pembelajaran bukan hanya sekedar mengembangkan kualitas kognitif saja,
melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan
seluruh bagian atau domain yang ada.
C.
Penyajian
Masalah
1.
Bagaimana cara pendekatan teori
humanistik dalam memahami tingkah laku remaja yang bermasalah?
2.
Bagaimana cara yang baik untuk mengatasi
penyimpangan-penyimpan tingkah laku remaja bermasalah?
D.
Pemecahan
Masalah
Ø Pendekatan Teori Humanistik Dalam
Memahami Tingkah Laku Remaja Yang Bermasalah
Pendekatan ini melihat manusia memiliki suatu kuasa
dalaman yang akan memberi
impak kepada individu
dan berpotensi menjadikan individu tersebut seseorang yang hebat dan menyumbang
kepada masyarakat. Pendekatan ini diutarakan oleh Carl Rogers dan Abraham
Maslow. Carl Rogers menyatakan potensi yang terdapat dalam diri individu akan
melahirkan esteem sendiri dan
perkembangan potensi diri. Beliau turut menyatakan sekiranya seseorang
menerima rangsangan positif yang tidak dirancang (unconditional positive
regard), dia akan melayan orang lain dengan baik walaupun tidak
sependapat. Potensi diri positif ini jika disokong dengan persekitaran yang
kondusif dan yang dapat memberi rangsangan, potensi diri akan terus berkembang.
Ini akan melahirkan individu yang mempunyai esteem kendiri yang tinggi.
Sekiranya kita mempunyai esteem kendiri yang rendah, ia turut
mempengaruhi cara kita berhubung dengan orang lain. Ini menjejaskan hubungan
kita dalam masyarakat. Ini bermakna sekiranya persekitaran di sekolah seperti
guru, rakan sebaya dan suasana sekolah dapat memberi ransangan positif terhadap
pelajar, maka ianya akan dapat membantu pencapaian esteem kendiri yang tinggi
di kalangan pelajar. Guru perlu mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif
bagi membantu pencapaian esteem kendiri yang tinggi. Jika ini tercapai, pelajar
akan membentuk peribadi yang baik dan seterusnya akan bertingkah laku seperti
yang dikehendaki oleh pihak sekolah. Sebaliknya akan berlaku jika persekitaran
luar yang menyediakan rangsangan positif yang telah ditetapkan (conditional
positive regard) akan melahirkan individu yang mempunyai esteem kendiri
yang rendah.
Hakikatnya
apa yang terjadi pada masa kini dengan berlakunya banyak masalah disiplin ialah
pelajar mempunyai esteem kendiri yang rendah. Kesannya, mereka tidak
minat untuk belajar menyebabkan mereka kerap ponteng kelas ataupun sekolah,
melakukan aktiviti vandalisme, melawan guru, bergaduh dan sebagainya lagi.
Peranan pihak kerajaan juga penting dalam menyediakan persekitaran pembelajaran
yang baik seperti bilik darjah, guru, peralatan pembelajaran dan prasarana yang
mencukupi dan selesa untuk proses pengajaran dan pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar. Ini akan memberi rangsangan yang baik kepada pelajar. baik
kepada pelajar.
Maslow
(1943) pula memperkenalkan konsep kesempurnaan sendiri (self-actualization)
iaitu mencapai potensi diri yang bermakna kepada seseorang. Bagi Maslow,
manusia dilahirkan dengan mempunyai kuasa dalaman untuk menghasilkan potensi
diri maksimum yang dikenali sebagai kesempurnaan sendiri (self-actualization).
Untuk mencapai kesempurnaan kendiri, perlu melalui beberapa tahap. Ia bermula
daripada tahap asas ia itu keperluan fisiologi diikuti oleh keperluan
keselamatan seterusnya kepada keperluan sosial kemudian meningkat kepada
keperluan penghormatan dan akhirnya tahap mencapai kesempurnaan sendiri.
Pelajar datang daripada pelbagai taraf lapisan sosial ekonomi. Ada yang hidup
dalam keadaan miskin. Ada yang menghadapi masalah keluarga yang kucar-kacir.
Ini bermakna tahap fisologi masih lagi tidak berjaya dicapai. Guru perlu
mengetahui latar belakang seseorang pelajar supaya dapat membantu pelajar yang
bermasalah. Peranan ibu bapa penting dalam memenuhi tahap fisiologi. Pihak
kerajaan turut membantu dalam memenuhi keperluan-keperluan ini dengan
menyediakan skim pinjaman buku teks, biasiswa dan pinjaman agar pelajar dapat
belajar dengan sempurna. Kesempurnaan tersebut sedikit sebanyak akan dapat
membantu pelajar bergerak kepada tahap yang lebih tinggi. Pelajar akan
bermotivasi untuk belajar dan tidak terlibat dengan tingkah laku tidak berdisiplin
seperti mencuri, bergaduh, melepak, vandalisme, terlibat dengan dadah dan sebagainya
lagi, sekiranya keperluan-keperluan utama fisiologi tidak dipenuhi. Keadaan
keluarga yang kucar-kacir boleh menyebabkan pelajar tidak bersemangat ke
sekolah. Berlakulah kes ponteng dan melepak yang boleh menjurus kepada
penglibatan pelajar remaja ini dengan rakan sebaya yang menghadapi masalah yang
sama. Muncul pula kes penagihan dadah. Di sini pentingnya kerjasama antara ibu
bapa dengan sekolah. Peranan ini boleh dimainkan oleh Persatuan Ibu Bapak dan
Guru dalam merancang strategi untuk membantu pelajar.
Ø Cara Mencegah Perilaku
Penyimpangan-Penyimpangan Terhadap Tingkah Laku Remaja Yang
Bermasah.
Salah
satu cara mencegah penyimpangan-penyimpangan tersebut diantaranya yaitu:
·
Adanya perhatian dari orang tua
masing-masing
·
Menjauhi lingkungan yang banyak
melakukan hal-hal negatifnya
·
Di berikan penyuluhan sejak dini dan
bisa menjaga diri sendiri agar tidak melakukan perilaku yang menyimpang atau
perilakuyang membahayakan diri sendiri.
E.
Refleksi
Terhdap Proses dan Hasil Pemecahan Masalah
Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa Permasalahan-permasalahan tentang tingkah laku remaja
bermasalah ini bila dicermati secara seksama akan sangat merugikan bagi siswa
atau para remaja itu sendiri, mengapa? karena jika dalam proses pembelajaran di
sekolah serta di lingkungan rumah, di mana mereka dibiarkan begitu saja dan
tidak ada pendekatan sama sekali maka itu akan membahayakan mereka ke depannya.
Nah untuk mencegah penyimpangan perilaku tersebut pendekatan atau teori yang
patut digunakan adalah teori atau pendekatan secara humanistik. karena
humanistik ini merupakan teori yang menerapkan pembelajaran yang bersifat
memanusiakan manusia, dimana proses pembelajarannya yaitu dari hati ke hati.
Selain itu orang tua dan pendidik / guru
juga harus mengetahui bagaimana cara memoivasi peserta didik agar
terhindar atau menjauhi tindakan-tindakan penyimpangan yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, M.A.1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya:
CV. Citra Media.
Nana, Sukmadinata Syaodih.
2005. Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung: Rosda.
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori belajar
dan pembelajaran. Yogyakarta: ArpRuzz Media
No comments:
Post a Comment