MAKALAH TERAPAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF,
EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN O4
MERGOSONO MALANG
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar & Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Imron Rosyidi,M.Th,M.Ed
Oleh :
moh. kamilus zaman
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
A.
Menyadari Adanya Masalah
Selama
ini pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah sering dianggap kurang
berhasil dalam menggarap sikap dan perilaku keberagaman peserta didik serta
membangun moral dan etika bangsa.bermacam-macam argument yang dikemukakan untuk
memperkuat statemen tersebut, antara lain adanya indikator-indikator kelemahan
yang melekat pada pelaksanaan pendidikan agama di sekolah, yaitu PAI kurang
bisa mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi "makna" dan
"nilai" atau kurang mendorong penjiwaan terhadap nilai-nilai
keagamaan yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik.
Persoalan tersebut sebenarnya sudah
bersifat klasik, namun hingga sat ini rupanya belum juga terselesaikan dengan
baik, sehingga pada gilirannya menjadi persoalan yang berkesinambungan pada
satu periode ke periode berikutnya. Kekurangseriusan banyak disebabkan karena
rendahnya perhatian dan penghargaan terhadap para peneliti, sehingga penelitian
terhadap masalah yang sedang dihadapi lebih bersifat acak-acakan.
B.
Eksplorasi dan Analisis
Dunia pendidikan seakan tiada
hentinya menuai kritikan dari berbagai kalangan, yaitu tentang
ketidakmampuannya dalam melahirkan alumni yang berkualitas manusia Indonesia
seutuhnya seperti cita-cita luhur bangsa dan yang diamanatkan oleh Undang
undang Pendidikan itu sendiri yaitu “manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.
Kekurang berhasilan pendidikan dapat
terjadi pada hampir semua jenjang dan jenis pendidikan, yang dimulai dari
lembaga pendidikan dasar. Permasalahannya terletak antara lain pada
kekurangmampuan guru dalam mempersiapkan materi ajar dengan baik, memilih
metode yang tepat untuk mentransfer materi pelajaran, memilih media yang tepat
serta melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran dengan fair.
Masalah yang dihadapi yaitu
seringkali siswa padasatuan pendidikan ini memilki motivasi belajar yang
kurang. Hal ini dapat dilihat dalam proses belajar mengajar yakni, kurangnya
respon siswa terhadap materiyang diajarkan sehingga siswa lebih memilih bermain
atau berbicara sendiri dengan teman sebangku, materi pembelajaran disajikan
secara monoton sehingga menjadikan siswa jenuh mendengarkan apa yang
disampaikan guru. Dengan demikian suasana kelas menjadi kurang kondusif.
C.Rumusan
Masalah
Bagaimana
menerapkan metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa?
D.
Pemecahan Masalah
Untuk menimbulkan motivasi siswa agar
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya, maka diperlukan adanya
motivasi guru yang dapat menjadikan peserta didik menjadi semangat dalam
belajar. Proses`balajar aktif yang sesuai dengan karakteristik belajar anak
didik, tentu saja akan mengembangkan kemampuan berbahasa maupun berkomunikasi
sejalan dengan kemampuan berpikir. Sedangkan belajar melalui kerja kelompok,
mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan bertanya, mengemukakan pendapat,
mengekspresikan gagasan adalah sarana mengembangkan kemampuan berbahasa,
sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar.10 Dari penjalasan di
atas, dapat diketahui bahwa harus ada metode pembelajaran aktif, kreatif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, maka penulis menawarkan
dengan menerapkan Model PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan).
Dengan adanya model PAKEM tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Selain
itu PAKEM juga menarik untuk diteliti karena PAKEM mendorong para guru
melakukan inovasi dan cara baru dalam pembelajaran, oleh karena itu setiap guru
dituntut agar lebih aktif dan kreatif untuk mencari terobosan-terobosan baru,
khususnya untuk mencapai setiap kompetensi yang telah ditetapkan sebuah
kurikulum. Selain itu, guru juga harus melayani belajar anak didik sesuai
dengan hakikat dan perkembangannya, terlebih lagi pada jenjang sekolah dasar
atau SD, karena anak berada pada usia emas (golden age). Hal ini
terbukti dari hasil riset Neurologi, bahwa perkembangan otak manusia mencapai
80% terjadi pada usia 0 sampai 8 tahun (dalam pedoman tematik, Puslitjaknov,
2007: 9).11 Bahkan dengan pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa aktif
(berdasarkan PAKEM) ini, pendidik mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus
kesalehan sosial dengan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pembelajaran merupakan aktualisasi
kurikulum yang menuntut aktifitas, kreatifitas, dan kearifan guru dalam
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang
telah diprogramkan, secara efektif dan menyenangkan.22 Strategi atau metode
pembelajaran yang cocok sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar
tersebut. Metode yang dipilih oleh guru tidak boleh bertentangan dengan tujuan
pembelajaran. Metode harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif
berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan anak secara individu agar dapat menyelesaikan segala permasalahan
yang dihadapinya.
Model PAKEM adalah model pembelajaran
yang bertumpu pada empat prinsip, yaitu aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Pembelajaran ini berorientasi pada proses dan tujuan. Orientasi
proses dalam model PAKEM berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar,
kemandirian dan tanggung jawab yang dibina sejak awal. Kebersamaan dan bekerja
sama untuk mengasah emosional, persaingan yang sehat ditumbuhkan dengan saling
menghargai satu sama lain serta menumbuhkan sikap kepemimpinan. Orientasi
tujuannya adalah agar anak belajar lebih mendalam, lebih kritis dan kreatif, suasana
belajar menjadi bervariasi serta dapat meningkatkan kematangan emosional.
Belajar adalah proses bagi siswa
dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses
belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Karena itu pula, suasana yang
diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif misalnya, mengamati,
meneliti, bertanya, dan mempertayakan, menjelaskan, mencari contoh serta
bentuk-bentuk keterlibatan sejenis lainnya. Pembelajaran aktif hanya bisa
terjadi bila ada partisipasi aktif siswa. Demikian juga peran serta siswa tidak
akan terjadi jika guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran.
Menurut Degeng, terdapat tiga
strategi yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Strategi
Pengorganisasian
Yaitu cara-cara
memilih dan menata isi bidang studi ke dalam suatu struktur yang bermakna,
biasanya melibatkan sejumlah besar (makro) isi bidang studi atau hanya
melibatkan sebagian kecil (mikro).
b.
Strategi Penyampaian
Yaitu
berkaitan dengan pemilihan media yang optimal untuk menyampaikan isi
pembelajaran. Penetapan metode ini akan menceminkan struktur belajar yang akan
dipakai serta bentuk kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan oleh siswa
dan guru. Alat/ media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
yaitu dapat didengar, dilihat dan diraba. Pertukaran penggunaan berbgai jenis
alat pengajaran di atas akan dapat merangsang anak untuk mempertinggi
perhatiannya pada mata pelajaran yang disampaikan guru. Pertukaran-pertukaran
itu supaya disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Media pembelajaran yang dapat dilihat misalnya gambargambar di papan,
grafik, peta dan sebagainya. Yang dapat didengar misalnya, radio, tape
recorder. Sedangkan yang dapat diraba misalnya patung, model lukisan dan
sebagainya. Pertukaran media pembelajaran dari yang dapat dilihat ke yang dapat
didengar sangat diperlukan untuk
menjaga
perhatian siswa.
·Strategi
Pengelolaan Pembelajaran
Yaitu penetapan interaksi antara
setiap siswa dengan setiap sumber belajar yang dirancang untuk dipakai dalam
pembelajaran, perhatian utama ditekankan pada penjadwalan penggunaan setiap
sumber belajar.
E.
Reflection
Implementasi Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas V di SD Negeri 04
Mergosono Malang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Perencanaan pembelajaran yang
disusun oleh guru mata pelajaran pendidikan agama Islam memberikan kemudahan,
dan keleluasaan dalam menerapkan model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan (PAKEM) dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Ditambah
lagi dengan diterapkannya beberapa siklus pembelajaran yang dapat memantau
sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah diraih oleh peserta didik
b.
Menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif, sehingga peserta didik selalu
memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. Selain hal tersebut, siswa juga
aktif mengerjakan tugas yang ndiberikan guru; Siswa aktif bertanya tentang
materi yang sedang dipelajari. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika mengalami kesulitan dalam memahami materi; Ketika
mengerjakan tugas kelompok siswa mampu mengeluarkan ide-ide kreatifnya;
Terdapat pajangan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di pajang di dalam
dan di luar kelas dengan tujuan membarikan rasa bangga terhadap siswa yang
kreatif dan memancing kreatifitas siswa
lain;
Guru tidak sungkan memberikan pujian kepada siswa yang berpestasi; Hadiah juga
diberikan kepada siswa yang telah mencapai skor paling tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmani,
Jamal Ma'mur, 2011, 7 TIPS APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif,Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan), Yogyakarta, Diva Press.
Muhibbin Syah,
1999, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos.
Tabrani, dkk.,
1989, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, CV. Remadja Karya.
No comments:
Post a Comment