MAKALAH TERAPAN
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPING DAN DRILL (LATIHAN SOAL) UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SAINS DI SMAN 2 JOMBANG
Disusun untuk
memenuhi tugas Akhir mata kuliah Teori Belajar dan Pemebelajaran
Dosen Pembimbing
: Imron Rosyidi M.Th, M.Ed
Oleh :
moh. kamilus zaman
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPING DAN DRILL (LATIHAN SOAL) UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SAINS DI SMAN 2 JOMBANG
A.
Merasakan
Adanya Masalah
Dalam lingkungan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Mata pelajaran Sains khususnya
merupakan mata pelajaran yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang
sulit,membosankan bahkan ada yang menganggap sebagai momok yang menakutkan
ketika akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional
(UAN), bahkan saat mereka akan memasuki kenaikan kelas dan memilih
jurusan,mereka seringkali menghindari untuk memilih program IPA.
Hal tersebut
sangat disayangkan sekali mengingat dalam kehidupan ini tidak terlepas dari
sains. Dari mulai kita bangun tidur hingga kita akan memejamkan mata kembali kita
tidak terlepas dengan sains. Permasalahn di dunia ini pun yang begitu kompleks
juga tidak terlepas dari sains. Kejadian yang kita alami tidak bisa lepas
dengan Biologi, Fisika, Kimia dan matematika.
Mengingat betapa
pentingnya pendidika sains dalam sekolah bahkan dalam kehidupan sehari-hari,
maka diperlukan metode baru yang dapat memberikan kontribusi dalam membantu
pemahaman siswa untuk bisa mengerti dan memahami tentang sains. Dalam Sekolah
Menengah Atas (SMA), termasuk diantaranya SMAN 2 Jombang meski merupakan sekolah
yang nampak maju dalam sarana dan prasarana, namun dari sisi pemahaman tentang
mata pelajaran sains masih ada yang belum cukup mengerti dan faham, sebagai
contoh banyak siswa siswi saat praktikum mereka tidak mengerti langkah-langkah
atau urutan proses uji cob, saat ujian banyak dijumpai peserta didik yang
membuat catatan rumus untuk dijadikan contekan atau mereka mengerti rumusnya
tapi mereka tidak bisa atau tidak mengerti cara pengaplikasian rumus tersebut
sehingga akhirnya mencontek teman adalah solusinya . Hal tersebut terjadi
karena peserta didik ketika guru memberikan materi merasa bosan, jenuh, dan
kurang enjoy dalam belajar bahkan bisa dikatakan suasana kelas sangat tegang,
sehingga siswa banyak yang ngantuk dan tidak mendengarkan, ahirnya mereka tidak
faham. Begitu juga saat guru menerangkan materi untuk mengerjakan soal,peserta
didik banyak yang belum mengerti runtutan cara mencatatnya.
Hal tersebut
merupakan masalah yang besar,karena dikhawatirkan akan menghasilkan out put
yang mengecewakan,peserta didik tidak mengerti materi yang disampaikan selama
mereka belajar. Olehkarena itu, dibutuhkan suatu model pembelajara yang
menjadikan peserta didik mampu menerima materi yang diberikan,suasana dalam
lingkungan belajar juga dapat membantu untuk kesuksesan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) yaitu dengan model pembelajaran Mind maping dan Drill.
B.
Eksplorasi
dan Analisis Masalah
Berdasarkan
fenomena-fenomena yang yang dipaparkan di atas, sebagai gambaran untuk
meningkatkan pemahaman secara lebih mendalam dengan model pembelajaran yang
dapat menjadikan peserta didik lebih mengerti akan ilmu sains maka dibutuhkan
suatu perubahan strategi pembelajaran yang dapat membuat perubahan terhadap
kemajuan pemahaman peserta didik.
Perubahan
strategi tersebut bisa berupa perubahan metode belajar yang dulunya hanya
berceramah (teacher learning) tetapi perlu adanya penambahan stimulus baru
yaitu berupa pembiasaan untuk mengerjakan soal-soal latihan (model pembelajaran
drill) dan mind maping agar peserta didik dapat lebih paham dalam runtutan atau
langkah-langkah mengerjakan soal.
Dalam
model pembelajaran seperti ini,diharapkan akan lebih mudah diterima oleh peserta
didik dan peserta didik dalam mengerjakan ujian dapat menyelesaikannya, karena
dalam dalam teori behavioristik bahwa semakin objek diberikan stimulus secara
terus menerus makan akan terbiasa. Pembelajaran natinya akan maksimal dan aktif apabila peserta didik
belajar memiliki mind maping.
Agar
pelajaran sains khususnya di SMAN 2 Jombang dapat lebih dimengerti maka perlu
adanya perubahan strategi pembelajaran yaitu menerapkan modelpembeljaran mind
maping dan drill (latihan soal) agar
peserta didik dapat lebih memahami pelajaran sains.
C. Penyajian Masalah
Sains
merupakan mata pelajaran yamg banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak hanya memebutuhkan pemahaman
mendalam, karena dalam sains memiliki banyak bagian. Pelajaran sains yaitu
matematika,fisika,biologi daan kimia tidak hanya memahami teori-teori yang ada tetapi
peserta didik juga diharapkan mampu mengaplikasikannya baik dalam hal praktikum
maupun dalam hal memecahkan soal (menerapkan rumus). Oleh karena itu, Mata
Pelajaran sains memerluakan suatu model pelajaran yang lebih baru.
Dari
masalah di atas, dapat kita ambil rumusan masalahnya. Bagaimana menerapkan
model pembelajaran mind maping dan drill untuk meningkatkan pemahaman pada mata
pelajaran sains di Sekolah Menengah Atas
khususya di SMAN 2 Jombang?.
D. Pemecahan Masalah
Perubahan metode
pendidikan perlu untuk dilakukan mengingat semakin hari semakin banyak pula
problematika atau masalah-masalah yang dialami dalam dunia pendidikan. Salah
satunya yaitu tentang perubahan pada teori belajar behavioristik yang mana
teori ini guru masih sebagai pusat atau sering disebut teacher center,metode
ceramah sering digunakan dalam sistem behaviorisem. Dampak dari sistem ini
sangatlah jelas terlihat,peserta didik menjadi kurang bisa memahami materi yang
disampaikan oleh guru dan ketika ujian pun peserta didik kurang bisa menerapkan
materi yang ada ketika menghadapi soal ujian maka dari itu perubahan sistem
behaviorisem perlu untuk sedikit dirubaha yaitu dengan menambah stimulus atau
pembiasaan pada peserta didik,jadi tidak hanya memberikan stimulus yang
misalnya hanya dalam bentuk bicara (ceramah) tetapi juga ada dalam bentuk
pembiasaan yang lainnya yaitu dengan memberikan soal-soal latihan kepada
peserta didik agar nantinya ketika menghadapi soal ujian peserta didik sudah
terbiasa dengan kondisi seperti itu. Metode inilah yang disebut Metode Drill.
Penggunaan istilah drill (latihan), sering disamakan dengan istilah
ulangan. Sebenarnya berbeda, ulangan adalah suatu tindakan untuk sekedar
mengetahui sejauh mana siswa telah menyerap pelajaran yang telah diberikan oleh
guru. Sedangkan Metode Drill (latihan) merupakan suatu cara mengajar dengan
memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga
memperoleh suatu keterampilan dan
pemahaman tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu
diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang
pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih
keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah - ubah kondisinya sehingga
menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan
yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang
membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan
begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan
pengertian dasar.
Metode
Drill (latihan) wajar digunakan untuk :
a. Kecakapan motoris,
misalnya : menggunakan alat-alat ( musik, olahraga, menari, pertukangan dan
sebagainya )
b. Kecakapan
mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya
Hal - hal yang
perlu diperhatikan :
a. Tujuan harus
dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat
mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
b. Tentukan
dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus
dikerjakan
c. Lama latihan
harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
d. Selingilah
latihan agar tidak membosankan
e. Perhatikan
kesalahan - kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal
sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Tujuan Metode Drill (latihan)
Tujuan metode
drill (latihan) adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang
sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap dipergunakan bila
sewaktu-waktu diperlukani belajar mengajar teknik metode drill (latihan siap)
ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki keterampilan
motorik/gerak, seperti menghafal, membaca dan menulis Al-Qur’an dan hadits
b. Mengembangkan kecakapan
intetek
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu
keadaan dengan hal lain. seperti sebab akibat banjir – hujan,
antara tanda huruf dan bunyi -ing, -ny dan lain sebagainya, penggunaan
lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.
Menurut Zuhairini, dkk menguraikan tentang tujuan
metode drill yaitu sebagai berikut:
a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh
penguasaan dan keterampilan yang diharapkan
b. Para siswa akan memiliki pengetahuan siap.
c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar
secara rutin dan disiplin.
Metode drill ini
juga hendaknya dibantu dengan metode pembelajaran yang lainnya yaitu metode
mind maping. Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan
tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking.Mind
mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambilnya kembali ke luar otak.. Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute
yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian
rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal
sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada
menggunakan teknik mencatat biasa.
Sebuah mind map
memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar
dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk
memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide
tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang
dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya
memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
Mind mapping mempunyai
kelebihan yang bisa membantu peserta didik dalam proses Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) yaitu dalam tehnik penyusunan catatan yang dapat membantu siswa
menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja
otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan
daya ingat hingga 78%. Beberapa manfaat memiliki mind map antara lain :
a. Merencana f.
Memusatkan Perhatian
b. Berkomunikasi
g.
Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran
c. Menjadi Kreatif h.
Mengingat dengan lebih baik
d. Menghemat
Waktu i.
Belajar Lebih Cepat dan Efisien
e. Menyelesaikan
Masalah j.
Melihat gambar keseluruhan
Ada
beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping yang lain, yaitu :
a. Cara ini
cepat
b. Teknik dapat
digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda
c. Proses
menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
d. Diagram yang
sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Jadi bisa
dikatakan dalam peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan
potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya
keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur
dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara
verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak
dalam menyerap informasi yang diterima.Peta pikiran yang dibuat oleh siswa
dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan
perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan
yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan
mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah
menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam
proses pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja
Otak Dengan Berfikir.)
Cara membuat
mind mapping sebenarnya tidak terlalu sulit, yang perlu untuk dilakuakn yaitu terlebih
dahulu menyiapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape
kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas
dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada
mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat
rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat
imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri
dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi
pelajaran. Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi
terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal
serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke
pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak
membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak
menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan
dari masing-masing garis.
E. Refleksi Terhadap Proses dan Hasil
Pemecahan Masalah
Metode
pembelajaran drill sebenarnya merupakan aplikasi dari apa yang ada dalam teori
pavlov yaitu dalam teori behaviorisem pavlov,anjing sebagai objek diberikan
stimulus melalui pembiasaan pemberian stimulus tersebut maka objek tersebut
akan terbiasa dengan kondisi yang dialami setiap saat begitu juga dengan
peserta didik,pelaksanaan metode drill merupakan pembiasaan kepada peserta
didik agar menjadi terbiasa dan mampu dalam menghadapi soal ujian yaitu dengan
memberikan stimulus berupa pembiasaan mengerjakan soal latihan.
Guru tidak hanya
memberikan stimulus yang hanya dalam bentuk bicara (omongan) tetapi juga
memberikan stimulus tambahan dengan pembiasaan mengerjakan soal latihan agar
ketika dalam ujian sekolah para peserta didik terbiasa dengan suasana ujian.
Namun metode drill hendaknya juga dibantu dengan metode mind maping agar
memperoleh hasil yang lebih maksimal karena metode mind maping sangatlah
membantu pembentukan kerangka berpikir peserta didik. Peserta didik menjadi
memiliki konsep berpikir dalam otak mereka,tidak hanya konsep dalam otak yang
dimiliki tetapi peserta didikjuga mampu untuk membuat catatan dari apa yang
disampaikan oleh guru menjadi lebih teratur dan lebih mudah untuk dipahami.
Dengan adanya
perubahan metode pembelajaran yang hanya berupa ceramah bisa dirubah dengan
metode pembelajaran mind maping dan drill agar para siswa SMAN 2 Jombang mampu
memahami pelajaran sains dan ketika dalam ujian sekolah dapat memberikan hasil
yang maksimal karena dengan metode pembelajaran drill siswa SMA 2 Jombang akan mepunyai
kecakapan mental,mengerjakan sesuatu tepat tujuan,mepunyai kecakapan intelek
sehingga dalam mengerjakan soal ujian relatif singka dan cepat karena sudah
terlatihdan tentunya peserta didik sudah terbiasa dengan kondisi atau suasana
ujian sementara mind maping dapat membantu siswa SMAN 2 jombang untuk mampu
mempunyai konsep dalam otak mereka dan mampu mencatat materi pelajaran sains
yang disampaikan oleh guru secara sistematis. Oleh karena itu sangat penting
untuk melakukan perubahan metode pembelajaran di SMAN 2 Jombang agar para siswa
siswi mamahami pelajaran sains dengan lebih baik dan nantinya juga mampu
mengerjakan soal-soal ujian sekolah dengan lancar serta mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Daftar
Pustaka
Oemar,
Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar,
Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf, Tayar dan Syaifiil
Anwar. 1997. Metode Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Roestiyah NK. 1985. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Shalahuddin,
Mahfud. 1987. Metodohgi Pengajaran Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Zuhairini, dkk. (1983). Metodik
Khusus Pendidikan Agama. Suarabaya: Usaha Nasional.
Team
Kurikulum Didaktik Metodik kurikulum IKIP Surabaya. 1981. Pengantar Didaktik
Metodik kurikulun PBM. Surabaya: IKIP.
No comments:
Post a Comment