Friday, December 12, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPING DAN DRILL (LATIHAN SOAL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SAINS DI SMAN 2 JOMBANG



MAKALAH TERAPAN


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPING DAN DRILL (LATIHAN SOAL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SAINS DI SMAN 2 JOMBANG




Disusun untuk memenuhi tugas Akhir mata kuliah Teori Belajar dan Pemebelajaran
Dosen Pembimbing : Imron Rosyidi M.Th, M.Ed




Oleh :
moh. kamilus zaman







Description: D:\PICTURES\LOGO & ICON\Logo UIN\LOGO UIN BARU itemputih.JPG









JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
 MALANG
2011
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPING DAN DRILL (LATIHAN SOAL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SAINS DI SMAN 2 JOMBANG



A.    Merasakan Adanya Masalah
Dalam lingkungan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Mata pelajaran Sains khususnya merupakan mata pelajaran yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit,membosankan bahkan ada yang menganggap sebagai momok yang menakutkan ketika akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN), bahkan saat mereka akan memasuki kenaikan kelas dan memilih jurusan,mereka seringkali menghindari untuk memilih program IPA.
Hal tersebut sangat disayangkan sekali mengingat dalam kehidupan ini tidak terlepas dari sains. Dari mulai kita bangun tidur hingga kita akan memejamkan mata kembali kita tidak terlepas dengan sains. Permasalahn di dunia ini pun yang begitu kompleks juga tidak terlepas dari sains. Kejadian yang kita alami tidak bisa lepas dengan Biologi, Fisika, Kimia dan matematika.
Mengingat betapa pentingnya pendidika sains dalam sekolah bahkan dalam kehidupan sehari-hari, maka diperlukan metode baru yang dapat memberikan kontribusi dalam membantu pemahaman siswa untuk bisa mengerti dan memahami tentang sains. Dalam Sekolah Menengah Atas (SMA), termasuk diantaranya SMAN 2 Jombang meski merupakan sekolah yang nampak maju dalam sarana dan prasarana, namun dari sisi pemahaman tentang mata pelajaran sains masih ada yang belum cukup mengerti dan faham, sebagai contoh banyak siswa siswi saat praktikum mereka tidak mengerti langkah-langkah atau urutan proses uji cob, saat ujian banyak dijumpai peserta didik yang membuat catatan rumus untuk dijadikan contekan atau mereka mengerti rumusnya tapi mereka tidak bisa atau tidak mengerti cara pengaplikasian rumus tersebut sehingga akhirnya mencontek teman adalah solusinya . Hal tersebut terjadi karena peserta didik ketika guru memberikan materi merasa bosan, jenuh, dan kurang enjoy dalam belajar bahkan bisa dikatakan suasana kelas sangat tegang, sehingga siswa banyak yang ngantuk dan tidak mendengarkan, ahirnya mereka tidak faham. Begitu juga saat guru menerangkan materi untuk mengerjakan soal,peserta didik banyak yang belum mengerti runtutan cara mencatatnya.
Hal tersebut merupakan masalah yang besar,karena dikhawatirkan akan menghasilkan out put yang mengecewakan,peserta didik tidak mengerti materi yang disampaikan selama mereka belajar. Olehkarena itu, dibutuhkan suatu model pembelajara yang menjadikan peserta didik mampu menerima materi yang diberikan,suasana dalam lingkungan belajar juga dapat membantu untuk kesuksesan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yaitu dengan model pembelajaran Mind maping dan Drill.

B.     Eksplorasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan fenomena-fenomena yang yang dipaparkan di atas, sebagai gambaran untuk meningkatkan pemahaman secara lebih mendalam dengan model pembelajaran yang dapat menjadikan peserta didik lebih mengerti akan ilmu sains maka dibutuhkan suatu perubahan strategi pembelajaran yang dapat membuat perubahan terhadap kemajuan pemahaman peserta didik.
Perubahan strategi tersebut bisa berupa perubahan metode belajar yang dulunya hanya berceramah (teacher learning) tetapi perlu adanya penambahan stimulus baru yaitu berupa pembiasaan untuk mengerjakan soal-soal latihan (model pembelajaran drill) dan mind maping agar peserta didik dapat lebih paham dalam runtutan atau langkah-langkah mengerjakan soal.
Dalam model pembelajaran seperti ini,diharapkan akan lebih mudah diterima oleh peserta didik dan peserta didik dalam mengerjakan ujian dapat menyelesaikannya, karena dalam dalam teori behavioristik bahwa semakin objek diberikan stimulus secara terus menerus makan akan terbiasa. Pembelajaran natinya  akan maksimal dan aktif apabila peserta didik belajar memiliki mind maping.
Agar pelajaran sains khususnya di SMAN 2 Jombang dapat lebih dimengerti maka perlu adanya perubahan strategi pembelajaran yaitu menerapkan modelpembeljaran mind maping dan drill (latihan soal) agar  peserta didik dapat lebih memahami pelajaran sains.

C.    Penyajian Masalah
Sains merupakan mata pelajaran yamg banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak hanya memebutuhkan pemahaman mendalam, karena dalam sains memiliki banyak bagian. Pelajaran sains yaitu matematika,fisika,biologi daan kimia tidak hanya memahami teori-teori yang ada tetapi peserta didik juga diharapkan mampu mengaplikasikannya baik dalam hal praktikum maupun dalam hal memecahkan soal (menerapkan rumus). Oleh karena itu, Mata Pelajaran sains memerluakan suatu model pelajaran yang lebih baru.
Dari masalah di atas, dapat kita ambil rumusan masalahnya. Bagaimana menerapkan model pembelajaran mind maping dan drill untuk meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran sains di Sekolah Menengah Atas  khususya di SMAN 2 Jombang?.

D.    Pemecahan Masalah
Perubahan metode pendidikan perlu untuk dilakukan mengingat semakin hari semakin banyak pula problematika atau masalah-masalah yang dialami dalam dunia pendidikan. Salah satunya yaitu tentang perubahan pada teori belajar behavioristik yang mana teori ini guru masih sebagai pusat atau sering disebut teacher center,metode ceramah sering digunakan dalam sistem behaviorisem. Dampak dari sistem ini sangatlah jelas terlihat,peserta didik menjadi kurang bisa memahami materi yang disampaikan oleh guru dan ketika ujian pun peserta didik kurang bisa menerapkan materi yang ada ketika menghadapi soal ujian maka dari itu perubahan sistem behaviorisem perlu untuk sedikit dirubaha yaitu dengan menambah stimulus atau pembiasaan pada peserta didik,jadi tidak hanya memberikan stimulus yang misalnya hanya dalam bentuk bicara (ceramah) tetapi juga ada dalam bentuk pembiasaan yang lainnya yaitu dengan memberikan soal-soal latihan kepada peserta didik agar nantinya ketika menghadapi soal ujian peserta didik sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Metode inilah yang disebut Metode Drill.
Penggunaan istilah drill (latihan), sering disamakan dengan istilah ulangan. Sebenarnya berbeda, ulangan adalah suatu tindakan untuk sekedar mengetahui sejauh mana siswa telah menyerap pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Sedangkan Metode Drill (latihan) merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan  dan pemahaman tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah - ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Metode Drill (latihan) wajar digunakan untuk :
a. Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat ( musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya )
b. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya
Hal - hal yang perlu diperhatikan :
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan
c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
d. Selingilah latihan agar tidak membosankan
e. Perhatikan kesalahan - kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Tujuan Metode Drill (latihan)
Tujuan metode drill (latihan) adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukani belajar mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafal, membaca dan menulis Al-Qur’an dan hadits
b. Mengembangkan kecakapan intetek        
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain. seperti sebab akibat banjir – hujan, antara tanda huruf dan bunyi -ing, -ny dan lain sebagainya, penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.
Menurut Zuhairini, dkk menguraikan tentang tujuan metode drill yaitu sebagai berikut:
a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan
b. Para siswa akan memiliki pengetahuan siap.
c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
Metode drill ini juga hendaknya dibantu dengan metode pembelajaran yang lainnya yaitu metode mind maping. Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking.Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak.. Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
Mind mapping mempunyai kelebihan yang bisa membantu peserta didik dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yaitu dalam tehnik penyusunan catatan yang dapat membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%. Beberapa manfaat memiliki mind map antara lain :
a. Merencana                                                   f. Memusatkan Perhatian
b. Berkomunikasi                                            g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran
c. Menjadi Kreatif                                           h. Mengingat dengan lebih baik
d. Menghemat Waktu                                     i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien
e. Menyelesaikan Masalah                              j. Melihat gambar keseluruhan
Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping yang lain, yaitu :
a. Cara ini cepat
b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda
c. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Jadi bisa dikatakan dalam peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir.)
Cara membuat mind mapping sebenarnya tidak terlalu sulit, yang perlu untuk dilakuakn yaitu terlebih dahulu menyiapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran. Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis.

E.     Refleksi Terhadap Proses dan Hasil Pemecahan Masalah
Metode pembelajaran drill sebenarnya merupakan aplikasi dari apa yang ada dalam teori pavlov yaitu dalam teori behaviorisem pavlov,anjing sebagai objek diberikan stimulus melalui pembiasaan pemberian stimulus tersebut maka objek tersebut akan terbiasa dengan kondisi yang dialami setiap saat begitu juga dengan peserta didik,pelaksanaan metode drill merupakan pembiasaan kepada peserta didik agar menjadi terbiasa dan mampu dalam menghadapi soal ujian yaitu dengan memberikan stimulus berupa pembiasaan mengerjakan soal latihan.
Guru tidak hanya memberikan stimulus yang hanya dalam bentuk bicara (omongan) tetapi juga memberikan stimulus tambahan dengan pembiasaan mengerjakan soal latihan agar ketika dalam ujian sekolah para peserta didik terbiasa dengan suasana ujian. Namun metode drill hendaknya juga dibantu dengan metode mind maping agar memperoleh hasil yang lebih maksimal karena metode mind maping sangatlah membantu pembentukan kerangka berpikir peserta didik. Peserta didik menjadi memiliki konsep berpikir dalam otak mereka,tidak hanya konsep dalam otak yang dimiliki tetapi peserta didikjuga mampu untuk membuat catatan dari apa yang disampaikan oleh guru menjadi lebih teratur dan lebih mudah untuk dipahami.
Dengan adanya perubahan metode pembelajaran yang hanya berupa ceramah bisa dirubah dengan metode pembelajaran mind maping dan drill agar para siswa SMAN 2 Jombang mampu memahami pelajaran sains dan ketika dalam ujian sekolah dapat memberikan hasil yang maksimal karena dengan metode pembelajaran drill siswa SMA 2 Jombang akan mepunyai kecakapan mental,mengerjakan sesuatu tepat tujuan,mepunyai kecakapan intelek sehingga dalam mengerjakan soal ujian relatif singka dan cepat karena sudah terlatihdan tentunya peserta didik sudah terbiasa dengan kondisi atau suasana ujian sementara mind maping dapat membantu siswa SMAN 2 jombang untuk mampu mempunyai konsep dalam otak mereka dan mampu mencatat materi pelajaran sains yang disampaikan oleh guru secara sistematis. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan perubahan metode pembelajaran di SMAN 2 Jombang agar para siswa siswi mamahami pelajaran sains dengan lebih baik dan nantinya juga mampu mengerjakan soal-soal ujian sekolah dengan lancar serta mendapatkan hasil yang memuaskan.


Daftar Pustaka
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf, Tayar dan Syaifiil Anwar. 1997. Metode Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Roestiyah NK. 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Shalahuddin, Mahfud. 1987. Metodohgi Pengajaran Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Zuhairini, dkk. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Suarabaya: Usaha Nasional.
Team Kurikulum Didaktik Metodik kurikulum IKIP Surabaya. 1981. Pengantar Didaktik Metodik kurikulun PBM. Surabaya: IKIP.

No comments:

Post a Comment