Friday, December 12, 2014

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN, PEMAHAMAN, PEMAKNAAN DAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BAGI SISWA SMAN 1 GEGER MADIUN



MAKALAH TERAPAN
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN, PEMAHAMAN, PEMAKNAAN DAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BAGI SISWA SMAN 1 GEGER MADIUN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar & Pembelajaran
Dosen Pengampu : Imron Rosyidi,M.Th,M.Ed


Oleh :
moh. kamilus zaman

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
A.    Menyadari Adanya Masalah
Rendahnya kemampuan siswa SMAN 1 Geger Madiun dalam penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah (problem solving) dalam pembelajaran sosiologi sudah dirasakan sebagai masalah yang cukup serius dalam pembelajaran sosiologi di sekolah. Permasalahan ini muncul sudah cukup lama dan agak terabaikan karena kebanyakan dalam pembelajaran sosiologi lebih berkonsentrasi untuk mengejar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) setinggi mungkin. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran biasanya di fokuskan untuk melatih siswa terampil menjawab soal sosiologi, sehingga penguasaan dan pemahaman sosiologi siswa terabaikan.
B.     Eksplorasi dan Analisis
Salah satu penyebab rendahnya kualitas penalaran, pemahaman, pemaknaan siswa dan rendahnya kemampuan untuk memecahkan masalah dalam pelajaran sosiologi adalah bahwa dalam pembelajaran sosiologi, lebih dikonsentrasikan pada hal-hal yang prosedural, konsep sosiologi disampaikan secara informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang mendalam. Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah guru menggunakan Teori Pembelajaran Behavioristik (Teacher Center) dimana peserta didik hanya bertugas untuk menjadi pendengar yang baik, dan kurangnya minat peserta didik untuk membaca dan memahami suatu materi secara mendalam sehingga peserta didik tidak aktif dan kemampuannya untuk berfikir kritis masih rendah. Akibatnya, kemampuan penalaran, pemahaman, pemaknaan dan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.
Kemampuan siswa dalam penalaran, memahami dan memaknai serta memecahkan masalah (problem solving) dirasakan sangat kurang. Oleh karena itu diperlukan upaya nyata yang tepat, direncanakan dengan matang, dan dikaji dengan seksama agar kemampuan siswa dalam penalaran, memahami, memaknai dan memecahkan masalah sosiologi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi siswa masing-masing.
Tampaknya upaya ini akan sulit jika dilakukan oleh pihak tertentu dan dilakukan secara kompartemen. Perlu upaya beberapa pihak dan dilakukan secara kompak. Oleh karena itu kegiatan kolaborasi antara guru, siswa, dan pihak sekolah untuk mengkonstruksi komponen-komponen pembelajaran sosiologi yang berpotensi untuk menumbuh kembangkan kemampuan penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah bagi siswa SMAN 1 Geger Madiun perlu dilakukan.
C.    Problem Serving (Rumusan Masalah)
Dalam makalah terapan ini, akan difokuskan pada jawaban dari permasalahan:
1. Bagaimanakah bentuk dan karakteristik permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran,pemahaman dan pemecahan masalah  sosiologi siswa?
2.  Bagaimanakah kegiatan belajar dan mengajar sosiologi berbasis masalah agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran,pemahaman dan pemecahan masalah (problem solving) sosiologi siswa?
D. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
     1. Bentuk & Karakteristik Permasalahan
Prinsip dasar pembelajaran dalam makalah terapan ini adalah Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah), dimana dalam proses pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu permasalahan dan proses pembelajaran bukan sekedar transfer gagasan dari guru kepada siswa, melainkan aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah melalui proses berpikir deduktif dan induktif. Pembelajaran merupakan suatu proses bagaimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Oleh karena itu, pada problem based learning ini, siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang dapat dipecahkan.
Hakikat permasalahan dalam Problem Based learning adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, permasalahan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah adalah masalah yang relevan dengan kehidupan pesarta didik (permasalahan autentik), karena permasalahan autentik ini akan lebih menarik jika dibandingkan dengan masalah (problem) yang berada di buku ajar yang tidak ada maknanya bagi kehidupan riil seorang peserta didik.
Permasalahan yang disajikan dalam Problem Based Learning adalah masalah yang terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, Problem Based Learning memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan siswa mampu meningkatkan penalaran, pemahaman, serta pemaknaan terhadap suatu permasalahan sehingga akan tercapai kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah (problem solving).
Dalam menyajikan suatu permasalahan, seorang guru harus memprediksi bahwa peserta didik mampu untuk memecahkan permasalahan yang diberikan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penalaran dan pemecahan masalah,yaitu:
a.   Beri murid kesempatan luas untuk memecahkan problem dunia riil. Jadikan ini sebagai bagian dari pengajaran. Susun problem yang relevan dengan kehidupan peserta didik.
b.   Pantau apakah strategi pemecahan masalah peserta didik efektif atau tidak.
c.   Gunakan teknologi secara efektif, sebagai contoh adalah menggabungkan program multimedia ke dalam kelas.
2. Kegiatan Belajar Mengajar
Belajar kelompok merupakan strategi yang cocok untuk meningkatkan penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah bagi siswa.Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami permasalahan yang diberikan sebelum diskusi kelompok cukup efektif karena masing-masing siswa dapat memperoleh ide-ide tentang gambaran bagaimana cara menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan. Diskusi kelompok dengan bekal perbedaan ide-ide/gagasan-gagasan dari masing-masing siswa memiliki potensi untuk meningkatkan penalaran siswa karena pada saat diskusi kelompok siswa belajar mengkonstruksi pengetahuannya melalui informasi-informasi baru yang diperolehnya dalam diskusi.
Untuk menjembatani perbedaan pendapat/argumen yang terjadi antar kelompok, di akhir pembelajaran diadakan diskusi kelas. Diskusi kelas ini cukup efektif sebagai media dalam mengklarifikasi penalaran siswa. Agar tidak terjadi miskonsepsi, pada saat penutupan pembelajaran, masing-masing siswa/kelompok menyimpulkan materi yang diberikan dengan bimbingan guru.
Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa sebelum menghadapkan siswa pada suatu permasalahan merupakan tahap awal yang cukup efektif untuk menumbuhkan sikap positif siswa selama proses pembelajaran.
Agar kemampuan penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah siswa lebih berkembang, maka selama proses pembelajaran berlangsung diharapkan siswa terlibat secara aktif dalam melakukan proses pembelajaran, misalnya siswa melakukan diskusi dengan rekannya maupun dengan guru mengenai permasalahan sosiologi sehingga dapat mengkonstruksi dan mengevaluasi argumen-argumen mereka sendiri maupun argumen-argumen rekannya, serta dapat melakukan generalisasi saat penarikan kesimpulan.

E.     Reflection
Permasalahan yang disajikan dalam Problem Based Learning adalah masalah yang terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, Problem Based Learning memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan siswa mampu meningkatkan penalaran, pemahaman, serta pemaknaan terhadap suatu permasalahan sehingga akan tercapai kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah (problem solving).
Belajar kelompok merupakan strategi yang cocok untuk meningkatkan penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah bagi siswa.Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami permasalahan yang diberikan sebelum diskusi kelompok cukup efektif karena masing-masing siswa dapat memperoleh ide-ide tentang gambaran bagaimana cara menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, John. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

No comments:

Post a Comment