MAKALAH TERAPAN
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENALARAN, PEMAHAMAN, PEMAKNAAN DAN PEMECAHAN MASALAH PADA
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BAGI SISWA SMAN 1 GEGER MADIUN
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar & Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Imron Rosyidi,M.Th,M.Ed
Oleh :
moh. kamilus zaman
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
A. Menyadari
Adanya Masalah
Rendahnya kemampuan siswa SMAN 1 Geger Madiun dalam
penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah (problem solving) dalam
pembelajaran sosiologi sudah dirasakan sebagai masalah yang cukup serius dalam
pembelajaran sosiologi di sekolah. Permasalahan ini muncul sudah cukup lama dan
agak terabaikan karena kebanyakan dalam pembelajaran sosiologi lebih berkonsentrasi
untuk mengejar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) setinggi mungkin. Oleh karena
itu kegiatan pembelajaran biasanya di fokuskan untuk melatih siswa terampil
menjawab soal sosiologi, sehingga penguasaan dan pemahaman sosiologi siswa
terabaikan.
B. Eksplorasi
dan Analisis
Salah satu penyebab rendahnya kualitas penalaran, pemahaman,
pemaknaan siswa dan rendahnya kemampuan untuk memecahkan masalah dalam
pelajaran sosiologi adalah bahwa dalam pembelajaran sosiologi, lebih
dikonsentrasikan pada hal-hal yang prosedural, konsep sosiologi disampaikan
secara informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman
yang mendalam. Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah guru menggunakan Teori
Pembelajaran Behavioristik (Teacher
Center) dimana peserta didik hanya bertugas untuk menjadi pendengar yang
baik, dan kurangnya minat peserta didik untuk membaca dan memahami suatu materi
secara mendalam sehingga peserta didik tidak aktif dan kemampuannya untuk
berfikir kritis masih rendah. Akibatnya, kemampuan penalaran, pemahaman,
pemaknaan dan kemampuan pemecahan masalah (problem
solving) siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.
Kemampuan siswa dalam penalaran, memahami dan
memaknai serta memecahkan masalah (problem
solving) dirasakan sangat kurang. Oleh karena itu diperlukan upaya nyata
yang tepat, direncanakan dengan matang, dan dikaji dengan seksama agar
kemampuan siswa dalam penalaran, memahami, memaknai dan memecahkan masalah
sosiologi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi siswa masing-masing.
Tampaknya upaya ini akan sulit jika dilakukan oleh
pihak tertentu dan dilakukan secara kompartemen. Perlu upaya beberapa pihak dan
dilakukan secara kompak. Oleh karena itu kegiatan kolaborasi antara guru,
siswa, dan pihak sekolah untuk mengkonstruksi komponen-komponen pembelajaran sosiologi
yang berpotensi untuk menumbuh kembangkan kemampuan penalaran, pemahaman,
pemaknaan dan pemecahan masalah bagi siswa SMAN 1 Geger Madiun perlu dilakukan.
C. Problem
Serving (Rumusan Masalah)
Dalam
makalah terapan ini, akan difokuskan pada jawaban dari permasalahan:
1.
Bagaimanakah bentuk dan karakteristik permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran
agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran,pemahaman dan pemecahan masalah sosiologi siswa?
2.
Bagaimanakah kegiatan belajar dan
mengajar sosiologi berbasis masalah agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran,pemahaman
dan pemecahan masalah (problem solving)
sosiologi siswa?
D.
Problem Solving (Pemecahan Masalah)
1. Bentuk & Karakteristik Permasalahan
Prinsip dasar pembelajaran dalam makalah
terapan ini adalah Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah),
dimana dalam proses pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu permasalahan dan
proses pembelajaran bukan sekedar transfer gagasan dari guru kepada siswa,
melainkan aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah melalui proses berpikir deduktif dan
induktif. Pembelajaran merupakan suatu proses bagaimana guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan.
Oleh karena itu, pada problem based learning ini, siswa dihadapkan pada suatu
permasalahan yang dapat dipecahkan.
Hakikat permasalahan dalam Problem Based
learning adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan.
Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan,
atau kecemasan. Oleh karena itu, permasalahan yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan penalaran dan pemecahan masalah adalah masalah yang relevan dengan
kehidupan pesarta didik (permasalahan autentik), karena permasalahan autentik
ini akan lebih menarik jika dibandingkan dengan masalah (problem) yang berada
di buku ajar yang tidak ada maknanya bagi kehidupan riil seorang peserta didik.
Permasalahan yang disajikan dalam
Problem Based Learning adalah masalah yang terbuka. Artinya jawaban dari
masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan
kemungkinan jawaban. Dengan demikian, Problem Based Learning memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data secara
lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan siswa mampu meningkatkan
penalaran, pemahaman, serta pemaknaan terhadap suatu permasalahan sehingga akan
tercapai kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis
untuk menemukan alternatif pemecahan masalah (problem solving).
Dalam menyajikan suatu permasalahan,
seorang guru harus memprediksi bahwa peserta didik mampu untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang
guru untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penalaran dan pemecahan
masalah,yaitu:
a. Beri
murid kesempatan luas untuk memecahkan problem dunia riil. Jadikan ini sebagai
bagian dari pengajaran. Susun problem yang relevan dengan kehidupan peserta
didik.
b. Pantau
apakah strategi pemecahan masalah peserta didik efektif atau tidak.
c. Gunakan
teknologi secara efektif, sebagai contoh adalah menggabungkan program
multimedia ke dalam kelas.
2.
Kegiatan Belajar Mengajar
Belajar kelompok merupakan strategi yang
cocok untuk meningkatkan penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah
bagi siswa.Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami
permasalahan yang diberikan sebelum diskusi kelompok cukup efektif karena
masing-masing siswa dapat memperoleh ide-ide tentang gambaran bagaimana cara
menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan. Diskusi kelompok dengan
bekal perbedaan ide-ide/gagasan-gagasan dari masing-masing siswa memiliki potensi
untuk meningkatkan penalaran siswa karena pada saat diskusi kelompok siswa
belajar mengkonstruksi pengetahuannya melalui informasi-informasi baru yang
diperolehnya dalam diskusi.
Untuk menjembatani perbedaan
pendapat/argumen yang terjadi antar kelompok, di akhir pembelajaran diadakan
diskusi kelas. Diskusi kelas ini cukup efektif sebagai media dalam
mengklarifikasi penalaran siswa. Agar tidak terjadi miskonsepsi, pada saat
penutupan pembelajaran, masing-masing siswa/kelompok menyimpulkan materi yang
diberikan dengan bimbingan guru.
Pemberian apersepsi dan motivasi kepada
siswa sebelum menghadapkan siswa pada suatu permasalahan merupakan tahap awal yang
cukup efektif untuk menumbuhkan sikap positif siswa selama proses pembelajaran.
Agar kemampuan penalaran, pemahaman,
pemaknaan dan pemecahan masalah siswa lebih berkembang, maka selama proses
pembelajaran berlangsung diharapkan siswa terlibat secara aktif dalam melakukan
proses pembelajaran, misalnya siswa melakukan diskusi dengan rekannya maupun dengan
guru mengenai permasalahan sosiologi sehingga dapat mengkonstruksi dan mengevaluasi
argumen-argumen mereka sendiri maupun argumen-argumen rekannya, serta dapat
melakukan generalisasi saat penarikan kesimpulan.
E. Reflection
Permasalahan yang disajikan dalam Problem Based
Learning adalah masalah yang terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut
belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan
jawaban. Dengan demikian, Problem Based Learning memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap
untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan siswa mampu meningkatkan penalaran,
pemahaman, serta pemaknaan terhadap suatu permasalahan sehingga akan tercapai
kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk
menemukan alternatif pemecahan masalah (problem
solving).
Belajar kelompok merupakan strategi yang
cocok untuk meningkatkan penalaran, pemahaman, pemaknaan dan pemecahan masalah
bagi siswa.Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami
permasalahan yang diberikan sebelum diskusi kelompok cukup efektif karena
masing-masing siswa dapat memperoleh ide-ide tentang gambaran bagaimana cara
menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, John. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
No comments:
Post a Comment