MAKALAH
TERAPAN
DISKUSI
SEBAGAI METODE YANG EFEKTIFDALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN
ISLAM DI
SMAN 1 SUMBERPUCUNG
Disusun untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen pengampu: Imron
Rosyidi M.Th, M.Ed
Oleh:
moh. kamilus zaman
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Juni,
2011
DISKUSI SEBAGAI METODE YANG EFEKTIF
DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN ISLAM DI SMAN 1 SUMBERPUCUNG
A.
Merasakan Adanya Masalah
Kita
mengetahui bahwa pada umumnya pada sekolah non agama lebih mementingkan pendidikan
yang memuat mata pelajaran umum dibandingkan dengan mata pelajaran agama. Sebab
ada paradigma yang menyatakan bahwa pendidikan agama tidak masuk pada ujian
nasional. Hal ini tentunya berpengaruh kepada pola belajar
peserta didik dalam mata pelajaran agama.
Jika dalam sekolah agama materi
tentang pelajaran agama dipilah-pilah sehingga menjadi satu mata pelajaran utuh
yang dapat mengoptimalisasikan mata pelajaran agama tersebut. Sebagai contoh
saja ada mata pelajaran fiqih, yang dimana dalam mata pelajaran ini menjelaskan
bagaimana hukum-hukum suatu masalah yang timbul pada lingkungan dan masyarakat
umum. Kemudian ada juga mata pelajaran aqidqh akhlak yang dimana di dalamnya
menjelasan tentang bagaimana sopan santun kita sebagai makhluk indvidu, sosial,
dan makhluk yang bertuhan. Dalam aqidah akhlak selain menjelaskan cara kita
bersopan santun juga menjelaskan kaidah-kaidah kita sebagai manusia dalam
berperilaku sehari-hari. Dan dalam sekolah agama jam pelajaran yang diberikan
pada mata pelajaran umum maupun agama tidaklah berbeda terlalu jauh. Tiap mata
pelajaran memiliki kesamaan dalam menyampaikan materinya. Hal ini pun juga
berpengaruh terhadap ke efektifan belajar siswa.
Berbeda halnya dengan hal diatas pada
sekolah non agama materi yang sebetulnya bermacam-macam ini diringkas menjadi
satu mata pelajaran saja yakni mata pelajaran pendidikan Islam. Hal ini tentu
sangat berat sebab dengan minimnya jam yang diberikan haruslah menjadikannya
lebih optimal dan efisien. Tentu hal ini harus ditunjang dengan menggunakan
metode yang tepat bagi peserta didik. Sebab dengan menerapkan metode yang tepat
nantinya akan menghasilkan suatu hasil yang optimal.
B. Eksplorasi dan Analisis Masalah
Setelah mengetahui adanya perbedaan
masalah yang timbul dari hal diatas, maka akan memunculakan suatu
problem-problem yang maempengaruhi bagaimana cara pengoptimalisasian
pembelalaran pendidikan Islam yang ada pada sekolah non Islam yang pada
kenyataanya memiliki jumlah jam pelajaran yang sangat kurang dibandingkan
dengan sekolah pada umumnya.
Hal ini tentu dapat diatasi dengan
menggunakan suatu metode pembelajaran yang tepat. Dari salah satu metode ini
yang tepat yaitu dengan menggunakan metode diskusi. Pada metode diskusi ini
cara menyampaikan hasilnya bisa melelui model presentasi ataupun dengan model
jigsaw.
C. Penyajian Masalah
Dalam pelajaran pendidikan Islam hal
yang dibahaas tentu saja tidak terlepas dari masalah kehidupan kita
sehari-hari. Oleh karena itu agar menghasilkan suatu input yang optimal pada
peserta didik maka dapat di lakukan dengan metode diskusi. Sebab dalam metode
diskusi seorang peserta didik dituntut untuk lebih peka terhadap ha-hal yang
terjadi pada lingkungan sekitar maupun hal-hal yang terjadi pada suatu
masyarakat umum. Dan peserta didik dituntut untuk mengkonstruksi ilmu dari apa
yang ia peroleh dan menjadikannya suatu ilmu. Dengan kata lain menekankan pada
peran aktif dari peserta didik sendiri.
D. Pemecahan Masalah
Yang dimaksud dengan metode atau model
pembelajaran yaitu jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran. Dalam suatu proses belajar pembelajaran suatu metode ini
sangatlah penting digunakan untuk menciptakan adanya optimalisasi belajar. Sebab
jika suatu proses relajar mengajar tidak menggunakan metode hal ini akan dapat
menimbulkan suatu kendala bagi efektifnya proses belajar mengajar.
Salah satu metode yang dapat menunjang
terciptanya proses belajar mengajar yang baik yaitu dengan menggunakan metode
diskusi. Dalam metode diskusi seorang peserta didik dituntut untuk lebih peka
terhadap apa yang terjadi pada lingkungan ataupun suatu masyarakat. Dan peserta
didik ini diberikan keleluasaan untuk menganalisis masalah dan mengkonstruknya
sebagai suatu ilmu pengetahuan. Dan peran guru disini yaitu sebagai tutor yang
memberikan suatu stimulus kepada peserta didik. Selain sebagai orang yang memberikan stimulus seorang guru
juga memiliki fungĂs sebagai evaluator, motivador, dan orang yang mengarahkan
agar ilmu pengetahuan yang didapat peserta didik ini tidak melenceng dari hal
yang seharusnya.
Oleh karenanya seorang guru juga
dituntut untuk lebih competen terhadap apa yang ia ajarkan. Yang dimaksud
dengan competen yaitu menguasai dan paham terhadap apa yang ia lakukan. Jika
seorang guru tidak memiliki competen terhadap apa yang ia ajarkan hal ini
sangat kurang baik. Sebab salah satu kunci agar seorang peserta didik mampu
dalam menerima suatu ilmu pengetahuan juga tergantung dari mampu atau
berkompetenkah seorang guru tersebut dalam membangun situasi pembelajaran yang
dapat menunjang keberhasilan peserta didik dalam mengkonstruk ilmu
pengetahuannya.
Salah satu contoh model diskusi yaitu,
seorang guru memberikan stimulus kepada peserta didik untuk mencari bagaimana
hukumnya jika ada orang yang berpuasa sehari penuh?. Dengan cara membentuk
kelompok yang masing-masing terdiri dari 5-6 pesera didik. Kemudian dari masing-masing
kelompk ini memiliki tugas yang berbeda ada yang mencari tentang hukumnya,
kemudian ada yang mencari bagaimana manfaatnya dan lain sebagainya. Kemudian
dari tiap kelompok ini menganalisis masalah yang ada dan merumuskan
kesimpulannya dan kemudian dipresentasikan kepada kelompok yang lain. Model
presentasinya pun ada berbagai macam ada yang bisa dengan kelompok yang memiliki tugas mempresentasikan
dahulu maju di depan kelas dan mempresentasikannya, bisa juga dengan
mempresentasikan dengan model jigsaw yang dimana mengirimkan masing-masing
anggota kelompoknya kepada kelompok lain dan kemudian mempresentasikannya.
Hal ini dinilai dapat menarik minat
para peserta didik dalam belajar pendidikan agama. Sebab para peserta didik
selain dituntut untuk lebih aktif juga suasana yang terbangun tidak menciptakan
suasana yang membosankan. Karena suasana yang terbangun yairtu suasana yang
penuh dengan suasana belajar mengajar yang santai akan tetapi juga serius.
Disamping itu pendapat dari masing-masing peserta didik dapat diutarakan.
Akan tetapi peran guru juga harus
optimal dalam membangun suasana belajar mengajar. Disamping sebagai evaluator
dan orang yang mengarahkan.
E. Revleksi Terhadap Proses dan Hasil
Pemecahan Masalah
Dalam metode diskusi ini peran aktif
dari peserta didik sangatlah dibutuhkan. Sebab dengan peran aktif peserta
didik, seorang peserta didik akan dapat mengkonstruk sendiri ilmu yang ia peroleh
sehingga menjadikannya ilmu yang manfaat.
Akan tetapi juga peran guru sangatlah penting.
Sebab pendidikan agama sangatlah memerlukan kehati-hatian dalam penyampaiannya.
Agar tidak menimbulkan suatu persepsi yang salah pada peserta didik dalam
menilai pendidikan Islam. Sehingga meskipun pada sekolah non agama yang jam
pelajaran agamanya sangatlah minim dapat menciptakan pengoptimalisasian belajar
mengajar. Dan minat belajar peserta didik dalam pendidikan Islam tumbuh dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock,
John W. 2009. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika
De
porter, Bobbi, Mike. 2005. Quantum
Learning:Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT.
Mizan Pustaka
Mustaqim.1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Nasar.
2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan
Kontekstual.
Ja
karta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
DISKUSI SEBAGAI METODE YANG EFEKTIF DALAM
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN ISLAM DI SMAN 1 SUMBERPUCUNG
Makalah ini disusun sebagai tugas akhir mata kuliah
Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen
Pembimbing: Imron Rosyidi.M.Ed
Disusun oleh:
Nafisah Izzati (09110205)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
JUNI, 2011
No comments:
Post a Comment