Moh.Kamilus Zaman SPd.I
ARTIKEL
BIMBINGAN ISLAM DALAM MANAJEMEN ILAHIYAH
Kuatnya
pengaruh materialisme dan hedonisme di era modernisasi ini, orientasi kerja
manusia hanya untuk mendapatkan keuntungan materialis. Norma dan nilai-nilai
agama sering dilanggar dalam aktivitas kerja. Manajemen birokrasi pemerintah
sudah lama disinyalir melakukan penyimpangan berupa korupsi, kolusi dan
nepotisme. Ironisnya yang melakukan penyimpangan tersebut dilakukan oleh mereka
yang berpendidikan tinggi baik umum maupun agama. Artinya mereka ternyata tidak
mampu membimbing diri mereka untuk selalu mematuhi dan menjauhi larangan Allah
Swt. Untuk mengantisipasi berkembangnya penyimpangan harus dilakukan rekayasa
manajemen organisasi yang mampu membimbing para personel dalam aktivitasnya
selalu ingat dan taat kepada Allah Swt. Manajemen Ilahiyah sebagai salah satu
produk rekayasa manajemen akan mampu menanggulangi krisis moral spiritual para
personel karena dalam aktivitas Manajemen Ilahiyah terjadi proses bimbingan
yang selalu mengarahkan personel untuk selalu ingat dan taat kepada Allah Swt.
Agar Manajemen Ilahiyah dapat teraplikasi secara isensial, harus dibangun
budaya organisasi yang dapat mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai
Ilahiyah dalam proses manajemen. Kata Kunci : Bimbingan, Islam, Manajemen
Ilahiyah
B. Sekilas Tentang
Bimbingan dan Manajamen Ilahiyah
Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu,
sehingga dengan kemampuan sendiri mereka dapat mencapai kebahagiaan hidup
secara pribadi dan sosial.
Sedangkan bimbingan
Islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, terus menerus dan
sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau
fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan Hadis ke
dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai denga tuntunan Alquran
dan Hadis.3Jika internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan Hadis
telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal maka
individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah Swt, dengan
manusia dan alam semesta merupakan manifestasi dari peranannya sebagai khlaifah
di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk menyembah/ mengabdi kepada
Allah Swt. Karakteristik manusia yang menjadi tujuan bimbingan Islam ini adalah
manusia yang mempunyai hubungan baik dengan Allah Swt. dengan manusia dan alam
semesta ( Hablum minal lahi wa hablum minan nas). Bagi individu yang
telah berprilaku menyimpang dari fitrah beragama dan lepas hubungan dengan
Allah dan dengan manusia perlu upaya-upaya perbaikan yang disebut dengan
konseling Islami. Konseling Islami adalah suatu usaha membantu individu dalam
menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya,
sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah di muka bumi dan
berfungsi untuk menyembah/ mengabdi kepada Allah Swt., sehingga tercipta
kembali hubungan baik dengan Allah, dengan manusia dan dengan alam semesta.
Setiap individu
diwajibkan untuk mengembangkan benih-benih dan kecerdasan fitrah yang telah
ditanamkan Allah kepada setiap individu, karena hal tersebut akan mendatangkan
kebahagiaan pribadi yang hakiki dan mendatangkan kemanfaatan sosial. Pokok
persoalan yang sering terjadi adalah sulitnya menanamkan dan
menginternalisasikan nilai-nilai ilahiyah.
Sulitnya mengembangkan benih-benih potensi dan kecerdasan fitrah ini,
menurut M. Hamdani Bakhran4bahwa untuk mengembangkan benih-benih potensi dan
kecerdasan fitrah yang telah Allah tanamkan dalam diri setiap manusia, itu
bukanlah sesuatu hal yang mudah, tetapi sangat memerlukan bimbingan dan
perjuangan yang ulet, disiplin dan konsisten. Karena di tengah-tengah proses
perjalanannya akan senantiasa dihadang oleh musuh-musuh Allah baik dari dalam
diri manusia itu sendiri maupun di luar dirinya. Syaithan dan Iblis tidak
senang, jika manusia terlalu dekat dengan Tuhannya dan kebenaran Tuhannya.
Pengikut-pengikut setianya terdiri dari manusia dan jin ikut melakukan
penghadangan, tipu daya serta berbagai cara untuk menggagalkan proses
pengembangan dan pemberdayaan potensi dan kecerdasan fitrah itu. Pada
kesimpulannya agar manusia dapat menginternalisasikan potensi kecerdasan fitrah
yang ada diperlukan bimbingan yang kontiniu, dan dalam aktivitas kerja yang
teroganisir bimbingan dapat dilakukan dengan rekayasa manajemen yang pada
makalah ini disebut dengan Manajemen Ilahiyah .
Kesimpulan
Membimbing
manusia menuju pengembangan potensi fitrah beragama, dapat dilakukan dengan
berbagai metode dan pendekatan. Bimbingan Islami dapat dilakukan dengan cara
lisan, tulisan baik langsung maupun tidak langsung, selain itu juga bimbingan
dapat dilakukan dengan cara rekayasa lingkungan sosial. Rekayasa manajemen
merupakan salah satu cara untuk membimbing personel agar selalu ingat kepada
Allah dan dalam aktivitas kerjanya selalu berpegang pada ajaran-ajaran Islam.
Rekayasa manajemen akan berjalan efektif jika proses pembudayaan nilai-nilai
Ilahiyah dapat berkembang. Untuk itu, perlu upaya-upaya membangun budaya
organisasi yang dapat membimbing teraplikasinya nilai-nilai Ilahiyah dalam
aktivitas manajerial.
Oleh : Nadzmi Akbar
No comments:
Post a Comment