SEJARAH PERKEMBANGANNILMU MANAJEMEN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Mulyono M.a
Disusun oleh:
Moh. kamilus Zaman Spd.I
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM MALIKI NEGERI MALANG
2010
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Ilmu M
anajement”.
Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas Manajement Pendidikan Islam, dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
Dalam penulisan
makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari semua
pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mulyono M.a selaku
Dosen Matakuliah Manajement Pendidikan islam yang telah membantu dan memberi pengrahan kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai
tepat waktu.
Makalah ini berusaha
kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta
minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada
umumya. Amin.
Malang, Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Seperti di ketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini.
Ilmu manajeman memberikan pemahaman tentang pendekatan ataupun tata cara dalam
meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalahbini berisikan tentang perkembangan teori
manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran
pikiran masa lalu di harapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu
manajemen
Tulisan ini juga membahas tentang etimologi manaajemen, terjadinya
perkembangan ilmu manajemen, sejarah ilmu manajemen, Di mana dalam ilmu ilmu
manajemen di kemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang di bagi
berdasarkan iliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang
merupakan cikal bakal dari teori manajemen yang terus berkembang dengan
berbagai macam aliran lainya, dan ilmu manajemen di era manusia social dan
modern.
Seorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara
keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah menghasilkan
teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehigga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi siruasi tertentu. Dengan
demikian bila seseorang manajer mrnghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya
akan dapat mencari solusi atau membuat
keputusan yang baik.
2.
Rumusan Masalah
a.
Apa
yang di maksud dengan ilmu manajement?
b.
Bagaimanakah proses terjadinya perkembangan ilmu
manajement?
c.
Bagaimana
sejarah ilmu manajement?
3.
Tujuan
Masalah
a.
Untuk
mengetahui apa itu ilmu manajement
b.
Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan ilmu manajemen.
c.
Untuk
mengetahui sejarah ilmu manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Etimologi
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa italia maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang
berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini
mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti
"kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti
seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia, Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
2. Sejarah Manajement
Banyak kesulitan yang terjadi dalam
melacak sejarah manajemen. Beberapa orang melihatnya (dengan definisi) sebagai
konseptualisasi modern yang terlambat (dalam hal modernitas yang terlambat).
dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya
merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas
mirip-manajemen di masa pra-modern akhir. beberapa penulis melacak perkembangan
pemikiran manajemen pada pedagang-pedangan Sumeria dan pembangun piramid Mesir.
Para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan
eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan
(memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri, dengan skala mereka
yang kecil, tidak merasa terdorong ungtuk menghadapi permasalahan manajemen
secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab
(abad ke-5 hingga ke15) dan kodifikasi kesekretariatan entri-ganda (1494)
menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.
3. Perkembangan Ilmu Manajemen
A. Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu
terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu
1.
Ilmu
yang mempelajari seluruh gejala, bentuk eksistensinya yang erat dengan alam
beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti dan sarana serta
tidak di pisahkan oleh ruang dan waktu. di sebut ilmu eksta contoh: fisika
kimia dan biologi.
2.
Ilmu
yang mempelajari manusia dan eksistensinya dalam hubungan dalam setiap aspek
yang terjadi dalam kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di namakan
ilmu social atau non ekstra, misalnya; ekonomi , politik, psikologi, hokum,
administrasi, dan lain-lain.
3.
Ilmu
humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubunganya dengan seni, misalnya:
seni tari, seni lukis, seni sastra, seni suara. Ilmu manajement merupakan salah
satu ilmu disiplin ilmu social.
B.
Ilmu
manajrmen sebagai ilmu pengetahuan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1.
Adanya
kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri dari dua kelompok atau lebih.
2.
Adanya
kerja sama antara kelompok tersebut.
3.
Adanya
kegiatan usaha.
4.
Adanya
tujiuan.
Selanjutnya
ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu social yang mempelajari dan
melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modern.di mana fenomena
masyarakat modern tersebut merupakan gejala social yang membawa perubahan
terhadap organisasi.
Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi yaitu:
1.
Tekanan
pemilik usaha
2.
Kemajuan
tekhnologi
3.
Saingan
baru
4.
Tuntunan
masyarakat
5.
Kebijaksanaan
pemerintah
6.
Pengaruh
dunia internasional
Pada
kenyataan manajemen sulit di definisikan karena tidak ada definisi manajemen
yang di terima secara universal. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen
merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
mengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan orang lain melaksanakan tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen
memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih
dari pada itu. Sehingga dalam kenyataanya tidak ada definisi yang di gunakan
secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu definisi yang
lebih kompleks yaitu sebagai berikut: “ Mnajenen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi yang lainya agar
mencapai ornganisasi yang telah di tetapkan”
Dari
definisi di atas terlihat bahwa Stoner manggunakan kata proses , bukan seni
. mengartikan manajement sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan dan keterampilan pribadi. Sedangkan suatu proses adalah
cara sistematis untuk melakukan
pekerjaan. Manajemen di definisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa
harus memperhatikan kecakapan atau keterampilan khusus, harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang di
inginkan.
Berdasarkan
uraian di atas di simpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama
dengan orang-orang untuk menentukan, menginspirasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Setiap
pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada tiga
aliran pemikiran yaitu:
A.
Aliran
klasik.
B.
Aliran
hubungan manusiawi
C.
Aliran
manajemen modern
4.
Ilmu Manajemen di Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku dalam pemikiran
manajemen di akhir era manajemen ilmiah . Mahzab perilaku tidak mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an . Katalis utama dari kelahiran mahzab
perilaku adalah serangkaian studi penelitian.
Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam
tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja . Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan , lama jam kerja ,
periode istirahat , maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output
pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok , penerimaan kelompok, serta rasa
aman yang menyertainya . Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial
atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Menurut Barnard
, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh
mana motif-motif individu dapat terpuaskan . Dia memandang organisasi formal
sebagai sistem terpadu di mana kerjasama , tujuan bersama , dan komunikasi
merupakan elemen universal , sementara pada organisasi informal, komunikasi,
kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan . Barnard
juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada
gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
5.
Ilmu Manajemen di Era Modern
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas
total di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen , yang
paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming
and Joseph Juran.
Deming , orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di
Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan
berasal dari kesalahan pekerja , melainkan sistemnya . Ia menekankan pentingnya
meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai . Ia
berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan ,
1.
biaya
akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material
2.
produktivitas
meningkat.
3.
market
share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga.
4.
profitabilitas
perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis.
jumlah pekerjaan meningkat . Deming
mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan
kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran . Ia menyatakan bahwa 80
persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol
oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto ." Dari teorinya , ia
mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan
peningkatan kualitas . Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang
mengalami kontrol kualitas yang buruk . Area tersebut kemudian dianalisis ,
kemudian dibuat solusi , dan diimplementasikan.
6.
Fungsi
Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal
abad ke-2. Ketika itu, ia menyebutkan lima
fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi
tiga yaitu:
- Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
- Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial.
7.
Sejarah
dan Istilah Nama Manajemen berbasis sekolah.
A.
Sekilas
Sejarah MBS.
Di Amirika Serikat, perjuangan Guru untuk memperbaiki nasibnya
dianggap sebagai cikal bakal MBS atau desentralisasi pengelolahan sekolah.
Perjalannya sudah berlangsung cukup
panjang, yaitu dengan di bentuknya ASosiasi Pendidikan Nasional (National
Education Association, NEA) pada tahun 1857. Pada tahun 1887itu, Guru-guru di
New York membentuk sebuah asosiasi kepentingan bersama dan asosiasi yang sama
yang didirikan di Chicago, di pimpim oleh Margarette Harley. Pada tahun 1903
guru-guru Philadelphia membentuk organisasi asosiasi. Melalui asosiasi inilah
guru-guru bangkit untuk meningkatkan martabat hidupnya, yang hasilnya antara
lain memperoleh gaji lebih baik.
Berkaitan langsung
dengan prakarsa MBS, di Negara maju reformasi pendidik an, khususnya reformasi
manajemen pendidikan, selama lebih dari empat puluh tahun terakhir terus
berporos pada desentralisasi. Menurut Bailey (1991) di Amirika serikat,
misalnya, sejak tahun 1960-an hingga tahun 1990-an, secara prinsip telah
berjalan “empat generasi” gerakan reformasi manajemen pendidikan. Dari “empat
generasi” gerakan reformasi tersebut, semuanya menjurus kepada desentralisasi hingga
sampai kepada istilah disebut MBS. Seperti disebutkan terdahulu, MBS merupakan
pengindonesiaan dari school-baset manajemen (SBM) atau school-site management
(SSM).1
8.
Proses
dan Model Pengembangan Manajemen Pendidikan.
Inti kegiatan manajemen Pendidikan Persekolahan adalah Pembuatan
keputusan untuk meningkatkan kinerja sekolah. Sejalan dengan pemikiran ini,
inti manajemen partisipatif yang dituntut dalam MBS adalah pembuatan keputusan
secara partisipatif.
Keputusan dalam bidang manajemen itu berasal dari manusia secara
melembaga dan untuk kepentingan manusia yang melembaga pula atau yang mempunyai
kepentingan dengan lembaga tersebut.
Di lihat dari
konsep inovasi, pembuatan keputusan sebagai inti manajemen pendidikan mengandung makna keputusan inovatif jika keputusan dibuat dan dianggap baru oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dengan keputusan itu. Mengikuti proses
pengenbangan inovasi (innovation developmend process) dari Rogers (1983),
inovasi dalam bidang manajemen pendidikan dapat dilakukan dengan menempuh
proses. Sebagai berikut: (a) recognizing a problem or need, (b) research,
(c) development, (d) commercialization, (e) deffusion and adoption,
dan (f) concequences.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Setelah kita mengetahui pengertian atau definisi management, maka
dapat disimpulkan bahwa kita dapat memahami sejarah perkembangan ilmu
management. Dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu management dari beberapa
ahli terkemuka didunia.serta dapat mengimplementasikan sejarah perkembangan
ilmu management dalam kehidupan sehari- hari. Dan mengetahui lebih detail
mengenai sejarah perkembangan ilmu management.
DAFTAR PUSTAKA
® Danin, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT
bumi Aksara.
® http://my.opera.com/dewa2coffe/blog/show.dml.
No comments:
Post a Comment