moh.kamilus zaman SPd.I
MANAJEMEN MUTU TERPADU
Manajemen berasal dari
kata “ to manage “ yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses
dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu, jadi manajemen
itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. ( Hasibuan, 2004: 1)
Manajemen Mutu Terpadu ( Total
Quality Management) dalam kontek pendidikan merupakan sebuah filosofi
metodologi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan
seperangkat alat praktis kepada setiap institutsi pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan,, dan harapan pelanggan, saat ini maupun masa yang
akan datang.( Edward Sallis, 2006:73). Sedangkan Santoso menyampaikan bahwa TQM
merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi
usaha yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh
anggota organisasi ( 2003:4). Total Quality Management merupakan suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, tenaga
kerja, proses, dan lingkungan ( Nasution M.N, 2004:18)
Pada hakekatnya tujuan
institusi pendidikan adalah untuk menciptakan dan mempertahankan kepuasan para
pelanggan dan dalam TQM kepuasan pelanggan ditentukan oleh stakeholder lembaga
pendidikan tersebut. Oleh karena hanya dengan memahmi proses dan kepuasan
pelanggan maka organisasi dapat menyadari dan menghargai kualitas. Semua usaha
/ manajemen dalam TQM harus diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasan
pelanggan, apa yang dilakukan manajemen tidak ada gunanya bila tidak melahirkan
kepuasan pelanggan.
A. Kerjasama
Tim (Team Work)
Kerjasama tim merupakan
unsur yang sangat penting dalam Manajemen Mutu Terpadu. Tim adalah sekelompok
orang bekerja secara bersama-sama dan memiliki tujuan bersama yaitu untuk memberikan
kepuasan kepada seluruh stakeholders. Kerja tim dalam sebuah organisasi
merupakan komponen penting dalam TQM, mengingat kerja tim akan meningkatkan
kepercayaan diri, komunikasi dan mengembangkan kemandirian. Kerjasama tim dalam
menangani proyek perbaikan atau pengembangan mutu pendidikan merupakan salah
satu bagian dari pemberdayaan (empowerment) pegawai dan kelompok
kerjanya dengan pemberian tanggungjawab yang lebih besar. Eksistensi kerjasama
dalam sebuah lembaga pendidikan sebagai modal utama dalam meraih mutu dan
kepuasan stakeholders melalui proses perbaikan mutu secara ber-kesinambungan.
Fungsi kerjasama tim
sebagai berikut:
1.
Berrtanggungjawab pada
mutu pembelajaran.
2.
Bertanggungjawab pada
pemanfaatan waktu para guru, material serta ruang yang dimanfaatkan.
3.
Menjadi sarana untuk
mengawasi, mengevalusai dan meningkatkan mutu.
4.
Bertindak sebagai
penyalur informasi kepada pihak manajemen tentang perubahan-perubahan yang
dalam proses peningkatan mutu tim.
Faktor-faktor Penghambat
Kerja Tim :
1.
Identitas pribadi anggota
tim.
2.
Hubungan antara anggota
tim.
3. Identitas tim dalam organisasi.
Kunci
keberhasilan tim
Ada tiga komponen saling
berkaitan yang mempengaruhi kinerja dalam produktifitas suatu tim, yaitu
sebagai berikut:
1.
Organisasi secara
keseluruhan
Budaya atau kultur suatu
organisasi akan menentukan sikap, perilaku dan cara berfikir seluruh anggota
dalam mencapai misi dan tujuuan yang dipengaruhi oleh filosofi organisasi,
norma, kode etik, system penghargaan dan harapan dari para anggota organisasi.
2.
Tim Kerja
Tim kerja mampu mencapai
kinerja atau produktivitas yang diharapkan apabila dilakukan dengan adanya
peranan dan tanggungjawab yang jelas, mampu melaksanakan manajemen konflik,
adanya prosedur operasi yang jelas dan simple, serta pencapaian misi tim.
3.
Para individu anggota tim
Sifat individu anggota
tim harus memiliki beberapa persyaratan agar kinerja atau produktivitas
meningkat, yaitu : memiliki kesadaran dini untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan tim, memiliki apresiasi terhadap perbedaan individual, bersikap
empati dan perhatian yang besar dalam penyampaian tugas masing-masing individu
anggota tim.
Strategi untuk
meningkatkan kinerja tim dalam Pencapaian Tujuan
1.
Saling ketergantungan ;
Saling ketergantungan individu dalam sebuah tim sangat penting dalam hal
informasi, sumber daya, pelayanan tugas, karena hal ini dapat memperkuat
kekompakan tim dalam mencapai kepuasan seluruh stakeholders.
2.
Perluasan Tugas ; Tim
harus diberi tantangan, karena reaksi atau tanggapan terhadap tantangan
tersebut membentuk semangat persatuan, kebanggan dan kesatuan tim.
3.
Penjajaran (alignment)
;Rasa individualistis harus dibuang dalam rangka mencapai misi yang bersama.
4.
Bahasa yang umum ;Dalam
pemakaian istilah harus memakai bahasa umum agar supaya meudah dipahami oleh
semua anggota tim.
5.
Kepercayaan/Respek ;Dalam
tim harus berusaha membentuk kepercayaan dan respek demi tercapainya kerjasama
yang baik.
6.
Kepemimpinan ;Dalam tim
setiap individu memiliki bakat dan kemampuan anggota tim.
7.
Ketrampilan pemecahan
masalah ; Kemampuan memecahkan masalah dalam tim harus dibina. Karena masalah
sering muncul dalam organisasi.
8.
Ketrampilan menangani
komprontasi/konflik. ;Dalam Manajemen Mutu Terpadu dibutuhkan ketrampilan
menghadapi perbedaan pendapat dan menyampaikan ketidaksetujuan terhadap
pendapat orang lain tanpa merusak keharmonisan dalam tim.
9.
Penilaian / tindakan
;Penilaian dilakukan dengan memantau dan membandingkan apa yang telah dilakukan
dengan pernyataan misi dan rencana tindakan yang ada.
10. Penghargaan ;Penghargaan
atas kesuksesan tim dalam menyelesaikan tugas merupakan motivasi tim untuk
bekerja lebih baik dalam mencapai tujuan selanjutnya.
Menurut Edward Sallis parameter efektifitas
tim adalah, sebagai berikut :
1.
Sebuah tim memerlukan
peran anggota yang telah didefinisikan secara jelas.
Hal ini penting untuk mengetahui
siapa pemimpin tim dan siapa yang menfalisilitator tim.
2.
Tim membutuhkan tujuan
yang jelas. Tim harus mempunyai arah dan tujuan yang jelas untuk dicapai.
Tujuan harus realistis, dapat dicapai dan relevan bagi kepentingan seluruh
anggota.
3.
Sebuah tim membutuhkan
sumberdaya-sumberdaya dasar untuk beroperasi.
Kebutuhan sumber daya
dasar adalah manusia, waktu, ruang dan energi.
4.
Sebuah tim perlu
mengetahui tanggungjawab dan otoritas.
Kekecewaan akan lahir
jika terdapat pertimbangan yang diabaikan atau jika tim berlebihan dalam
menggunakan otoritasnya.
5.
Sebelum tim membutuhkan
rencana kerja.
Rencana mencakup visi,
misi tentang langkah-langkah yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas dan
sumber daya bagi tim.
6.
Sebuah tim membutuhkan
seperangkat aturan untuk bekerja.
Aturan-aturan harus
sederhana dan disetujui oleh seluruh anggota tim, mereka adalah tahap penting
dalam penentuan norma.
7.
Tim perlu
menggunakan alat-alat yang tepat untuk mengatasi masalah dan menemukan
solusinya.
8.
Tim perlu mengembangkan
sikap tim yang baik dan bermanfaat.
Ada beberapa hal yang secara ideal harus
dilakukan oleh seluruh anggota dan mencakup kemampuan untuk:
- Menghinisiasikan diskusi
- Mencari informasi dan opini.
- Mengusulkan prosedur untuk mencapai tujuan.
- Menjelaskan atau mengurangi ide.
- Menyimpulkan
- Tes untuk mufakat.
- Bertindak sebagai moderator lalu lintas percakapan langsung, menghindari percakapan simultan, menghambat pembicaraan yang dominan, memberi kesempatan pada pembicara uyang lain, menjaga percakapan dari hal-hal yang menyimpang.
- Kompromis dan kreatif dalam mengatasi perbedaan.
- Mencoba untuk mengurangi ketegangan dalam kelompok dan berusaha bekerja menembus masalah – masalah yang sulit.
- Mengekpresikan perasaan kelompok dan meminta yang lain untuk mengecek kesan tersebut.
- Membuat kelompok setuju terhadap standar.
- Merujuk pada dokumentasi dan data.
- Memuji dan mengoreksi anggota dengan cara yang fair dan mampu menerima komplain sama baiknya dengan pujian.
- Keterlibatan Stakeholders
Misi
utama dari Manajemen Mutu Terpadu adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
seluruh pelanggan. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menjaga hubungan
dengan pelanggannya dan memiliki obsesi terhadap mutu. Pelanggan sekolah ada dua
macam:
1.
Pelanggan Internal :
guru, pustakawan, laborat, teknisi dan administrasi.
2.
Pelanggan Eksternal
terdiri dari:
-
Pelanggan primer : siswa
-
Pelanggan sekunder: orang
tua, pemerintah dan masyarakat.
-
Pelanggan tertier :
pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggi dan dunia usaha).
Menurut Edward Sallis
dalam institusi pendidikan pelanggan utama adalah pelajar yang secara langsung
menerima jasa, pelanggan kedua yaitu orang tua atau sponsor pelajar yang memiliki
kepentingan langsung secara individu maupun institusi dan pelanggan ketiga
yaitu pihak yang memiliki peran penting, meskipun tak langsung seperti
pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan.
Guru,
staf dan setiap orang yang bekerja dalam masing-masing institusi turut
memberikan jasa kepada para kolega mereka adalah pelanggan internal. Hubungan
internal yang kurang baik akan menghalangi perkembangan sebuah institusi
sekolah dan akhirnya membuat pelanggan eksternal menderita. Salah satu tujuan
TQM adalah untuk merubah sebuah institusi sekolah manjadi sebuah tim yang
ikhlas, tanpa konflik, dan kompetisi internal, untuk meraih sebuah tujuan
tunggal yaitu memuaskan seluruh pelanggan.
1.
Keterlibatan Siswa
Upaya
melibatkan siswa telah menjadi fenomena yang berkembang pada sekolah
akhir-akhir ini, tetapi belum maksimal siswa yang terlibat dan mempengaruhi
proses penyusunan kegiatan belajar mengajar disekolah. Perlu didesain agar
supaya dalam penyusunan kurikulum dan peraturan-peraturan disekolah disusun
secara fair dan efektif dengan melibatkan siswa.
Adalah penting melibatkan siswa dalam proses pembuatan keputusan seperti dalam
penyusunan kurikulum dan hal – hal yang berkenaan dengan desain materi
pembelajaran. Sebuah lingkungan kelas yang memberi otonomi atau keleluasaan
bagi siswa memiliki kaitan erat dengan kemampuan siswa dalam berekspresi,
kreatif menunjukkan kemampuan diri belajar secara konseptual dan senang
terhadap tantangan. Si siswa yang memiliki andil dalam kegiatan-kegiatan
instrusional atau pembuatan peraturan sekolah memilik rasa cinta terhadap
sekolah dan pada gilirannya secara signifikan keterlibatan mereka terhadap
kegiatan – kegiatan sekolah.
Selama
ini siswa dijadikan obyek dikelas ketimbang dijadikan sebagai subyek
pendidikan. Siswa diharuskan tunduk kepada seluruh aturan yang dibuat oleh
sekolah siswa tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan kemampuan
yangdimilinya. Siswa dalam menerima pelajaran dari guru dan menjalankan
peraturan yang ada disekolah dalam keadaan terpaksa, karena merasa tidak nyaman
dan tidak dilibatkan dalam desain pembelajaran dan pembuatan peraturan.
Bahwa orientasi negatif
bisa muncul jika kebijakan, tujuan dan norma sekolah atau implementasi semuanya
dikembangkan tanpa melibatkan siswa atau siapa saja yang akan melaksanakannya.
Sebaliknya keterlibatan mereka yang maksimal, terutama siswa akan memberikan
respon positif terhadap program, peraturan, tuntutan atau norma–norma sekolah,
keterlibatan siswa dalam perencanaan aktifitas kelas adalah merupakan bagian
dari aspek otonomi dan kontrol dari siswa sendiri. Jika siswa merasa tidak
berseberangan dengan aturan kelas, kemungkinan besar mereka akan mengembangkan
prilaku positif terhadap sekolah secara umum dan terhadap prestasi akademis
secara khusus.
2.
Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan
orang tua dalam proses pendidikan anak disekolah merupakan hal yang penting
dilakukan oleh institusi pendidikan dan inilah salah satu unsur penting dalam
TQM.
Peran
orang tua dalam pembentukan motivasi dan penguasaan diri anak sejak dini merupakan
modal besar bagi kesuksesan anak di sekolah. Peran orang tua terdiri dari:
orang tua dapat mendukung perkembangan intelektual anak dan kesuksesan akademik
anak dengan memberi mereka kesempatan dan akses ke sumber-sumber
pendidikan seperti jenis sekolah yang dimasuki anak atau akses ke perpustakaan,
multi media seperti internet dan televisi pendidikan. Orang tua dapat membentuk
perkembangan kognitif anak dan pencapaian akademik secara langsung dengan cara
terlibat langsung dalam aktivitas pendidikan mereka. Orang tua juga mengajarkan
anak norma dalam berhubungan dengan orang dewasa dan teman sebaya yang relevan
dengan suasana kelas.
3.
Alternatif cara untuk mengakrabkan antara
sekolah dan orang tua yaitu:
a)
Lakukan komunikasi secara
intensif, secara proaktif sekolah menghubungi orang tua siswa. Ini dapat
dilakukan :
1. Kirimkan ucapan selamat
bergabung dengan sekolah dan BP2, bagi orang tua siswa baru, setelah perlu
dilakukan perkenalan dan orientasi singkat agar orang tua mengetahui sekolah dengan
aktivitasnya.
2. Rapat tertentu, sebaiknya
dilakukan pada level kelas, sehingga diantara rapat dapat efektif dan orang tua
dapat saling kenal.
3. Kirimkan berita sekolah
secara periodik, sehingga orang tua selalu mengetahui perkembangan terakhir.
4. bagikan daftar personal
sekolah secara lengkap, termasuk alamat dan tugas-tugas pokok mereka, sehingga
orang tua dapat menghubungi.
5. Mengundang orang tua jika
anaknya berprestasi, jangan hanya mengundang kalau anaknya bermasalah.
6. Melakukan kunjungan
rumah bila diperlukan.
a.
Libatkan orang tua
sebagai sponsor/panitia kegiatan di sekolah.
b.
Memberi peran orang tua
untuk mengambil keputusan, sehingga merasa bertanggungjawab untuk
melaksanakannya.
c.
Dorong guru untuk melibatkan
orang tua dalam menunjang keberhasilan belajar siswa.
d.
Usaha yang dapat
dilakukan untuk mendorong orang tua terlibat pada kegiatan di sekolah:
7.
Lakukan identifikasi
kebutuhan sekolah dan bagaimana orang tua dapat membantu pada kegiatan
tersebut. Libatkan guru, staf dan wakil BP3 dalam identifikasi tersebut.Susun
uraian tugas untuk posisi-posisi yang mungkin dapat dibantu oleh orang tua
sebagai relewan. Upayakan tugas tersebut tidak terikat oleh jadwal waktu yang
ketat.
8.
Bantu guru untuk menyusun
program relawan yang terkait dengan tugasnya.
9.
Informasikan secara luas
program relawan tersebut, lengkap dengan diskripsi tugas untuk setiap
tugas/posisi.
10. Undang orang tua yang
bersedia menjadi relawan.
11. Berikan penghargaan bagi
orang tua yang telah melaksanakan tugas sebagai relawan.
REVIEW ARTIKEL
Mempertahankan kepuasan
pelanggan membuat organisasi dapat menyadari dan menghargai kualitas. Semua
usaha / manajemen dalam TQM (manajemen mutu terpadu) harus diarahkan pada suatu
tujuan utama, yaitu kepuasan pelanggan, apa yang dilakukan manajemen tidak ada
gunanya bila tidak melahirkan kepuasan pelanggan.
Kerjasama tim dalam
menangani proyek perbaikan atau pengembangan mutu pendidikan dilakukan melalui
pemberdayaan pegawai dan kelompok kerjanya dengan pemberian tanggungjawab yang
lebih besar. Eksistensi kerjasama dalam sebuah lembaga pendidikan sebagai modal
utama dalam meraih mutu dan kepuasan pelanggan melalui proses perbaikan
mutu secara berkesinambungan.
Guru, Staf dan setiap
orang dalam institusi pendidikan turut memberikan jasa kepada para kolega
mereka sesama pelanggan internal. Hubungan internal yang kurang baik akan
menghalangi perkembangan sebuah institusi(lembaga). Salah satu tujuan TQM adalah untuk merubah
sebuah institusi sekolah menjadi sebuah tim untuk meraih sebuah tujuan tunggal
yaitu memuaskan seluruh pelanggan. Peran orang tua dalam motivasi diri anak
sejak dini merupakan modal besar bagi kesuksesan anak di sekolah. Orang tua
dapat mendukung perkembangan intelektual anak dan kesuksesan akademik anak
dengan memberi mereka kesempatan dan akses ke sumber-sumber pendidikan.
No comments:
Post a Comment