MANAJEMEN KEKELUARGAAN DI SEKOLAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah
Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Molyono, M.A
Disusun Oleh:
MOH.KAMILUS ZAMAN SPD.I
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrobbil
‘Alamin puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah memberi rahmat,
nikmat, taufik, karunia serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan baik dan lancar (Insya Allah).
Sholawat
serta salam muda-mudahan tetap tercurah atas junjuangan kita, Nabi Muhammad rasulullah Saw. Yang atas perjuangan
dan jasa-jasa beliaulah kita bisa merasakan manisnya iman dan Islam sempai
detik ini juga dan membawa kita kejalan yang lurus yakni Addinul Islam .
Dalam
kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Mulyono,M.A Selaku dosen pengampu mata kuliyah Manajemen Pendidikan Islam, dan kepada seluruh pihak atau
teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan
sehingga saran dan kritik diharapkan untuk menambah wawasan dalam kehidupan
bermasyarakat..
Akhir kata, Saya ucapkan terima
kasih dan mohon ma’af apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam mengerjakan
tugas ini.
Malang,12
Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ..................................................................................
KATA
PENGANTAR................................................................................
DAFTAR
ISI ...............................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang ............................................................................
I.II Rumusan Masalah ................................................................
I.III Tujuan Penulisan...................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
II.1 Prinsip Hubungan Manusia
Secara kekeluargaan..........................
II.2 Kode Etik Guru ............................................................................
II.3 Layanan Bimbingan di
Sekolah .............................................
BAB
III PENUTUP
III.I Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Pendidikan itu sebenarnya tidak mudah jika hal itu kita tinjau
secara sungguh-sungguh. Betapa tidak, yang kita garap adalah seorang anak
manusia yang mempunyai banyak potensi yang baik yang perlu dikembangkan. Anak
mempunyai harga diri yang perlu kita perhatikan, karena dia adlah manusia.
Bahkan kita lupa, bahwa anak itu bukan milik kita, melainkan milik Tuhan, yang
dititpkan kepada kita sebagai orangtua untuk dibina.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari sistem pendidikan secara
keseluruhan. Seperti diketahui menurut Ki Hajar Dewantoro Tripusat pendidikan
itu adalah: keluarga, sekolah, dan organisasi pemuda. Sedangkan menurut
Profesor M.J. Longeveld tentang lembaga pendidikan, dinyatakan ada tiga macam,
yaitu: keluarga, negara, dan gereja (dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan
keagamaan).
Bidang kajian ini bisa kita jadikan sebagai acuan supaya terjadi keserasian
dan kerjasama yang setinggi-tingginya antara ketiga lembaga pendidikan: keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Karena keberhasilan pendidikan di sekolah, yang
ditandai dengan meningkatnya jumlah remaja yang lulus.
Bersamaan dengan itu kita lihat pula perkembangan usaha-usaha
manusia dalam bidang pendidikan dan persekolahan pada umumnya, baik kuantitatif
maupun kualitatif. Jumlah dan jenis sekolah makin banyak dan bermacam-macam,
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Semuanya itu telah dan sedang
dialami oleh masyarakat Indonesia.
Bahwasannya hal-hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya berbagai
kesukaran yang mungkin dialami oleh anak-anak dalm perkembangannya dan dalam
menentukan pilihan hidupnya, adalah jelas.
Pekerjaan
seorang guru merupakan salah satu tugas kepemimpinan. Istilah “kepemimpinan”
mengandung pengertian adanya kesadaran terhadap “kemana tujuan kita, dan
bagaimana caranya untuk sampai tujuan tersebut”. Untuk menjadi pemimpin yang
baik guru dianjurkan untuk menempatkan siswa kedalam diagram hierarki kebutuhan
manusia menurut Maslow. Melalui diagram ini, mereka akan memahami bahwa
kebutuhan yang lebih tinggi akan termotivasi hanya jika kebutuhan yang lebih
rendah sudah terpenuhi. Dengan kata lain, sebelum memberikan instruksi atau
perintah kepada siswa terhadap aspek kognitif atau bahkan estetika, seyogyanya
seorang guru harus yakin bahwa kebutuhan –kebutuhan fisik, keselamatan,
kepemilikan, dan rasa cinta, serat rasa dihargai siswa tersebut sudah
terpenuhi. Meski kebutuhan tersebut terpenuhi, guru juga harus mengenal
objektif (tujuan) dari setiap siswa dan harus dapat menanganinya.
`Dapat
ditambahkan bahwa dalam kepemimpinan di kelas setiap, guru menghadapi situasi
yang semakin sulit dalam hal membimbing, mengawasi, menasehati, mengarahkan
siswa kepada perilaku yang bertanggung jawab, serta memnbantu kegiatan ekstra
kulikuler.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip
hubungan kemanusiaan secara kekeluargaan?
2. Apa sajakah
kode etik bagi seoarang guru?
3. Apa saja
layanan bimbingan yang diberikan sekolah?
I.3 Tujuan
Penulisan
1. untuk mengetahui bagaimana prinsip hubungan kemanusiaan secara
kekeluargaan.
2. untuk
mengetahui kode etik bagi para guru.
3. untuk
mengetahui layanan bimbingan yang diberikan oleh sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Prinsip Hubungan Kemanusiaan Secara Kekeluargaan
Suasana kerja sama
demokratis yang sehat tidak akan ada tanpa adanya rasa persahabatan dan
kekeluargaan yang akrab serta sikap saling hormat-menghormati secara wajar
diantara seluruh warga sekolah tersebut. Hubungan kemanusiaan merupakan pelicin
jalan ke arah pemecahan setiap masalah yang timbul dan sulit dipecahkan.
Pemimpin harus menjadi sponsor utama bagi terbinanya hubungan-hubungan sosial
dan situasi pergaulan seperti di atas. Pemimpin tidak berlaku sebagai majikan
atau mandor terhadap pegawai atau buruhnya, tetapi ia sejauh mungkin
menempatkan diri sebagai sahabat terdekat dari semua staf di sekolah. Hubungan
kemanusiaan dengan orang luar di sekolah perlu ditingkatkan pula. Williard
S. Elsbree, dalam bukunya halaman 154, mengatakan bahwa: “ The relationship
of modern supervisor to teaching staff is peer ralationship”.
Hubungan-hubungan
kemanusiaan serta hubungan kerja semacam ini tidak akan terjadi kecuali dalam
suatu kelompok di mana kepemimpinannya yang hidup di dalamnya dijiwai oleh
semangat demokrasi Pancasila. Hal ini berarti ada motivasi dari pemimpin yang tut
wuri handayani.
II.2 Kode Etik Guru
v Kode Etik Jabatan Guru pada Umumnya:
1. Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagai termaktub dalam Preambule,
diperlikan syarat-syarat pokok dari setiap guru, yaitu berkepribadian, berilmu,
dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
2.
Guru
adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan
pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
3.
Untuk
melaksanakan tugasnya, prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan
diharapkan dari setiap dari setiap guru dalam jabatannya terhadap orang lain
dalam semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila, berilmu pengetahuan
dan terampil dalam menyampaikannya, serta dapat bertanggung jawab secara
didaktis dan metodis sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai.
4.
Berdasarkan
prinsip umum di atas, petunjuk yang merupakan tat cara / akhlak itu wajib
diamalkan oleh setiap guru ketika berhubungan dengan manusia lain dalam
lingkungan jabatannya.
Ø Hubungan Guru dengan Murid
1.
Guru
selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri teladan bagi anak
didiknya
2.
Dalam
melaksanakan tugas, guru harus memiliki jiwa kasih sayang dan adil serta
menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.
3.
Guru
wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.
4.
Guru
seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan kepada muridnya dengan memungut
biaya.
Ø Hubungan Guru dengan Sesama Guru
1.
Dalam
pergaulan di lingkungan sekolah, sesama guru hendaknya bersifat terus terang,
jujur, dan saling menghormati.
2.
Di
antara sesama guru hendaknya ada kesediaan untuk saling memberi saran atau
nasehat dalam rangka mengembangkan jabatan atau karir masing-masing.
3.
Dalam
menunaikan tugas dan memecahkan persoalan bersama, hendaknya di antara furu
saling menolong dan penuh toleransi.
4.
Guru
hendaknya mencegah pembicaraan yang bersifat sensitif yang berhubungan dengan
pribadi sesamanya.
Ø Hubungan Guru dengan Atasannya
1.
Guru
wajib melaksanakan perintah dan kebijakan atasannya
2.
Guru
wajib menghormati hierarki jabatan.
3.
Guru
wajib menyimpan rahasia jabatan.
4.
Saran
dan kritik kepada atasan harus diberikan melalui prosedur dan forum yang
semestinya.
5.
Jalinan
hubungan antara guru dengan atasan hendaknya selalu diarahkan untuk
meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.
Ø Hubungan Guru dengan Pegaawai Tata Usaha
1.
Hubungan
dengan guru dan pegawai tata usaha terjadi karena adanya kedudukan kepala
sekolah dalam sistem kelembagaan sekolah.
2.
Setiap
guru berkewajiban memelihara semangat korps dan meningkatkan rasa kekeluargaan
dengan pegawai tata usaha dan mencegah hal-hal yang dapat mengganggu martabat
masing-masing.
3.
Guru
hendaknya bersikap terbuka dan demokratis dalam hubungannya dengan pegawai tata
usaha dan sanggup menempatkan diri sessuai dengan hierarki jabatan
4.
Guru
hendaknya bersikap toleran dalam menyelesaikan setiap persoalan yang timbul
atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan bersama.
5.
Hubungan
antara guru dan pegawai tata usaha merupakan ikatan moral dan bersikap
kooperatif edukatif.
Ø Hubungan Guru dengan Orang Tua
1.
Guru
hendaknya dapat mengadakan hubungan timbal balik dengan orang tua/ wali murid
dalam rangka kerja sama untuk memecahkan persoalan sekolah dan pribadi anak.
2.
Segala
kesalah pahaman yang terjadi antara guru dan orang tua/ wali murid hendaknya
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
Ø Hubungan Guru dengan Masyarakat
1.
Guru
hendaknya dapat berpartisipasi dalam lembaga dan organisasi masyarakat yang
berhubungan dengan usaha pendidikan .
2.
Guru
hendaknya dapat melayani dan membantu memecahkan masalah yang timbul dalam
dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya.
3.
Guru
menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap
membangun.
4.
Guru
menerima dan melaksanakan peraturan negara dengan sikap korektif dan membangun.
II.3 Layanan Bimbingan di Sekolah
Layanan bimbingan ialah kegiatan-kegiatan yang dilakukan konselor/
petugas bimbingan dalam menunaikan fungsi-fungsi dan mencapai tujuan
program-program bimbingan.
Layanan bimbingan ditujukan terutama bagi siswa. Namun demikian,
karena dalam pendidikan siswa tersebut terlibat dengan pihak-pihak lain, yaitu
guru, kepala sekolah, dan sebagainya, maka bimbingan memberikan juga layanan
kepada pihak-pihak lain itu. Jadi bimbingan meliputi:
1.
Layanan
kepada siswa
2.
Layanan
kepada guru
3.
Layanan
kepada kepala sekolah
4.
Layanan
kepada calon siswa (dari “sekolah pengumpan”)
5.
Layanan
kepada orang tua
6.
Layanan
kepada masyarakat
7.
Layanan
kepada lembaga dan badan masyarakat yang lain
A.
Layanan Kepada Siswa
Layanan kepada siswa ini berupa orientasi, pengumpulan data pribadi
siswa, pembinaan informasi, penyuluhan (konseling) penempatan, pengiriman (referral),
dan tindak lanjut.
a.
Layanan
Orientasi
Layanan
ini diberikan kepada siswa, khususnya siswa baru. Orientasi bagi siswa baru
diadakan dengan tujuan agar mereka mempunyai pengenalan yang baik tentang
sekolah yang dimasuki, termasuk tentang program-program bimbingan. Layanan ini
membawa siswa mengenal kurikulum sekolah (pelajaran-pelajaran apa saja),
jurusan-jurusan, dan program-program sekolah lainnya, sistem pendidikan
(semester, penilaian, kenaikan tingkat, dan sebagainya), peraturan-peraturan
yang berlaku misalnya tata tertib, layanan-layanan sekolah (kesehatan,
khususnya layanan bimbingan), staf sekolah (pimpinan sekolah, guru, tata
usaha), dan fasiloitas fisik sekolah (pengenalan kampus).
b.
Layanan
Pengumpulan Data Pribadi Siswa
Layanan
pengumpulan data pribadi siswa bertujuan untuk memperoleh data selengkap
mungkin tentang siswa.
Macam-macam data yang dikumpulkan: identitas siswa (nama,
jenis, tempat/tanggal lahir, dan sebagainya), agama dan kepercayaan, keadaan
keluarga (pekerjaan orangtua,jumlah saudara,taraf kehidupan keluarga dan
sebagainya),riwayah pendidikan, kemajuan belajar, lingkungan keluarga tempat
tinggal keliarga, kebiasaan, hobi, kegiatan di waktu senggang, cita-cita dan
rencana masa depan (pendidikan,pekerjaan), bakat dan kemampuan, sikap, minat,
keadaan jasmani, pengalaman-pengalaman khusus (misal pengalamn kerja), dan data
lain yang dianggap penting.
c.
Pemberian
Informasi
Tujuan :
Memberikan
berbagai keterangan, data ,dan fakta tentang dunia luar (khususnya dunia
pendidikan dan dunia kerja) kepada siswa dengan maksud agar ia mempunyai
pemahaman yang betul tentang dunia sekitar itu. Pemahaman ini selanjutnya
penting untuk mengambil keputusan atau menentukan pilihan.
d.
Layanan
Penempatan
Tujuan:
Menempatkan siswa dalam program kegiatan belajar di sekolah maupun
kegiatan-kegiatan persiapan menuju ke dunia kerja yang sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan dan minatnya.
e.
Layanan
Penyuluhan
Tujuan :
Penyuluhan
merupakan layanan paling pokok dari layanan-layanan bimbingan yang bertujuan
membantu siswa yang memerlukan bantuan, dalam ia membuat perencanan, menentukan
pilihan, dan mengambil keputusan.
f.
Layanan
Pengiriman
Tujuan:
Untuk
memperoleh layanan yang lebih ahli atau lebih mempunyai wewenang.
g.
Layanan
Tindak Lanjut
- Di tujukan kepada siswa setelah memperoleh pelayanan bimbingan.
- Tujuannya untuk mengetahui, apakah anak didik memperlihatkan
kemajuan tingkah laku sesuai dengan keputusan yang telah dicapai bersama.
- Kegunannya ialah untuk menilai program, baik program pendidikan
maupun program sekolah pada umumnya, seberapa jauh keefektifannya.
B.
Layanan Kepada Guru
Layanan yang di
berikan kepada guru ialah:
a.
Memberikan
informasi dan data tentang siswa beserata penafsiran-penafsirannya.
b.
Bekerja
sama dengan guru dalam usahanya memecahkan masalah siswa, misalnya memberikan
konsultasi yang diminta guru.
c.
Menerima
siswa yang dikirim oleh guru karena merupakan kasus dan setelah ternyata guru
tidak mampu menanganinay sendiri.
C.
Layanan Kepada Kepala Sekolah
Misalnya:
-
Atas
permintaan kepala sekolah, memberikan data tentang siswa dan informasi lain
guna keperluan penetapan kebijakan sekolah.
-
Memberikan
saran-saran kepada kepala sekolah tentang usaha-usaha peningkatan mutu layanan
bimbingan, baik di dalam sekolah maupun yang menyangkut pihak-pihak luar
sekolah.
-
Atas
permintaan dan pengaturan kepala sekolah, memberikan penataran kepada staf
sekolah, khususnya guru-guru, mengenai usaha-usaha untuk meningkatkan mutu
layanan bimbingan sekolah.
D.
Layanan Kepada Calon Siswa
Tujuan:
-
Memberikan
penerangan atau informasi kepada calon siswa yang ada di daerah sekitar agar
mempunyai pemahaman yang jelas tentang sekolah atau lembaga pendidikan yang
mungkin akan dimasukinya. Mengetahui tentang calon atau bakal siswa.
-
Agar
memperoleh calon-calon siswa yang baik, berbakat dan berminat sungguh-sungguh
dalam bidangnya dan betul-betul mantap dalam pilihannya.
E.
Layanan Kepada Orang Tua Siswa
Tujuan:
Membantu oara
orang tua siswa agar mempunyai pengertian tentang program-program pendidikan di
sekolah pada umumnya, dan khususnya program-program bimbingan dengan maksud
agar mereka memberikan kerja sama positif dalam pendidikan putra-putranya.
F.
Layanan Kepada Masyarakat
Dalam
memberikan layanan bimbingan ada bermacam-macam cara dan pendekatan yang dapat
dipergunakan. Untuk satu maksud layanan diperlukan cara tertentu, tetapi dapat
dikatakan bahwa [ada umumnya diperlukan gabungan dari berbagai cara atau metode
yang sesuai.
BAB III
PENUTUPAN
III. 1 Kesimpulan
Hubungan kemanusiaan merupakan pelicin jalan ke arah pemecahan
setiap masalah yang timbul dan sulit dipecahkan. Pemimpin harus menjadi sponsor
utama bagi terbinanya hubungan-hubungan sosial dan situasi pergaulan seperti di
atas. Pemimpin tidak berlaku sebagai majikan atau mandor terhadap pegawai atau
buruhnya, tetapi ia sejauh mungkin menempatkan diri sebagai sahabat terdekat
dari semua staf di sekolah.
Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagai termaktub dalam Preambule,
diperlikan syarat-syarat pokok dari setiap guru, yaitu berkepribadian, berilmu,
dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Kode etik jabatan guru, terdiri dari kode etik guru pada umumnya,
hubungan guru dengan murid, hubungan guru dengan sesama guru, hubungan guru
dengan atasannya, hubungan guru dengan pegawai tata usaha, hubungan guru dengan
orang tua, hubungan guru dengan masyarakat.
Karena banyaknya pihak yang bersangkutan di sekolah maka bimbingan
memberikan juga layanan kepada pihak-pihak lain itu. Jadi bimbingan meliputi:
1.
Layanan
kepada siswa
2.
Layanan
kepada guru
3.
Layanan
kepada kepala sekolah
4.
Layanan
kepada calon siswa (dari “sekolah pengumpan”)
5.
Layanan
kepada orang tua
6.
Layanan
kepada masyarakat
7.
Layanan
kepada lembaga dan badan masyarakat yang lain
DAFTAR PUATAKA
·
Yamin.Martinis,2008,Paradigma Pendidik
Konstruktivistik,Jakarta, GaungPersada Press
·
Paterson.Kathy,2007,55 Teaching Dilemnas,
Jakarta, Grasindo
·
Indrataehrudi.Soekarto,1993,Bagaimana Memimpin
Sekolah Yang Efektif,Bogor, Ghalia Indonesia
·
Slameto,1988,Bimbingan di Sekolah, Jakarta,
Bina Aksara
No comments:
Post a Comment