Moh.Kamilus Zaman SPd.I
Manajemen Pendidikan, Problematika
dan Tantangannya
Kemajuan suatu
bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM (Sumber DayaManusia) masyarakat
bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing
individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner,memiliki misi yang jelas
akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen
dalam pendidikan diterapkan.Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal
yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan
keluaran yang diinginkan.Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan
yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.
Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab
tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas.
Definisi Manajemen
Sebagaimana
dicatat dalam Encyclopedia Americana manajemen merupakan "the art of
coordinating the ele-ments of factors of production towards the achievement of
the purposes of an organization", yaitu suatu seni untuk
mengkoordinir sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumberdaya organisasi tersebut meliputi manusia(men), bahan baku(ma-terials)
dan mesin(machines).Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi
bisa dicapai dengan efisien sehingga dapat memenuhi harapan berbagai pihak
(stake-holders) yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi.
Pendidikan
Pendidikan
merupakan setiap proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge
acquisition), mengembangkan kemampuan/keterampilan (skills developments)
sikap atau mengubah sikap (attitute change). Pendidikan adalah suatu
proses transformasi anak didik agar mencapai hal _hal tertentu sebagai akibat proses
pendidikan yang diikutinya.
Pendidikan memiliki fungsi ganda yaitu fungsi sosial dan fungsi
individual. Fungsi sosialnya untuk membantu setiap individu menjadi anggota
masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lalu
dan sekarang, sedangkan fungsi individualnya untuk memungkinkan seorang menempuh
hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk
menghadapi masa depan (pengalaman baru).
Manajemen Pendidikan
Dari pengertian
diatas, manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan
berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan
seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana tertuang pada UU Nomor 2 tahun 1989
pasal 4,
antara lain dirumuskan : "Pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan". Penggiatan pendidikan merupakan
pelaksanaan dari penyelenggaraan pendidikan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan oleh organisasi penyelenggara pendidikan dengan
memparhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Sedangkan pengendalian pendidikan dimaksudkan untuk menjaga agar penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan sesuai yang direncanakan dan semua
komponen pendidikan digerakkan secara sinergis dalam proses yang
mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Semua hal pokok tersebut
ditujukan untuk menghasilkan keluaran secara optimal seperti yang telah
ditetapkan dalam perencanaan pendidikan. Oleh karena itu, manajemen pendidikan
dalam perkembangannya memerlukan apa yang dikenal dengan Good Management
Practice untuk pengelolaannya. Tetapi pada prakteknya, Good management practice
dalam pendidikan masih merupakan suatu hal yang elusif. Banyak penyelenggara
pendidikan yang beranggapan bahwa manajemen pendidikan bukanlah suatu hal yang
penting, karena kesalahan persepsi yang menganggap bahwa domain manajemen
adalah bisnis. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan keberhasilan Good Management Practice dalam pendidikan, beberapa hal
tersebut teringkas dalam item-item sebagai berikut :
1. Sasaran Pendidikan: Aspek afektif
Salah satu isu
utama keberhasilan pendidikan adalah sejauh mana tingkat afektifitas yang
dimiliki oleh anak didik.
2. Manajemen Guru
Guru sebagai
salah satu sumber daya terpenting pendidikan, sampai saat ini masih merupakan
sumber daya yang undermanaged atau bahkan mismanaged. Pimpinan pendidikan pada
umumnya masih melihat guru sebagai faktor produksi saja. Padahal manajemen
guru, adalah suatu hal yang bisa dikatakan sangat penting untuk keberhasilan
suatu pendidikan. Manajemen guru harus diatur mulai dari proses seleksi dan
rekrutmen guru, proses pengembangan kemampuan guru sebagai tenaga pengajar sampai
pada proses motivasi guru agar dapat mempunyai komitmen tinggi.
3. Peningkatan Pengawasan
Dalam manajemen
pendidikan, fungsi pengawasan sepertinya menempati posisi terlemah. Hal ini
bisa kita lihat pada misalnya hampir tidak adanya upaya untuk menganalisis
mengapa NEM terus merosot dari tahun ke tahun atau mengapa jumlah siswa merosot
padahal biaya pendidikan sudah relatif murah. Selama ini, kegiatan pengawasan
hanya difokuskan kepada presensi guru dan murid. Walaupun hal itu penting,
namun lebih banyak aspek pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian sasaran
yang masih luput dari pengawasan.
4. Manajer Pendidikan
Keberhasilan
manajemen pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran serta manajer/pengelola
pendidikan. Selama ini yang kita lihat adalah peranan ganda yang dijalankan
oleh komponen pendidikan. Guru merangkap sebagai karyawan, dan bahkan guru
menempati posisi sebagai kepala institusi pendidikan itu sendiri. Efisiensi
biaya sering dijadikan alasan penerapan sistem tersebut. Padahal urusan
manajemen sangat berbeda dengan urusan belajar-mengajar. Seharusnya manajer
pendidikan dipegang oleh orang yang benar-benar ahli dalam manajemen dan tidak
berperan sebagai guru pengajar.
5. Partisipasi Manajer Bisnis
Dalam membenahi
manajemen pendidikan, tidak ada salahnya bagi penyelenggara pendidikan untuk
memanfaatkan keterampilan menajerial para manajer bisnis. Fakta di manca negara
membuktikan keefektifan pendekatan ini. Karena fungsi manajemen bersifat
universal dan keterampilan manajemen dapat ditransfer dari satu bidang ke
bidang lain, maka jalan pintas yang dapat diambil yaitu, sambil menyiapkan manajer
pendidikan, memanfaatkan tenaga manajer bisnis yang tersedia untuk mengelola
pendidikan.
6. Aliansi Antarsekolah
Salah satu hal
yang bisa dilakukan untuk memajukan institusi pendidikan adalah melakukan
aliansi antar institusi pendidikan. Melalui koordinasi asosiasi lembaga pendidikan
(seperti MDPK/MPPK), suatu lembaga pendidikan dapat belajar dari good management
practice lembaga pendidikan lain. Begitu juga melalui proses benchmarking,
suatu lembaga dapat belajar dari pengalaman lembaga lain.
7. Kebijakan Pemerintah
Selain
faktor-faktor internal lembaga pendidikan, faktor eksternal berupa keterlibatan
pemerintah dalam pendidikan juga sedikit banyak mempengaruhi manajemen
pendidikan di negara tersebut. Misalnya pada manajemen pendidikan sentralistis.
Penerapan manajemen pendidikan sentralistis sebagai kebijakan pemerintah
ternyata menjadikan proses demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan
pendidikan terutama di daerah, menjadi kurang terdorong dan nilainilai lokal
tempat institusi pendidikan kurang terakomodasi dalam pelaksanaan pendidikan.
Karena hal ini
memerlukan upaya penyadaran dan sosialisasi terhadap semua stakeholder untuk
menerima hal yang baru. Dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana
memasukkan nilai-nilai lokal kedalam manajemen pendidikan sehingga nantinya pendidikan
akan menghasilkan keluaran yang berkomitmen untuk membangun daerahnya bukan
keluaran yang malah pergi meninggalkan daerahnya hanya untuk mendapatkan
keuntungan bagi dirinya pribadi.
No comments:
Post a Comment