Friday, September 11, 2015

Rangkuman kepemimpinan dalam Pen. Islam


Rangkuman kepemimpinan dalam Pen. Islam


1.      Manajer vs Leader
  
            Manajer Secara bahasa berasal dari kata manage (mengelola) Secara Istilah manajer adalah: orang yang melakukan kegiatan perencanaan pengorganisasian, & pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
            Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kewibawaan, kecakapan dan kelebihan sehingga disegani dan mempengaruhi orang lain untuk bersama – sama melakukan aktivitas tertentu dengan baik demi pencapaian tujuan bersama.
Perbedaan antara manajer dengan pemimpin dipaparkan oleh Warren bennis sebagai berikut:
PEMIMPIN
MANAJER
1.      Fokus pada orang
2.      Membangkitkan kepercayaan
3.      Melihat perspektif jangka panjang (berpandangan luas)
4.      Bertanya apa dan mengapa
5.      Menatap masa depan
6.      Orisinil
7.      Menginovasi
8.      Menantangnya
9.      Mengembangkan
10.  Menjadi dirinya sendiri
11.  Menjadi secara suka rela
12.  Diangkat karena kesepakatan
13.  Melakukan hal – hal yang benar
1.      Fokus pada system dan struktur
2.      Bergantung pada pengawasan
3.      Melihat jangka pendek (berpandangan sempit)
4.      Bertanya kapan dan bagaimana
5.      Melihat hasil pokok
6.      Meniru
7.      Mengelola
8.      Menerima status quo
9.      Memelihara
10.  Prajurit yang yang baik
11.  Menjadi karena ketentuan
12.  Diangkat secara resmi
13.  Melakukan hal – hal dengan benar

Lima hal utama yang membedakan manajer dan pemimpin adalah sumber kekuasaan yang diperoleh, bawahan, dan lingkungan kerja.
a.       Ruang lingkup
Seorang pemimpin selalu dan hanya berhubungan dengan orang – orang (bawahan) sedangkan manajer tidak selalu berhubungan dengan orang. Manajer bisa berhubungan dengan dakwah (manajemen dakwah), berhubungan dengan waktu (manajemen waktu), berhubungan dengan tujuan(manajemen tujuan), dll
b.      Sumber kekuasaan yang diperoleh.
Seorang manajer dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur) dengan dasar yuridis yang dimiliki. Sedangkan seorang pemimpin kekuasaan yang dimiliki berdasarkan kontrak social dengan anggota atau bawahan.
c.       Bawahan
Manajer memiliki bawahan yang biasa disebut sebagai staf atau karyawan yang memiliki posisi formal dalam struktur hierarki organisasi. Karyawan melakukan perintahnya karena takut dikenakan hukuman oleh manajer. Sedangkan pemimpin memiliki bawahan yang biasa disebut sebagai pengikut. Pengikut menjalankan perintah pemimpin atas dasar kewibawaan seorang pemimpin.
d.      Lingkungan kerja
Manajer hanya memimpin lingkungan kerja formal saja. Dan memiliki tanggung jawab pada atasannya. Sedangkan pemimpin dapat memimin lingkungan kerja organisasi baik formal maupun informal. Pemimpin memiliki tanggung jawab terhadap anak buahnya.
e.       Cara kerja Manajer VS Pemimpin
Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak kea rah (tujuan) yang sama, sedangkan fungsi manajer berfokus pada kegiatan seputar perencanaan pengorganisasian, penempatan staff, pengarahan, dan control
Manajer Membuat perkiraan dan aturan dengan:
1.      Menetapkan sasaran operasional
2.      Membuat rencana tindakan dengan jadwal
3.      Mengalokasikan sumberdaya
4.      Mengorganisasi dan menugaskan orang dalam struktur organisasi
5.      Memantau hasil dan menyelesaikan masalah
Pemimpin Berusaha membuat perubahan dalam organisasi dengan:
1.      Menyusun visi masa depan dengan strategi
2.      Membangun tim
3.      Memberikan penugasan
4.      Mengembangkan orang
5.      Memotivasi dan memberikan inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi.

2.        Teori Kepemimpinan mendasarkan pada karakter

Peran pemimpin dalam organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai. Arah perjalanan sebuah organisasi berangkat dari ide-ide utama dan pemikiran serta visi para pemimpin. Kenyataan membuktikan bahwa tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan bersifat statis dan cenderung berjalan tanpa arah, meskipun hal tersebut bukan satu-satunya ukuran keberhasilan jika diukur dari tingkat kinerja organisasi.
Teori –teori kepemimpinan pada dasarnya mencoba menerangkan dua hal yaitu,
1.      faktor pemunculan kepemimpinan
2.      sifat dasar kepemimpinan.

Teori Timbulnya Kepemimpinan :
Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)



Pengertian Teori kepemipinan mendasarkan pada karakter ( Traits theory)
Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan serangkaian sifat-sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap situasi. seorang pemimpin akan berhasil apabila ia memiliki sifat-sifat, ciri-ciri atau perangai tersebut.
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.

3.      Teori Kepemimpinan mendasarkan pada perilaku

            Dalam menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan, pemimpin biasanya menampakkan perilaku kepemimpinannya dengan bermacam-macam. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Usman, para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang berpijak dari perilaku kepemimpinan ini yakni:
1)      berorientasi pada tugas (task oriented)

            Gaya yang berorientasi pada tugas lebih memperhatikan pada penyelesaian tugas dengan pengawasan yang sangat ketat agar tugas selesai sesuai dengan keinginannya. Hubungan baik dengan bawahannya diabaikan yang penting bawahan harus bekerja keras, produktif dan tepat waktu




2)      berorientasi pada bawahan atau karyawan (employee oriented)
            cenderung lebih mementingkan hubungan baik dengan bawahannya dan lebih memotivasi karyawannya daripada mengawasi dengan ketat. Gaya ini sangat sensitif dengan perasaan bawahannya

Gaya kepemimpinan lagi dapat di perinci lagi menjadi berikut:

a.       High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi tugas yang tinggi juga.
b.      High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang tinggi, tetapi rendah hubungan terhadap bawahan.
c.       Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan dengan bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan
d.      Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga lemah.


4.      Teori Kepemimpinan Fiedler Model

            Model kepepimpinan Fiedler merupakan kakek dari semua model kontingensi lainnya. Fiedler berpendapat bahwa pemimpin akan berhasil menjalankan kepemimpinannya jika menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda di suatu situasi yang berbeda pula. Artinya, gaya kepemimpinan yang digunakan tergantung situasi.
Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpin dan situasinya.
Tiga sifat situasi yang dapat mempengaruhi keefektifan pemimpin :
a.       Hubungan pimpinan-bawahan yang menguntungkan situasi
b.      Derajat susunan tugas yang menguntungkan situasi
c.       Kekuasaan formal yang menguntungkan situasi.
oktan
Hub P-A
ST
KP
Kepemimpinan Efektif
1
baik
yes
kuat
Lpc rendah
2
baik
no
lemah
Lpc rendah
3
baik
no
kuat
Lpc rendah
4
baik
no
lemah
Lpc rendah
5
buruk
yes
kuat
Lpc kuat
6
buruk
yes
lemah
Lpc kuat
7
buruk
no
kuat
Lpc kuat
8
buruk
no
lemah
Lpc rendah

Ket:
Hub PA    = hubungan Pimpinan – Anggota
ST                         = Struktur Tugas
KP                        = Kekuasaan Posisi

            Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa situasi yang paling menguntungkan untuk pemimpin (oktan 1) adalah jika ada hubungan yang baik dengan bawahan, sehingga pemimpin memiliki kekuasaan posisi yang cukup besar dan tugasnya sangat terstruktur. Saat hubungan pemimpin anggota baik, para bawahan akan lebih mungkin memenuhi permintaan dan arahan dari pimpinannya, bukannya mengabaikan atau menggagalkannya. Saat seorang pemimpin memiliki kekuasaan posisi yang tinggi, lebih mudah untuk mempengaruhi bawahan.
5.      Teori Situasional Harsey-Blanchard
            kepemimpinan situasional adalah “a leadership contingency theory that focuses on followers readiness/maturity”.
            kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional adalah tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik.

Faktor-faktor terjadinya teori situasional adalah :
a. . Perangai atau sifat-sifat pribadi dari pemimpin
b.  Sifat dari kelompok atau anggota-anggotanya.
c.  kejadian-kejadian atau masalah-maslah yang dihadapi oleh kelompok

4        gaya kepemimpinan teori situasional :
a.       direktif : pemimpin banyak memberikan pengarahan dan sedikit membearikan dukungan
b.       melatih : pemimpin banyak mengarahkan dan juga banyak mendukung
c.        suportif : pemimpin banyak mendukung tapi kurang banyak memberika pengarahan
d.       mendelegasikan :pemipin kurang memberikan dukungan dan kurang memberikan pengarahan
            Faktor-faktor dalam situasi yang mempengaruhi gaya kepemimpinan difokuskan pada : (1) tuntutan tugas, (2) harapan dan tingkah laku rekan setingkat, (3) karakteristik, harapan dan tingkah laku karyawan, dan  (4) budaya organisasi dan kebijakannya.
            Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental yaitu: tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.

No comments:

Post a Comment