Thursday, September 17, 2015

Tokoh-tokoh pendidikan dan pendidikan Islam.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidik, anak didik, dan materi merupakan unsur pendidikan yang paling utama, manusia dalam unsur pendidikan tersebut dapat berperan sebagai pendidik dan anak didik. Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri : (1) organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya, (2) mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni ada zat yang masuk dan keluar, (3) memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar, (4) memiliki potensi untuk berkembang biak, (5) tumbuh dan bergerak, (6) berinteraksi dengan lingkungannya, (7) bila masanya datang akan mati.
Telah disebutkan di atas bahwa manusia memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar dan manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, dari kedua ciri-ciri tersebut dapat diketahui bahwa manusia cenderung memiliki figure (baik seorang artis, pemain olahraga, guru atau dosen,  kiai, cendikiawan, budayawan dan lain-lain). Figure inilah yang dijadikan contoh baik model rambut, cara berpakaian, cara berbicara, kepribadian, sifat-sifatnya dan lain-lain.
Kembali ke pendidikan, pendidikan ialah suatu usaha sadar dan teratur serta sistematis, yang dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab, untuk mempengruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dengan kata lain  pendidikan adalah bantuan yang diberikan kepaa anak, dalam pertumbuhan jasmani maupun rohani untuk mencapai tingkat dewasa. terkait tentang masalah figure. Didalam dunia pendidikan sendiri memiliki tokoh-tokoh yang telah banyak berjasa dalam bidang pendidikan. Tokoh-tokoh yang patut dicontoh dan dijadikan taualadan.
Ketertarikan dan keingintahuan kami terhadap tokoh-tokoh pendidikan ataupun tokoh pendidikan Islam, baik tentang riwayat hidupnya, pemikiran-pemikiranya dan sebagainya yang melatar belakangi kami untuk membuat makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas  dalam makalah ini kami mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Tokoh-tokoh pendidikan dan pendidikan Islam.
b.      Tokoh-tokoh filsafat ilmu.
c.       Tokoh-tokoh filsafat Islam.

C.    Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah di atas kami mendapatkan tujuan pembahasan sebagai berikut :
a.       Mengetahui tentang tokoh-tokoh pendidikan dan pendidikan islam.
b.      Mengatahui tokoh-tokoh filsafat ilmu.
c.       Mengetahui tokoh-tokoh filsafat Islam.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tokoh-Tokoh Pendidikan dan Pendidikan Islam
Salah satu pelaku utama dalam menentukan citra pendidikan adalah manusia. Sering kali sebuah lembaga dinilai dari public figure yang ada di dalamnya. Mustofa Bisri menilai dengan kalimat berikut “saya memperoleh kesan, yang mudah-mudahan tidak benar, bahwa akhir-akhir ini, mereka yang disebut public figure itu (apakah dari kalangan pejabat, artis, kiyai, cendikiawan, budayawan, atau lainy), seolah-olah tidak menyadari, atau sengaja pura-pura tidak tahu, betapa gara-gara pers, mereka telah menjadi makhluk-makhluk sangat diperhatikan”.
Disebut public figure, karena dalam dirinya ada sesuatu keunggulan, kelebihan, atau keadaan yang patut menjadi obyek pembahasan. Di dalam diri public figure ini, terdapat sesuatu hal yang bisa dibaca, dicermati, dan dikondisikanmenjadi hal yang menarik.
Tema pokok dalam al-Qur’an sebenarnya tentang manusia dan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Disebut pula dalam Iman al-Din Khalil, bahwa manusia dengan posisinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi diberikan kekuasaan untuk menciptakan peristiwa-peristiwa sejarahnya dengan kemauan dan ikhtiarnya, baik untuk tujuan positif maupun negatif. Karena sangat jelas, wahyu pertama yang turun adalah surat al-Alaq ayat 1-5, yaitu perintah untuk membaca. Sejarah mencatat, ketika Perang Badar, banyak dari kaum Quraisy yang kalah dalam peperangan akhirnya menjadi tawanan. Rosulullah akan membebaskan tawanan tersebut, jika mereka mau mengajarkan membaca dan menulis kepada sepuluh umat Islam. Hal itu menunjukkan begitu besarnya perhatian umat Islam terhadap upaya memerangi kebodohan dan keterbelakangan.
Dalam firman Allah SWT dalam surat ar-Ra’ad ayat 11.
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
11.  Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
[767]  bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768]  Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
Dari ayat tersebut Allah telah memberikan petunjuk berharga bahwa perubahan seorang manusia, masyarakat bangsa, negara, ataupun umat manusia untuk berusaha dalam menjalani hidup secara individual ataupun bersama-sama.
Bagi umat Islam ada contoh dari Nabi Muhammad SAW yang terlahir yatim. Beliau bekerja burusaha secara optimal, beliau adalah public fihure yang mengajarkan manusia supaya tidak kenal henti dalam melakuagakan berbagai bentuk perubahan dalam hidupnya.
Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain, demikianlah sabda Nabi Muhammad SAW tentang gelar yang bisa diraih manusia. Gelar terbaik aberasal dari Alllah SWT atas prestasi yang dibuat manusia. Manusia seperti itulah yang layak disebut mendapat gelar terbaik, karena peran yang dimainkannya telah membuat kehidupan orang lain menjadi lebih layak, lebih nyaman, lebih berprestasi, dan lebih bermartabat.
1.      Nabi Muhammad SAW
Muhammad bin ‘Abdullah adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir diperkirakan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah ("Makkah") dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan Ka'bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang memiliki arti "yang benar".
Dalam pendidikan agama Islam, Sunnah dijadikan sebagai salah satu dasar-dasar ajaran agama Islam, disamping al-Quran dan Ijtihad, pengertian sunah dalam hal ini adalah segala yang dinukilkan dari nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup, baik sebelum diangkat menjadi rosul ataupun sesudahnya.
Kehidupan Rosulullah yang ikut mewarnai al-Sunnah, merrupakan catatan sejarah yang penuh dengan kenangan. Dalam pembinaan kepribadian masyarkat merupakan sebuah drama kemanusiaan yang paling tinggi nilainya. Hal ini terjadi karena Nabi Muhammad SAW juga ikut serta menumbuhkan dan mengembangkan potensi jasmani dan rohani masyarakat Arab pada saat itu dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
2.      Abu Hurairah
Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi, yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Hurairah, adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal dan merupakan periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya oleh kaum Islam Sunni.
            Disamping kehidupan rasulullah ada seseorang yang senanntiasa mendampingi beliau sejak ia masuk islam, yaitu Abu Hurairoh.
Dia adalah salah seorang sahabat yang bisa membawa kita berinteraksi secara ma’nawi dengan Rasulullah karena banyaknya rahasia kehidupan ibadah dan keseharian Nabi yang diriwayatkannya. Ia bukan termasuk tokoh awal yang bergabung dalam khafilah dakwah. Tetapi justru itu yang menjadi motivasinya membiasakan diri melejitkan potensi meraih prestasi.
            Karena menyadari keterbatasannya sebagai orang yang masuk islam belakangan, ia pun bertekad untuk menghabiskan sebagian besar waktunnya mengikuti majlis Rasul terus-menerus, termasuk membawakan terompa Nabi kemanapun beliau pergi.
            Allah memberikan bakat padannya berupa kuatnya dan luasnya daya ingat ditambah do’a rasullullah baginnya. Salah satu nasihat Nabi yang menjadi pegangannya adalah “Barang siapa membantangkan sorbannya hingga usai pembicaraanku, kemudian ia meraih dirinya, maka ia takkan terlupa suatu pun dari apa yang telah didengarnya dariku.”
            Lalu bagaimana cara Abu Hurairah melakukan pembinaaan diri? kuncinnya adalah optimalisasi waktu dan potensi diri.
Petama, ia meluangkan waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak dari pada sahabat lainnya. Para sahabat dari kalangan Muhajirin sibuk dengan perniagaan mereka di pasar-pasar, sementara kaum Anshar sibuk dengan pertanian mereka disawah ladangnya. Sedangkan abu Hurairah adalah orang miskin yang tidak berniaga dan tidak punya lahan garapan pertanian.
Kedua, Abu Hurairah memiliki daya ingat yang kuat, dido’akan khusus oleh rasullullah sehingga menjadikan semangat belajarnya semakin kuat. Ia menggunakan anugerah tersebut untuk banyak menghafalkan Al-qur’an dan hadits langsung dari Nabi.
Ketiga, abu Hurairah banyak meriwayatkan Hadits bukan karena gemar cerita tetapi karena besarnya tanggung jawabnya terhadap agama dan keberlangsungannya dimasa depan. Sebab bila hal itu tidak bisa ditunaikan dengan baik berarti ia yang bakal menerima adzab dari Allah. Firman-Nya, Q.S al-Baqarah : 159
¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbqßJçFõ3tƒ !$tB $uZø9tRr& z`ÏB ÏM»uZÉit7ø9$# 3yçlù;$#ur .`ÏB Ï÷èt/ $tB çm»¨Y¨t/ Ĩ$¨Z=Ï9 Îû É=»tGÅ3ø9$#   y7Í´¯»s9'ré& ãNåkß]yèù=tƒ ª!$# ãNåkß]yèù=tƒur šcqãZÏ軯=9$# ÇÊÎÒÈ
159.  Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,
Keempat, Abu Hurairah adalah ahli ibadah yang cerdas dalam memberdayakan waktu bersama keluarganya agar bisa banyak taqarub kepada Allah secara kontinyu. Ia membagi waktu malamnya bersama keluarganya menjadi tiga bagian. Mula-mula ia berjaga sambil shalat sepertiga malam yang pertama, kemudian dilanjutkan oleh istrinnya sepertiga malam kedua, dan sepertigannya lagi dimanfaatkan putrinya. Sehingga tidak ada satu pun yang berlaku setiap malam dirumah abu Hurairah melainkan berlangsung disana ibadah, dzikir dan shalat. 
3.      KI Hajar Dewantara
a.       Riwayat Hidup
Kihajar Dewantara yang namanya  aslinya Suwardi suryaningrat di lahirkan pada 2 mei 1889, bertepatan dengan dengan 1330 H. di Yogyakarta, dan wafat pada 26 April 1959 berptepata pada 1376 H (bersiia 70 tahun).
Di lihat dari segi leluhurnya, ia adalah leluhur Suryadi suryaningrat, putra paku alam III. Sebagai seorang keluarga ningrat, ia termasuk yang memperoleh keuntungan unttuk mendapatkan keuntngan dalam mendapatkan pendidikan yang baik.pendidikan dasarnya dasarnya ia peroleh dari sekolah rendah (Europeesche school); tetapi sebelum sempat menyelesaikannya, ia pindah ke Stovia (School tot Opleding van Indische Arten). Namun di sekolah ia tidak pernah menamatkan pendidikannya, dikarnakan ayahnya mengalami kesulitan ekonomi. Sejak itu, ia memilih terjun ke dalam bidang jurnalistik, suatu bidang yang kelak mengantarkannya ke dunia pergerakan polittik nasional.
Pada tahun 1912 , nama ki hajar dewantara dapat diketegorikan sebagai tokoh muda yang mendapatkan perhatian cokro aminoto untuk memeperkuat barisan syariat islam cabang Bandung. Oleh karna itu, ia besama dengan wignyadisastra dan abdul Abdul Muis, yang masing-masing di angkat sebagai seketaris. Namun keterlibatan dalam dalam syarekat islam ini terhitung singkat, genap satu tahun,. Hal ini terjadi, karna bersama denagn E.F.E. dowes Dekker dan Cipto mangunkusumo, ia di asingkan ke belanda (1913) atas dasar orientassi politik mereka yang cukup radikal. Selain alasan tersebut, ki hajar dewantara pun jauh lebih mengaktifkan dirinya pada indische partij yang didirikan sebagai pada tanggal 6 september 1912. Dengan alasan ini, maka ki hajar dewantara tidak memiliki kesempatan untuk menjadi tokoh pentng di lingkungan syariat islam.
Sebagai tokoh pergerakan politik dan tokoh pendidikan nasional, Ki hajar dewantara tidak hanya terlibat dalam konsep dan pemikiran melainkan juga telihat aktif sebagai pelaku yang berjuanng membebaskan bangsa Indonesia daro enjajah belanda dan jepang melalui pendidikan yang diperjuangkannya melalui system pendididkan Taman sisiwa yang didirikan dan di asuhnya. Dalam posisinya yang demikian itu, maka dapat di duga ia memiliki konsep-konsep yang strategis tentang pendidikan Indonesia. Konsep jasanya yang demikian besar dalam dunia pendidikan nasioal, maka hari kelahirannya , tanggal 2 mei di jadikan sebagai  hari pendidikan nasional.
b.      Gagasan dan Pemikiran Pendidikan
Sebagai telah di sebutkan di atas, bahwa pada masa hidupnya Ki Hajar Dewantara banyak mengabdkan dirinya bagi kepentingan pendidikan nasional, melaluia= taman siswa yang dididirikannya dan di asuhnya. Dalam kapasitasnya yang demikian itu dapat di duga kuat bahwa ia banyak memiliki gagasan dan pemikiran dalam bidang pendidikan yang dikemukakannya.
Gagasan dan pemikiran pendidikan Ki hajar dewantara selengkapnya dapat di kemukakan sebagai berikut.
c.       Visis misi dan tujuan pendidikan
Secara sederhana visis dapat di artikan suatau cita-cita ideal yang bersifat janggka panjang jauh ke depan daan mengandung makna yang sangat dalam yang kemudian berfungsi sebagai arah pandang kea rah suatu kegiatan akan diarahkan. Secara konseptual visis biasanya berisis rumusan kalimat yang tegas, jelas dan singkat.
Dalam tulisannya , kihajar dewantara tidak mengemukakan visi dan misi ujuan pendidikan secara eksplisit. Namun dari berbagai pernyataan yang dapat di lihat menurut batasan pengertian tersebut di atas dapat di jumpai bahwa ia mempuyai misi dan visi pendidikan tersebut. Ki hajar Dewantara misalnya mengatakannya bahwa pendidikan nasionak sebagaimana dianutoleh taman siwa adalah pendidikan yang beralaskan garis hidupdari bangsanya (cultureel-natural) dan ditujukan untuk keperluan erikehidupan yang dapat mengankat derajat Negara dan rakyatya, agar dapt bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusi di seluruh dunia.
Dengan memperhatikan beberapa pernyataan tersebut di atas, tapak sekali visi, misi dan tujuan  pendidikan Ki hajat Dewantara adalah pendidikan sebagai alat perjuangan untuk mengangkat harkat, martabat dan kemajuan umat manusia secara universal, sehingga mereka dapat berdidri kokoh sejajar dengan bangsa- bangsa lain yang telah maju dengan tetap berpijak kepada isentitas dirinya sebagai bangsa yang memiliki peradaban dan kebudayaan yang berbeda dengan bangsa lain.
 Pernyataan visi, misi dan tujuan penddikan yang bernuansa perjuangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari situasi dan kondisi social politik pada masanya, yaitu politik colonial penjajah belanda yang telah menguras kekayaan alam Indonesia serta menyengsarakan rakyat Indonesia secara lahir batin.
Pada masa Ki Hajar Dewantara, pemerintahan colonial belanda memeaang telah memuai memeberikan sedikit kesem;atan kepada bangsa Indonesia untuk mendapatkan pendidikan. Namun , menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang diberikan oleh pemerintahan belanda itu tidak lepas dari tujuan kolonialisme, dan bukan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Ki Hajar Dewantara lebih lanjut bahwa ank keluaran HIS  itu umumnya masih kurang kepandaiannya untuk meneruskan pelajaran pada sekolah yang lebih tinggi. Kebanyakan anak-anak itu tak dapat diterima untuk MULO (setingkat perguan tinggi), kerna kurang kepa, terutama dalalm  hal bahasa belanda. Untuk mencari pekerjaan, maka anak-anak keluaran HIS itumasih sangat metah; kebanyakan mereka itu hanya cakap buat menjabat jurutulis atau jurutulispembantu dengan gaji yang sama  dengan aji jongos atau koki.
Berdasarkan fakta-fakta  tersebut di atas, trlihat dengan jelas bahwa pendididkan yangdi berikan oleh pemerintahan belanda kpda  rakyat Indonesia adalah pendidikan yang tidak bermutu, berbeda dengan pendidikan mereka beoleh pemerintah belanda kepada bangsanya. Caranya adalah pendidikan yang di selelnggarakan adalaha pendididkan yang bebas dari campur tabngan orang penjajah, di tentukan oleh visi , misi dan tujuan kita sendiri ,  melalui lembaga pendidikan yang diadakan oleh sendiri. Inilah yang menyababkan ki Hajar dewan tara mendirikan lembaga Pendidikan Taman  Siswa.
Selanjutnay Ki hajar dewantara  menginginkanq agar pendidikan yang sesuai dengan tuntunan zaman, yaitu pendidikan yang dapat membawa kemajuan bagi peserta didik. Ungkapan inimerupakan respons dan adanya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah belanda kepada rakyat kita, yaitu pendidikan yang mengajarkan hal-hal yang sulit di pelajai, tapi tidak ada fungsinya untuk menolong kehidupan rakyat di masa depan.
Berdasrkan pada uraian tersebut di atas, tampak dengan jelas bahwa visisi, misi dan tujuan pendidikan ki hajar dewantara  adalah pendidikan yang berdasrkan kemerdekaan, kebebasa. keseimbangan,  kesusaian dengan tunutunan zaman, berkepribadian Indonesia, dan kesucian dengan kodrat manusia sebagai makhluk yang dimuliakan oleh tuhan.
d.      Kurikulum (mata pelajaran)
Istilah “kurikulum” berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di yunani, yang mengandungpengertiann suatu jarak yang haarus diempuh oleh pelari dari garis stert sampai garis finish. Dalam pengertian yang seder hana kurikulum sering di artikan denga sejumlah mata pelajaran atau bidang studi. Namun dalam pengertian selanjutnya pengertian kurikulum  sering di artikan dengan sejumlah mata pelajaranatau bida ng study saja,melainkan termasuk pula kegiatan-kegiatan yang dilaksukan siswa dalamrangka  belajar.
Sebagai seorang pemikir dan praktisi pendidikan, ki hajar dewantara dalam berbagai  bukunya tidak terlibat dalam mengeartikan kurikulum secara teknis sebagai mana tersebut di atas. Namun secara subtansial, dapat di jumpai bahwa bahwa Ki Hajar dewantara dengan caranya sendiri banyak membicarakan kurikulum, yakni kurikulum fdalam arti konvensional, yaitu nama mata-mata pelajaran yyang perlu di ajarkan kepada para siswa dengan tingkatannya.
Selaain mempertimbangkan factor-faktor keseimbangan hidup sebagaimana tersebut di atas, mata pelajaran bertolak dari kodrat manusia yang memiliki sifat dan ciri-ciri kejiwaan yang  sesuai denhan perkembangan usianya. Sejalan dengan hal ini, ki hajar dewantara menguraikan bahan pelajara sebagai berikut.
Pertama, untuk anak taman kanak-kanak hendaknya di ajarkan a) bermain, olahraga, dan bernyanyi; (b) nyanyian rakyat (c) cerita yang berujud dongeng daerah (d) pelajaran mengenal kemasyarakatan dan kenasionalan.
Kedua, untuk taman muda (masa wiraga wirama), hendaknya diberikan pelajaran: (a) olahraga, pencak, dan tari; (b) nyayian (di tanah Jawa: tembang macapat, tembang gede, tembang gending), dan buat yang menurut kepandaian dan mulai berkenalan dengan alam kesenian Indonesia Raya dan Asia; (c) bahasa dan cerita kesusasteraan, tambo, dan keagamaan, mulai dari alam daerah, kemudian alam Indonesia dan akhirnya ikhtisar dari Asia; (d) pengetahuan tentang kodrat alam, bumi, negeri dan pergaulan umum di tanah airnya, di daerah Asia dan di benua lain-lainnya.
Ketiga, untuk taman muda (masa wirama), hendaknya diajarkan: (a) olahraga diteruskan dengan tujuan agar dapat mempertahankan diri; (b) tari dilanjutkan nyayian dan gending, menggambar dan kesenian lain-lainnya dimajukan, mulai belajar mengenal alam kesenian asing (Eropa); (c) bahasa dan cerita kesusasteraan Daerah dan Indonesia, bahasa asing yang dapat menghubungkan alam nasional (batin dan lahir) dengan alam dunia (bahasa Inggris), ilmu keagamaan, “myten” dan “legenden” dari luar Indonesia; (d) ilmu negeri dari Indonesia sekarang dan dahulu dan pokok pangkalnya sosiologi dan ekonomi, penuntun anak-anak mengadakan perhimpunan umum, koperasi, perusahaan, majalah, debating club, dan badan pertolongan dan sebagainya.
B.     Tokoh-Tokoh Filsafat Ilmu
1.      Francois Bacon
Pemikiran filsafat ilmu Bacon (1561-1626), terangkum dalam novum organum (organum baru), sebuah yang ia maksudkan sebagai pengganti Organon Aristoteles, buku itu berisi tawaran tentang perangkat perangkat baru dalam penyelidikan ilmiah. Dari sinilah Bacon disebut sebagai perintis filsafat ilmu. Memahami konsep Bacon tentang ilmu bisa dimulai dengan melihat pernytaannya yang terkenal, “science is power”, ilmu pengetahuan adalah kekuasaan.
Diantara jasa Bacon adalah pemikirannya tentang sistematika ilmu. Pemikirannya itu sebagai konsekuwensi dari penglihatannya tentang adanya keterkaitan antara potensi manusia dengan objek penelitiaannya. Menurut Bacon, jiwa manusia mempunyai kemampuan triganda, yaitu ingatan (memorial), khayal (imaginatio), dan akal (ratio). Ketiganya merupakan dasar bagi pengetahuan.
2.      Auguste Comte
Filsafat Comte (1798-1857) berawal dari studinya tentang sejarah perkembangan alam pikir manusia. Menurut Auguste Comte sejarah perkembangan alam pikir manusia terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap teologik (adanya tuhan), tahap metafisik (didasarkan atas pengertian-pengertian metafisik, seperti substansi, form, sebab, dan lainnya), dan tahap positif (pencarian pada ilmu absolut). Positivisme adalah metode yang dicetuskan oleh Comte. Metode ini berpangkal dari apa yan gtelah diketahui, yang faktual, yang positif. Metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu dibatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
3.      John Stuart Mill
ohn Stuat Mill (1806-1873) mengajukan logika induksi, dalam arti sebagai kerangka bagi proses induksi yang terdiri dari metode kesesuaian (method of agreement), ketidakkesesuaian (method of difference), dan metode sisa (method of resiues). Mill melihat tugas utam alogika lebih dari sekedar menentukan patokan deduksi silogistis yang tak pernah menyampaikan pengetahuan abru. Ia berharap bahwa jasa metudenya dalam logika induktif sama besarnya dalam dengan jasa Aristoteles dalam logika deduktif.
4.      Karl Propper
Nama lengkapnya Karl Raimund Propper, ia lahir di Wina pada tahun 1902. Dalam kaitannya dengan filsafat ilmu, pemikiran Propper, oleh beberapa penulils serong dikelompokkan dalam tiga tema, yaitu persoalan induksi, persoalan demarkasi, dan persoalan dunia ketiga. Bagi dia, “flasifikasi” atau disebut juga “falsifabilitas” adalah batas pemisah (demarkasi) yang tepat, antara ilmu dengan yang bukan ilmu.
Thoma S Kuhn lahir pada 18 Juli 1922 Di Cincinnati, Ohio Amerika Serikat. Karya Kuhn ckup banyak, namun yang paling terkenal dan banyak mendapat sambutan dari fisuf dan ilmuawan pada umumnyaadalah The Structure of Secientific Revolution,  sebuah buku yang terbit pada tahun 1962 oleh University of Chicago Press. Buku itu terjual lebih dari satu juta copy dalam 16 bahasa dan direkomendasikan menjadi bahan bacan dalam kursus-kursus atau pengajaran yang berhubungan dengan pendidikan, sejarah, psikologi, riset serta filsafat sains.
5.      Imre Lakatos
Lahir di Hunggaria pada 9 November 1922. Pada tahun 1968 Lakatos menerbitkan karyanya yang berjudul Criticism and the Metodology of scientific Research Progammes, sebagai evaluasi atas prinsip klasifikasi dan upaya perbaikan atas kelemahan dan kekurangannya.

C.    Tokoh-Tokoh Filsafat Islam
1.      Al-Kindi
Abu Yusuf Yakub al-Kindi adalah filosof pertma dalam dunia filsaft Islam. Pemikiran-pemikiran filosofisnya sangat menonjol, hal ini terutama karena dia adalah filosof muslim yang berusaha untuk menyelaraskan agama dan filsafat. Al-Kindi mengarhkan filssafat Islam kearah kesesuaian antara filsafat dan agama. Filsafat berdasarkan akal fikiran dan agam aberdasarkan wahyu. Logika adalah metode filsafat, sedang iman, merupakan logika dan hakikat-hakikat sebagimana yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya, merupakan jalan agama.
Keselarasan antara agama dan filsafat ini didasarkan pada tiga alasan : (1) bahwa ilmuan agama merupakan abgian dari filsafat, (2) bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan kebenaran filsafat terdapat kesesuaian, dan (3) menuntut ilmu, secara logika, diperhatikan dalam agama.
2.      Al-Razi
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar bin Muhammad bin zakaria al-Razi. Dalam filsafat, al-Razi adalah kampiun Platonisme Islam. Al-Razi adalah seorang rasionlais murni ia mempercayai hanya akal, di bidang kedokteran, studi klinis yang dilakannya telah mengahsilkan metode yang kuat tentang penemuan yang berpijak pada observasi dan eksperimen.
Pemujaan al-Razi terhadap akal tampak sangat jelas pada halaman pertama dari bukunya al-Tibb al-Ruhani. Ia mengatakan “Tuhan, segala puji bagi-Nya, yang telah memberikan kita akal agar dengan akal kita dapat mengetahaui yang gelap, yang jauh dan yang tersembunyi dari kita. Dengan akal pula, kita dapat memperoleh pengethuan tentang tuhan. Jika akal sedemikian mulia dan penting, maka kita tidak boleh melecehkannya; kita tidak boleh menentukannya, sebab ia adalah pengendali, atau memerintahnyam, sebab ia pemerintah, tetapi kita harus merujuk kepadanya dalam segala hal adan menentukan segal amasalah dengannya, kita harua sesuai dengan perintahnya.”
3.      Al-Faraby
Seorang filosof Muslim yang bergelar al-Muallim al-Tsani atau The Second Master (guru kedua) setelah Aristoteles. Gelar ini diberikan karena al-Faraby begitu besar perhtiannya untuk mengkaji karya-karya Aristoteles. Al-Faraby memiliki nama lengkap Abu Nashr Muhammad bin Muhammad Tarkhan bin Uzlag al-Faraby. Yang dikenal di barat dengan nama avennoser. Kealiman al-Faraby dalam filsafat ditunjang oleh keahliannya dalam ilmu logika. Keahliannya melebihi al-Kindi, al-Kindi memiliki filsafat yang sedemikian baik tetapi dalam bidang logika ia agak lemah dibandingka dengan al-Faraby. Tiga bidang kajian yang memikat al-Faraby adalah logika, filsafat politik, da metafisika. Filsafat al-Faraby mempunyai corak dan tujuan yang berbeda. Ia mengambil ajaran-ajaran para filosof terdahulu, membangaun kembali sesuai dengan lingkup kebudayaan, da menysun sedemikian sistematis dan selaras. Ia dalah seorang yang logis dalam hal pemikiran, pernyataan, aegumentasi, diskusi, keterangan dan penalarannya.
4.      Ibnu Sina
Ia dikenal dengan nama avicenna di dunia barat. Nama lengkapnya adalah al-Husain bin Abdullah bin al-Hasan bin ali bin Sina. Ilmu kedokteran yang sekarang ini berkembang, tidak bisa dilepaskan dari peran Ibnu Sina, dan karea karya-karyanya dalam bidang kedokteran maupun dalam bidang filsafat yang sangat berarti. Al-Qanun fi al-Tibbi dijadikan sebagai rujukan dan dasar bagi studi kedokteran di universitas-universitas eropa selama berabad-abad lamanya.
5.      Al-Ghazali
Memiliki nama lengkap Abu Hamid bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali. Al-Ghazali adalah tokoh yang cukup kontroversial dalam sejarah filsafat Islam. Pada awalnya ia adalah seorang filosof yang sangat getol mengkaji gagasan-gagasan filosofis. Namun belakangan ia justru menyerang filsafat karena menganggap konsep metafisika yang dikembangkan oleh para filosof justru akan menjadikan manusia jauh dari Tuhannya. Sasaran kritik al-Ghazali, adalah konsep metafisika Ibnu Sina. Dalam bukunya Tahafut al-Falasifah al-Ghazali menyatakan ada tiga pendapat para filosof yang menjadikan mereka kafir dan tidak muslim lagi. Tiga pendapat itu adalah penolakan mereka terhadap adanya kebangkitan jasmani karena yang ada hanyalah kebangkitan ruhani di akhirat nanti, pandangan bahw Allah hanya mengetahui hal-hal besar yang bersifat universal dan tidak mengetahui kejdian atau fenomena-fenomena yang kecil-kecil, dan pendirian bahw alam semesta ini kekal adannya karena berasal dari yang kekal abadi.
f.       Ibnu Thufail
Abu Bakar Muhammad Ibnu ‘Abd al-Malik Ibnu Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Thufail al-Qaisi al-Andalusi adalah pemuka besar pertama pemikiran filosofis Muwahid dari Spanyol. Menyebut nama Ibnu Thufail akan segera mengikatkan kita kepada roman filsafat yang berjudul Hayy Ibnu Yaqzan. Sebuah roman yang bercerita tentang pengembaraan seorang anak manusia untuk mencapai kebenaran. Ibnu Thufail adalah orang yang alim, berwawasa luas, dokter, ahli ilmu alam, peramal, filosof dan dan penyair.
g.      Ibnu Miskawaih
Abu Ali al-Khozin Ahmad Ibnu Muhammad bin Ya’kub atau dikenal dengan  Ibnu Miskawaih adalah orang yang representatif dalam bidang akhlak (filsafat etika) dalam Islam. Walaupun terpengaruh oleh budaya asing, yaitu Yunani, namun usahanya sangat berhasil dalam melakukan harmonisasi antara pemikiran filsafat dan pemikiran agama. Ibnu miskawaih pada dasarnya adalah ahli sejarah dan moralis. Hal ini tercermin dari kesederhanannya melayani hawa nafsu, ketegaran dalam menundukkan diri yang serakah dan kebijakan dalam mengatur dorongan-dorongan yang tak rasional. Hal ini direalisasikan dalam karyanya Tahzib al-Akhlaq, yang menjadi acuan bagi penulis karya-karya yang tertuju pada etika. Dalam buku ini karyanya sejajar dengan pemikiran Aristoteles.


























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menurut Prof. Rupert C. Lodge, seluruh pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manuisa. Karena pengalaman sepanjang hidup memberikan pengaruh pendidikan bagi seseorang, jika kita renungi pendapat Lodge diatas, maka secara singkat dapat kita fahami bahwa masalah pendidikan memerlukan teladan.
Pendidikan tidak lepas dari keteladanan. Adapun segala sesuatu yang diberikan pada anak didik tidak lepas dari teladan yang diberikan pendidiknya. Ada beberapa konsep penting antara lain :
1.      Pendidikan Islam berpusat pada keteladanan.
2.      Menanamkan prinsip bahwa rosullullah SAW merupakan pemberi teladan terbaik.
3.      Secara psikologis, ternyata manusia memang memerlukan tokoh teladan bagi hidupnya.
4.      Taqlid (meniru) adalah salah satu sifat pembawaan manusia. Baik sengaja maupun tidak sengaja.

B.     Saran
1.      Sebaiknya wacana seperti ini selalu diberikan di bangku kuliah, khususnya jurusan tarbiyah/pendidikan, karena sangat urgensi dalam masalah pendidikan, serta dapat menambah dan memperbaru ilmu pengetahuan.
2.      Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata ini sangat menarik, terutama dimana saat dosen menerangkan materi pekuliahan. Yang mnurut kami santai, serius, dan Insya Allah sukses.
3.      Bagi mahasiswa, khususnya tarbiyah, agar selalu mengupdate ilmu pengetahuan, agar memiliki ilmu pengetahuan yang luas.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul Karim.
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam (Menggali
Tradisi Mengukuhkan Eksistensi), UIN-Malang Press, Malang, Agustus 2007.
Bashori Muchsin dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer, PT Refika
Aditama, Bandung, Januari 2009.
Djumransjah, Filsafat Pendidikan, Banyu Media Publishing, Malang, 2004.
Moh. Amin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Garoeda, Pasuruan, 1992.
M. Zubad Nurul Yaqin, Al-Quran Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Idosesia
(Upaya Mencetak Anak Didik Yang Islami), UIN-Malang Press, Malang, 2009.
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, Oktober
2000.
Pradana Boy ZTF, Filsafat Islam (Sejarah Aliran dan Tokoh), UMM Press,
Malang, September, 2003.
Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu (Kajian Atas Dasar Paradigma dan Kerangka
Teori Ilmu Pengetahuan). Belukar, Yogyakarta, Agustus 2006.
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Press, Jakarta, 2004.
M. Agus  Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis, CV Pustaka Setia,
Bandung, Mei 2009.
Solikin Abu ‘Izzuddin, Quantum Tarbiyah (Mencetak Kader Serba Bisa), Bina
Insani Press, Solo, 2006.
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembahruan Pendidikan Islam di Indonesia, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Muhammad SAW dan Abu Hurairah, http://www.wikipeida.com diakses tanggal
27 Oktober 2010.

No comments:

Post a Comment