BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik, anak didik, dan materi merupakan
unsur pendidikan yang paling utama, manusia dalam unsur pendidikan tersebut
dapat berperan sebagai pendidik dan anak didik. Manusia sebagai makhluk hidup
umumnya mempunyai ciri-ciri : (1) organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus,
terutama otaknya, (2) mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni ada zat
yang masuk dan keluar, (3) memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam
dan luar, (4) memiliki potensi untuk berkembang biak, (5) tumbuh dan bergerak,
(6) berinteraksi dengan lingkungannya, (7) bila masanya datang akan mati.
Telah disebutkan di atas bahwa manusia
memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar dan manusia juga
berinteraksi dengan lingkungannya, dari kedua ciri-ciri tersebut dapat
diketahui bahwa manusia cenderung memiliki figure (baik seorang artis,
pemain olahraga, guru atau dosen, kiai,
cendikiawan, budayawan dan lain-lain). Figure inilah yang dijadikan
contoh baik model rambut, cara berpakaian, cara berbicara, kepribadian,
sifat-sifatnya dan lain-lain.
Kembali ke pendidikan, pendidikan ialah suatu
usaha sadar dan teratur serta sistematis, yang dilakukan oleh orang yang
bertanggung jawab, untuk mempengruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat
sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dengan kata lain pendidikan adalah bantuan yang diberikan kepaa
anak, dalam pertumbuhan jasmani maupun rohani untuk mencapai tingkat dewasa. terkait
tentang masalah figure. Didalam dunia pendidikan sendiri memiliki
tokoh-tokoh yang telah banyak berjasa dalam bidang pendidikan. Tokoh-tokoh yang
patut dicontoh dan dijadikan taualadan.
Ketertarikan dan keingintahuan kami terhadap
tokoh-tokoh pendidikan ataupun tokoh pendidikan Islam, baik tentang riwayat
hidupnya, pemikiran-pemikiranya dan sebagainya yang melatar belakangi kami
untuk membuat makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dalam makalah ini kami mendapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
a. Tokoh-tokoh pendidikan dan pendidikan Islam.
b. Tokoh-tokoh filsafat ilmu.
c. Tokoh-tokoh filsafat Islam.
C. Tujuan
Pembahasan
Dari rumusan masalah di atas kami mendapatkan
tujuan pembahasan sebagai berikut :
a. Mengetahui tentang tokoh-tokoh pendidikan dan
pendidikan islam.
b. Mengatahui tokoh-tokoh filsafat ilmu.
c. Mengetahui tokoh-tokoh filsafat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tokoh-Tokoh
Pendidikan dan Pendidikan Islam
Salah satu pelaku utama dalam menentukan citra
pendidikan adalah manusia. Sering kali sebuah lembaga dinilai dari public
figure yang ada di dalamnya. Mustofa Bisri menilai dengan kalimat berikut “saya
memperoleh kesan, yang mudah-mudahan tidak benar, bahwa akhir-akhir ini, mereka
yang disebut public figure itu (apakah dari kalangan pejabat, artis, kiyai,
cendikiawan, budayawan, atau lainy), seolah-olah tidak menyadari, atau sengaja
pura-pura tidak tahu, betapa gara-gara pers, mereka telah menjadi
makhluk-makhluk sangat diperhatikan”.
Disebut public figure, karena
dalam dirinya ada sesuatu keunggulan, kelebihan, atau keadaan yang patut
menjadi obyek pembahasan. Di dalam diri public figure ini, terdapat
sesuatu hal yang bisa dibaca, dicermati, dan dikondisikanmenjadi hal yang
menarik.
Tema pokok dalam al-Qur’an sebenarnya tentang
manusia dan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Disebut pula dalam Iman
al-Din Khalil, bahwa manusia dengan posisinya sebagai khalifah Allah dimuka
bumi diberikan kekuasaan untuk menciptakan peristiwa-peristiwa sejarahnya
dengan kemauan dan ikhtiarnya, baik untuk tujuan positif maupun negatif. Karena
sangat jelas, wahyu pertama yang turun adalah surat al-Alaq ayat 1-5, yaitu
perintah untuk membaca. Sejarah mencatat, ketika Perang Badar, banyak dari kaum
Quraisy yang kalah dalam peperangan akhirnya menjadi tawanan. Rosulullah akan
membebaskan tawanan tersebut, jika mereka mau mengajarkan membaca dan menulis
kepada sepuluh umat Islam. Hal itu menunjukkan begitu besarnya perhatian umat
Islam terhadap upaya memerangi kebodohan dan keterbelakangan.
Dalam firman Allah SWT dalam surat ar-Ra’ad
ayat 11.
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
11. Bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah
tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
[767]
bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya
secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat
amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang
menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768]
Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah
sebab-sebab kemunduran mereka.
Dari ayat tersebut Allah telah memberikan
petunjuk berharga bahwa perubahan seorang manusia, masyarakat bangsa, negara,
ataupun umat manusia untuk berusaha dalam menjalani hidup secara individual
ataupun bersama-sama.
Bagi umat Islam ada contoh dari Nabi Muhammad
SAW yang terlahir yatim. Beliau bekerja burusaha secara optimal, beliau adalah public
fihure yang mengajarkan manusia supaya tidak kenal henti dalam melakuagakan
berbagai bentuk perubahan dalam hidupnya.
Manusia yang paling baik adalah manusia yang
paling bermanfaat bagi manusia lain, demikianlah sabda Nabi Muhammad SAW
tentang gelar yang bisa diraih manusia. Gelar terbaik aberasal dari Alllah SWT
atas prestasi yang dibuat manusia. Manusia seperti itulah yang layak disebut
mendapat gelar terbaik, karena peran yang dimainkannya telah membuat kehidupan
orang lain menjadi lebih layak, lebih nyaman, lebih berprestasi, dan lebih
bermartabat.
1. Nabi Muhammad SAW
Muhammad bin ‘Abdullah adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir
diperkirakan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah ("Makkah")
dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia
bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan Ka'bah. Ia pula yang memberi
keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di
tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya
yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad
percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat
sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi
orang-orang miskin,
para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha
menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan
bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman
keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang
memiliki arti "yang benar".
Dalam pendidikan agama Islam, Sunnah dijadikan
sebagai salah satu dasar-dasar ajaran agama Islam, disamping al-Quran dan
Ijtihad, pengertian sunah dalam hal ini adalah segala yang dinukilkan dari nabi
SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan,
perjalanan hidup, baik sebelum diangkat menjadi rosul ataupun sesudahnya.
Kehidupan Rosulullah yang ikut mewarnai
al-Sunnah, merrupakan catatan sejarah yang penuh dengan kenangan. Dalam
pembinaan kepribadian masyarkat merupakan sebuah drama kemanusiaan yang paling
tinggi nilainya. Hal ini terjadi karena Nabi Muhammad SAW juga ikut serta
menumbuhkan dan mengembangkan potensi jasmani dan rohani masyarakat Arab pada
saat itu dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
2. Abu Hurairah
Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi, yang lebih
dikenal dengan panggilan Abu Hurairah, adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal dan merupakan
periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya
oleh kaum Islam Sunni.
Disamping kehidupan rasulullah ada seseorang
yang senanntiasa mendampingi beliau sejak ia masuk islam, yaitu Abu Hurairoh.
Dia adalah salah seorang sahabat yang bisa
membawa kita berinteraksi secara ma’nawi dengan Rasulullah karena banyaknya
rahasia kehidupan ibadah dan keseharian Nabi yang diriwayatkannya. Ia bukan
termasuk tokoh awal yang bergabung dalam khafilah dakwah. Tetapi justru itu
yang menjadi motivasinya membiasakan diri melejitkan potensi meraih prestasi.
Karena
menyadari keterbatasannya sebagai orang yang masuk islam belakangan, ia pun
bertekad untuk menghabiskan sebagian besar waktunnya mengikuti majlis Rasul
terus-menerus, termasuk membawakan terompa Nabi kemanapun beliau pergi.
Allah
memberikan bakat padannya berupa kuatnya dan luasnya daya ingat ditambah do’a
rasullullah baginnya. Salah satu nasihat Nabi yang menjadi pegangannya adalah
“Barang siapa membantangkan sorbannya hingga usai pembicaraanku, kemudian ia
meraih dirinya, maka ia takkan terlupa suatu pun dari apa yang telah
didengarnya dariku.”
Lalu
bagaimana cara Abu Hurairah melakukan pembinaaan diri? kuncinnya adalah
optimalisasi waktu dan potensi diri.
Petama, ia meluangkan waktu untuk menyertai
Nabi lebih banyak dari pada sahabat lainnya. Para sahabat dari kalangan
Muhajirin sibuk dengan perniagaan mereka di pasar-pasar, sementara kaum Anshar
sibuk dengan pertanian mereka disawah ladangnya. Sedangkan abu Hurairah adalah
orang miskin yang tidak berniaga dan tidak punya lahan garapan pertanian.
Kedua, Abu Hurairah memiliki daya ingat yang
kuat, dido’akan khusus oleh rasullullah sehingga menjadikan semangat belajarnya
semakin kuat. Ia menggunakan anugerah tersebut untuk banyak menghafalkan
Al-qur’an dan hadits langsung dari Nabi.
Ketiga, abu Hurairah banyak
meriwayatkan Hadits bukan karena gemar cerita tetapi karena besarnya tanggung
jawabnya terhadap agama dan keberlangsungannya dimasa depan. Sebab bila hal itu
tidak bisa ditunaikan dengan baik berarti ia yang bakal menerima adzab dari
Allah. Firman-Nya, Q.S al-Baqarah : 159
¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbqßJçFõ3t !$tB $uZø9tRr& z`ÏB ÏM»uZÉit7ø9$# 3yçlù;$#ur .`ÏB Ï÷èt/ $tB çm»¨Y¨t/ Ĩ$¨Z=Ï9 Îû É=»tGÅ3ø9$# y7Í´¯»s9'ré& ãNåkß]yèù=t ª!$# ãNåkß]yèù=tur cqãZÏ軯=9$# ÇÊÎÒÈ
159.
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Telah kami
turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami
menerangkannya kepada manusia dalam Al kitab, mereka itu dila'nati Allah dan
dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,
Keempat, Abu Hurairah adalah ahli
ibadah yang cerdas dalam memberdayakan waktu bersama keluarganya agar bisa
banyak taqarub kepada Allah secara kontinyu. Ia membagi waktu malamnya bersama
keluarganya menjadi tiga bagian. Mula-mula ia berjaga sambil shalat sepertiga
malam yang pertama, kemudian dilanjutkan oleh istrinnya sepertiga malam kedua,
dan sepertigannya lagi dimanfaatkan putrinya. Sehingga tidak ada satu pun yang
berlaku setiap malam dirumah abu Hurairah melainkan berlangsung disana ibadah,
dzikir dan shalat.
3. KI Hajar Dewantara
a.
Riwayat Hidup
Kihajar Dewantara yang namanya aslinya Suwardi suryaningrat di lahirkan pada
2 mei 1889, bertepatan dengan dengan 1330 H. di Yogyakarta, dan wafat pada 26
April 1959 berptepata pada 1376 H (bersiia 70 tahun).
Di
lihat dari segi leluhurnya, ia adalah leluhur Suryadi suryaningrat, putra paku
alam III. Sebagai seorang keluarga ningrat, ia termasuk yang memperoleh
keuntungan unttuk mendapatkan keuntngan dalam mendapatkan pendidikan yang
baik.pendidikan dasarnya dasarnya ia peroleh dari sekolah rendah (Europeesche
school); tetapi sebelum sempat menyelesaikannya, ia pindah ke Stovia (School
tot Opleding van Indische Arten). Namun di sekolah ia tidak pernah menamatkan
pendidikannya, dikarnakan ayahnya mengalami kesulitan ekonomi. Sejak itu, ia
memilih terjun ke dalam bidang jurnalistik, suatu bidang yang kelak
mengantarkannya ke dunia pergerakan polittik nasional.
Pada
tahun 1912 , nama ki hajar dewantara dapat diketegorikan sebagai tokoh muda
yang mendapatkan perhatian cokro aminoto untuk memeperkuat barisan syariat
islam cabang Bandung. Oleh karna itu, ia besama dengan wignyadisastra dan abdul
Abdul Muis, yang masing-masing di angkat sebagai seketaris. Namun keterlibatan
dalam dalam syarekat islam ini terhitung singkat, genap satu tahun,. Hal ini
terjadi, karna bersama denagn E.F.E. dowes Dekker dan Cipto mangunkusumo, ia di
asingkan ke belanda (1913) atas dasar orientassi politik mereka yang cukup
radikal. Selain alasan tersebut, ki hajar dewantara pun jauh lebih mengaktifkan
dirinya pada indische partij yang didirikan sebagai pada tanggal 6 september
1912. Dengan alasan ini, maka ki hajar dewantara tidak memiliki kesempatan
untuk menjadi tokoh pentng di lingkungan syariat islam.
Sebagai
tokoh pergerakan politik dan tokoh pendidikan nasional, Ki hajar dewantara
tidak hanya terlibat dalam konsep dan pemikiran melainkan juga telihat aktif
sebagai pelaku yang berjuanng membebaskan bangsa Indonesia daro enjajah belanda
dan jepang melalui pendidikan yang diperjuangkannya melalui system pendididkan
Taman sisiwa yang didirikan dan di asuhnya. Dalam posisinya yang demikian itu,
maka dapat di duga ia memiliki konsep-konsep yang strategis tentang pendidikan
Indonesia. Konsep jasanya yang demikian besar dalam dunia pendidikan nasioal,
maka hari kelahirannya , tanggal 2 mei di jadikan sebagai hari pendidikan nasional.
b.
Gagasan dan
Pemikiran Pendidikan
Sebagai
telah di sebutkan di atas, bahwa pada masa hidupnya Ki Hajar Dewantara banyak
mengabdkan dirinya bagi kepentingan pendidikan nasional, melaluia= taman siswa
yang dididirikannya dan di asuhnya. Dalam kapasitasnya yang demikian itu dapat
di duga kuat bahwa ia banyak memiliki gagasan dan pemikiran dalam bidang
pendidikan yang dikemukakannya.
Gagasan
dan pemikiran pendidikan Ki hajar dewantara selengkapnya dapat di kemukakan
sebagai berikut.
c.
Visis misi dan
tujuan pendidikan
Secara
sederhana visis dapat di artikan suatau cita-cita ideal yang bersifat janggka
panjang jauh ke depan daan mengandung makna yang sangat dalam yang kemudian
berfungsi sebagai arah pandang kea rah suatu kegiatan akan diarahkan. Secara
konseptual visis biasanya berisis rumusan kalimat yang tegas, jelas dan
singkat.
Dalam
tulisannya , kihajar dewantara tidak mengemukakan visi dan misi ujuan
pendidikan secara eksplisit. Namun dari berbagai pernyataan yang dapat di lihat
menurut batasan pengertian tersebut di atas dapat di jumpai bahwa ia mempuyai
misi dan visi pendidikan tersebut. Ki hajar Dewantara misalnya mengatakannya
bahwa pendidikan nasionak sebagaimana dianutoleh taman siwa adalah
pendidikan yang beralaskan garis hidupdari bangsanya (cultureel-natural) dan
ditujukan untuk keperluan erikehidupan yang dapat mengankat derajat Negara dan
rakyatya, agar dapt bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan
segenap manusi di seluruh dunia.
Dengan
memperhatikan beberapa pernyataan tersebut di atas, tapak sekali visi, misi dan
tujuan pendidikan Ki hajat Dewantara
adalah pendidikan sebagai alat perjuangan untuk mengangkat harkat, martabat dan
kemajuan umat manusia secara universal, sehingga mereka dapat berdidri kokoh
sejajar dengan bangsa- bangsa lain yang telah maju dengan tetap berpijak kepada
isentitas dirinya sebagai bangsa yang memiliki peradaban dan kebudayaan yang
berbeda dengan bangsa lain.
Pernyataan
visi, misi dan tujuan penddikan yang bernuansa perjuangan tersebut tidak dapat
dilepaskan dari situasi dan kondisi social politik pada masanya, yaitu politik
colonial penjajah belanda yang telah menguras kekayaan alam Indonesia serta
menyengsarakan rakyat Indonesia secara lahir batin.
Pada
masa Ki Hajar Dewantara, pemerintahan colonial belanda memeaang telah memuai
memeberikan sedikit kesem;atan kepada bangsa Indonesia untuk mendapatkan
pendidikan. Namun , menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang diberikan oleh
pemerintahan belanda itu tidak lepas dari tujuan kolonialisme, dan bukan untuk
mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Ki Hajar
Dewantara lebih lanjut bahwa ank keluaran HIS
itu umumnya masih kurang kepandaiannya untuk meneruskan pelajaran pada
sekolah yang lebih tinggi. Kebanyakan anak-anak itu tak dapat diterima untuk
MULO (setingkat perguan tinggi), kerna kurang kepa, terutama dalalm hal bahasa belanda. Untuk mencari pekerjaan,
maka anak-anak keluaran HIS itumasih sangat metah; kebanyakan mereka itu hanya
cakap buat menjabat jurutulis atau jurutulispembantu dengan gaji yang sama dengan
aji jongos atau koki.
Berdasarkan
fakta-fakta tersebut di atas, trlihat
dengan jelas bahwa pendididkan yangdi berikan oleh pemerintahan belanda
kpda rakyat Indonesia adalah pendidikan
yang tidak bermutu, berbeda dengan pendidikan mereka beoleh pemerintah belanda
kepada bangsanya. Caranya adalah pendidikan yang di selelnggarakan adalaha
pendididkan yang bebas dari campur tabngan orang penjajah, di tentukan oleh
visi , misi dan tujuan kita sendiri ,
melalui lembaga pendidikan yang diadakan oleh sendiri. Inilah yang
menyababkan ki Hajar dewan tara mendirikan lembaga Pendidikan Taman Siswa.
Selanjutnay
Ki hajar dewantara menginginkanq agar
pendidikan yang sesuai dengan tuntunan zaman, yaitu pendidikan yang dapat
membawa kemajuan bagi peserta didik. Ungkapan inimerupakan respons dan adanya
pendidikan yang diberikan oleh pemerintah belanda kepada rakyat kita, yaitu
pendidikan yang mengajarkan hal-hal yang sulit di pelajai, tapi tidak ada
fungsinya untuk menolong kehidupan rakyat di masa depan.
Berdasrkan
pada uraian tersebut di atas, tampak dengan jelas bahwa visisi, misi dan tujuan
pendidikan ki hajar dewantara adalah
pendidikan yang berdasrkan kemerdekaan, kebebasa. keseimbangan, kesusaian dengan tunutunan zaman,
berkepribadian Indonesia, dan kesucian dengan kodrat manusia sebagai makhluk
yang dimuliakan oleh tuhan.
d.
Kurikulum (mata
pelajaran)
Istilah
“kurikulum” berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di yunani, yang
mengandungpengertiann suatu jarak yang haarus diempuh oleh pelari dari garis
stert sampai garis finish. Dalam pengertian yang seder hana kurikulum sering di
artikan denga sejumlah mata pelajaran atau bidang studi. Namun dalam pengertian
selanjutnya pengertian kurikulum sering
di artikan dengan sejumlah mata pelajaranatau bida ng study saja,melainkan
termasuk pula kegiatan-kegiatan yang dilaksukan siswa dalamrangka belajar.
Sebagai
seorang pemikir dan praktisi pendidikan, ki hajar dewantara dalam berbagai bukunya tidak terlibat dalam mengeartikan
kurikulum secara teknis sebagai mana tersebut di atas. Namun secara subtansial,
dapat di jumpai bahwa bahwa Ki Hajar dewantara dengan caranya sendiri banyak
membicarakan kurikulum, yakni kurikulum fdalam arti konvensional, yaitu nama
mata-mata pelajaran yyang perlu di ajarkan kepada para siswa dengan
tingkatannya.
Selaain
mempertimbangkan factor-faktor keseimbangan hidup sebagaimana tersebut di atas,
mata pelajaran bertolak dari kodrat manusia yang memiliki sifat dan ciri-ciri
kejiwaan yang sesuai denhan perkembangan
usianya. Sejalan dengan hal ini, ki hajar dewantara menguraikan bahan pelajara
sebagai berikut.
Pertama, untuk anak taman kanak-kanak hendaknya di ajarkan a) bermain,
olahraga, dan bernyanyi; (b) nyanyian rakyat (c) cerita yang berujud dongeng
daerah (d) pelajaran mengenal kemasyarakatan dan kenasionalan.
Kedua, untuk taman muda (masa wiraga wirama), hendaknya diberikan
pelajaran: (a) olahraga, pencak, dan tari; (b) nyayian (di tanah Jawa: tembang
macapat, tembang gede, tembang gending), dan buat yang menurut kepandaian dan
mulai berkenalan dengan alam kesenian Indonesia Raya dan Asia; (c) bahasa dan
cerita kesusasteraan, tambo, dan keagamaan, mulai dari alam daerah, kemudian
alam Indonesia dan akhirnya ikhtisar dari Asia; (d) pengetahuan tentang kodrat
alam, bumi, negeri dan pergaulan umum di tanah airnya, di daerah Asia dan di
benua lain-lainnya.
Ketiga,
untuk taman
muda (masa wirama), hendaknya diajarkan: (a) olahraga diteruskan dengan tujuan
agar dapat mempertahankan diri; (b) tari dilanjutkan nyayian dan gending,
menggambar dan kesenian lain-lainnya dimajukan, mulai belajar mengenal alam
kesenian asing (Eropa); (c) bahasa dan cerita kesusasteraan Daerah dan
Indonesia, bahasa asing yang dapat menghubungkan alam nasional (batin dan
lahir) dengan alam dunia (bahasa Inggris), ilmu keagamaan, “myten” dan
“legenden” dari luar Indonesia; (d) ilmu negeri dari Indonesia sekarang dan
dahulu dan pokok pangkalnya sosiologi dan ekonomi, penuntun anak-anak
mengadakan perhimpunan umum, koperasi, perusahaan, majalah, debating club, dan badan pertolongan dan
sebagainya.
B. Tokoh-Tokoh
Filsafat Ilmu
1. Francois Bacon
Pemikiran filsafat ilmu Bacon (1561-1626),
terangkum dalam novum organum (organum baru), sebuah yang ia maksudkan
sebagai pengganti Organon Aristoteles, buku itu berisi tawaran tentang
perangkat perangkat baru dalam penyelidikan ilmiah. Dari sinilah Bacon disebut
sebagai perintis filsafat ilmu. Memahami konsep Bacon tentang ilmu bisa dimulai
dengan melihat pernytaannya yang terkenal, “science is power”, ilmu pengetahuan
adalah kekuasaan.
Diantara jasa Bacon adalah pemikirannya
tentang sistematika ilmu. Pemikirannya itu sebagai konsekuwensi dari
penglihatannya tentang adanya keterkaitan antara potensi manusia dengan objek
penelitiaannya. Menurut Bacon, jiwa manusia mempunyai kemampuan triganda, yaitu
ingatan (memorial), khayal (imaginatio), dan akal (ratio). Ketiganya merupakan
dasar bagi pengetahuan.
2. Auguste Comte
Filsafat Comte (1798-1857) berawal dari
studinya tentang sejarah perkembangan alam pikir manusia. Menurut Auguste Comte
sejarah perkembangan alam pikir manusia terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap
teologik (adanya tuhan), tahap metafisik (didasarkan atas pengertian-pengertian
metafisik, seperti substansi, form, sebab, dan lainnya), dan tahap positif
(pencarian pada ilmu absolut). Positivisme adalah metode yang dicetuskan oleh
Comte. Metode ini berpangkal dari apa yan gtelah diketahui, yang faktual, yang
positif. Metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu dibatasi kepada bidang
gejala-gejala saja.
3. John Stuart Mill
ohn Stuat Mill (1806-1873) mengajukan logika
induksi, dalam arti sebagai kerangka bagi proses induksi yang terdiri dari
metode kesesuaian (method of agreement), ketidakkesesuaian (method of
difference), dan metode sisa (method of resiues). Mill melihat tugas
utam alogika lebih dari sekedar menentukan patokan deduksi silogistis yang tak
pernah menyampaikan pengetahuan abru. Ia berharap bahwa jasa metudenya dalam
logika induktif sama besarnya dalam dengan jasa Aristoteles dalam logika deduktif.
4. Karl Propper
Nama lengkapnya Karl Raimund Propper, ia lahir
di Wina pada tahun 1902. Dalam kaitannya dengan filsafat ilmu, pemikiran
Propper, oleh beberapa penulils serong dikelompokkan dalam tiga tema, yaitu
persoalan induksi, persoalan demarkasi, dan persoalan dunia ketiga. Bagi dia,
“flasifikasi” atau disebut juga “falsifabilitas” adalah batas pemisah
(demarkasi) yang tepat, antara ilmu dengan yang bukan ilmu.
Thoma S Kuhn lahir pada 18 Juli 1922 Di
Cincinnati, Ohio Amerika Serikat. Karya Kuhn ckup banyak, namun yang paling
terkenal dan banyak mendapat sambutan dari fisuf dan ilmuawan pada
umumnyaadalah The Structure of Secientific Revolution, sebuah buku yang terbit pada tahun 1962
oleh University of Chicago Press. Buku itu terjual lebih dari satu juta copy
dalam 16 bahasa dan direkomendasikan menjadi bahan bacan dalam kursus-kursus
atau pengajaran yang berhubungan dengan pendidikan, sejarah, psikologi, riset
serta filsafat sains.
5. Imre Lakatos
Lahir di Hunggaria pada 9 November 1922. Pada
tahun 1968 Lakatos menerbitkan karyanya yang berjudul Criticism and the
Metodology of scientific Research Progammes, sebagai evaluasi atas prinsip
klasifikasi dan upaya perbaikan atas kelemahan dan kekurangannya.
C. Tokoh-Tokoh
Filsafat Islam
1. Al-Kindi
Abu Yusuf Yakub al-Kindi adalah filosof pertma
dalam dunia filsaft Islam. Pemikiran-pemikiran filosofisnya sangat menonjol,
hal ini terutama karena dia adalah filosof muslim yang berusaha untuk
menyelaraskan agama dan filsafat. Al-Kindi mengarhkan filssafat Islam kearah
kesesuaian antara filsafat dan agama. Filsafat berdasarkan akal fikiran dan
agam aberdasarkan wahyu. Logika adalah metode filsafat, sedang iman, merupakan
logika dan hakikat-hakikat sebagimana yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya,
merupakan jalan agama.
Keselarasan antara agama dan filsafat ini
didasarkan pada tiga alasan : (1) bahwa ilmuan agama merupakan abgian dari
filsafat, (2) bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan kebenaran filsafat
terdapat kesesuaian, dan (3) menuntut ilmu, secara logika, diperhatikan dalam
agama.
2. Al-Razi
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar bin Muhammad
bin zakaria al-Razi. Dalam filsafat, al-Razi adalah kampiun Platonisme Islam.
Al-Razi adalah seorang rasionlais murni ia mempercayai hanya akal, di bidang
kedokteran, studi klinis yang dilakannya telah mengahsilkan metode yang kuat
tentang penemuan yang berpijak pada observasi dan eksperimen.
Pemujaan al-Razi terhadap akal tampak sangat
jelas pada halaman pertama dari bukunya al-Tibb al-Ruhani. Ia mengatakan
“Tuhan, segala puji bagi-Nya, yang telah memberikan kita akal agar dengan akal
kita dapat mengetahaui yang gelap, yang jauh dan yang tersembunyi dari kita.
Dengan akal pula, kita dapat memperoleh pengethuan tentang tuhan. Jika akal
sedemikian mulia dan penting, maka kita tidak boleh melecehkannya; kita tidak
boleh menentukannya, sebab ia adalah pengendali, atau memerintahnyam, sebab ia
pemerintah, tetapi kita harus merujuk kepadanya dalam segala hal adan
menentukan segal amasalah dengannya, kita harua sesuai dengan perintahnya.”
3. Al-Faraby
Seorang filosof Muslim yang bergelar al-Muallim
al-Tsani atau The Second Master (guru kedua) setelah Aristoteles.
Gelar ini diberikan karena al-Faraby begitu besar perhtiannya untuk mengkaji
karya-karya Aristoteles. Al-Faraby memiliki nama lengkap Abu Nashr Muhammad bin
Muhammad Tarkhan bin Uzlag al-Faraby. Yang dikenal di barat dengan nama
avennoser. Kealiman al-Faraby dalam filsafat ditunjang oleh keahliannya dalam
ilmu logika. Keahliannya melebihi al-Kindi, al-Kindi memiliki filsafat yang
sedemikian baik tetapi dalam bidang logika ia agak lemah dibandingka dengan
al-Faraby. Tiga bidang kajian yang memikat al-Faraby adalah logika, filsafat
politik, da metafisika. Filsafat al-Faraby mempunyai corak dan tujuan yang
berbeda. Ia mengambil ajaran-ajaran para filosof terdahulu, membangaun kembali
sesuai dengan lingkup kebudayaan, da menysun sedemikian sistematis dan selaras.
Ia dalah seorang yang logis dalam hal pemikiran, pernyataan, aegumentasi,
diskusi, keterangan dan penalarannya.
4. Ibnu Sina
Ia dikenal dengan nama avicenna di dunia
barat. Nama lengkapnya adalah al-Husain bin Abdullah bin al-Hasan bin ali bin
Sina. Ilmu kedokteran yang sekarang ini berkembang, tidak bisa dilepaskan dari
peran Ibnu Sina, dan karea karya-karyanya dalam bidang kedokteran maupun dalam
bidang filsafat yang sangat berarti. Al-Qanun fi al-Tibbi dijadikan
sebagai rujukan dan dasar bagi studi kedokteran di universitas-universitas
eropa selama berabad-abad lamanya.
5. Al-Ghazali
Memiliki nama lengkap Abu Hamid bin Muhammad
bin Ahmad al-Ghazali. Al-Ghazali adalah tokoh yang cukup kontroversial dalam
sejarah filsafat Islam. Pada awalnya ia adalah seorang filosof yang sangat
getol mengkaji gagasan-gagasan filosofis. Namun belakangan ia justru menyerang
filsafat karena menganggap konsep metafisika yang dikembangkan oleh para
filosof justru akan menjadikan manusia jauh dari Tuhannya. Sasaran kritik
al-Ghazali, adalah konsep metafisika Ibnu Sina. Dalam bukunya Tahafut
al-Falasifah al-Ghazali menyatakan ada tiga pendapat para filosof yang
menjadikan mereka kafir dan tidak muslim lagi. Tiga pendapat itu adalah
penolakan mereka terhadap adanya kebangkitan jasmani karena yang ada hanyalah
kebangkitan ruhani di akhirat nanti, pandangan bahw Allah hanya mengetahui
hal-hal besar yang bersifat universal dan tidak mengetahui kejdian atau
fenomena-fenomena yang kecil-kecil, dan pendirian bahw alam semesta ini kekal
adannya karena berasal dari yang kekal abadi.
f. Ibnu Thufail
Abu Bakar Muhammad Ibnu ‘Abd al-Malik Ibnu
Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Thufail al-Qaisi al-Andalusi adalah pemuka besar
pertama pemikiran filosofis Muwahid dari Spanyol. Menyebut nama Ibnu Thufail
akan segera mengikatkan kita kepada roman filsafat yang berjudul Hayy Ibnu
Yaqzan. Sebuah roman yang bercerita tentang pengembaraan seorang anak
manusia untuk mencapai kebenaran. Ibnu Thufail adalah orang yang alim,
berwawasa luas, dokter, ahli ilmu alam, peramal, filosof dan dan penyair.
g. Ibnu Miskawaih
Abu Ali al-Khozin Ahmad Ibnu Muhammad bin
Ya’kub atau dikenal dengan Ibnu
Miskawaih adalah orang yang representatif dalam bidang akhlak (filsafat etika)
dalam Islam. Walaupun terpengaruh oleh budaya asing, yaitu Yunani, namun
usahanya sangat berhasil dalam melakukan harmonisasi antara pemikiran filsafat
dan pemikiran agama. Ibnu miskawaih pada dasarnya adalah ahli sejarah dan
moralis. Hal ini tercermin dari kesederhanannya melayani hawa nafsu, ketegaran
dalam menundukkan diri yang serakah dan kebijakan dalam mengatur
dorongan-dorongan yang tak rasional. Hal ini direalisasikan dalam karyanya Tahzib
al-Akhlaq, yang menjadi acuan bagi penulis karya-karya yang tertuju pada
etika. Dalam buku ini karyanya sejajar dengan pemikiran Aristoteles.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Prof. Rupert C. Lodge, seluruh
pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manuisa. Karena pengalaman
sepanjang hidup memberikan pengaruh pendidikan bagi seseorang, jika kita
renungi pendapat Lodge diatas, maka secara singkat dapat kita fahami bahwa
masalah pendidikan memerlukan teladan.
Pendidikan tidak lepas dari keteladanan.
Adapun segala sesuatu yang diberikan pada anak didik tidak lepas dari teladan
yang diberikan pendidiknya. Ada beberapa konsep penting antara lain :
1. Pendidikan Islam berpusat pada keteladanan.
2. Menanamkan prinsip bahwa rosullullah SAW
merupakan pemberi teladan terbaik.
3. Secara psikologis, ternyata manusia memang
memerlukan tokoh teladan bagi hidupnya.
4. Taqlid (meniru) adalah salah satu sifat pembawaan
manusia. Baik sengaja maupun tidak sengaja.
B. Saran
1.
Sebaiknya wacana seperti ini selalu diberikan di bangku kuliah, khususnya
jurusan tarbiyah/pendidikan, karena sangat urgensi dalam masalah pendidikan,
serta dapat menambah dan memperbaru ilmu pengetahuan.
2.
Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata ini sangat menarik, terutama
dimana saat dosen menerangkan materi pekuliahan. Yang mnurut kami santai,
serius, dan Insya Allah sukses.
3.
Bagi mahasiswa, khususnya tarbiyah, agar selalu mengupdate ilmu
pengetahuan, agar memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim.
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan
Islam (Menggali
Tradisi Mengukuhkan Eksistensi), UIN-Malang Press, Malang, Agustus 2007.
Bashori Muchsin dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam
Kontemporer, PT Refika
Aditama, Bandung, Januari 2009.
Djumransjah, Filsafat Pendidikan, Banyu Media
Publishing, Malang, 2004.
Moh. Amin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Garoeda,
Pasuruan, 1992.
M. Zubad Nurul Yaqin, Al-Quran Sebagai Media
Pembelajaran Bahasa Idosesia
(Upaya Mencetak Anak Didik Yang Islami), UIN-Malang Press, Malang, 2009.
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta, Oktober
2000.
Pradana Boy ZTF, Filsafat Islam (Sejarah Aliran dan
Tokoh), UMM Press,
Malang, September, 2003.
Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu (Kajian Atas Dasar
Paradigma dan Kerangka
Teori Ilmu Pengetahuan). Belukar, Yogyakarta, Agustus 2006.
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Press,
Jakarta, 2004.
M. Agus Solahudin
dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis, CV Pustaka Setia,
Bandung, Mei 2009.
Solikin Abu ‘Izzuddin, Quantum Tarbiyah (Mencetak
Kader Serba Bisa), Bina
Insani Press, Solo, 2006.
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembahruan Pendidikan Islam
di Indonesia, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
27 Oktober 2010.
No comments:
Post a Comment