Friday, September 11, 2015

perencanaan program Pendidikan Islam



BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Menyoroti problematika pendidikan di negara kita dewasa ini, jelas bukan persoalan yang sederhana, untuk itu diperlukan data yang akurat. Padahal sangat sulit bagi kita semua untuk memperoleh data yang akurat. Kesalahan data dapat mengakibatkan kesalahan analisis, dan dengan begitu pembicaraan kita menjadi tidak relevan.
Namun demikian, masalah pendidikan bukan masalah yang berdiri sendiri. Pendidikan dapat dinyatakan sebagai “persimpangan jalan” antara perkembangan sosial budaya, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan bukan sesuatu yang bebas. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Ia dapat memberi tetapi sekaligus ia juga menerima. Ia menghasilkan tetapi juga dihasilkan. Oleh karena itu, di dalam pendidikan ada kecendrungan tidak hanya terbatas untuk menghasilkan prilaku individu, tetapi berangsur berevolusi kearah tujuan sosial.
Pembangunan Nasional kita yang berhakikat bersasaran jangka panjang untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia adalah Strategi pembangunan yang bersifat Integralistik kolosal, meliputi segala bidang kehidupan bangsa, termasuk kehidupan beragam.
Bangsa Indonesia berwatak Sosialistik-relegius ber cita –cita meraih keshidupan yang seimbang, serasi dan selaras antara kehidupan batiniah, mental spritual dengan kehidupan lahiriah, fisik materiil, diman nilai nilai keagamaan menjadi dasar atau sumber motivasinya.
Tuntunan agama Islam pada khususnya, sejak awal penyebarannya di dunia ini telah mengajak dan mendorong umat manusia agar bekerja keras mencari kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat. Antara etos kerja keras untuk duniawi dan ukhrawimya tidak boleh di pisahkan, melainkan menjadi etos kerja yang terintegrasikan, yang satu sama lain saling berkaitan secara kontinue, termasuk etos ilmiah yang mendorong ke arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta sumber motivasi dari Alqur’an. Jika kita pelajari secara mendalam berbagai ayat kitab suci alqur’an seperti yang tercantum dalam surah Ali- Imran, Surah Saba’, Surah Ar-Rahman, dan sebagainya maka dapat kita temukan perintah atau ajakan Allah untuk berfikir secara Kritis, analistis, dan sintetis tentang ciptaan Allah di langit dan di langit dan di kawasan planet dengan kandungan isi kejayaannya.

I.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah perencanaan program Pendidikan Islam?
2.      Bagaimana eksistensi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Arus Perkembangan Iptek?
3.      Bagaimana cara menghadapi tantangan dampak-dampak Iptek modern?
4.      Apa Materi Metode dan Tujuan Pendidikan Islam?
5.      Apa strategi pembangunan PAI dalam upaya mengantisipasi perkembangan Iptek ?

I.3 Tujuan

1.      Untuk  mengetahui tentang Perencanaan Program Pendidikan Islam.
2.      Untuk  mengetahui cara menghadapi tantangan dampak-dampak Iptek modern.
3.      Untuk  mengetahui Materi Metode dan Tujuan Pendidikan Islam.
4.      Untuk  mengetahui strategi pembangunan PAI dalam upaya mengantisipasi perkembangan Iptek.


Dalam merencanakan program ini kita perlu mengidentifikasi 8 masalah pokok yaitu:
1.      Apakah ajaran Islam memberikan ruang lingkup berpikir kreatif manusia dan sejauh mana ruang lingkup tersebut diberikan kepada manusia.
2.      Potensi fisikologis apasajakah yang menjadi sasaran pendidikan Islam terutama dalam kaitannya dengan kreativitas yang berhubungan dengan perkembangan IPTEK.
3.       Bagaimanakah system dan metode pendidikan yang tepat guna dalam proses kependidikan Islam yang kontekstual dengan IPTEK tersebut.
4.      Keterampilan-keterampilan apa sajakah yang diperlukan anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan IPTEK  modern sehingga dapat mensejahterakan kehidupan umat manusia khususnya umat Islam.
5.      Samapai seberapa jauh anak didik diharapkan mampu mengendalikan dan menangkal dampak-dampak negative dari IPTEK terhadap nilai-nilai moral yang telah dan yang harus dimapankan dalam kehidupan individual dan sosial.
6.      Sebaliknya apakah moral dan sosial keagamaan mampu memberikan dampak positif terhadap kemajuan IPTEK modern tersebut.
7.      Kompetensi guru agama apakah yang harus dimiliki sebagai hasil (produk) lembaga pendidikan profesional keguruan yang dapat diandalkan untuk menghadapi modernitas umat berkat kemajuan IPTEK tersebut.
8.      Gagasan-gagasan baru apa sajakah yang harus dirumuskan kembali dalam perencanaan pendidikan jangka panjang dan pendek, yang terkait dengan pengembangan kurikulum nasional pada sekolah umum dan PTU, serta yang terkait dengan pendidikan pada perguruan-perguruan agama Islam dalam semua jenjangnya.
Dengan teridentifikasinya masalah-masalah tersebut minimal barang kali dapat memberikan acuan bagi pengembangan pendidikan islam, dengan menyusun program-program yang direncanakan.
Dalam konteksnya dengan Iptek ini pendidikan islam diharapkan berulang kali memberikan kegiatan semacam kegiatan yang bersifat sensasional yang menggugah sikap dan persepsi para pecinta dan pengelola Iptek atau orang yang berkecimpung didalamnya, agar mengarahkan penggunaan proses dan produk iptek mereka kepada kesejahteraan hidup manusia seluruhnya. Hal ini disebabkan karena Iptek itu sendiri bersifat netral.
Oleh sebab itulah dengan sifat netralnya itu, bagaimana kehadiran Iptek akan membawa manfaat yang sangat besar bagi ummat manusia sepanjang diarahkan dan dimanfaatkan kepada hal-hal yang bersifat positif.
Kehadiran iptek bagi negara-negara yang sudah maju teknologinya, pengaruh telah lama dirasakan, karena justru pada negara-negara tersebutlah kemajuan itu mula-mula dicapai. 
Mengingat kekhawatiran akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan Iptek yang mungkin akan melampaui batas, pendidikan islam harus bertindak untuk mencegah bahaya-bahaya yang menyertai kemajuan tersebut. Yaitu pendidikan islam dituntut untuk mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermuara pada nilai-niai Islam.
Petunjuk dari sumber pokok pendidikan Islam seperti telah diuraikan diatas sedikit banyak memberikan inspirasi kepada kita bahwa secara subtansial, program pendidikan Islam perlu dijabarkan sesuai dengan idealitas Al Qur’an dan Sunah Nabi yang berorientasi kepada hubungan tiga arah yaitu:
a.       Berorientasi ke arah Tuhan pencipta alam semesta
b.      Berorientasi ke arah hubungan dengan sesama manusia
c.       Berorientasi ke arah bagaimana pola hubungan manusia dengan alam sekitar dan dirinya sendiri harus dikembangkan.
Orientasi hubungan dengan alam sekitar dan diri manusia sendiri menjadi dasar pengembangan iptek, sedangkan orientasi hubungan dengan Tuhan menjadi dasar pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan iptek, orientasi hubungan dengan sesama manusia menjadi dasar pengembangan hidup bermasyarakat yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, serta keselarasan dengan nilai-nilai moralitas yang menentramkan jiwa.
Sasaran psikologis yang perlu di didik dan dikembangkan secara seimbang, serasi, dan selaras ialah kemampuan kognitif yang berpusat di otak yang berupa kecerdasan akal; kemampuan kognitif dan emosi atau afektif yang berpusat di dada, serta kemampuan yang terletak di tangan untuk bekerja. Oleh karena Islam adalah agama rasio, afektif, dan psikomotoris maka sasaran pendidikan Islam tak lain adalah tiga H tersebut.
Karena IPTEK bersifat netral, maka pendidikan Islam perlu berulang kali memberikan kejutan-kejutan yang menggugah sikap dan pandangan para pencipta dan pengelola IPTEK agar mengarahkan penggunaan proses dan produk IPTEK mereka kepada kesejahteraan hidup manusia.
Dalam pengembangan iptek terdapat dua kepentingan yang bertentangan antara kaum moralis idealis dan agamis dengan kaum saintis dan teknolog. Di satu pihak memegang teguh nilai kemanusiaan, dan di lain pihak berpegang pada kebebasan dari nilai moral agama dan yang berorientasi pada komersialisme dan keunggulan dominasi atas orang atau bangsa lain dalam artian politik.
Umat Islam dengan agamanya yang mendorong kemajuan sangat berkepentingan untuk melibatkan diri dalam kancah perbenturan nilai-nilai masa kini dan yang akan datang, yaitu perbenturan nilai-nilai sekularistik yang bersifat relatif, dengan nilai absolutisme dari Tuhan, yang kecenderungannya tradisionalistis, tidak boleh berubah, terpengaruh oleh perubahan sosialkultural akibat dampak iptek itu.
Maka posisi Umat Islam saat ini sekurang-kurangnya harus mampu memilih dan menangkal tekhnologi dan ilmu yang berdampak negative atau posistif. Langkah selanjutnya mentransfer melalui terobosan-terobosan yang bersifat kreatif, seperti melalui lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan ilmu dan tekhnologi tepat guna. Juga lembaga-lembaga riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi didorong menjadi pusat pengembangan IPTEK secara efektif dan efisien dengan penyediaan fasilitas dan dana yang memadai kebutuhan.

Satu hal yang tidak dapat disangkal, bahwa peradapan modern pun bertumpu pada iptek. Dua komponen peradapan (ilmu pengetahuan dan teknologi) begitu besar pengaruhnya, hingga kemajuan suatu kelompok masyarakat sekarang lebih diukur dari sisi kemajuan iptek yang dikuasainya. Dengan cara pandang yang demikian, maka tak pelak lagi dunia barat memiliki keunggulan iptek dibanding dunia yang lain. Visi ini juga juga menempatkan negara barat pada posisi yang menguntungkan baik secara politis, ekonomi, maupun kultural.
Sekarang yang menjadi peroalan sekaligus pertanyaan bagi kita adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan islam dalam menghadapi arus perkembangan Iptek yang sangat pesat tersebut. Bagaianapun tampaknya  pendidikan islam terutama lembaganya dituntut untuk mapu mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat mengadaptasikan drinya, pendidikan islam juga ditutut untuk menguasai Iptek, dan kalau perlu merebutnya.
Kenyataannya untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah sangat penting, sebab sekarang kita sudah berada pada PJP II yaitu dimana pembangunan nasional diarahkan dengan orientasi pada teknologi industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Ir, Bj. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti untuk mencapai penguasaan iptek yaitu :
1.      Melakukan pendidikan dan latihan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang Iptek yang relevan dengan pembangunan bangsa.
2.      Mengembangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta melakukan usaha serius merealisasikan konsep tersebut.
3.      Adanya transfer, apilikasi dan pengembangan lebih jauh teknolgi yang diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
4.      Kemandirian teknologi, tanpa harus bergantung dari luar negeri.
5.      Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang di kembangkan di dalam negri sampai mampu bersaing di arena internasional.
Dalam menyahuti konsep habibie tersebut, tampaknya pendidikan islam masih terlalu sukar untuk berbuat, bahkan kalau mau jujur, pendidikan islam untuk saat ini bisa dikatakan “hidup segan mati tak cukup besar tapi bila di hadapkan kepada persoalan kualitas, barang kali terasa minim, lebih-lebih jika dikaitkan dengan kerangka global.


Dalam sejarah peradaban Islam, dapat kita telaah bahwa para ilmuwan muslim, para filsuf, para ulama, dan sebagainya memiliki sikap positif terhadap ilmu dan teknologi yang nonislami, seperti yang berasal dari Yunani, Persia, dan sebagainya didasari dengan rasa optimisme sesuai dengan ajaran Islam, para ilmuwan dan ulama masa itu secara antusias mentrasnfer iptek dari luar yang kemudian dikembangkan menjadi iptek yang islami. Mereka mampu mengislamkan iptek yang nonislami itu, berkat kecerdasan dan daya kreativitas tinggi yang dimotivasi oleh ajaran Alquran serta daya selektivitas terhadap jenis-jenis iptek dari luar, sehingga bentuk-bentuk iptek yang membahayakan akidah keimanan, ditinggalkan oleh mereka, seperti dalam filsafat yang bersifat hedonistik dan epikuristik dan bidang kesusasteraan  yang penuh dengan khayal dan kesedihan (tragedi).
 Dalam kaitan dengan IPTEK itu Ibnu Sina memberikan ilustrasi bagaimana hubungannya dengan bimbingan Tuhan dan optimis kehidupan sebagai berikut :
هذب النفس بالعلوم لترقى. فترى الكل فهو للكل بيت                                                                                                    
انما النفس كا الزجاجة و العقل . سراج وحكمة الله زيت                                                    
فإذااشرقت فإنك حي.واذااظلمت فإنك ميت                                                                 
 “didiklah jiwamu dengan segala ilmu, maka ia menjadi tinggi derajatnya, lalu kamu akan melihat keseluruhan ilmu itu, dan bagi keseluruhannya itulah bermukimnya ilmu itu.          
“sesungguhnya jiwa itu bagaikan kaca, dan akal pikirannya bagaikan lampunya, sedang hikmah (kebijakan) Allah bagaikan minyaknya.
“maka jika ia bercahaya,kamu menjadi hidup dan jika ia padam,maka kamu menjadi mati.”
Beberapa pakar iptek yang berpendapat bahwa alih teknologi dipandang sebagai konsep pemikiran yang salah, karen science merupakan suatu proses dari sejumlah kegiatan formulasi, pembongkaran, dan analisis hipotesis-hipotesis, aksioma, hukum-hukum, paradigma-paragdigma, serta gambaran-gambaran konseptual.
Jadi sebelum dihasilkan produk teknologi, lebih dahulu diciptakan science yang bersifat teoritis, sedang teknologi merupakan penerapannya.
Pada akhirnya strategi pendidikan Islam dalam mengantisipasi kemajuan iptek modern, adalah terletak pada kemampuan mengkonfigurasikan sistem nilai islami yang akomodatif terhadap aspirasi umat Islam untuk berpacu dalam kompetisi bidang iptek di satu pihak, dan di lain pihak kemampuan psikologis serta pedagogis yang berdaya kreatif untuk mentransfer iptek modern itu sendiri. Inilah program minimal pendidikan islam yang perlu kita rencanakan dan laksanakan saat ini.
Metode menginterpretasikan dalil-dalil qat’i dan dzanni dari kandungan Alquran perlu dipertajam pada perkembangan kreativitas dan cara berfikir sistematik dan logik serta universal dan radikal yang mengacu dan kontekstual kepada tuntutan hidup modern masyarakat.
Sistem belajar mengajar inovatif dan kreatif perlu digalakkan di lembaga-lembaga pendidikan Islam pada khususnya dan dalam kegiatan belajar mengajar agama di sekolah umum semua jenjang. Para ilmuwan muslim dalam bidang iptek khususnya, perlu menjalin hubungan akrab dengan guru-guru agama di lembaga pendidikan Islam untuk berkomunikasi, memberika informasi tentang kemajuan iptek modern. Para ahli perencanaan kependidikan khususnya pendidikan Islam perlu menformulasikan ke dalam bentuk kurikulum yang bersifat komprehensif sejalan dengan tuntutan zaman.
Dalam kaitan dengan dampak iptek yang cenderung ke arah perubahan nilai, perlu diwaspadai apakah perubahan nilai itu mengandung aspek positif atau negatif diukur dari rentangan nilai islami yang prinsipnya terdiri dari lima kriteria(wajib/halal, sunat, mubah, makruh, dan haram).
Sejalan dengan pola pikir di atas maka tujuan pendidikan Islam masih perlu di rumuskan kembali berdasarkan atas tuntutan modernitas umat dimana hubungan antara kepentingan modernisasi dengan kepentingan kesejahteraan hidup duniawi-ukhrawi tergambar jelas.

Pendidikan Islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi, dan fakta-fakta kependidikan yang sebangun dengan nilai- nilai ajaran Islam harus mampu mempertengahkan perencanaan program- program kegiatan- kegiatan operasional kependidikan terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan Iptek modern dalam bidang kehidupan sosial dan keagamaan umat. Strategi pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan modernisasi berkat kemajuan Iptek itu mencakup ruang lingkup sebagai berikut.
a.       Motivasi Kreativitas anak didik ke arah pengembangan iptek itu sendiri, di mana nilai-nilai Islami menjadi sumber acuannya.
b.      Mendidik keterampilan memanfaatkan produk Iptek bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
c.       Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan iptek, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuan yang memegang otoritas iptek dalam bidang masing-masing.
d.      Menciptakan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari sumber.
Firman Allah berikut ini mengajak ke arah sikap dan ketajaman wawasan tersebut:
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS Al-Hasr 18)







BAB III

KESIMPULAN


Strategi menurut bahasa berarti cara berpikir, ilmu, metode dan siasat. Sedangkan menurut istilah strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu.
Strategi pembangunan pendidikan Agama Islam merupakan suatu cara untuk menbangun dan meningkatkan pendidikan Agama Islam berdasarkan dengan tuntunan Agama Islam.
Tuntutan Agama Islam sejak awal penyebarannya di dunia ini telah mengajak dan mendorong umat manusia agar bekerja keras dan mencari kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Kerja keras inilah yang mendorong ke arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat mengelakkan dirinya dari pengaruh  perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan iptek bisa dikatakan sudah mencapai puncaknya, orang merasakannya dalam segala aspek kehidupan, dan iptek bukan saja dirasakan oleh individu saja, akan tetapi dirasakan pula pada masyarakat, bangsa, dan negara.
Sehingga Prof. Dr. Ir, Bj. Habibie, mengemukakan lima prinsip yang harus diikuti untuk mencapai penguasaan iptek yaitu :
1.      Melakukan pendidikan dan latihan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang Iptek yang relevan dengan pembangunan bangsa.
2.      Mengembangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta melakukan usaha serius merealisasikan konsep tersebut.
3.      Adanya transfer, apilikasi dan pengembangan lebih jauh teknolgi yang diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
4.      Kemandirian teknologi, tanpa tanpa harus bergantung terdi luar negeri.
5.      Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang di kembangkan di dalam negri sampai mampu bersaing di arena internasional.
Adapun strategi pendidikan Agama Islam dalam upaya mengantisipasi Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut:
Ø  Motivasi kreativitas anak didik ke arah pengembangan Iptek itu sendiri, di man nilai-nilai islami menjadi sumber acuannya.
Ø  Mendidik keterampilan memanfaatkan produk Iptek bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umaat Islam pada khususnya.
Ø  Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan iptek, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuwan yang memegang otoritas iptek dalam bidang masing-masing.
Ø  Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.
Sebagaimana firman Allah SWT. berikut ini mengajak ke arah sikap dan ketajaman wawasan tersebut :
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS Al-Hasr 18)
Pada akhirnya strategi pendidikan Islam dalam mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, adalah terletak pada kemampuan menkonfigurasikan sistem nilai islami yang akomodatif terhadap aspirasi umat Islam untuk berpacu dalam kompetisi bidang Iptek disatu pihak dan di lain pihak kemampuan psikologis serta paedagogis yang berdaya kreatif untuk mentransfer Iptek modern itu sendiri.









DAFTAR PUSTAKA


Arifin , H.M. 1991, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. 1996, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada




















No comments:

Post a Comment