Monday, September 7, 2015

KonsepDasarPenelitianTindakanKelas


A.    KonsepDasarPenelitianTindakanKelas
Menurut Sanford (1970:4)penelitiantindakandapatdikonseptualisasikansebagaiberikut :
“Analysis, fact finding, conceptualization, planning, execution, more fact finding or evaluation; and then a repetition of this whole circle of activities; indeed, a spiral of such circles”.
Berdasarkankutipandiatasdapatdikemukakanbahwapenelitiantindakanmerupakansuatukegiatansiklustik yang bersifatmenyeluruh, yang terdiriatasanalisis, penemuanfakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, danpenemuanfaktatambahan, danevaluasi.Definisipenelitiantindakan yang lebihlengkapsertalebihmenggambarkansifatataukarakteristikdanpenelitiantindakandikemukakanolehKemmissebagaiberikut:
Action research is a from of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (incluiding educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practise, (b)their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out. (Kemmis, 1993:42).
MenurutKemmis, penilitiantindakanmerupakansebuahinkuiri yang bersifatrefleksimandiri yang dilakukanolehpartisipandalamsituasi social termasukkependidikandenganmaksuduntukmeningkatkankemantapanrasionalitasdan (a) praktik-praktik social maupunkependidikan, (b) pemahamanterhadappraktik-praktiktersebut, dan (c) situasipelaksanaanpraktik-praktikpembelajaran.
Apabiladigabungkan, keduadefinisi yang dikemukakanoleh Sanford danKemmisdiatas, dapatdiperolehsuatubatasanpenelitiantindakansebagaisebuah proses investigasiterkendali yang berdaurulangdanbersifatreflektifmandiri, yang memilikitujuanuntukmelakukanperbaikan-perbaikanterhadapsistem, carakerja, proses, isi, kompetensi, atausituasi.
Daurulangaktivitasdalampenelitiantindakandiawalidenganmerencanakantindakan (planning), melaksanakantindakan (action), mengobservasidanmengevaluasi proses danhasiltindakan (observation and evaluation), danmelakukanrefleksi (reflektion), danseterusnyahinggasampaipadaperbaikanataupeningkatan yang diharapkantercapai (kriteriaberhasil).
B.     Prinsip-PrinsipPenelitianTindakanKelas
Hopkins (1993) menyebutkanada 6 prinsipdasar yang melandasipenelitiankelas.PrinsipPertamabahwatugasdosendan guru yang utamaadalahmenyelenggarakanpembelajaran yang baikdanberkualitas.Untukitu, dosendan guru diharapkanmemilikikomitmendalammengupayakanperbaikandanpeningkatankualitaspembelajaransecaraterus-menerus.Dalammenerapkansuatutindakanuntukmemperbaikikualitaspembelajaranadakemungkinantindakan yang dipilihtidak/kurangberhasil, makaiaharustetaptetapberusahamencari alternative lain. Dosendan guru harusmenggunakanpertimbangandantanggungjawab professional dalammengupayakanjalankeluarpermasalahan yang dihadapidalampembelajaran.Prinsippertamainiberimplikasipadasifatpenelitiantindakansebagaisuatuupaya yang berkelanjutandanberlangsungsecarasiklustuissampaiterjadinyapeningkatan, perbaikan, atau ‘kesembuhan’ sistem, proses danhasil.
PrinsipKeduabahwakegiatanmenelitidalam PTK merupakanbagian integral daripembelajaran, yang tidakmenuntutkekhususanwaktumaupunmetodepengumpul data.Tahapan-tahapanpenelitiantindakanselarasdenganpelaksanaanpembelajaran, yaitu: persiapan (planning), pelaksanaanpembelajaran (action), observasikegiatanpembelajaran (observation), evaluasi proses danhasilpembelajaran (reflektion). Prinsipkeduainimengisyaratkan agar proses danhasilpembelajarandirekamdandilaporkansecarasistematikdanterkendalimenurutkaidahilmiah.
PrinsipKetiga, bahwakegiatanmeneliti, yang merupakanbagian integral daripembelajaran, harusdiselenggarakandengantetapbersandarpadaalurdankaidahilmiah. Alurpikir yang digunakandimulaidari diagnosis masalahdan factor penyebabtimbulnyamasalah, pemilihantindakan yang sesuaidenganpermasalahandanpenyebabnya, merumuskanhipotesistindakan yang tepat, penetapan scenario tindakan, penetapanprosedurpengumpulan data dananalisis data.Objektifitas, reliabilitas, danvaliditas proses, data, danhasiltetapdipertahankanselamapenelitiantindakankelaspenelititetapmenggunakankaidah-kaidahilmiah.
PrinsipKeempatbahwamasalah yang ditanganiadalahmasalah-masalahpembelajaran yang riildanmerisaukanpertanggungjawaban professional dankomitmenterhadapmutupembelajaran.Prinsipinimenekankanbahwa diagnosis masalahbersandarpadakejadiannyata yang berlangsungdalamkontekspembelajaran yang sesungguhnya.Bilapendiagnosisanmasalahberdasarpadakajianakademikataukajian literature semata, makapenelitiantersebutkeontetikanmasalah.Jadimasalahharusdidiagnosisdarikancahpembelajaranpembelajaran yang sesungguhnya, bukansesuatu yang dibayangkanakanterjadisecaraakademik.
PrinsipKelimabahwakonsistensisikapdankepeduliandalammemperbaikidanmeningkatkankualitaspembelajaransangatdiperlukan.Hal inimenjadipentingkarenaupayapeningkatankualitaspembelajarantidakdapatdilakukansambillalu, tetapimenuntutperencanaandanpelaksanaan yang sungguh-sungguh.Olehkarenaitu, motivasiuntukmemperbaikikualitasharustumbuhdaridalam (motivasiintrinsik), bukansesuatu yang bersifat instrumental.
PrinsipKeenamadalahbahwacakupanpermasalahanpenelitiantindakantidakseharusnyadibatasipadamasalahpembelajaran di ruangkelasataukuliah, tetapidapatdiperluaspadatataran di luarruangkuliah, misalnyapadatataransistemataulembaga.Prespektif yang lebihluasakanmemberisumbanganlebihsignifikanterhadapupayapeningkatankualitaspendidikan.

C.     Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelak- sanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pata tahap selanjutnya disusun rencana tinda lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya. Sesudah menetapkan pokok permasalahan secara mantap langkah berikutnya adalah:
·         Perencanaan tindakan
·         Pelaksanaan tindakan
·         Pengumpulan data (pengamatan/observasi)
·         Refleksi (analisis, dan interpretasi)
Hasil refleksi siklus pertama akan mengilhami dasar pelaksanaan siklus kedua.
Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat tahap kegiatan. Hasil refleksi siklus pertama akan dapat diketahui keberhasilan atau hambatan dalam hasil tindakan, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahannya untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan, namun setiap penelitian minimal dua siklus dan setiap siklus minimal tiga pertemuan.

No comments:

Post a Comment