Thursday, September 17, 2015

HAKIKAT PENDIDKAN SEBAGAI DISIPLIN ILMU


HAKIKAT PENDIDKAN SEBAGAI DISIPLIN ILMU



Disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah :
 Dasar-Dasar Pendidikan Islam


Yang dibimbing oleh :
Bapak Fahim Thoroba M. Pd






Disusun Oleh :
moh kamilus zaman







JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2009

KATA PENGANTAR

          Syukur alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena berkat hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Hakikat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu”, sebagai tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Islam.
          Dengan adanya makalah ini kami berharap agar dapat memberikan dasar pengetahuan dan pengenalan lebih kaffah tentang hakikat pendidikan sebagai disiplin ilmu baik secara teoritis, normatif, maupun praktis khususnya bagi mahasiswa PAI dan umumnya mahasiswa UIN Maliki Malang.
          Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.  M Fahim Thoroba M. Pd, selaku dosen pengampu Dasar-Dasar Pendidikan Islam yang senantiasa memberikan bimbingan kontekstual dalam pembuatan makalah ini.
2.  Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah ini.
          Akhirnya, pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak. Artinya saya mengakui kurang sempurnanya konsep makalah ini. Oleh karena itu saya mohon saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
          Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ……
Malang, 22 September 2009

                                                                                                            Penulis







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

      Konsep tentang pendidikan dibagi menjadi tiga hal :
1.      Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan) guna menjadi manusia yang lebih mengerti.
2.      Pendidikan berarti juga lembaga (keluarga, sekolah dan masyarakat) yang bertanggung jawab menetapkan tujuan pendidikan, isi, sistem, dan organisasi pendidikan.
3.      Pendidikan juga merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh manusia dan lembaga-lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya.

Pendidikan adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia
sebab berbicara tentang pendidikan berarti membicarakan hidup dan kehidupan manusia sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan masalah pendidikan, sebab pendidikan dalam makna yang luas berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian, berbicara masalah kehiduoan manusia adalah persoalan pendidikan. Pendidikan muncul dari memulai sesuatu. Manusia mulai mencoba untuk mendidik diri dan sesamanya dengan sasaran menumbuhkan kesadaran makna dan hakikat kehidupan ini.

Dalam hal ini, kegiatan pendidikan ditekankan pada materi yang berisi tentang
pengetahuan umum baik berupa wawasan asal mula, eksistensi serta tujuan kehidupan. Dengan demikian, pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan (ilmu pendidikan) yang persoalan khasnya adalah menumbuh-kembangkan potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang. Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu pendidikan haruslah dapat dibuktikan secara mendasar terhadap eksistesinya sebagai suatau disiplin ilmu.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dalam makalah ini didapati dua pembahasan, sebagai berikut :
1.      Apakah hakikat substansi kajian Ilmu Pendidikan? (landasan ontologis Ilmu Pendidikan).
2.      Bagaimana cara penggarapan objek Ilmu Pendidikan tersebut menjadi pengetahuan yang benar? (landasan epistemologis Ilmu Pendidikan).

C.    Tujuan Pembahasan
Dari rumusam masalah di atas maka dalam makalah ini memiliki dua tujuan pembahasan, sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui hakikat substansi kajian Ilmu Pendidikan (landasan ontologis Ilmu Pendidikan).
2.      Untuk mengetahui cara penggarapan objek Ilmu Pendidikan tersebut menjadi pengetahuan yang benar (landasan epistemologi Ilmu Pendidikan).



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan Ontologis Ilmu Pendidikan
Dasar ontologi ilmu berkaitan dengan apa yang ingin diketahui oleh ilmu dengan kata lain apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Obyek yang menjadi kajiannya adalah fakta empiris, artinya fakta yang dapat diselami langsung oleh manusia dengan mempergunakan panca inderanya. Obyek penelaahan ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Proses keilmuan bertujuan untuk memeras hakikat obyek empiris tertentu, untuk mendapatkan sari yang berupa pengetahuan megenai obyek tersebut. Dengan demikian maka landasan ontologis ilmu pendidikan adalah menyangkut hakikat substansi atau obyek kajian ilmu pendidikan sebagai pengetahuan keilmuan.

1.      Hakikat substansi/obyek Ilmu Pendidikan
Adapun aspek realitas yang dijangkau Ilmu Pendidikan melalui pengalaman panca idera adalah dunia pengalaman manusia secara empiris. Ditinjau dari fungsinya obyek ilmu pendidikan dapat dibedakan menjad dua, yaitu obyek formal dan obyek material. Yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Obyek formal Ilmu Pendidikan
Obyek formal merupakan bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan riset pendidikan. Obyek formal Ilmu Pendidikan adalah pendidikan. Pendidikan dalam arti yang maha luas, sempit, maupun dalam artian luas terbatas.

                                     I.      Dalam pengertian maha luas, pendidikan sama dengan hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar, sehingga pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar tiap orang sepanjang hidupnya. Pendidikan berlangsung tidak dalam batas usia tertentu, tetapi berlangsung sejak manusia itu lahir sampai mati.

                                  II.      Dalam pengertian sempit, pendidikan adalah sekolah yakni lembaga pendidikan sebagai salah satu hasil rekayasa dari peradaban manusia, pendidikan berlangsung dalam jamgka waktu tertentu, keterbatasan ini tidak hamya menyangkut keterbatasan waktu, tetapi tempat bentuk kegiatan dan tujuan.

                               III.      Dalam pengertian luas terbatas, pendidikan meupakan berbagai macam pengalaman belajar dalam keseluruhan lingkup kehidupan baik di sekolah, maupun di luar sekolah yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

b.      Obyek material Ilmu Pendidikan
Obyek material merupakan hal-hal atau aspek-aspek yang menjadi garapan langsung riset pendidikan. Obyek material penddidikan adalah manusia seutuhnya, manusia yang lengkap aspek-aspek kepribadiannya, yaitu manusia yang berakhlak mulia dalam situasi pendidikan atau diharapkan melampaui manusia sebagai makhluk sosial, mengingat sebagai warga masyarakat ia mempunyai ciri warga yang baik. Agar pendidikan dalam praktek terbatas dari keragu-raguan, maka obyek material Ilmu Pendidikan dibatasi pada manusia seutuhnya didalam fenomena atau situasi pendidikan. Hal ini berarti ruang lingkup manusia seutuhnya ini dalam kedudukannya sebagi peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Sehinggga batasan manusia seutuhnya ini dalam konteks pendidikan

2.      Status Ilmu Pendidikan
Dalam hubunganya dengan kelompok ilmu lainya, Ilmu Pendidikan terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara para ahli mengenai status ilmu pendidikan tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat dari pendapat para ahli yakni sebagai berikut :
1.      Aristoteles, menempatkan secara tersirat Ilmu Pendidikan tergolong pada cabang Ilmu-ilmu Praktis.
2.      Francois Bacon, menempatkan ilmu pendidikan terkandung di dalam filsafat Humanitatis, bukan Teologi Naturalistik maupun Filsafat Alam.
3.      Agus Comte, menempatkan ilmu pendidikan merupakan bagian integral dari ilmu moral, yang merupakan satu paduan semua konstruksi ilmiah sehingga merupakan bentuk ilmu yang tertinggi.
4.      Herbert Spencer, menempatkan secara tersirat, ilmu pendidikan yang otonom tergolong dalam ilmu kongkret Organik dan filsafat Pendidikan Naturalistik.
5.      Horne, menguraikan bahwa studi pendidikan mencakup empat macam yaitu :
1.      Sejarah Pendidikan
2.      Filsafat Pendidikan
3.      Praktek pendidikan
4.      Ilmu Pendidikan itu sendiri


B.     Landasan  Epistemologis Ilmu Pendidikan

            Landasan Epistemologis di dasarkan pada pertanyaan mendasar tentang  “bagaimanakah mendapatkan pengetahuan yang benar” . Epistemologi atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui metode keilmuan. Dengan demikian landasan epistemologis Ilmu Pendidikan berusaha menjawab pertanyaan bagaimana mendapatkan pengetahuan dengan benar?, atau bagaimana penggarapan obyek ilmu pendidikan tersebut menjadi pengetahuan yang benar?.

a.       Pola organisasi Ilmu Pendidikan
Sebagaimana yang dikemukakan pada uraian sebelumnya sangatlah luas, baik obyek formal maupaun obyek materialnya. Ilmu Pendidikan sebagai mana keseluruhan cabang-cabang ilmu pendidikan menpunyai obyek berupa pendidikan sebagai salah satu bentuk gejala kehidupan manusia. Karena luasnya bidang pendidikan yang menjadi obyek formal Ilmu Pendidikan maka untuk menspesifikan pengkajian terhadap obyek tersebut, dilakukan klasifikasi hal-hal yang menjadi obyek material Ilmu Pendidikan menjadi cabang-cabang Ilmu Pendidikan. Jadi, setiap cabang-cabang Ilmu Pendidikan mempunyai obyek formal yaitu pendidikan, sedangkan obyek materialnya berupa salah satu aspek dari cabang ilmu pendidikan itu sendiri setelah  diklasifikasikan menjadi obyek kajian yang lebih spesifik. Dengan demikian kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan satu dan lainya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan (dalam arti pendidikan secara makro). Demikian pula Ilmu Pendidikan juga meliputi kegiatan pendidikan secara keseluruhan (dalam arti pendidikan secara mikro). Obyek material inilah yang kemudian menjadi dasar untuk membedakan antara cabang Ilmu Pendidikan yang satu dengan yang lainya.

b.      Metode riset dalam Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan dibangun melalui berbagi riset pendidikan. Riset merupakan metode kerja yang digunakan oleh para ahli dalam membangun ilmu pendidikan. Riset dan metode ilmiah kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dalam pembahasan tentang pendidikan. Baik riset maupun metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berfikir reflektif. Berfikir reflektif artinya berfikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan-kegiatan secara bertahap.






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dasar ontologi ilmu berkaitan dengan apa yang ingin diketahui oleh ilmu atau apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Obyek yang menjadi kajiannya adalah fakta empiris, artinya fakta yang dapat diselami langsung oleh manusia dengan mempergunakan panca inderanya.
Landasan Epistemologis di dasarkan pada pertanyaan mendasar tentang  “bagaimanakah mendapatkan pengetahuan yang benar” . Dengan demikian landasan epistemologis Ilmu Pendidikan berusaha menjawab pertanyaan bagaimana mendapatkan pengetahuan dengan benar?, atau bagaimana penggarapan obyek ilmu pendidikan tersebut menjadi pengetahuan yang benar?.

B.     Saran
  1. Sebaiknya wacana seperti ini selalu diberikan di bangku kuliah, khususnya jurusan tarbiyah/pendidikan, karena sangat urgensi dalam masalah pendidikan.
  2. Bagi mahasiswa, khususnya tarbiyah, agar selalu mengakses wacana mengenai pendidikan guna menambah cakrawala pemikiran pendidikan.















DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. M. Djumransjah, M.Ed. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia Pusblishing

Hakikat Pendidikan sebagai Disiplin Ilmu, Februari 2009, http://www.bhre selaparang. blogspot.com diakses tanggal 22 September 2009

Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

No comments:

Post a Comment