HAKIKAT PENDIDKAN SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Disusun
untuk melengkapi tugas Mata Kuliah :
Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Yang
dibimbing oleh :
Bapak
Fahim Thoroba M. Pd
Disusun Oleh :
moh kamilus zaman
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
2009
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena berkat hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Hakikat Pendidikan Sebagai
Disiplin Ilmu”, sebagai tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Islam.
Dengan
adanya makalah ini kami berharap agar dapat memberikan dasar pengetahuan dan
pengenalan lebih kaffah tentang hakikat pendidikan sebagai disiplin ilmu baik
secara teoritis, normatif, maupun praktis khususnya bagi mahasiswa PAI dan
umumnya mahasiswa UIN Maliki Malang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. M Fahim Thoroba
M. Pd, selaku dosen pengampu Dasar-Dasar Pendidikan Islam yang
senantiasa memberikan bimbingan kontekstual dalam pembuatan makalah ini.
2. Semua pihak
yang ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah ini.
Akhirnya, pepatah
mengatakan tiada gading yang tak retak. Artinya saya mengakui kurang
sempurnanya konsep makalah ini. Oleh karena itu saya mohon saran dan kritik dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin ……
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Konsep
tentang pendidikan dibagi menjadi tiga hal :
1.
Pendidikan
adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan
jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa,
cipta dan budinurani) dan jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan)
guna menjadi manusia yang lebih mengerti.
2.
Pendidikan
berarti juga lembaga (keluarga, sekolah dan masyarakat) yang bertanggung jawab
menetapkan tujuan pendidikan, isi, sistem, dan organisasi pendidikan.
3.
Pendidikan
juga merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh manusia dan
lembaga-lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya.
Pendidikan adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia
sebab berbicara tentang pendidikan berarti membicarakan hidup dan
kehidupan manusia sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus
mempersoalkan masalah pendidikan, sebab pendidikan dalam makna yang luas
berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian, berbicara masalah
kehiduoan manusia adalah persoalan pendidikan. Pendidikan muncul dari memulai
sesuatu. Manusia mulai mencoba untuk mendidik diri dan sesamanya dengan sasaran
menumbuhkan kesadaran makna dan hakikat kehidupan ini.
Dalam hal ini, kegiatan pendidikan ditekankan pada
materi yang berisi tentang
pengetahuan umum baik berupa wawasan asal mula, eksistensi serta
tujuan kehidupan. Dengan demikian, pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu
pengetahuan (ilmu pendidikan) yang persoalan khasnya adalah menumbuh-kembangkan
potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang. Sebagai suatu disiplin ilmu,
maka ilmu pendidikan haruslah dapat dibuktikan secara mendasar terhadap
eksistesinya sebagai suatau disiplin ilmu.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian di atas maka dalam makalah ini didapati dua
pembahasan, sebagai berikut :
1.
Apakah hakikat
substansi kajian Ilmu Pendidikan? (landasan ontologis Ilmu Pendidikan).
2.
Bagaimana cara
penggarapan objek Ilmu Pendidikan tersebut menjadi pengetahuan yang benar? (landasan
epistemologis Ilmu Pendidikan).
C.
Tujuan
Pembahasan
Dari rumusam masalah di atas maka dalam makalah ini
memiliki dua tujuan pembahasan, sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui hakikat substansi kajian Ilmu Pendidikan (landasan ontologis Ilmu
Pendidikan).
2.
Untuk
mengetahui cara penggarapan objek Ilmu Pendidikan tersebut menjadi pengetahuan
yang benar (landasan epistemologi Ilmu Pendidikan).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Ontologis Ilmu Pendidikan
Dasar ontologi ilmu berkaitan dengan apa yang ingin
diketahui oleh ilmu dengan kata lain apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Obyek
yang menjadi kajiannya adalah fakta empiris, artinya fakta yang dapat diselami
langsung oleh manusia dengan mempergunakan panca inderanya. Obyek penelaahan
ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera
manusia. Proses keilmuan bertujuan untuk memeras hakikat obyek empiris
tertentu, untuk mendapatkan sari yang berupa pengetahuan megenai obyek
tersebut. Dengan demikian maka landasan ontologis ilmu pendidikan adalah
menyangkut hakikat substansi atau obyek kajian ilmu pendidikan sebagai
pengetahuan keilmuan.
1.
Hakikat
substansi/obyek Ilmu Pendidikan
Adapun aspek realitas yang dijangkau Ilmu
Pendidikan melalui pengalaman panca idera adalah dunia pengalaman manusia
secara empiris. Ditinjau dari fungsinya obyek ilmu pendidikan dapat dibedakan
menjad dua, yaitu obyek formal dan obyek material. Yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
a.
Obyek
formal Ilmu Pendidikan
Obyek formal merupakan bidang yang
menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan riset pendidikan. Obyek formal Ilmu
Pendidikan adalah pendidikan. Pendidikan dalam arti yang maha luas, sempit,
maupun dalam artian luas terbatas.
I.
Dalam
pengertian maha luas, pendidikan sama dengan hidup. Pendidikan adalah segala
situasi dalam hidup yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Pendidikan adalah
pengalaman belajar, sehingga pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai
keseluruhan pengalaman belajar tiap orang sepanjang hidupnya. Pendidikan
berlangsung tidak dalam batas usia tertentu, tetapi berlangsung sejak manusia
itu lahir sampai mati.
II.
Dalam
pengertian sempit, pendidikan adalah sekolah yakni lembaga pendidikan sebagai
salah satu hasil rekayasa dari peradaban manusia, pendidikan berlangsung dalam
jamgka waktu tertentu, keterbatasan ini tidak hamya menyangkut keterbatasan
waktu, tetapi tempat bentuk kegiatan dan tujuan.
III.
Dalam
pengertian luas terbatas, pendidikan meupakan berbagai macam pengalaman belajar
dalam keseluruhan lingkup kehidupan baik di sekolah, maupun di luar sekolah yang
sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
b.
Obyek
material Ilmu Pendidikan
Obyek material merupakan hal-hal atau
aspek-aspek yang menjadi garapan langsung riset pendidikan. Obyek material
penddidikan adalah manusia seutuhnya, manusia yang lengkap aspek-aspek
kepribadiannya, yaitu manusia yang berakhlak mulia dalam situasi pendidikan
atau diharapkan melampaui manusia sebagai makhluk sosial, mengingat sebagai
warga masyarakat ia mempunyai ciri warga yang baik. Agar pendidikan dalam
praktek terbatas dari keragu-raguan, maka obyek material Ilmu Pendidikan dibatasi
pada manusia seutuhnya didalam fenomena atau situasi pendidikan. Hal ini
berarti ruang lingkup manusia seutuhnya ini dalam kedudukannya sebagi peserta
didik, baik secara individu maupun kelompok. Sehinggga batasan manusia
seutuhnya ini dalam konteks pendidikan
2.
Status
Ilmu Pendidikan
Dalam hubunganya dengan kelompok ilmu
lainya, Ilmu Pendidikan terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara para ahli
mengenai status ilmu pendidikan tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat dari
pendapat para ahli yakni sebagai berikut :
1.
Aristoteles,
menempatkan secara tersirat Ilmu Pendidikan tergolong pada cabang Ilmu-ilmu Praktis.
2.
Francois
Bacon, menempatkan ilmu pendidikan terkandung di dalam filsafat Humanitatis,
bukan Teologi Naturalistik maupun Filsafat Alam.
3.
Agus
Comte, menempatkan ilmu pendidikan merupakan bagian integral dari ilmu moral,
yang merupakan satu paduan semua konstruksi ilmiah sehingga merupakan bentuk
ilmu yang tertinggi.
4.
Herbert
Spencer, menempatkan secara tersirat, ilmu pendidikan yang otonom tergolong
dalam ilmu kongkret Organik dan filsafat Pendidikan Naturalistik.
5.
Horne,
menguraikan bahwa studi pendidikan mencakup empat macam yaitu :
1.
Sejarah Pendidikan
2.
Filsafat
Pendidikan
3.
Praktek pendidikan
4.
Ilmu
Pendidikan itu sendiri
B.
Landasan Epistemologis Ilmu Pendidikan
Landasan Epistemologis di dasarkan pada pertanyaan
mendasar tentang “bagaimanakah
mendapatkan pengetahuan yang benar” . Epistemologi atau teori pengetahuan,
membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk
memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui
metode keilmuan. Dengan demikian landasan epistemologis Ilmu Pendidikan berusaha
menjawab pertanyaan bagaimana mendapatkan pengetahuan dengan benar?, atau
bagaimana penggarapan obyek ilmu pendidikan tersebut menjadi pengetahuan yang
benar?.
a.
Pola
organisasi Ilmu Pendidikan
Sebagaimana yang dikemukakan pada
uraian sebelumnya sangatlah luas, baik obyek formal maupaun obyek materialnya.
Ilmu Pendidikan sebagai mana keseluruhan cabang-cabang ilmu pendidikan
menpunyai obyek berupa pendidikan sebagai salah satu bentuk gejala kehidupan
manusia. Karena luasnya bidang pendidikan yang menjadi obyek formal Ilmu
Pendidikan maka untuk menspesifikan pengkajian terhadap obyek tersebut,
dilakukan klasifikasi hal-hal yang menjadi obyek material Ilmu Pendidikan
menjadi cabang-cabang Ilmu Pendidikan. Jadi, setiap cabang-cabang Ilmu Pendidikan
mempunyai obyek formal yaitu pendidikan, sedangkan obyek materialnya berupa
salah satu aspek dari cabang ilmu pendidikan itu sendiri setelah diklasifikasikan menjadi obyek kajian yang
lebih spesifik. Dengan demikian kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan satu
dan lainya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan (dalam arti
pendidikan secara makro). Demikian pula Ilmu Pendidikan juga meliputi kegiatan
pendidikan secara keseluruhan (dalam arti pendidikan secara mikro). Obyek
material inilah yang kemudian menjadi dasar untuk membedakan antara cabang Ilmu
Pendidikan yang satu dengan yang lainya.
b.
Metode
riset dalam Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan dibangun melalui
berbagi riset pendidikan. Riset merupakan metode kerja yang digunakan oleh para
ahli dalam membangun ilmu pendidikan. Riset dan metode ilmiah kadang-kadang
digunakan sebagai sinonim dalam pembahasan tentang pendidikan. Baik riset
maupun metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada
berfikir reflektif. Berfikir reflektif artinya berfikir menemukan masalah serta
memecahkannya melalui kegiatan-kegiatan secara bertahap.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dasar ontologi ilmu berkaitan dengan apa yang ingin
diketahui oleh ilmu atau apa yang menjadi bidang telaah ilmu. Obyek yang
menjadi kajiannya adalah fakta empiris, artinya fakta yang dapat diselami
langsung oleh manusia dengan mempergunakan panca inderanya.
Landasan Epistemologis di dasarkan pada pertanyaan
mendasar tentang “bagaimanakah
mendapatkan pengetahuan yang benar” . Dengan demikian landasan epistemologis
Ilmu Pendidikan berusaha menjawab pertanyaan bagaimana mendapatkan pengetahuan
dengan benar?, atau bagaimana penggarapan obyek ilmu pendidikan tersebut
menjadi pengetahuan yang benar?.
B.
Saran
- Sebaiknya wacana seperti ini selalu diberikan di bangku kuliah,
khususnya jurusan tarbiyah/pendidikan, karena sangat urgensi dalam masalah
pendidikan.
- Bagi mahasiswa, khususnya tarbiyah, agar selalu mengakses wacana
mengenai pendidikan guna menambah cakrawala pemikiran pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. M. Djumransjah, M.Ed. 2006.
Filsafat Pendidikan. Malang :
Bayumedia Pusblishing
Hakikat Pendidikan sebagai
Disiplin Ilmu, Februari 2009, http://www.bhre
selaparang. blogspot.com diakses tanggal 22 September 2009
Tim Dosen FIP – IKIP Malang .
2003. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Surabaya :
Usaha Nasional.
No comments:
Post a Comment