Mengenal
karakteristik Mad’u
Unsur-unsur
Mad’u
1.
Subjek (Da’i)
2.
Materi (Maddah)
3.
Metode
(Waslah)
4.
Media
Objek dakwah
:
1.
Lingkaran
kedekatan : a. Diri sendiri b.Keluarga c. Masyarakat
2. Hak
3. Kewajiban (QS. Al-Anfal 24)
$pkr'¯»t z`Ï%©!$#
(#qãZtB#uä
(#qç7ÉftGó$#
¬!
ÉAqߧ=Ï9ur
#sÎ) öNä.$tãy
$yJÏ9 öNà6Íøtä
( (#þqßJn=ôã$#ur cr& ©!$# ãAqçts
ú÷üt/
ÏäöyJø9$#
¾ÏmÎ7ù=s%ur ÿ¼çm¯Rr&ur Ïmøs9Î) crç|³øtéB
ÇËÍÈ
Artinya; Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi
antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
4.Ashraf ; Golongan
, ada 3 golongan yakni ; sabiqul khairat, Dzolimun Linafsih, muqtasid
Pembagian da’I dari
sisi lain:
1.
Kekuassan
2.
Usia
3.
Kemampuan
Karakteristik Mad’u
:
1.
Adanya
feed back, menerima atau menolak
2.
Dari
sisi ekonomi kita lihat kaya miskin, profesi, jenis kelamin
3.
Dari
sisi lingkungan, orang yang berpengetahuan dengan tidak tau
Tujuan kita
mengetahui
1.
Agar
metode yang kita berikan saat berdakwa pas
2.
Materinya
mengena pada mad’u
Review :
Mad’u adalah orang yang
mendengarkan dakwah kita, terkadang seorang mad’u ada yang menerima dan ada
pula yang menolak dakwah kita .
Oleh sebab itu penting bagi kita sebagai pendakwah memahami karakteristik
mad’u yang berbeda-beda.
Dengan mengetahui karakteristik
mad’u, saat kita menyampaikan dakwah atau kata yang mengandung makna baik pada
seseorang itu tidak akan menyinggyung perasaannya. Misalnya saja saya member
nasehat pada teman saya yang diman teman saya ini paham sekali tentang ilmu
agama, namun saya saat itu tak mengerti kalau dia paham tentang agama, akirnya
saya tmemberi nasihat, pastilah teman saya ini tersinggung, seakan-akan saya
menghina dia, padahal niat saya baik, itulah kegunaanya kita mengetahui
karakteristik mad’u.
Da’i dalam meyampaikan dakwahnya
jika pada satu orang saja atau misalnya dakwah fardiyah pada seseorang
terdekat, pasti harus bisa mengetahui sifat-sifatnya, karena jika tidak
takutnya akan menyinggung mad’u. misalnya saja saat berdakwah, kita takut
menyinggung perasaannya, maka kita bisa mengganti materi kita dengan materi
lain namun masih berhubungan dengan materi awal.
No comments:
Post a Comment