Media
Elektronik sebagai Sarana Dakwah
1.
Media Auditif
a.
Radio
Begitu kuatnya media ini sampai diuluki the fifth estate
(kekuasaan kelima) setelah surat kabar sebagai kekuasaan ke empat pada sebuah
bangsa. Itulah sebabnya setiap kudeta terjadi di sebuah Negara, radio selalu
dikuasai terlebih dahulu untuk mengumumkannya kepada rakyat.
Media ini amat penting dijadikan media dakwah sebab media ini
memiliki beberapa kelebihan (Efendi, 1986: 173) yaitu:
1.
Bersifat langsung. Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak
harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian pesan dakwah melalui
pers, majalah, dan sebagainya.
2.
Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Factor lain yang
menyebakan radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak
mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak
merupakan masalah, bagaimanapun jauhanya sasaran yang ditinjau. Daerah-daerah
terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan
media ini.
3.
Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah
disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsure yang ada padanya,
yakni: music, kata-kata, dan efek suara.
4.
Biayanya relative murah. Di banyak Negara di dunia ketiga asia,
afrika, dan amerika latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang
dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin.
5.
Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil. Di beberapa Negara, radio
bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungkan
tempat-tempat terpencil.
6.
Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis.[1]
b.
Cassette / Tape Recorder
Media yang dapat merekam suara pendakwah ini telah berkembang lebih
canggih. Tidaak lagi menggunakan kaset yang susah dimasukan ke saku. Sekarang
cukup dengan alat sebesar jari kelingking semacam MP3 sudah dapat merekam
pesan-pesan dakwah berpuluh-puluh jam.
Dakwah
dengan rekaman harus dipersiapkan lebih matang baik isi pesan maupun intonasi
suara. Tidak sedikit pendengar lebih menyukai suara pendakwah daripada
performance orangnya. Perlu diperhatikan bahwa pendakwah harus melakukan
pengecekan persiapan berkali-kali, sebab kesalahan mengemukakan dalil berarti
kesalahan yang berulang-ulang.
2.
Media Visual
a.
Internet
Kegiatan dakwah dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan
tentang Islam atau yang sering disebut dengan cybermuslim, atau cyberdakwah.
Masiasing-masing cyber tersebut menyajiakn dan menawarkan informasi
Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.[2]
Adapun kelebihan dakwah menggunakan internet :
1.
Jangkauan dakwah lebih luas tanpa terhalang batas cultural dan
geografis.
2.
Informasi/ pesan dakwah dapat sampai pada mad’u dengan cepat.
3.
Siapapun dapat mengkses internet, tidak terbatas pada umat Islam
saja.
4.
Tidak terbatas ruang dan waktu.
5.
Dakwah melalui Internet dapat membuka peluang atau kesempatan
melakukan hubungan komunikasi keagamaan secara langsung.
Di samping keuntungan-keuntungan
diatas pemilihan fasilitas yang dimiliki internet sebagai media dakwah dapat
digunakan untuk mengetahui:
ü Daya jangkauan
dakwah
ü Seberapa besar
keterkaitan public terhadap program dakwah yang dikembangakan.
ü Seberapa besar
nilai, efek, dan pengaruh dakwah yang dilakukan.
ü Kategorisasi
target group secara tidak langsung.
ü Proses
pengakuan dan penerimaan public terhadap dakwah.
ü Efektivitas
dakwah.[3]
b.
SMS(Short Message Service)
Akhir-akhir ini dakwah dengn SMS semakin
marak. Ada pesan harian, Al-Qur’an seluler, do’a-do’a, solusi agama, dan
sebagainya. Penulis buku Islam terbantu menyelesaiikan tulisanya setelah
memperoleh SMS tentang daftaar ayat-ayat Al-Qur’an yangr ayat-ayat Al-Qur’an
yang terkait dengan tulisanya dari seorang teman penghafal Al-Qur’an . sampai
hari ini penulis menggunakan SMS untuk menjawab pertanyaan kegamaan atau
problem-problem keluaraga TKW. Penulis bisa berdakwah ke Negara-negara itu pun
karena undangan berdakwah melalui SMS.
3.
Media Audi Visual
a.
Televisi
Keunikan dan keunggulan radio dan
film menyatu dalam televisi. Yaitu kemampuan menyajikan kebutuhan-kebutuhan
manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat memeuaskan
karena daya visualnya yang mudah didapat.
b.
Film
1.
Secara psikologis memiliki kecenderungan yang unik dalam
menerangkan hal-hal yang masih samar.
2.
Mengurangi keraguan dan lebih mudah untuk diingat.
c.
Sinema Elektronik
Mulai tahun 2000an banyak
bermunculan sinetron yang bernuansa dakwah yang disiarkan oleh hamper semua
setasiun TV di Indonesia. Antara lain sinetron yang berjudul Takdir Ilahi,
Hidayah, Hikmah, dan sebagainya yang pada umumnya bercerit tentang kedurhakaan
seseorang kepada Allah atau kepada sesame dan hukuman atau akibat pahit yang
dirasakanya sebagai hukuman di dunia.
d.
Cakram Padat (CD)
Model-model dakwah bisaa direkam
dalam CD antara lain: CD Shalawat Nabi, CD CD Shalawat Nabi, CD ceramah agama,
CD ayat sucu Al-Qur’an, bahkan CD untuk mempelajari agama Islam. Hargany pun
juga terjangkau masyarakat lapisan bawah. Meski demikian, CD yang bernuansa
dakwah masih sedikit bila dibandingkan dengan CD hiburan. Untuk menjelaskan
tata cara berwudhu, shalat, haji, dan sebagainya, CD bisa menjadi pilihanya.
Sains dan filsafat social sangat berat dan sulit jika dibaca, tetapi dengan
kecanggihan Harun Yahya, ia diformat dalam CD dengan puluhan serial yang sangat
menarik dan mudah dimengerti.
No comments:
Post a Comment