Thursday, September 17, 2015

uas aqidah Akhlak 1


Mata Kuliah                     : Akidah Akhlak I
Fak/Jurusan                      : Tarbiyah /PAI
Semester                          : V
Dosen Pembina                : Mujtahid, M.Ag  
Sifat Ujian                       : Open Books
                              

Soal Ujian


1.      Jelaskan tentang pengertian akidah secara etimologis dan terminologis, serta apa fungsinnya dalam kehidupan manusia!
2.      Jelaskan tentang sifat tawadhu’, qana’ah, sabar dan taat? Berikan contoh masing-masing tersebut!
3.      Jelaskan hikmah iman kepada malaikat, serta berikan dalil-dalil yang mendukungnya!
4.      Jelaskan mengapa umat Islam harus mengimani sifat-sifat Allah Swt? Berikan dalil yang mendungkung jawan Anda!
5.      Jelaskan pesan spiritual atau moral dari sepuluh asmaul husna! Berikan landasan ayat/haditsnya!

Petunjuk:
1.      Jawaban diketik pada kertas A-4 1.5 Spasi dan dikumpulkan paling lambat 28 Nopember 2011
2.      Jawaban dapat merujuk pada buku-buku yang relevan dan disertakan pengutipannya secara innote (kutipan langsung) serta daftar rujukannya dicantumkan pada bagian akhir jawaban (daftar rujukan/pustaka)
3.      Tidak diperkenankan saling tiruan (menjiplak jawaban), kalau ada yang melakukannya akan dikenakan diskualifikasi dan mendapat sanksi yang berlaku.

1.      Jelaskan tentang pengertian akidah secara etimologis dan terminologis, serta apa fungsinnya dalam kehidupan manusia!
Secara etimologis:  Aqidah artinya simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Aqidah juga diartikan keyakinan, yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengadung perjanjian.
Secara termenologis:
         Perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan (Hasan Al-Banna).
         Sejumlah kebenaran yang dapat diterima secama umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Abu Bakar al-Jazairy). (Mujtahid, M.Ag, Pengertian Aqidah (power point))
2.      Jelaskan tentang sifat tawadhu’, qana’ah, sabar dan taat? Berikan contoh masing-masing tersebut!
a.         Pengertian Tawadhu’
Pada hakikatnya tawadhu` adalah memberikan seluruh penghormatan dan keramahan, serta menghargai siapa saja yang berhak dan pantas menerimanya (Rasa`il Al-Islah, 1/127). Ibnul Hajj pernah berkata,” Barang siapa yang menginginkan derajat dirinya diangkat, hendaklah dia bersikap tawadlu` karena Allah ta`ala. Dan sesungguhnya kemuliaan seseorang akan terwujud sesuai dengan tingkat ketawadhu`annya. Bukankah anda tahu bahwa air yang turun ke akar pohon, akhirnya akan naik hingga ujung batang pohon. Seakan-akan ada yang bertanya pada air tersebut, “Bagaimana engkau bisa naik kesini? (masudnya puncak pohon) padahal kamu seharusnya berada dibawah? Seakan-akan air itu menjawab,”Barang siapa yang bersikap tawadhu` karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya (Al-Madkhal karya Ibnul-Hajj, 2/122).
Tawadhu` memiliki dua makna. Pertama, pasrah terhadap kebenaran serta menerima kebenaran tersebut dari siapapun datangnya.
Di antara manusia ada yang tidak mau menerima kebenaran, kecuali kebenaran tersebut berasal dari orang yang lebih tinggi kedudukan darinya. Jika kebenaran tersebut berasal dari orang yang lebih rendah kedudukannya, maka dia tidak mau menerimanya. Tawadhu` tidaklah demikian. Tawadhu` adalah kepasrahan menerima kebenaran dari siapapun datangnya, baik miskin atau kaya, mulia atau hina, kuat atau lemah, lawan atau teman.
Makna kedua dari tawadhu` adalah menundukkan pundak anda terhadap orang lain. Artinya menundukkan pundak ialah bergaul dengan orang lain secara lemah lembut, siapapun mereka (Amru Khalid, Berakhlak Seindah Rasulullah, hal.65-66).
Contoh tawadhu’
Contoh seseorang yang menampakkan sikap tawadhu’ antara lain sebagai berikut :
1.      Seseorang yang mempersilahkan duduk untuk orang alim terlebih dahulu.
2.      Seseorang ketika bertemu dengan sesama muslim selalu menampakkan wajah yang berseri-seri, bertutur kata dengan lemah lembut dan tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.
3.      Seseorang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, tetapi tidak segan untuk mengunjungi orang orang yang menjadi bawahannya.
4.      Seseorang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tidak berlebih lebihan.
b.        Pengertian Qana’ah
Qana’ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana’ah bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak mau berusaha sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Justru orang yang Qana’ah itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia akan tetap rela hati menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak (http://paismpn4skh.wordpress.com/2009/11/08/qanaah/).
Contoh Qana’ah
Diantara yang mencerminkan sifat qana’ah adalah :
1.      Menerima dengan ikhlas setiap rezki yang diberikan Allah SWT.
2.      Senantiasa berpikir positif menerima ujian, cobaan, kegagalan, bahkan nikmat dari Allah SWT.
3.      Bekerja keras dan tetap optimis.
4.      Tidak berlebih-lebihan.
c.         Pengertian Sabar
Secara bahasa sabar adalah menghadapi cobaan (tidak lekas marah, dan tidak cepat putus asa) dan tabah. Secara istilah menahan diri dari segala yang tidak disukai karena mengharap ridho dari Allah SWT.
Menurut imam Al-Ghazali, sabar merupakan ciri khas yang dimiliki manusia. Beda dengan hewan yang hanya memiliki hawa nafsu yang sepenuhnya tunduk kepada hewan. Malaikat cenderung kepada kesucian, sehingga tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan kesucian itu (Multahim,dkk. Pendidikan Agama Islam, Yudistira, hal : 53).
Menurut Yusuf Al-Qardawi dalam bukunya As Sabr fi Al Quran, sabar dapat dibagi menjadi enam macam, yaitu:
1.      Sabar menerima cobaan Hidup
Cobaan hidup sangatlah bermacam-macam, baik menimpa secara fisik maupun non fisik. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155-156.
Artinya : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (155).(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"(156).
2.      Sabar dari keinginan hawa nafsu
Hawa nafsu menginginkan segala kesenangan hidup dan kemegahan dunia. Untuk mengendalikan segala keinginan itu diperlukanlah kesabaran. Jangan sampai dengan kesenangan dunia manusia menjadi lalai dan melupakan kewajibannya. Sebagaimana dalam firman Allah SWT QS. Al-munafiqun : 9
Artinya : Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
3.      Sabar dalam taat kepada Allah SWT
Beribadapun juga memerlukan kesabaran berlipat ganda, dikarenakan banyaknya rintangan yang menggoda, baik dari dalam maupun dari luar seperti halnya malas, mengantuk dan kesibukan yang sangat menyita waktu kita untuk beribadah. Seperti dalam firman Allah SWT QS. Maryam ayat 65.
Artinya : Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan dia (yang patut disembah)?
4.      Sabar dalam berdakwah
Berdakwah cukup melelahkan dan penuh dengan ujian, seperti penghinaan dari orang yang tidak menyukainya serta disepelekan orang lain. Firman Allah SWT QS. Luqman ayat 17.
Artinya : Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
5.      Sabar dalam perang
Dalam peperanganpun juga memerlukan kesabaran yang ekstra, dikarenakan kita menghadap musuh yang lebih kuat dan lebih banyak. Firman Allah QS. Al Baqarah 177.
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
6.      Sabar dalam pergaulan
Dalam pergaulan sesama manusia baik antara suami istri, orang tua dan anak, sesama tetangga tentunya akan ditemui tindakan ataupun perilaku yang terkadang tidak menyenangkan sehingga kita juga perlu bersabar menghadapinya. Sebagaimana firman Allah SWT QS. An Nisa : 19
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Contoh Sabar
            berikut ini adalah beberapa contoh yang menampilkan perilaku sabar :
1.      Menerima dengan rasa syukur semua nikmat maupun ujian yang diberikan Allah SWT
2.      Mengalah untuk kepentingan orang lain
3.      Dapat menguasai nafsu amarah yang ada dalam diri kita
4.      Memperhatikan cara bergaul dengan baik di dalam bemasyarakat
5.      Jangan terlena oleh kehidupan duniawi, seperti harta benda, dan keluarga.
d.        Pengertian Taat
Ta’at secara bahasa adalah senantiasa tunduk dan patuh. Secara istilah tunduk dan patuh terhadap perintah Allah SWT, Rasul-Nya maupun ulil amri (pemimpin) (Multahim,dkk. Pendidikan Agama Islam, Yudistira, hal : 48).
Berdasarkan QS An Nisa’ : 59, bahwa perintah ketaatan dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Ta’at kepada Allah SWT
Bahwasanya setiap mukmin haruslah melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Karena apapun yang diperintahkan-Nya mengandung kemaslahatan (kebaikan) begitu juga sebaliknya.
ö@è% (#qãèÏÛr& ©!$# š^qߧ9$#ur ( bÎ*sù (#öq©9uqs? ¨bÎ*sù ©!$# Ÿw =Ïtä tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÌËÈ  
Artinya :Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".(QS. AL Imran : 32)
2.      Ta’at kepada Rasul-Nya
Ketaatan disini haruslah melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-hadits yang merupakan cerminan dari perilaku nabi Muhammad SAW baik perkataan, pebuatan dll.
(#qãèÏÛr&ur ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# 4 cÎ*sù óOçFøŠ©9uqs? $yJ¯RÎ*sù 4n?tã $uZÏ9qßu à÷»n=t7ø9$# ßûüÎ7ßJø9$# ÇÊËÈ  
Artinya : Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.(QS. Al tagabun :12)
3.      Ta’at kepada ulil amri (pemimpin)
Ta’at kepada ulil amri berarti kita harus patuh pada peraturan – peraturan pemimpinnya selama tidak menyimpang dari ajaran Islam. Bahkan tidak hanya pada pemimpin, melainkan juga orang-orang yang mempunyai kuasa atau kedudukan lebih (Multahim,dkk. Pendidikan Agama Islam, Yudistira, hal : 49-50).
Contoh Taat
Di antara contoh perilaku ta’at baik kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, maupun Ulil amri adalah sebagai berikut :
1.      Melaksanakan rukun iman.
2.      Melaksanakan rukun islam.
3.      Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas tidak berbuat kekerasan dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.
3.      Jelaskan hikmah iman kepada malaikat, serta berikan dalil-dalil yang mendukungnya!
Beberapa hikmah yang membawa dampak positif dengan beriman kepada malaikat adalah sebagai berikut.
a)      Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
b)      Mendorong untuk terus meningkatkan kualitas pribadi dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji (akhlak mulia).
c)      Mewujudkan masyarakat yang bermoral.
d)     Meneladani ketaatan malaikat kepada Allah SWT yang senantiasa bertasbih dan sujud kepada-Nya.
Selain hikmah, ada juga fungsi iman kepada Malaikat Allah:
a)      Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat.
b)      Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
c)      Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti / meniru sifat dan perbuatan malaikat.
Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena tiap perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
$tBur ãA¨t\tGtR žwÎ) ̍øBr'Î/ y7În/u ( ¼çms9 $tB tû÷üt/ $uZƒÏ÷ƒr& $tBur $oYxÿù=yz $tBur šú÷üt/ y7Ï9ºsŒ 4 $tBur tb%x. y7/u $|Å¡nS ÇÏÍÈ  
“ Dan tidaklah Kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.(QS: Maryam 64)
Beriman kepada malaikat berarti percaya dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa malaikat itu benar-benar ada dan diciptakan oleh Allah SWT. Keberadaan malaikat bersifat gaib, artinya tidak dapat ditangkap oleh indera manusia. Walaupun tidak dapat dirasakan keberadaannya melalui indera manusia, namun dalam firman-Nya, Allah SWT memberikan penjelasan bahwa malaikat itu benar-benar ada dan diciptakan-Nya. Allah SWT memerintahkan untuk mengimani hal-hal yang gaib. Beriman kepada hal yang gaib juga merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.
4.      Jelaskan mengapa umat Islam harus mengimani sifat-sifat Allah Swt? Berikan dalil yang mendungkung jawan Anda!
Allah telah menetapkan bagi diri-Nya sifat-sifat  yang menunjukkan dan sekaligus memberitahukan, menggambarkan dan membuktikan kesempurnaan-Nya Allah. Allah SWT melakukan pilihan-pilihan sesuai kehendak-Nya untuk memberikan pahala atau memberikan siksa, mencipta atau tidak mencipta, memberi petunjuk atau tidak memberikannya dan sebagainya. Allah melakukan perbuatan-perbuatanyang layak bagi-Nya dan sesuai dengan kehendak dan kekuasaan-Nya. Begitulah Tuhan memberitahukan tentang diri-Nya kepada makhluk-Nya. Apapun yang terdapat pada diri Allah dan keluar dari-Nya adalah kehendak, kekuasaan, kesempurnaan dan milik Allah yang Maha suci. Itulah sifat Allah yang Maha sempurna dan meliputi segala sesuatu.
Namun demikian, perlu ditegaskan bahwa Allah sama sekali berbeda dari dan tidak dapat disamakan dengan makhluk-Nya. Dia Allah Maha suci dan bersih dari segala penyerupaan dan pembentukan. Sifat Allah bukanlah Dzat-Nya tetapi ia (sifat) tidak dapat dipisahkan dari-Nya.jika dikatakan bahwa Allah Maha melihat, berarti Allah melihat dengan penglihatan-Nya, bukan dengan Dzat-Nya.
Melalui pemahaman sifat-sifat Allah sebagai kesempurnaan bagi-Nya dapat membantu meningkatkan keimanan kita kepada Allah. Sesungguhnya keimanan manusia itu yazid wa yankus (naik turun). Oleh karena itu agar keimanan manusia bisa yazid dan tidak yankus maka manusia harus memahami sifat-sifat Allah, keajaiban-keajaiban alam dan seluruh isi alam jagad raya ini milik Allah SWT.
Al-Hasyr ayat 23
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)
 Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
 Al-Hasyr ayat 23
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
5.      Jelaskan pesan spiritual atau moral dari sepuluh asmaul husna! Berikan landasan ayat/haditsnya!
1)         Ar-Rahman (Maha Pemurah)
Al-Fatihah ayat 3                                                                                                                           
        الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Dialah yang mewariskan kasih sayang dan kebaikan bagi seluruh makhluk-makhluk, di segala zaman, tanpa membedakan antara yang baik dengan yang buruk, yang beriman dan yang kafir, yang dicintai dan yang dibenci (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 33).
        Para ulama telah menafsirkan ar-rahman sebagai kehendak ilahi terhadap seluruh kebaikan, al-iradah al-khayr, dan mengatakan bahwa ar-rahman, seperti halnya Allah, adalah nama diri sang pencipta dan tidak dapat disifatkan kepada yang lain.
        Makna kasih sayang berawal dari kebaikan perasaan rasa sedih dan kepedulian yang dirasakan seseorang ketika dia mengetahui ada orang lain yang tengah mengalami penderitaan. Tekanan rasa sedih tersebut menggerakkan kita untuk dapat menolong orang yang sedang menderita.Namun perasaan iba saja tidaklah memadai. Kasih sayang yang sesungguhnya akan terwujud jika seseorang mampu mengurangi kesedihan dan penderitaan yang tengah dirasakan seseorang. Allah berada di atas itu semua, bahkan dipilih-Nya kasih sayang dan bukan hukuman sebelum Dia mencipatakan makhluk.Dia tekah menciptakan seluruh makhluk atas dasar kasih sayang-Nya.Segala sesuatu yang ada sejak semula telah dikaruniai dengan kasih sayang.Dia telah menciptakan seluruh makhluk, termasuk makhluk-Nya yang tertinggi, manusia, tanpa kekurangan, dan murni.Dia telah menganugerahkan kepada makhluk-Nya rahmat yang tidak terbatas.Dengan kasih sayang-Nya, Dia telah menunjukkan bahaya kerugian dan kehancuran.Dia telah memberikan kepada manusia, dan hanya kepada manusia, kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan keburukan (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 34).
2)      Ar-Rahiim (Maha Penyayang)
Al-Fatihah ayat 2
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)
segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Dialah sumber kasih sayang yang tidak terbatas, yang memberikan pahala abadi kepada orang-orang yang menggunakan rahmat dan karunia-Nya bagi kebaikan.Ar-Rahim menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang yang mempunyai pilihan, dan menggunakannya sesuai dengan kehendak dan keridaan Allah.
Sifat rahimiyyah di kalangan kaum beriman muncul sebagai rasa bersyukur kepada Allah, yang memberikan kita segalanya, dan juga kemampuan untuk bersikap penyayang, memelihara, dan memberi dan juga dianugerahkan-Nya kepada kita.Tidak sombong dalam menjalankan perbuatan baik dan menyadari bahwa Dialah yang Menciptakan maupun memenuhi kebutuhan mereka, semua ini mencerminkan sifat rahmaniyyah (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 38).
     Jika engkau menghadapi kesulitan, tidak bersyukur, dan penuh amarah, engkau harus bersabar karena Allah, karena engkau akan menerima balasanmu di sini dan sepuluh kali lipat pahala di akhirat. Janganlah kamu pamerkan amal baikmu, khususnya kepada orang-orang yang menerimanya.Berterima kasihlah kepada mereka, jka keadaan mereka tidak demikian, niscaya kasih sayang dan kedermawanan tidak dapat diwujudkan.
           Sedangkan orang yang menerima kasih sayang dan perhatian harus berterima kasih kepada orang yang mengasihi mereka dan mengingat mereka setiap waktu, karena orang yang tidak berterima kasih kepada manusia berarti tidak berterima kasih kepada Allah.”Namun, orang seperti itu tidak boleh dijadikan dewa karena kebaikan mereka, menjadi hamba mereka selain menjadi hamba Allah.Mereka harus tahu bahwa kebaikan hanya datang dari Allah, tetapi alat yang dipilih-Nya adalah alat yang baik, yang patut dihargai (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 39).
         Orang yang merasakan sifat sifat Rahman dan Rahim Allah dalam wujud mereka, dan dengannya mendekatkan diri kepada pencipta mereka, maka di hati mereka tidak ada keraguan dan kesedihan. Mereka tahu bahwa apa pun yang terjadi, Allah, al-Rahman, al-Rahim, akan mengasihi, menyelamatkan, dan memberi pahala kepada mereka.
        Sebaliknya orang-orang yang mengira bahwa rahmat dan kasih sayang Allah yang ada pada diri mereka sebagai sifat-sifat mereka sendiri akan menjadi orang yang sombong dan ragu-ragu. Keragan itu, dalam keadaan yang ekstrem, akan mendorong manusia untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Serta barang siapa membaca ya Rahim sebanyak 100 kali setelah melaksanakan shalat subuh, niscaya dia akan mendapatkan kasih sayang dari semua makhluk. Orang-orang yang dengan rasa cinta yang tulus di dalam hati mereka.
3)      Al-Malik (Maharaja)
Al-Fatihah ayat 4
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)
yang menguasai di hari Pembalasan
Dialah pemilik alam semesta, pemilik seluruh makhluk, dan Maha kuasa.Allah satu-satunya penguasa seluruh alam semesta, baik alam nyata maupun alam ghaib, dan penguasa seluruh makhluk sejak awal hingga akhir.Hanya Dia yang memerintah, Dia yang membutuhkan bantuan apapun untuk memerintah.Dia telah menciptakan alam sebagai ladang amal bagi makhluk-Nya, dan diciptakan-Nya hari kiamat sebagai tempat pengadilan yang besar.Di dunia ini, kita menanam amal kita.Pada hari kiamat, kita menuai pahalanya. Setiap orang akan menerima balasan atas apa yang mereka perbuat. Tidak ada tempat berlindung selain Dia (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 42).
4)      Al-Quddus (Mahasuci)
Al-Hasyr ayat 23
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)
 Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Dialah yang maha suci, jauh dari segala cacat, kekurangan, kelemahan, kelalaian, dan kesalahan.
Al-Quddus adalah kesucian yang hanya dimiliki Allah, sehingga Zat, Sifat, Nama, Firman, Perbuatan dan keadilan-Nya maha suci dari segala kekurangan.Tak ada yang merupai-Nya, dalam sifat maupun perbuatan-Nya, bahkan makhluk-Nya yang paling sempurna sekalipun.Makhluk yang paling sempurna sekalipun memiliki kekurangan dalam esensi, sifat, perbuatan, keputusan, atau ucapannya.Sebab, mereka fana, sedangkan Allah yang Maha sempurna dan Maha suci bersifat kekal, tidak terikat ruang-waktu.Allah telah berada sebelum adanya ruang-waktu (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 46).
Agar kita memiliki perasaan al-Quddus di dalam diri kita sendiri, kita harus melindungi pemahaman dan pengetahuan kita mengenai segala sesuatu dari kemungkinan terbelenggu pada pengamatan dan kesan yang diperoleh melalui indra, karena hal tersebut tidak akan membawa kita keluar dari alam hewani. Di samping itu, pengetahuan  yang layak bagi manusia bukanlah produk imajinasi kita. Orang harus membersihkan iman dengan menghilangkan keragu-raguan.Orang harus membersihkan ibadah dan shalatnya dengan keikhlasan. Ikhlas dalam shalat adalah  menegakkan shalat hanya karena Allah semata, bukan demi tujuan atau faedah yang lain. Orang harus berupaya membersihkan hatinya dengan meninggalkan perilaku yang buruk perilaku yang buruk bagaikan sampah, sedangkan hati kita adalah rumah Allah.
5)      Al-Salam (Maha Sejahtera)
Allah adalah tempat berlindung bagi makhluk-Nya dari segala kejahatan. Tidak ada perbuatan tuhan yang menyakiti makhluk-Nya, meskiupun pada saat sakit  dan kesulitan yang kita perbuat sendiri, mungkin saja kita mengira bahwa penderitaan kita merupakan kehendak-Nya. Di dalam hati, orang-orang yang mendapatkan rasa damai dan perlindungan dari al-salam beriman dan bergantung kepada Allah dalam semua urusan mereka, dan mengetahui bahwa dengan keagungan nama itu mereka akan terhindar dari semua bahaya dan kesulitan (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 50).
6)      Al-Mukmin (Maha Mengaruniakan Keamanan)
Dialah pemancar cahaya iman dalam hati.Dialah penolong, pelindung orang-orang yang berlindung kepada-Nya. Iman adalah benteng yang melindungi seseorang dari segala bahaya, oleh karena itu, ia merupakan karunia terbesar Allah.  Tidak adanya  rasa takut di dalam hati orang beriman berkaitan erat dengan derajat keimanannya.
Dalam islam ada tiga derajat iman
1.      Menyatakan keimanan kita dengan ucapan sehingga orang lain mendengar bahwa kita  beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya, dan kepada kebenaran dari semua yang dikatakan dan dilakukannya.
2.      Menyatakan dengan perbuatan-perbuatan kita, mengerjakan hal-hal yangt dihalalkan dan menjauhi hal-hal yang diharamkan.
3.      Menyatakan dengan hati kita, kepercayaan yang teguh, tanpa keraguan sedikit pun, terhadap kebenaran risalah Nabi (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 54).
7)      Al-Muhaimin (Maha Memelihara)
Al-Hasyr ayat 23
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dialah pelindung dan penjaga.Dialah yang memperhatikan perkembahgan dan pertumbuhan makhluk-Nya, membimbing mereka ke mana mereka harus berjalan.Tak ada yang luput dari perhatian-Nya meskipun hanya sekejap.Dialah yang memperhatikann amal baik danmemberi pahala seutuhnya.Dia menghitung dosa dengan tepat, tidak melebihkan hukumannya meskipun hanya sebesar biji sawi.
Kita akan  menemukan cerminan al-Muhaimin di dalam diri kita sendiri melalui kesadaran dan keinsafan yang dengan sungguh-sungguh mencermati perbuatan, ucapan, pikiran, dan perasaan kita, dan dengan berupaya mengendalikannya (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 56).
8)      Al-‘Aziz (Maha Perkasa)
   Dialah yang Mahaperkasa yang tak satupun kekuatan dapat mengalahkan-Nya. Orang yang menjalani hidupnya dengan mematuhi perintah Allah, menjadi kuat dan tak terkalahkan, namun tidak menggunakan kekuatannya itu dan tidak pendendam. Mencerminkan keindahan nama al-Aziz. Kita dapat menemukan jejak-jejak al-Aziz di dalam diri kita sendiri jika kita mampu menudukkan hawa nafsu dan hasrat jasmaniah kita, dan memenuhi kebutuhan yang halal dengan cara-cara yang bersih, jujur, dan halal. Jika kita tetap berada di dalam batas-batas kebijaksanaan dan pandangan yang jernih terhadap semua pemikiran dan perbuatan kita, niscaya akan kita lihat bagian kita dari sifat Allah al-Aziz (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 60).
9)      Al-Jabbar (Maha Memaksa)
Al-Hasyr ayat 23
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Dialah yang maha memperbaiki kerusakan., Maha menyempurnakan kekurangan, yang dapat melaksaanakan kehendak-Nya tanpa ada yang mampu menentang-Nya. Kita menemukan Al-Jabbar dengan cara mengetahui bahwa satu-satunya tempat untuk menghilangkan keputusan kita, menentramkan hati dari rasa gundah yang dengannya kita menemukan diri kita serndiri adalah Allah. Pada terjadinya kemaksiatan dan kedurhakaan, jika kita memohon perlindungan dalam kasih sayang Allah sebelum tiba hukum-Nya (yang tak ada satu pun kekuatan yang dapat menyelamatkan kita darinya dan tak ada satupun tempat untuk bersembunyi darinya) maka ketika itu juga kita ingat Allah dalam kedudukan-Nya sebagai yang maha perkasa (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 62).
10)        Al-Mutakabbir (Maha Megah)
Al-Hasyr ayat 23
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Dialah yang maha besar, yang memperlihatkan kebesaran-Nya  di dalam segala sesuatu dan pada segala peristiwa. Tidak ada makhluk, yang wujud maupun ketiadaannya bergantung pada kehendak dan perintah Allah.
Makhluk pertama yang menjadi sombong dan menganggap dirinya besar adalah iblis yang terkutuk.Setelah itu ada orang-orang yang mengikuti iblis, yang mengira bahwa kekuatan, kecerdasan, pengetahuan, jabatan, ketenaran, dan keberuntungan, yang Allah pinjamkan kepada mereka untuk sementara waktu, adalah milik mereka sehingga mereka pun menjadi sombong.
Jika orang berpikir tentang asal mulanya dan akhir hidupnya, yang saling berdekatan satu sama lain, tentu dia akan ingat bahwa dia berasal dari setetes air  mani yang disemaikan ke dalam rahim ibunya dari saluran air seni ayahnya. Akhirnya dia akan menjadi mayat yang tiada berdaya, dingin, dan kuning, dia tak dapat lagi dipertahankan oleh orang yang sangat mencintainya dan akan dimasukkan ke dalam liang lahat (Syekh Tosun Bayrak al-Jerahi, Asmaul Khusna makna dan maksiat, (Jakarta: serambi). hal 66).









DAFTAR PUSTAKA
Zaini, Syahminah, 1993, Kuliah Aqidah Islam. Surabaya: Al- Ikhlas.
Sabiq, Sayid, 1996, Aqidah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Al-Jerahi, Syekh Tosun Bayrak, 1992, Asmaul Khusna Makna dan Maksiat, Jakarta: Serambi.
Multahim dkk, 2003, Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Yudistira.
Amru, Khalid, 2000, Berakhlak Seindah Rasulullah, Bandung: Ar-Ruz Media.
Mujtahid, tidak ada tahun, Pengertian Aqidah (power point)), tidak ada kota terbit: tidak ada penerbit.
Iman Kepada Malaikat, http://syaunarahaman.files.wordpres.com, diakses tanggal 26 November 2011.
Pengertian Qana’ah, http://paismpn4skh.wordpress.com, diakses tanggal 26 November 2011

No comments:

Post a Comment