Etika
dan akhlak sebagai da’i
Seorang
da’I yang berkepribadian menarik setidaknya bisa mendukung keberhasilan dakwah
yang disampaikannya.
Macam-macam
etika dakwah:
1.
Beriman : wajib hukumnya bagi seorang da’I untuk beriman. Karena iman yang
menjadi motivator penggerak jiwa, dengan hal itu akan mepengaruhi dakwah yang disampaikan pada masyarakat
(mad’u)
2. Bertaqwa
: dengan takwa, maka Iman yang telah ada itu dipupuk orang yang memegang takwa
dengan sebenar-benarnya takwa, terpeliharalah tujuan hidupnya
3.
Ikhlas : jika seorang da’I dalam menyampaikan dakwahnya dengan hati ikhlas,
maka keberuntungan dan keberhasilan dalam berdakwah akan akan dapat diraih, tidak lain adalah sebagai
buah dari pohon ikhlas.
4. Tawadhu’:
rendah hati, dalam berdakwah janganlah mempunyai sifat yang tinggi hati atau
sombong.
5. sabar
dan tabah; seorang da’I ibarat dokter yang member obat pada pasiennya. Jika
dokter tidak sabar maka akan muncul penyakit atau masalah yang baru, maka dari
itu da’I harus sabar.
6. Pemberani : Keberanian diperlukan da’i untuk
menyuarakan kebenaran manakala ia dihadapkan pada berbagai tantangan.
7. Jujur
dalam perkataan dan perbuatan ; setiap perkataan da’I akan dijadikan panutan
bagi mad’unya, maka seorang da’I harus jujur dalam perkataan dan perbuatan.
8. Berprilaku
Istiqomah : yakni seorang da’I melakukan prilaku yang baik yang terus-menerus
dilakukan.
9.
terbiasa dengan 5 S : senyum, sapa. Salam, sopan, santun.
10.
Pandai bergaul : da’I harus pandai dalam bergaul dan bisa menyesuaikan dengan
lingkungannya atau tidak pilih-pilh dalam bergaul.
11. uswah
dan udwah
12.
bersikap lemah lembut
Review
Dengan mengetahui dari macam-macam
etika da’I di atas, seharusnya jika kita menjadi da’I harus mempunyai
sifat-sifat di atas. Memang tidak mudah untuk dilakukan semua, apalagi jika
rendah hati dan ikhla, keduai sifat ini memang sulit menurut saya untuk
dilakukan, karena kita sebagai manusia meski tidak ingin menjadi sombong atau
tinggi hati, pastilah ada rasa itu dalam hati meskipun sedikit.
Misalnya saja ketika berdakwah tidak
mungkin kita tidak berpenampilan menarik, saat berpenampilan ini, pengennya
kita hanya biasa saja tapi karena tampil di depan para mad’u dalam hati ingin
menyempurnakan penampilan yang baik. Apalagi ikhlas, bicara tentang ikhlas
memang mudah namun untuk menjalankannya sulit menurut saya, misalnya saja ini
tidak munafik saat seseorang menjadi da’I atau penceramah pastilah
akhir-akhirnya akan berfikiran mendapat materi di akhir acara. Jika kita tidak
di beri mungkin awalnya biasa saja, tapi jika setiap hari jadi da’I namun tidak
dapat apa-apa pastilah itu tidak ilklas.
Untuk etika dan aklhak yang lain
mungkin menurut saya masih bisa dengan mudah dilaksanakan, seperti 5S (senyum,
sapa, sopan, santun, salam, ) prilaku ini bisa dilakukan dalam luar hati yakni
dengan wajah yang senyum. Namun jika berprilaku istiqamah, mungkin juga
tergolong sulit, misalnya saja kita istiqamah untuk membaca Al-Quran, namun itu
terjadi awal-awal saja biasanya, jika hati kita tidak kuat akhir-akhirnya
istiqamah membaca Al-Quran pun menurun, jadi jarang dilakukan.
No comments:
Post a Comment