Friday, September 11, 2015

Etika dan akhlak sebagai da’i



Etika dan akhlak sebagai da’i
Seorang da’I yang berkepribadian menarik setidaknya bisa mendukung keberhasilan dakwah yang disampaikannya.
Macam-macam etika dakwah:
1. Beriman : wajib hukumnya bagi seorang da’I untuk beriman. Karena iman yang menjadi motivator penggerak jiwa, dengan hal itu akan mepengaruhi  dakwah yang disampaikan pada masyarakat (mad’u)
2. Bertaqwa : dengan takwa, maka Iman yang telah ada itu dipupuk orang yang memegang takwa dengan sebenar-benarnya takwa, terpeliharalah tujuan hidupnya
3. Ikhlas : jika seorang da’I dalam menyampaikan dakwahnya dengan hati ikhlas, maka keberuntungan dan keberhasilan dalam berdakwah akan  akan dapat diraih, tidak lain adalah sebagai buah dari pohon ikhlas.
4. Tawadhu’: rendah hati, dalam berdakwah janganlah mempunyai sifat yang tinggi hati atau sombong.
5. sabar dan tabah; seorang da’I ibarat dokter yang member obat pada pasiennya. Jika dokter tidak sabar maka akan muncul penyakit atau masalah yang baru, maka dari itu da’I harus sabar.
6.  Pemberani : Keberanian diperlukan da’i untuk menyuarakan kebenaran manakala ia dihadapkan pada berbagai tantangan.
7. Jujur dalam perkataan dan perbuatan ; setiap perkataan da’I akan dijadikan panutan bagi mad’unya, maka seorang da’I harus jujur dalam perkataan dan perbuatan.
8. Berprilaku Istiqomah : yakni seorang da’I melakukan prilaku yang baik yang terus-menerus dilakukan.
9. terbiasa dengan 5 S : senyum, sapa. Salam, sopan, santun.
10. Pandai bergaul : da’I harus pandai dalam bergaul dan bisa menyesuaikan dengan lingkungannya atau tidak pilih-pilh dalam bergaul.
11. uswah dan udwah
12. bersikap lemah lembut
  Review
            Dengan mengetahui dari macam-macam etika da’I di atas, seharusnya jika kita menjadi da’I harus mempunyai sifat-sifat di atas. Memang tidak mudah untuk dilakukan semua, apalagi jika rendah hati dan ikhla, keduai sifat ini memang sulit menurut saya untuk dilakukan, karena kita sebagai manusia meski tidak ingin menjadi sombong atau tinggi hati, pastilah ada rasa itu dalam hati meskipun sedikit.
            Misalnya saja ketika berdakwah tidak mungkin kita tidak berpenampilan menarik, saat berpenampilan ini, pengennya kita hanya biasa saja tapi karena tampil di depan para mad’u dalam hati ingin menyempurnakan penampilan yang baik. Apalagi ikhlas, bicara tentang ikhlas memang mudah namun untuk menjalankannya sulit menurut saya, misalnya saja ini tidak munafik saat seseorang menjadi da’I atau penceramah pastilah akhir-akhirnya akan berfikiran mendapat materi di akhir acara. Jika kita tidak di beri mungkin awalnya biasa saja, tapi jika setiap hari jadi da’I namun tidak dapat apa-apa pastilah itu tidak ilklas.
            Untuk etika dan aklhak yang lain mungkin menurut saya masih bisa dengan mudah dilaksanakan, seperti 5S (senyum, sapa, sopan, santun, salam, ) prilaku ini bisa dilakukan dalam luar hati yakni dengan wajah yang senyum. Namun jika berprilaku istiqamah, mungkin juga tergolong sulit, misalnya saja kita istiqamah untuk membaca Al-Quran, namun itu terjadi awal-awal saja biasanya, jika hati kita tidak kuat akhir-akhirnya istiqamah membaca Al-Quran pun menurun, jadi jarang dilakukan.

No comments:

Post a Comment